Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Analisis Perencanaan Rusun Polres Gowa Dengan Metode Sistem Rangka Momen Pemikul Menengah (SRMPM) Jufri Manga; Zwengly Lodi Honta; Hernita Matana; Parea Rusan Rangan; Yulieanti S. Mapaliey; Yohanis B. Lotim; Abdias Tandy Arrang; Hasyim Basri; Zain Patongloan; Gersony Miri; Marinus Linggi; Feri Daud Biang; Yusran Londongsalu; Yohans Sunarno; Agustina Pagatiku; Escher Kalapadang; Rael Rabang Matasik; Jery D. Paridy; Regita O. Runtukahu; Memed Timang; Abraham Ganti
Jurnal Dynamic Saint Vol 6 No 1 (2021): Jilid 1 Volume 6
Publisher : Publikasi dan UKI Press UKI Toraja.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM) merupakan suatu sistem yang daktilitasnya cukup tinggi serta memiliki persyaratan yang detail dalam perhitungan penulangan komponen struktur. Baik aksial, lentur dan geser untuk elemen balok dan kolom, serta ketentuan mengenai hubungan kolom dengan balok yang akan mempengaruhi kinerja bangunan ketika menerima beban gempa. Dengan enelitian ini dapat diketahui detail persyaratan SRPMM sesuai SNI 2847-2013. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus. Dari penelitian ini akan dideskripsikan bagaimana perencanaan struktur Rusun Polres Gowa dengan menggunakan Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM). Data dikumpulkan dari literatur atau kepustakaan, dan simulasi komputasi. Dari simulasi komputasi diperoleh model struktur (space frame) bangunan dan memperoleh gaya geser, gaya aksial, , dan momen yang terjadi. Rusun Polres Gowa merupakan gedung rumah susun yang strukturnya didesain dengan sistem konstruksi beton bertulang biasa.Rusun Polres Gowa terdiri atas 3 lantai, memiliki ukuran panjang sekitar 47 meter, lebar 19.8 meter dan tinggi total bangunan 15.6 meter. Dimensi struktur yang dihasilkan adalah dimesi kolom K1- 40x50, K2-40x50, K3-25x35, S1-25x40. Dimesi balok B1- 30x50, B2-30x50, B3-25x50, B4-20x40, B5-20x30, B6-15x30, RB1-20x30 Plat direncanakan menggunakan smartdek 0.7 mm dengan dimensi plat lantai 12 cm, plat atap 12 cm, plat reservoir 12 cm. Perencanaan fondasi, Fondasi P1 berupa fondasi sumuran dengan dimensi sumuran diameter 80 cm 1 buah dengan setinggi 4 m, dan dimensi Poer 150 cm x 150 cm x 50 cm pada kedalaman 2.0 m. Fondasi P2 berupa fondasi telepak/poer dengan kedalaman 2.0 m, dan dimensi Poer 150 cm x 150 cm x 30 cm
TINJAUAN PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PARIWISATA MENGGUNAKAN METODE DINDING GESER Parea Rusan Rangan; Zwengly Lodi Honta; Hernita Matana; Harni Tarru; Yohanis B. Lotim; Abdias Tandy Arrang; Hasyim Basri; Zain Patongloan; Gersony Miri; Marinus Linggi; Feri Daud Biang; Yusran Londongsalu; Yohans Sunarno; Agustina Pagatiku; Escher Kalapadang; Rael Rabang Matasik; Jery D. Paridy; Regita O. Runtukahu; Memed Timang; Abraham Ganti; Jufri Manga
Journal Dynamic Saint Vol. 5 No. 2 (2020): Jilid 5 Volume 2
Publisher : Publikasi dan UKI Press UKI Toraja.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada bangunan tinggi tahan gempa umumnya gaya – gaya pada kolom cukup besar untuk menahan beban gempa yang terjadi sehingga umumnya perlu menggunakan elemen – elemen struktur kaku berupa dinding geser untuk menahan kombinasi gaya geser, momen dan gaya aksial yang timbul akibat gempa. Dengan adanya dinding geser sebagian besar beban gempa akan terserap oleh dinding geser tersebut. Dinding geser adalah dinding yang dirancang untuk menahan geser atau gaya lateral akibat gempa bumi. Untuk merencanakan dinding geser ini menggunakan acuan SNI 2847:2013, untuk perencanaan gempanya menggunakan SNI 1726:2012 dengan menggunakan metode lateral ekivalen. Untuk perhitungan gaya-gaya yang pada struktur digunakan alat bantu SAP 2000. Dalam Perencanaan Dinding Geser ini diperoleh hasil data pekerjaan yaitu direncanakan dengan lebar. Lebar dinding geser (lw) = 550 cm. Tebal dinding geser, (tw) = 25 cm. Serta tulangan pada Dinding Geser. Tulangan vertikal atau tulangan longitudinal = 60 D 16. Tulangan horizontal atau tulangan transversal (sengkang) = Ø 12 -150. Tulangan horizontal atau tulangan transversal (sengkang) pada sendi plastis dan pada sambungan lewatan tulangan vertikal = Ø 12 -150. Sambungan lewatan, Id = 650 mm. Perbedaan hasil deformasi yang diperoleh yaitu bangunan yang tidak menggunakan dinding geser mengalami deformasi sebesar 0.047 mm dan bangunan yang menggunakan dinding geser mengalami deformasi sebesar 0.026 mm.
Stabilisasi Tanah Dengan Menggunakan Calcium Hidroksida Ca(OH)2 dan Tawas AI2(SO4)3 Parea Rusan Rangan; Ermitha A. R. Dendo; Jufri Manga'; Hernita Matana; Zwengly Lodi Honta; Escher Kalapadang; Yohanis B. Lotim; Yulius Pasarrin; Letty A.R
Journal Dynamic Saint Vol. 6 No. 2 (2021): Jilid 6 Volume 2
Publisher : Publikasi dan UKI Press UKI Toraja.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47178/dynamicsaint.v6i2.1636

Abstract

Penelitian dilakukan pada laboratorium dengan metode uji experimental. Dimana pengujian experimental meliputi pengujian karakteristik tanah, pengujian sifat fisik tanah, yang berpatokan pada SNI 03-1744-1989. Dimana sampel tanah di stabilisasi menggunakan calcium hidroksida Ca(OH)2 dan tawas Al2(SO4)3.Calcium hidroksida Ca(OH)2 dan tawas Al2(SO4)3 dapat sebagai bahan stabilisasi tanah, dimana calcium hidroksida Ca(OH)2 dan tawas Al2(SO4)3 yang dicampur dengan tanah dapat meningkatkan nilai CBR. Nilai CBR pemeraman 1 hari sebesar 5,56% dan pemeraman 3 hari sebesar 3,93%, apabila tanah mengalami pencampuran dengan variasi campuran 0% calcium hidroksida dan 3% tawas dengan pemeraman 1 hari mengalami penurunan sebesar 5,13%, pada pemeraman 3 hari mengalami kenaikan sebesar 5,33% dan mengalami kenaikan pada penambahan 0% tawas dan 3% calcium hidroksida dengan pemeraman 1 hari sebesar 9,83% dan pemeraman 3 hari sebesar 10,333%, kemudian pada tanah campuran 6% tawas dan 3% calcium hidroksida mengalami kenaikan pada pemeraman 1 hari sebesar 8% dan pemeraman 3 hari sebesar 18.22%, kemudian pada tanah campuran 3% tawas dan 6% calcium hidroksida mengalami kenaikan pada pemeraman 1 hari sebesar 30,90% dan pemeraman 3 hari sebesar 56,26%, kemudian pada tanah campuran 9% tawas dan 6% calcium hidroksida juga mengalami kenaikan pada pemeraman 1 hari sebesar 9,61% dan pemeraman 3 hari sebesar 7,22%, dan pada tanah campuran 6% tawas dan 9% calcium hidroksida mengalami kenaikan pada pemeraman 1 hari sebesar 54,59% dan pemeraman 3 hari sebesar 59,50%.
Tinjauan Perencanaan Struktur Gedung Hotel di Tana Toraja Jufri Manga'; Parea Rusan Rangan
Journal Dynamic Saint Vol. 7 No. 2 (2022): Jurnal Dynamic Saint
Publisher : Publikasi dan UKI Press UKI Toraja.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47178/dynamicsaint.v7i2.1855

Abstract

Perencanaan struktur gedung tahan gempa harus direncanakan menggunakan metode Sistem Rangka Pemikul Momen (SRPM), dimana diharapkan suatu bangunan dapat berperilaku daktail yang nantinya akan mentransfer gaya gempa serta meringankan beban gempa yang bekerja pada struktur. Pada penelitian ini akan ditinjau struktur gedung 5 lantai Hotel Airy Rooms Botang Tana Toraja dengan menggunakan metode Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) yang dihitung berdasarkan SNI 2847–2013 dan SNI 1726–2019. Hasil analisis struktur menggunakan bantuan software SAP 2000 versi 22 untuk menentukan gaya-gaya dalam yang bekerja pada struktur, dan selanjutnya digunakan untuk menghitung tahap desain penulangan dan pengecekan kapasitas penampang pada struktur. Berdasarkan hasil analisis perhitungan yang sudah dilakukan, maka didapatkan pada struktur plat lantai dengan ketebalan 120 mm menggunakan tulangan pada daerah lapangan D12-200mm sedangkan pada daerah tumpuan D12-100mm. Struktur balok induk dengan dimensi (250 x 350) mm menggunakan tulangan pokok pada daerah lapangan 4D16 & 2D16 sedangkan pada daerah tumpuan 6D16 & 4D16, balok anak dengan dimensi (200 x 300) mm menggunakan tulangan pohon pada daerah lapangan 2D12 & 4D12 sedangkan pada daerah tumpuan 2D12 & 2D12. Struktur kolom terdapat 2 tipe yaitu K1 dan K2, pada kolom K1 dimensi terbesar yaitu 350x350 mm dengan menggunakan tulangan pokok 12-D14, sedangkan tulangan sengkang daerah lapangan 4D8 – 140mm & daerah tumpuan 4D8 –100mm, untuk kolom K2 dimensi terbesar yaitu 300x300 mm dengan menggunakan tulangan pokok 12 D14, sedangkan tulangan sengkang daerah lapangan 4D8 – 140mm & daerah tumpuan 4D8 –100mm.
ALTERNATIF PERENCANAAN GEDUNG PERPUSTAKAAN KABUPATEN TANA TORAJA DENGAN MENGGUNAKAN PORTAL BAJA Bastian A. Ampangallo; Parea R. Rangan; Zwengly L. Honta; Jufri Manga
Journal Dynamic Saint Vol. 8 No. 1 (2023): Journal Dynamic Saint
Publisher : Publikasi dan UKI Press UKI Toraja.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47178/dynamicsaint.v8i1.2140

Abstract

Bangunan merupakan kebutuhan dasar yang sangat penting untuk menunjang segala aktivitasnya, ketersediaan lahan yang luas pun dibutuhkan untuk mendirikan sebuah bangunan seperti Gedung. Untuk itu bangunan Gedung bertingkat menjadi alternatif untuk mengatasi ketersediaan lahan yang sempit. Gedung Perpustakaan Daerah Kabupaten Tana Toraja direncanakan dengan struktur rangka yang terbuat dari beton bertulang. Seperti diketahui bahwa konstruksi beton bertulang menggunakan sistem pelaksanaan yang konvensional. Dengan kelemahan-kelemahan struktur beton bertulang konvensional seperti yang diuraikan di atas, maka dibutuhkan sebuah bahan alternatif yang memiliki keunggulan, terutama pada segi kekuatan strukturnya dan jenis bahan struktur yang memiliki keunggulan itu adalah baja. Pada alternatif bangunan Gedung ini menggunakan struktur portal baja dengan tujuan disamping kekuatan dan proses kerja yang praktis sehingga diharapkan waktu yang direncanakan semakin singkat.
PERENCANAAN ULANG STRUKTUR DENGAN MENGGUNAKAN PORTAL BAJA (STUDI KASUS : GEDUNG GEREJA GBI NANGGALA) Zain Patongloan; Israel P.; Hernita Matana; Abraham Ganti; Zwengly L. Honta; Jufri Manga
Journal Dynamic Saint Vol. 7 No. 2 (2022): Jurnal Dynamic Saint
Publisher : Publikasi dan UKI Press UKI Toraja.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bangunan merupakan kebutuhan dasar yang sangat penting untuk menunjang segala aktivitasnya, ketersediaan lahan yang luas pun dibutuhkan untuk mendirikan sebuah bangunan seperti gedung. Untuk itu bangunan gedung bertingkat menjadi solusi untuk mengatasi ketersediaan lahan yang sempit. Perencanaan ini memperhitungkan nilai ekonomis dan efisiensi waktu pelaksanaan pekerjaan dan aksebilitas pada gedung. Namun aspek yang paling penting yaitu ketahanan struktur gedung tersebut terhadap beban statis yang direncanakan ataupun ketahanan struktur terhadap potensi bencana seperti gempa. Struktur baja merupakan suatu alternatif yang menguntungkan dalam pembangunan gedung dan struktur lainnya. Dengan menggunakan portal baja kebutuhan ruang yang luas dengan bentangan yang besar akan dapat dipenuhi. Pada perencanaan ulang gedung Gereja GBI Nanggala menggunakan struktur portal baja dengan tujuan disamping kekuatan dan proses kerja yang praktis sehingga diharapkan waktu yang direncanakan semakin singkat. Adapun metode yang digunakan yaitu metode LRFD dan bantuan program SAP 2000. Berdasarkan hasil dan pembahasan mengenai analisis desain ulang pada gedung tersebut maka didapatkan profil kolom dan balok yang dipakai berdasarkan perhitungan adalah menggunakan kolom profil baja H-Beam 400x400x13x21 dan H-beam 300x300x10x15 dan untuk balok induk menggunakan profil baja IWF 400x200x7x11 dan balok anak menggunakan profil baja IWF 300x200x9x14. Untuk sambungan balok induk dengan kolom menggunakan 16 buah baut, sedangkan Untuk sambungan balok anak ke kolom menggunakan 12 buah dengan masing-masing sambungan mengunakan baut 16mm dengan ketebalan las 10mm.
Efek Kombinasi Abu Dan Serat Daun Nanas Terhadap Kuat Tekan Dan Lentur Beton Berkelanjutan: Studi Eksperimental pada Beton Mutu Normal Manga, Jufri; Sombolinggi, Azriel Tangke; Novita, Visca; Irwanto, Irwanto
SCEJ (Shell Civil Engineering Journal) Vol. 10 No. 1 (2025): SCEJ (Shell Civil Engineering Journal)
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, Muhammadiyah University of Buton

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35326/scej.v10i1.7394

Abstract

Beton merupakan material konstruksi yang umum digunakan namun memiliki kelemahan dalam hal kuat lentur yang rendah dan sifat getas. Upaya untuk meningkatkan performa mekanik beton dilakukan dengan menambahkan bahan tambahan dari limbah organik seperti abu dan serat daun nanas. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh kombinasi abu dan serat daun nanas terhadap kuat tekan dan kuat lentur beton. Metode yang digunakan adalah eksperimen laboratorium dengan benda uji berbentuk silinder (diameter 10 cm, tinggi 20 cm) untuk uji tekan dan balok (15×15×60 cm) untuk uji lentur. Variasi campuran meliputi abu daun nanas sebesar 1%, 2%, dan 3% serta serat daun nanas sebesar 1% dari berat semen. Proses pengujian mengikuti standar SNI 1974:2011 untuk uji tekan dan SNI 4431:2011 untuk uji lentur, dengan pengamatan dilakukan pada umur 28 hari. Hasil menunjukkan bahwa peningkatan kadar abu daun nanas menghasilkan peningkatan kuat lentur, dengan nilai tertinggi sebesar 3,135 MPa pada variasi 3% abu dan 1% serat. Namun, kombinasi tersebut justru menurunkan kuat tekan beton, dengan penurunan tertinggi sebesar 16% pada campuran yang sama. Temuan ini menunjukkan bahwa abu dan serat daun nanas berpotensi digunakan sebagai bahan tambah beton ramah lingkungan, khususnya untuk struktur yang menekankan ketahanan lentur.
Analisis Perilaku Tarik Belah Beton dengan Inovasi Serat Batang Mendong Sebagai Material Tambahan Alami Manga, Jufri; Matana, Hernita; Soga, Dewindri
Jurnal Ilmiah Ecosystem Vol. 25 No. 2 (2025): Ecosystem Vol. 25 No 2, Mei - Agustus Tahun 2025
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35965/eco.v25i2.6716

Abstract

Perkembangan teknologi material telah mendorong lahirnya material komposit yang merupakan kombinasi dari dua atau lebih material dengan sifat berbeda, salah satunya adalah serat alam. Serat alam dari tumbuhan, seperti serat batang mendong, dapat dimanfaatkan sebagai bahan tambahan dalam beton untuk meningkatkan sifat mekanis tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan serat batang mendong terhadap kuat tarik belah beton. Penelitian dilakukan secara eksperimental dengan mutu rencana beton f’c = 25 MPa dan menggunakan variasi penambahan serat mendong sebesar 1%, 2%, dan 3% terhadap volume beton. Benda uji berbentuk silinder berukuran 15 cm × 30 cm, dan pengujian dilakukan pada umur 28 hari sesuai SNI 7656:2012. Hasil pengujian menunjukkan bahwa kuat tarik belah beton normal sebesar 1,56 MPa, sementara pada variasi 1%, 2%, dan 3% berturut-turut menurun menjadi 1,14 MPa, 0,90 MPa, dan 0,88 MPa. Penurunan ini menunjukkan bahwa semakin tinggi penambahan serat batang mendong, semakin menurun pula daya tahan beton terhadap gaya tarik lateral yang dihasilkan. Hal ini disebabkan oleh kemungkinan distribusi serat yang tidak merata dan pengaruh ikatan antar serat dan pasta semen yang kurang optimal. The development of material technology has led to the emergence of composite materials, which are combinations of two or more materials with differing properties. One such material component is natural fiber, commonly derived from plants, animals, or minerals. Plant-based fibers, such as banana peel fiber, pineapple fiber, ramie, sugarcane bagasse, and others, have shown potential for improving concrete performance. This study focuses on the effect of adding mendong (Fimbristylis globulosa) stem fibers as a natural admixture on the split tensile strength of concrete. An experimental method was employed using concrete with a target compressive strength of 25 MPa and fiber addition variations of 1%, 2%, and 3% by volume. Cylindrical specimens measuring 15 cm × 30 cm were tested at 28 days following SNI 7656:2012. The test results showed that the split tensile strength of normal concrete was 1.56 MPa, while the strengths for the 1%, 2%, and 3% fiber additions were 1.14 MPa, 0.90 MPa, and 0.88 MPa, respectively. These results indicate a decreasing trend in tensile strength with increased fiber content. The reduction is likely due to uneven fiber distribution and suboptimal bonding between the fibers and cement paste.
PENGUATAN POTENSI WISATA ALAM LEMBANG BUNTUDATU MELALUI PEMBENAHAN INFRASTRUKTUR DAN PARTISIPASI MASYARAKAT Manga, Jufri; Mantong, Agustinus; Kala’padang, Escher; Belo, Yordan
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 6 (2024): Vol. 5 No. 6 Tahun 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v5i6.38671

Abstract

Wisata Hutan Pinus Lembang Buntudatu di Kecamatan Mengkendek, Kabupaten Tana Toraja, merupakan salah satu destinasi potensial yang masih memerlukan pengembangan di berbagai aspek, khususnya infrastruktur dan pengelolaan. Program pengembangan destinasi ini bertujuan untuk meningkatkan daya tarik wisata serta memperbaiki fasilitas guna mendukung keberlanjutan pariwisata di daerah tersebut. Metode yang diterapkan meliputi observasi langsung, wawancara dengan penduduk setempat, serta partisipasi aktif dalam perbaikan fasilitas wisata. Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan kepuasan pengunjung berkat perbaikan infrastruktur dan pengelolaan yang lebih baik. Selain itu, kolaborasi dengan masyarakat setempat berhasil menciptakan perubahan positif dalam pengelolaan objek wisata, menegaskan pentingnya pendekatan partisipatif dalam pengembangan pariwisata. Temuan ini memberikan kontribusi bagi model pengelolaan destinasi wisata berkelanjutan yang melibatkan masyarakat lokal sebagai mitra utama.