Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Analisis Perencanaan Rusun Polres Gowa Dengan Metode Sistem Rangka Momen Pemikul Menengah (SRMPM) Jufri Manga; Zwengly Lodi Honta; Hernita Matana; Parea Rusan Rangan; Yulieanti S. Mapaliey; Yohanis B. Lotim; Abdias Tandy Arrang; Hasyim Basri; Zain Patongloan; Gersony Miri; Marinus Linggi; Feri Daud Biang; Yusran Londongsalu; Yohans Sunarno; Agustina Pagatiku; Escher Kalapadang; Rael Rabang Matasik; Jery D. Paridy; Regita O. Runtukahu; Memed Timang; Abraham Ganti
Jurnal Dynamic Saint Vol 6 No 1 (2021): Jilid 1 Volume 6
Publisher : Publikasi dan UKI Press UKI Toraja.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM) merupakan suatu sistem yang daktilitasnya cukup tinggi serta memiliki persyaratan yang detail dalam perhitungan penulangan komponen struktur. Baik aksial, lentur dan geser untuk elemen balok dan kolom, serta ketentuan mengenai hubungan kolom dengan balok yang akan mempengaruhi kinerja bangunan ketika menerima beban gempa. Dengan enelitian ini dapat diketahui detail persyaratan SRPMM sesuai SNI 2847-2013. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus. Dari penelitian ini akan dideskripsikan bagaimana perencanaan struktur Rusun Polres Gowa dengan menggunakan Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM). Data dikumpulkan dari literatur atau kepustakaan, dan simulasi komputasi. Dari simulasi komputasi diperoleh model struktur (space frame) bangunan dan memperoleh gaya geser, gaya aksial, , dan momen yang terjadi. Rusun Polres Gowa merupakan gedung rumah susun yang strukturnya didesain dengan sistem konstruksi beton bertulang biasa.Rusun Polres Gowa terdiri atas 3 lantai, memiliki ukuran panjang sekitar 47 meter, lebar 19.8 meter dan tinggi total bangunan 15.6 meter. Dimensi struktur yang dihasilkan adalah dimesi kolom K1- 40x50, K2-40x50, K3-25x35, S1-25x40. Dimesi balok B1- 30x50, B2-30x50, B3-25x50, B4-20x40, B5-20x30, B6-15x30, RB1-20x30 Plat direncanakan menggunakan smartdek 0.7 mm dengan dimensi plat lantai 12 cm, plat atap 12 cm, plat reservoir 12 cm. Perencanaan fondasi, Fondasi P1 berupa fondasi sumuran dengan dimensi sumuran diameter 80 cm 1 buah dengan setinggi 4 m, dan dimensi Poer 150 cm x 150 cm x 50 cm pada kedalaman 2.0 m. Fondasi P2 berupa fondasi telepak/poer dengan kedalaman 2.0 m, dan dimensi Poer 150 cm x 150 cm x 30 cm
TINJAUAN PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PARIWISATA MENGGUNAKAN METODE DINDING GESER Parea Rusan Rangan; Zwengly Lodi Honta; Hernita Matana; Harni Tarru; Yohanis B. Lotim; Abdias Tandy Arrang; Hasyim Basri; Zain Patongloan; Gersony Miri; Marinus Linggi; Feri Daud Biang; Yusran Londongsalu; Yohans Sunarno; Agustina Pagatiku; Escher Kalapadang; Rael Rabang Matasik; Jery D. Paridy; Regita O. Runtukahu; Memed Timang; Abraham Ganti; Jufri Manga
Journal Dynamic Saint Vol. 5 No. 2 (2020): Jilid 5 Volume 2
Publisher : Publikasi dan UKI Press UKI Toraja.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada bangunan tinggi tahan gempa umumnya gaya – gaya pada kolom cukup besar untuk menahan beban gempa yang terjadi sehingga umumnya perlu menggunakan elemen – elemen struktur kaku berupa dinding geser untuk menahan kombinasi gaya geser, momen dan gaya aksial yang timbul akibat gempa. Dengan adanya dinding geser sebagian besar beban gempa akan terserap oleh dinding geser tersebut. Dinding geser adalah dinding yang dirancang untuk menahan geser atau gaya lateral akibat gempa bumi. Untuk merencanakan dinding geser ini menggunakan acuan SNI 2847:2013, untuk perencanaan gempanya menggunakan SNI 1726:2012 dengan menggunakan metode lateral ekivalen. Untuk perhitungan gaya-gaya yang pada struktur digunakan alat bantu SAP 2000. Dalam Perencanaan Dinding Geser ini diperoleh hasil data pekerjaan yaitu direncanakan dengan lebar. Lebar dinding geser (lw) = 550 cm. Tebal dinding geser, (tw) = 25 cm. Serta tulangan pada Dinding Geser. Tulangan vertikal atau tulangan longitudinal = 60 D 16. Tulangan horizontal atau tulangan transversal (sengkang) = Ø 12 -150. Tulangan horizontal atau tulangan transversal (sengkang) pada sendi plastis dan pada sambungan lewatan tulangan vertikal = Ø 12 -150. Sambungan lewatan, Id = 650 mm. Perbedaan hasil deformasi yang diperoleh yaitu bangunan yang tidak menggunakan dinding geser mengalami deformasi sebesar 0.047 mm dan bangunan yang menggunakan dinding geser mengalami deformasi sebesar 0.026 mm.
PERENCANAAN GELAGAR JEMBATAN SUNGAI MINANGA DENGAN BETON PRATEGANG Parea R. Rangan; Bastian A. Ampangallo; Hernita Matana; Abraham Ganti
Journal Dynamic Saint Vol. 8 No. 1 (2023): Journal Dynamic Saint
Publisher : Publikasi dan UKI Press UKI Toraja.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47178/dynamicsaint.v8i1.2136

Abstract

Pembangunan jembatan Sungai Minanga ditujukan untuk menghubungkan jalan poros Sa’dan Minanga yang di belah oleh alur sungai Saddang. Kehadiran jembatan ini sangat dibutuhkan guna memperlancar kegiatan masyarakat sehari-hari. Oleh karena itu, jembatan yang dibangun harus memenuhi syarat kekakuan, lendutan, dan ketahanan terhadap beban yang bekerja. Beragam material menjadi pertimbangan dalam pembuatan jembatan Maka di ambil langka alternatif dengan menggunakan struktur beton prategang, beton prategang menjadi solusi yang dipilih dikarenakan karakteristiknya kuat terhadap pergeseran dan mengurangi potensi keretakan dengan dimensi yang lebih kecil, serta tahan terhadap karat. Setelah dilakukan analisia dan perhitungan, maka hasil perencanaan jembatan Minanga yaitu, direncanakan dengan gelagar prategang dengan jumlah gelagar 3 buah dengan 2 meter dan panjang jembatan 30 m, konstruksi antara balok gelagar dengan plat lantai jembatan merupakan komposit yang diikat dengan shear connector. dimensi gelagar dengan ukuran lebar bawah 65cm, lebar atas 55cm, dengan tinggi 160cm, menggunakan 4 buah tendon dengan jarak 172,3 mm disetiap gelar dan menggunakan tulangan utama Ø 22 mm dan tulangan geser Ø 8 mm. Gelagar pratengang menguntungkan untuk digunakan pada konstruksi jembatan sungai Minanga baik dari segi biaya maupun dari segi pelaksanaannya.
PERENCANAAN ULANG STRUKTUR DENGAN MENGGUNAKAN PORTAL BAJA (STUDI KASUS : GEDUNG GEREJA GBI NANGGALA) Zain Patongloan; Israel P.; Hernita Matana; Abraham Ganti; Zwengly L. Honta; Jufri Manga
Journal Dynamic Saint Vol. 7 No. 2 (2022): Jurnal Dynamic Saint
Publisher : Publikasi dan UKI Press UKI Toraja.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bangunan merupakan kebutuhan dasar yang sangat penting untuk menunjang segala aktivitasnya, ketersediaan lahan yang luas pun dibutuhkan untuk mendirikan sebuah bangunan seperti gedung. Untuk itu bangunan gedung bertingkat menjadi solusi untuk mengatasi ketersediaan lahan yang sempit. Perencanaan ini memperhitungkan nilai ekonomis dan efisiensi waktu pelaksanaan pekerjaan dan aksebilitas pada gedung. Namun aspek yang paling penting yaitu ketahanan struktur gedung tersebut terhadap beban statis yang direncanakan ataupun ketahanan struktur terhadap potensi bencana seperti gempa. Struktur baja merupakan suatu alternatif yang menguntungkan dalam pembangunan gedung dan struktur lainnya. Dengan menggunakan portal baja kebutuhan ruang yang luas dengan bentangan yang besar akan dapat dipenuhi. Pada perencanaan ulang gedung Gereja GBI Nanggala menggunakan struktur portal baja dengan tujuan disamping kekuatan dan proses kerja yang praktis sehingga diharapkan waktu yang direncanakan semakin singkat. Adapun metode yang digunakan yaitu metode LRFD dan bantuan program SAP 2000. Berdasarkan hasil dan pembahasan mengenai analisis desain ulang pada gedung tersebut maka didapatkan profil kolom dan balok yang dipakai berdasarkan perhitungan adalah menggunakan kolom profil baja H-Beam 400x400x13x21 dan H-beam 300x300x10x15 dan untuk balok induk menggunakan profil baja IWF 400x200x7x11 dan balok anak menggunakan profil baja IWF 300x200x9x14. Untuk sambungan balok induk dengan kolom menggunakan 16 buah baut, sedangkan Untuk sambungan balok anak ke kolom menggunakan 12 buah dengan masing-masing sambungan mengunakan baut 16mm dengan ketebalan las 10mm.
ANALIAS KUAT TARIK BELAH BETON PORUSYANG MENGGUNAKAN BAHAN TAMBAHABU CANGKANG KERANG HIJAU Artanto Ampangallo, Bastian; Rangan, Parea Rusan; Ambun, Ermitha; Ganti, Abraham; Runtukahu, Regita; Patongloan, Zain
Jurnal Dynamic Saint Vol 8 No 2 (2023): Journal Dynamic Saint
Publisher : Publikasi dan UKI Press UKI Toraja.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47178/ya1waq19

Abstract

Sebagian besar sarana transportasi di Indonesia saat ini sudah berupa aspal konvensional atau beton.” Berbagai penelitian dan percobaan dibidang beton dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas beton terutama juga pada beton porous. Peningkatan kualitas beton dapat dilakukan dengan penambahan bahan tambah. Bahan-bahan di sekitar lingkungan daapat dimanfaatkan sebagai bahan tambah dalam campuran beton porous. Oleh karena itu, peneliti menggunakan limbah cangkang kerang hijau sebahai bahan tambah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai dari kuat lentur, kuat Tarik belah, permeabilitas dan porositas. Penelitian ini digunakan metode eksprimental, menggunakan cetakan silider dengan ukuran 30 cm x 15 cm. Perancangan campuran didasarkan pada standar ACI 522R-2010. Komposisi penambahan abu cangkang kerang hijau dalam penelitian ini sebesar 2%, 4%, 6% dari berat semen dan 0% sebagai pembandingan dengan umur perawatan 3, 7, 14, 21 dan 28 hari. Berdasarkan analisis data dari hasil pengujian pada umur 28 hari, kuat tarik belah rata-rata penambahan abu cangkang kerang hijau 2%, 4%, 6% yaitu 1,522 MPa, 1,557 MPa  dan 2,23 MPa dengan persentase peningkatan berturut-turut 2,49%, 4,85% dan 50,17% dari kuat tarik belah beton porus tanpa abu cangkang kerang hijau
PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK ARANG DANSEMEN SEBAGAI BAHAN STABILISASI LATERITUNTUK ROAD SUBBASE Ambun, Ermitha; Rangan, Parea Rusan; Ampangallo, Bastian; Ganti, Abraham
Jurnal Dynamic Saint Vol 6 No 2 (2021): Jilid 6 Volume 2
Publisher : Publikasi dan UKI Press UKI Toraja.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47178/vyf3eg10

Abstract

Penelitian ini menggunakan serbuk arang kayu dan semen sebagai bahan stabilisasi. Metode penelitian yang digunakan adalah studi ekperimental yang dilakukan di laboratorium, yang berpedoman pada SNI - 1744 – 2012 mengenai CBR tanah. Variasi campuran serbuk arang kayu yang merupakan bahan stabilisasi sebanyak 6%,9% dan 12% dan semen sebanyak 3%. Tanah diperam selama 1, 7 dan 14 hari untuk mengetahui besarnya nilai CBR yang kemudian dikonfersi menjadi nilai daya dukung tanah. Pengujian yang dilakukan adalahpengujian karakteristik fisik dan tanah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa abu arang kayu dan semen efektif meningkatkan daya dukung tanah. Kenaikan nilai daya dukung tanah disebabkan oleh meningkatnya nilai CBR pada setiap kenaikan komposisi abu arang kayu dalam tanah. Kadar air optimum yang digunakan berfungsi sebagai pelumas bekerja membawa butiran abu arang kayu dan semen kedalam rongga antar butir tanah. Silika pada abu arang yang berfungsi sebagai pozzolan dan semen sebagai material perekat kemudian merekatkan butir tanah sehinggamenjadi lebih keras dan solid. Dengan demikian tanah lebih mampu untukmenerima beban dan nilai CBR serta Daya Dukung Tanah tanah jugamengalami kenaikan maksimum hingga 25.806 % terhadap tanah tanpapenambahan abu arang kayu. Kenaikan daya dukung tanah pada tanah dengan campuran 6%, 9% dan 12 % Arang Kayu serta 3% Semen terhadap tanah tanpa campuran abu arang kayu dan semen berturut turut 12.903%, 25.806% dan 14.516%. Komposisi terbaik abu arang kayu dan semen untuk bahan stabilisasi adalah campuran pada 9% Abu Arang Kayu & 3% Semen.
Pengaruh Campuran Metakaolin dan Waterglass Terhadap Nilai California Bearing Ratio Tanah Lempung Ganti, Abraham; Ambun RD, Ermitha; Escher Kalapadang; Rabang Matasik, Rael; Daud Biang, Feri
Journal of Mandalika Literature Vol. 6 No. 1 (2025)
Publisher : Institut Penelitian dan Pengembangan Mandalika (IP2MI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/jml.v6i1.3937

Abstract

Tanah dasar yang baik untuk konstruksi mempunyai daya dukung yang cukup untuk menerima beban diatasnya serta berkemampuan mempertahankan perubahan volume selama masa pelayanan. Namun tidak semua tempat memiliki tanah dengan daya dukung yang baik bahkan tanah cenderung lunak. Perlu dilakukan perbaikan tanah sebelum dilakukan pembangunan konstruksi diatas tanah lunak. Stabilisasi merupakan salahsatu solusi perbaikan tanah lunak menggunakan bahan campuran dan diharapkan dapat meminimalisir sifat-sifat tanah yang kurang baik. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi pengaruh penggunaan metakaolin dan waterglass sebagai bahan stabilisasi tanah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji eksperimental di laboratorium dengan mencampurkan tanah dengan waterglass dan metakaolin. Pengujian sampel dilakukan di Laboratorium Geoteknik Teknik Sipil UKI Toraja meliputi uji berat jenis, uji distribusi butiran tanah, uji batas-batas atterberg, uji kepadatan tanah dan uji CBR. Variasi metakaolin dan waterglass yang digunakan dalam penelitian ini yaitu variasi 0%, 5%, 10% dan 15% dari berat tanah kering serta abu waterglass 10% dari berat air. Hasil pengujian CBR pada tanah dengan bahan stabilisasi dengan memberikan kenaikan tertinggi pada pemeraman 12 hari dengan variasi metakaolin dan waterglass yang digunakan 5%, 10% dan 15% serta 10% waterglass masing-masing sebesar sebesar 1.82%, 2.39% dan 3.11% terhadap tanah yang tidak menggunakan bahan stabilisasi metakaolin dan watergalass.