Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

ANALISA PERENCANAAN BANDAR UDARA BARU DI KABUPATEN TANA TORAJA Parea Rusan Rangan
Journal Dynamic Saint Vol. 1 No. 1 (2014): Jilid 1 Volume 1
Publisher : Publikasi dan UKI Press UKI Toraja.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (165.419 KB) | DOI: 10.47178/dynamicsaint.v1i1.122

Abstract

Kabupaten Tana Toraja di dalam tatanan regional dan nasional adalah sebagai wilayah tujuan wisata nasional dan internasional, sehingga pembangunan dan pengembangan sistem transportasi sangat dibutuhkan untuk mendukung dan menunjang kegiatan tersebut. Keberadaan Bandar Udara Pongtiku yang berlokasi di Rantetayo kurang mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat dan wisatawan karena hanya memiliki panjang landasan pacu 1.275 x 23 meter yang hanya mampu didarati jenis pesawat Cassa 212 dengan kapasitas 18-24 penumpang. Dalam penulisan ini, mengikuti peraturan yang ditetapkan oleh ICAO, FAA dan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara serta di dukung oleh data-data yang diperoleh dari lapangan serta disusun berdasarkan teori-teori pendukung dari buku-buku literatur yang ada hubungannya dengan lapangan terbang. Dalam rangka meningkatkan mutu pariwisata di Tana Toraja maupun Toraja Utara, bertambahnya jumlah penduduk dan PDRB Kabupaten Tana Toraja dan Toraja Utara yang tiap tahunnya mengalami peningkatan, tentunya akan mempengaruhi pertumbuhan di bidang ekonomi, sehingga mempengaruhi pertambahan jumlah penumpang. Berdasarkan hasil analisa, diperoleh bahwa pesawat rencana B737-500 pada tahun rencana 2025 sudah bisa beroperasi dengan membutukan panjang runway 2.900 x 30 meter, taxiway 64 x 15 meter dan apron 265 x 81 meter.
PENGARUH PENAMBAHAN LIMBAH ALUMINIUM KEMASAN MINUMAN TERHADAP KARAKTERISTIK LAPISAN ASPAL BETON Parea Rusan Rangan; Jakob Bokko; Marnet Lobo'
Journal Dynamic Saint Vol. 4 No. 2 (2019): Jilid 4 Volume 2
Publisher : Publikasi dan UKI Press UKI Toraja.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (814.672 KB) | DOI: 10.47178/dynamicsaint.v4i2.886

Abstract

Perkerasan jalan raya adalah merupakan bagian dari konstruksi jalan raya yang diperkeras dengan lapis konstruksi tertentu, yang memiliki ketebalan, kekuatan, dan kekakuan, serta kestabilan tertentu agar mampu menyalurkan beban lalulintas diatasnya ketanah dasar secara aman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan limbah aluminium terhadap karakteristik lapisan aspal beton. Penelitian dilakukan di laboratorium Teknik Sipil UKI Toraja dengan menggunakan metode pengujian Marshall berdasarkan standar Bina Marga tahun 2010 revisi 3 mengenai Campuran Aspal Panas. Hasil yang diperoleh dari pengujian untuk mendapatkan Kadar Aspal Optimun (KAO) yaitu nilai VIM 4,71%, nilai VMA 15,88%, nilai VFB 70,46%, nilai stabilitas 943,14 kg, nilai Flow 3,3 mm dan Marshall Quotient sebesar 283,49 kg/mm sedangkan pada penambahan limbah aluminium pada variasi KAO nilai VIM, VMA, VFB memenuhi standar spesifikasi tetapi pada pengujian stabilitas dan flow tidak memenuhi Standar
ARUS LALU LINTAS, KAPASITAS DAN TINGKAT PELAYANAN RUAS JALAN DALAM KOTA RANTEPAO Abdias Tandi Arrang; Parea Rusan Rangan
Journal Dynamic Saint Vol. 5 No. 1 (2020): Jilid 5 Volume 1
Publisher : Publikasi dan UKI Press UKI Toraja.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1218.191 KB) | DOI: 10.47178/dynamicsaint.v5i1.955

Abstract

Transportasi mempunyai hubungan yang erat dengan pembangunan. Lancarnya arus lalu lintas akan mendukung arus distribusi barang serta meningkatkan mobilitas masyarkat dalam usaha pemenuhan kebutuhan. Salah satu parameter yang penting untuk diketahui dalam perencanaan lalu lintas perkotaan adalah kapasitas jalan. Kapasitas adalah daya tampung maksimum jalan. Tingkat pelayanan jalan akan menurun seiring dengan meningkatnya rasio volume per kapasitas jalan. Penelitian ini dilakukan dengan survey kondisi geometrik, konfigurasi lajur, hambatan samping dan jumlah kendaraan dalam berbagai jenis pada beberapa ruas jalan dalam Kota Rantepao. Data kemudian diolah berdasarkan MKJI 1997 sehingga diperoleh kapasitas masing-masing jalan, sementara untuk tingkat pelayanan jalan diperoleh dengan membandingkan kondisi arus lalu-lintas dengan kapasitas jalan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa arus maksimum tertinggi terjadi di Jl. Pongtiku yaitu sebesar 1.423,4 SMP/Jam pada pagi hari Pukul 07.00 – 08.00. Sementara kapasitas ruas Jl. Mongsidi sebesar 2.225,65 SMP/Jam; Jl. Pongtiku 2.612,71 SMP/Jam; Jl. A. Mappanyuki 1.355,85 SMP/Jam per lajur; Jl. Ahmad Yani 1.333,86 SMP/Jam per lajur; dan Jl. Poros Rantepao – Bolu sebesar 2.534,33 SMP/Jam. Ratio V/C saat kondisi arus maksimum untuk Jl. Mongsidi 0,36; Jl. Pongtiku 0,54; Jl. A. Mappanyuki arah selatan dan utara masin-masing 0,35 dan 0,26;Jl. A. Yani arah utara dan selatan 0,51 dan 0,52; sementara Jl. Poros Rantepao – Bolu 0,42; Semuanya dalam tingkat pelayanan tipe B
MORTAR GEOPOLIMER ABU SEKAM PADI BERBAHAN DASAR LIMBAH ABU BATU BARA HASIL PEMBAKARAN ASPHALT MIXING PLANT Parea Rusan Rangan; Ermitha A.R. Dendo; Jacob Bokko; Pramana Angga Mantirri
Journal Dynamic Saint Vol. 5 No. 1 (2020): Jilid 5 Volume 1
Publisher : Publikasi dan UKI Press UKI Toraja.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1083.886 KB) | DOI: 10.47178/dynamicsaint.v5i1.961

Abstract

Mortar atau spesi adalah campuran semen, pasir dan air serta bahan perekat, dan diaduk sampai homogen. Mortar merupakan bahan bangunan berbahan dasar semen yang digunakan sebagai “perekat” untuk membuat struktur bangunan. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk menemukan material alternatif pengganti semen. Abu terbang produk sisa pembakaran batubara sebagai bahan pengganti semen merupakan bahan pozzolanic yaitu sifat pengikat seperti semen dari abu terbang dan sekam padi dapat meningkatkan kuat tekan mortar geopolymer. Aktivator yang digunakan adalah Sodium Hidroksida (NaOH) yang berfungsi mempercepat proses polimerisasi antar partikel. Abu sekam padi merupakan hasil pembakaran dari olahan padi yang mengandung silika yaitu senyawa kimia dengan rumus molekul SiO2 yang memberikan kontribusi dalam proses pengerasan maupun peningkatan kuat tekan pada mortar. Penelitian ini menggunakan benda uji berbentuk kubus 5x5x5 cm, uji tekan dilakukan pada umur 3,7,14 dan 28 hari setelah melalui proses perawatan masing-masing tiga buah sampel. Dengan mennggunakan 15 molaritas,Hasil kuat tekan terbaik mortar ialah pada usia 28 hari dengan kuat tekan 3,13 MPa untuk perawatan suhu udara terbuka dan 3,49 MPa untuk curing perendaman dalam air, Semakin tinggi molaritas yang digunakan dalam komposisi campuran maka semakin cepat proses pengerasan mortar geopolimer. Semakin panjang umur benda uji maka semakin tinggi nilai kuat tekan. Metode Perawatan yang paling baik dilakukan untuk mortar geopolimer adalah perendaman di dalam air, Hasil pengujian kuat tekan proses perawatan perendaman memiliki kuat tekan yang lebih tinggi dibandingkan dengan metode perawatan suhu udara terbuka.
PERENCANAAN GEDUNG BERLANTAI BANYAK DENGAN METODE SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS (SRPMK) KABUPATEN TANA TORAJA Hernita Matana; Parea Rusan Rangan; Bastian A AmpangAllo
Jurnal Dynamic Saint Vol 6 No 1 (2021): Jilid 1 Volume 6
Publisher : Publikasi dan UKI Press UKI Toraja.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47178/dynamicsaint.v6i1.1235

Abstract

Perencanaan struktur bangunan tahan gempa sangat penting di Indonesia. Kabupaten Tana Toraja termasuk KDS-D dengan kategori resiko I dalam kelas situs SD. Sehingga metode Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) dapat digunakan dalam perencanaan. Perencanaan struktur gedung ini menggunakan konsep desain kapasitas berupa kolom kuat balok lemah. saat terjadi gempa yang kuat dengan metode tersebut diharapkan gedung ini tidak mengalami keruntuhan total. Dalam perencanaan ini, bangunan yang direncanakan adalah bangunan fiktif 15 lantai menggunakan beton bertulang dengan panjang bangunan 40 m, lebar bangunan 14 m, tinggi 55.8 m dengan fungsi sebagai hotel. Perencanaan dan perhitungan struktur gedung ini ditinjau terhadap beban mati, beban hidup, dan beban gempa. Perhitungan beban mati dan beban hidup mengikuti persyaratan SNI 1727-2013, dan beban gempa dianalisis secara statik dan dinamis mengikuti persyaratan SNI 1726-2012. Untuk analisa struktur bangunan digunakan aplikasi SAP2000V21. Hasil analisis dan desain menunjukkan dimensi balok dan kolom telah memenuhi kriteria penampang untuk SRPMK, dimana syarat “strong column weak beam” telah terpenuhi. Kata kunci : SRPMK, Gempa, Beton bertulang, Kolom kuat balok lemah
Kuat Tekan Beton Menggunakan Material Tanah Mediteran Asal Dusun Kadinge Abdias T Arrang; Parea Rusan Rangan; Salmon Sendana; Yulieanti S. Mapaliey
Jurnal Dynamic Saint Vol 6 No 1 (2021): Jilid 1 Volume 6
Publisher : Publikasi dan UKI Press UKI Toraja.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47178/dynamicsaint.v6i1.1282

Abstract

Concrete is one of material that is widely used in infrastructure development, this is due to the abundance of concrete building materials available in nature. This study utilizes mediterranean soil as a substitute for fine aggregate and cement substitution to determine the feasibility of the mixed-concrete mediterranean soil against the achieved compressive strength. In this research, a laboratory experimental study method was used, that is conducting a compressive strength test on sample with the composition of the Mediterranean soil as a fine aggregate substitution of 25% and 50%, and the mediterranean soil passed sieve No. 200 which is heated to a temperature of 400 0 C as a cement substitute for 3% and 5%. The compressive strength of the concrete is 20 MPa with a slump of 100 mm. The results showed that the compressive strength of 25% and 50% fine aggregate substitution concrete was 20.05 MPa and 13.739 MPa, or only 94.23% and 60% compressive strength of concrete without mediterranean soil (21.235 MPa). Meanwhile, the compressive strength of 3% and 5% cement substitution concrete was 17.74 MPa and 14.53 MPa, or only 83.59% and 68.45% compressive strength of concrete without mediterranean soil.
PERBANDINGAN PERENCANAAN JEMBATAN TO’KANNA NANGGALA MENGGUNAKAN BOX CULVERT DAN GELAGAR PROFIL BAJA Parea Rusan Rangan; Hernita Matana
Jurnal Dynamic Saint Vol 6 No 1 (2021): Jilid 1 Volume 6
Publisher : Publikasi dan UKI Press UKI Toraja.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47178/dynamicsaint.v6i1.1283

Abstract

Jembatan sebagai salah satu prasarana transportasibagi pergerakan lalu lintas yang sangat strategis.Jembatan adalah suatu konstruksi yang dibangun sebagai jalur transportasi yang digunakan sebagai penghubung karena adanya rintangan sepertisungai, danau, rawa, maupun rintangan lainnya. Jika jembatan berada diatas jalan lalu lintasbiasa maka dinamakan Viaduct.Metode perencanaan yang digunakan dalam Perbandingan Perencanaan Jembatan To’kanna Dengan Menggunakan Box Culvert dan Gelagar Profil Baja adalah sebagai berikut : Metode pembebanan untuk perencanaan jembatan box curvert, Metode luas dan kecepatan untuk menghitung debit aliran sungai, Metode gumbel untuk perhitungan curah hujan maksimun, Metoderasional menghitung debit banjir rencana dan Metode LRFD (Load And Resistance Factor Design) adalah suatu metode dalam perencanaan jembatan yang memperhitungkan faktor beban dan faktor ketahanan material.Dari hasil analisa, dapat disimpulkan perencanaan perbandingan antara box culvert dengan struktur gelagar profil baja adalah untuk box culvert didapatkan nilai hasil pembebanan Tulangan Arah X Rn < Rmax (6,859 < 6,929) dan Tulangan Arah Y Rn < Rmax (6,859<6,929) dikatakan aman karena telah memenuhi syarat sedangkan Perbandingan perencanaan defleksi dari hasil analisa gelagar profil baja didapatkan nilai hasil balok anak = 20.367 mm ?27,778 mm dan nilai hasil balok induk = 5.574 mm ? 27,778 dikatakan aman karena telah memenuhi syarat lendutan
Analisis Perencanaan Rusun Polres Gowa Dengan Metode Sistem Rangka Momen Pemikul Menengah (SRMPM) Jufri Manga; Zwengly Lodi Honta; Hernita Matana; Parea Rusan Rangan; Yulieanti S. Mapaliey; Yohanis B. Lotim; Abdias Tandy Arrang; Hasyim Basri; Zain Patongloan; Gersony Miri; Marinus Linggi; Feri Daud Biang; Yusran Londongsalu; Yohans Sunarno; Agustina Pagatiku; Escher Kalapadang; Rael Rabang Matasik; Jery D. Paridy; Regita O. Runtukahu; Memed Timang; Abraham Ganti
Jurnal Dynamic Saint Vol 6 No 1 (2021): Jilid 1 Volume 6
Publisher : Publikasi dan UKI Press UKI Toraja.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM) merupakan suatu sistem yang daktilitasnya cukup tinggi serta memiliki persyaratan yang detail dalam perhitungan penulangan komponen struktur. Baik aksial, lentur dan geser untuk elemen balok dan kolom, serta ketentuan mengenai hubungan kolom dengan balok yang akan mempengaruhi kinerja bangunan ketika menerima beban gempa. Dengan enelitian ini dapat diketahui detail persyaratan SRPMM sesuai SNI 2847-2013. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus. Dari penelitian ini akan dideskripsikan bagaimana perencanaan struktur Rusun Polres Gowa dengan menggunakan Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM). Data dikumpulkan dari literatur atau kepustakaan, dan simulasi komputasi. Dari simulasi komputasi diperoleh model struktur (space frame) bangunan dan memperoleh gaya geser, gaya aksial, , dan momen yang terjadi. Rusun Polres Gowa merupakan gedung rumah susun yang strukturnya didesain dengan sistem konstruksi beton bertulang biasa.Rusun Polres Gowa terdiri atas 3 lantai, memiliki ukuran panjang sekitar 47 meter, lebar 19.8 meter dan tinggi total bangunan 15.6 meter. Dimensi struktur yang dihasilkan adalah dimesi kolom K1- 40x50, K2-40x50, K3-25x35, S1-25x40. Dimesi balok B1- 30x50, B2-30x50, B3-25x50, B4-20x40, B5-20x30, B6-15x30, RB1-20x30 Plat direncanakan menggunakan smartdek 0.7 mm dengan dimensi plat lantai 12 cm, plat atap 12 cm, plat reservoir 12 cm. Perencanaan fondasi, Fondasi P1 berupa fondasi sumuran dengan dimensi sumuran diameter 80 cm 1 buah dengan setinggi 4 m, dan dimensi Poer 150 cm x 150 cm x 50 cm pada kedalaman 2.0 m. Fondasi P2 berupa fondasi telepak/poer dengan kedalaman 2.0 m, dan dimensi Poer 150 cm x 150 cm x 30 cm
TINJAUAN PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PARIWISATA MENGGUNAKAN METODE DINDING GESER Parea Rusan Rangan; Zwengly Lodi Honta; Hernita Matana; Harni Tarru; Yohanis B. Lotim; Abdias Tandy Arrang; Hasyim Basri; Zain Patongloan; Gersony Miri; Marinus Linggi; Feri Daud Biang; Yusran Londongsalu; Yohans Sunarno; Agustina Pagatiku; Escher Kalapadang; Rael Rabang Matasik; Jery D. Paridy; Regita O. Runtukahu; Memed Timang; Abraham Ganti; Jufri Manga
Journal Dynamic Saint Vol. 5 No. 2 (2020): Jilid 5 Volume 2
Publisher : Publikasi dan UKI Press UKI Toraja.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada bangunan tinggi tahan gempa umumnya gaya – gaya pada kolom cukup besar untuk menahan beban gempa yang terjadi sehingga umumnya perlu menggunakan elemen – elemen struktur kaku berupa dinding geser untuk menahan kombinasi gaya geser, momen dan gaya aksial yang timbul akibat gempa. Dengan adanya dinding geser sebagian besar beban gempa akan terserap oleh dinding geser tersebut. Dinding geser adalah dinding yang dirancang untuk menahan geser atau gaya lateral akibat gempa bumi. Untuk merencanakan dinding geser ini menggunakan acuan SNI 2847:2013, untuk perencanaan gempanya menggunakan SNI 1726:2012 dengan menggunakan metode lateral ekivalen. Untuk perhitungan gaya-gaya yang pada struktur digunakan alat bantu SAP 2000. Dalam Perencanaan Dinding Geser ini diperoleh hasil data pekerjaan yaitu direncanakan dengan lebar. Lebar dinding geser (lw) = 550 cm. Tebal dinding geser, (tw) = 25 cm. Serta tulangan pada Dinding Geser. Tulangan vertikal atau tulangan longitudinal = 60 D 16. Tulangan horizontal atau tulangan transversal (sengkang) = Ø 12 -150. Tulangan horizontal atau tulangan transversal (sengkang) pada sendi plastis dan pada sambungan lewatan tulangan vertikal = Ø 12 -150. Sambungan lewatan, Id = 650 mm. Perbedaan hasil deformasi yang diperoleh yaitu bangunan yang tidak menggunakan dinding geser mengalami deformasi sebesar 0.047 mm dan bangunan yang menggunakan dinding geser mengalami deformasi sebesar 0.026 mm.
Stabilisasi Tanah Dengan Menggunakan Calcium Hidroksida Ca(OH)2 dan Tawas AI2(SO4)3 Parea Rusan Rangan; Ermitha A. R. Dendo; Jufri Manga'; Hernita Matana; Zwengly Lodi Honta; Escher Kalapadang; Yohanis B. Lotim; Yulius Pasarrin; Letty A.R
Journal Dynamic Saint Vol. 6 No. 2 (2021): Jilid 6 Volume 2
Publisher : Publikasi dan UKI Press UKI Toraja.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47178/dynamicsaint.v6i2.1636

Abstract

Penelitian dilakukan pada laboratorium dengan metode uji experimental. Dimana pengujian experimental meliputi pengujian karakteristik tanah, pengujian sifat fisik tanah, yang berpatokan pada SNI 03-1744-1989. Dimana sampel tanah di stabilisasi menggunakan calcium hidroksida Ca(OH)2 dan tawas Al2(SO4)3.Calcium hidroksida Ca(OH)2 dan tawas Al2(SO4)3 dapat sebagai bahan stabilisasi tanah, dimana calcium hidroksida Ca(OH)2 dan tawas Al2(SO4)3 yang dicampur dengan tanah dapat meningkatkan nilai CBR. Nilai CBR pemeraman 1 hari sebesar 5,56% dan pemeraman 3 hari sebesar 3,93%, apabila tanah mengalami pencampuran dengan variasi campuran 0% calcium hidroksida dan 3% tawas dengan pemeraman 1 hari mengalami penurunan sebesar 5,13%, pada pemeraman 3 hari mengalami kenaikan sebesar 5,33% dan mengalami kenaikan pada penambahan 0% tawas dan 3% calcium hidroksida dengan pemeraman 1 hari sebesar 9,83% dan pemeraman 3 hari sebesar 10,333%, kemudian pada tanah campuran 6% tawas dan 3% calcium hidroksida mengalami kenaikan pada pemeraman 1 hari sebesar 8% dan pemeraman 3 hari sebesar 18.22%, kemudian pada tanah campuran 3% tawas dan 6% calcium hidroksida mengalami kenaikan pada pemeraman 1 hari sebesar 30,90% dan pemeraman 3 hari sebesar 56,26%, kemudian pada tanah campuran 9% tawas dan 6% calcium hidroksida juga mengalami kenaikan pada pemeraman 1 hari sebesar 9,61% dan pemeraman 3 hari sebesar 7,22%, dan pada tanah campuran 6% tawas dan 9% calcium hidroksida mengalami kenaikan pada pemeraman 1 hari sebesar 54,59% dan pemeraman 3 hari sebesar 59,50%.