Donobakti, Yohanes Anjar
Fak. Filsafat Universitas Katolik Santo Thomas Medan

Published : 20 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

SEBUAH PEMAHAMAN TENTANG SPIRITUALITAS PENDUDUK ASLI BATAK TOBA DAN PENGARUHNYA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI Donobakti, Yohanes Anjar
LOGOS Vol 16 No 2 (2019): Juni 2019
Publisher : UNIKA Santo Thomas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54367/logos.v16i2.1032

Abstract

Spirituality is the dynamic motion of total life driven by the Holy Spirit that flows from the depths of the heart of oneself, lead him/her to the true actions and bring to the meaning of  life. This definition emerged and formed from the experiences oneself in every moment of his/her lives. Spirituality is always associated with every aspect of life in which he/she lives and works, in situations of joy and sorrow, with what and whom he/she interacts and communicates. Came to realize that the reality of the experience of life and the struggle to form a person's quality of life and character make him/her having a deep spirituality. Life will be more meaningful when people are aware and recognize that every event and experience the life through the intervention of God in everything around. We can feel the power of God (the Divine) presents and works in every word and action, in every step of the way of our life. Touched, awared and moved by God, the writer realizes that there is a process and a dynamic relation between human reality and divine reality in an indigenious people spirituality. As we have to know that the indigenious people have a spirituality. They see spirituality as a way of life in which all people are free to be themselves and practice life according to their norms. Therefore, this article is a reflection and understanding of the writer about spirituality of indigenious people, especially Batak Toba tribe in North Sumatera.
PERTOBATAN SEBAGAI SARANA MENJADI MANUSIA BARU SUATU URAIAN SPIRITUALITAS-BELAJAR DARI PENGALAMAN HIDUP PAULUS Donobakti, Yohanes Anjar; Atmaja, Stanislaus Kotska B.D.
LOGOS Vol 15 No 2 (2018): Juni 2018
Publisher : UNIKA Santo Thomas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54367/logos.v15i2.1480

Abstract

Sepanjang sejarah keselamatan, Allah tak henti-hentinya mewartakaan pertobatan. Puncak karya keselamatan itu ada dalam diri Yesus yang datang dalam dunia. Yesus telah berkata, ”Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!” (Mrk 1:15). Gereja terus-menerus menyerukan dan melayani pertobatan kepada semua orang supaya mereka memperoleh keselamatan kekal. Namun, kerapuhan seringkali menjadi alasan manusia jatuh dalam dosa, jauh dari Allah, dan berada dalam ketidakkudusan. Tetapi Allah tetap setia pada manusia dan menghendaki agar manusia menjadi kudus melalui pertobatan. Pertobatan merupakan sarana untuk memulihkan relasi antara manusia dengan Allah. Santo Paulus melalui pengalaman pertobatannya yang luar biasa menjadi teladan dan model bagi setiap orang Kristen untuk bertobat, berbalik kepada Allah, dan hidup baru yang sesuai dengan kehendak Allah
KESETIAAN DALAM PERKARA KECIL SEBAGAI JALAN KEKUDUSAN Donobakti , Yohanes Anjar; Sinurat, Rafael C.
LOGOS Vol 13 No 1 (2016): Januari 2016
Publisher : UNIKA Santo Thomas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54367/logos.v13i1.1481

Abstract

Orang-orang beriman kristiani, sejak menerima baptisan, sudah mengarahkan hidupnya menuju kepada kekudusan. Mereka dipanggil untuk bertumbuh dalam kekudusan, yaitu mengalami persatuan dengan Allah sumber kekudusan. Banyak jalan kekudusan, salah satunya bisa dicapai dengan cara melakukan perkara-perkara kecil. Jalan ini menuntut semua orang beriman untuk melakukan rutinitas harian dengan setia seturut nasihat Injil. Ketika seseorang melakukan perkara dan pekerjaan kecil dan sederhana dengan setia, pada saat itulah Kristus hadir, melimpahkan rahmat-Nya, dan memberikan cinta-Nya yang besar. Ketika orang-orang beriman melakukan perkara-perkara kecil dan sederhana dengan setia, ciinta, dan sukacita yang besar, mereka berada dalam jalan menuju kekudusan. Santa Theresia Lisieux melalui “jalan kecilnya” terutama dalam kesetiaannya melakukan perkara-perkara kecil memberikan suatu teladan bagi setiap orang beriman dapat sampai kepada kekudusan itu.
PENGAKUAN IMAN AKAN ALLAH TRITUNGGAL MAHAKUDUS DASAR PERSAUDARAAN TAREKAT HIDUP BAKTI: Suatu Refleksi Teologis atas Anjuran Apostolik Vita Consecrata Situmorang, Sihol; Purba, Dionsius; Donobakti, Yohanes Anjar; Purba, Asrot
LOGOS Vol. 20 No. 1 (2023): Januari 2023
Publisher : UNIKA Santo Thomas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54367/logos.v20i1.2546

Abstract

Tarekat Hidup Bakti merupakan bagian tak tergoyahkan bagi hidup dan kekudusan Gereja. Sebagai garda terdepan perwujudan misi Gereja, pemeluk Hidup Bakti, melalui penghayatan nasihat-nasihat Injil, bersaksi tentang persekutuan penuh cinta Allah Tritunggal Mahakudus di dalam Gereja maupun dalam dunia. Mereka yang menjalani panggilan khusus ini berusaha menghidupi ikatan cinta kasih yang begitu total dan sempurna dalam diri Bapa, Putera dan Roh Kudus. Bercermin pada Jemaat Rasuli, anggota Hidup Bakti menghayati persaudaraan dalam cinta kasih dengan kerelaan saling berbagi, baik materi, bakat maupun pengalaman rohani. Kasih sejati yang bersumber dari Allah Tritunggal itu dipupuk melalui Sabda dan Ekaristi, dimurnikan dalam Sakramen Pendamaian dan ditopang oleh doa. Hidup bersaudara dalam cinta kasih sebagai perwujudan Kerajaan Allah merupakan inti dan pokok misi Tarekat Hidup Bakti.
PERWUJUDAN BELAS KASIH DEVOSAN KERAHIMAN ILAHI DI PAROKI SANTO LAURENTIUS BRINDISI PEMATANGSIANTAR Donobakti, Yohanes Anjar; Girsang, Andi Bonifasius; Situmorang, Sihol
LOGOS Vol. 20 No. 2 (2023): Juli 2023
Publisher : UNIKA Santo Thomas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54367/logos.v20i2.2998

Abstract

Devosi Kerahiman Ilahi diperkenalkan oleh seorang suster dari Kongregasi Bunda Allah Kerahiman, dan sekarang telah dikanonisasi menjadi santa. Devosi Kerahiman Ilahi sudah berkembang di banyak negara termasuk di Indonesia. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Komunitas Kerahiman Ilahi Keuskupan Agung Pontianak (KKI-KAP), devosi Kerahiman Ilahi telah berkembang di 22 keuskupan di Indonesia. Di Keuskupan Agung Medan umat beriman sudah banyak mengetahui dan berdevosi Kerahiman Ilahi. Penulis tertarik mendalaminya untuk mengetahui sejauh mana para devosan mewujudkan belas kasih Allah. Dalam buku catatan hariannya, St. Faustina mencatat begitu banyak pesan belas kasih yang disampaikan Yesus kepadanya. Pesan-pesan itulah yang kiranya menjadi inspirasi permenungan St. Faustina tentang belas kasih. Belas kasih itu harus diamalkan dengan perbuatan, perkataan dan doa. Pesan belas kasih itu jugalah yang dihidupi oleh para devosan Kerahiman Ilahi di Paroki St. Laurentius Brindisi Pematang Siantar.
PENGALAMAN UMAT KATOLIK DI KEUSKUPAN PADANG AKAN BELAS KASIH ALLAH DALAM SAKRAMEN TOBAT Donobakti , Yohanes Anjar; Bancin, Thery Cholma; Sinaga, Raidin
LOGOS Vol. 21 No. 1 (2024): Januari 2024
Publisher : UNIKA Santo Thomas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54367/logos.v21i1.3422

Abstract

Sejak semula, Allah telah mewahyukan Diri-Nya sebagai Allah yang penuh belas kasih. Belas kasih Allah itu terpenuhi dalam pribadi Yesus Kristus. Karya dan pelayanan belas kasih Allah dalam diri Yesus situ dilanjutkan oleh Gereja, terutama lewat Sakramen Tobat. Sebab, sama seperti Yesus telah mengutus para rasul, demikian juga Gereja diutus untuk mewartakan belas kasih Allah kepada dunia. Hal ini terjadi agar dunia dapat merasakan belas kasih Allah secara nyata. Sakramen Tobat adalah salah satu bentuk pelayanan Gereja agar umat beriman dapat memahami dan mengalami belas kasih Allah. Dalam sakramen ini, belas kasih Allah terungkap lewat pendamaian dan pengampunan dosa. Dengan adanya pendamaian dan peng­ampunan dosa, manusia pun diterima kembali oleh Allah dengan seluruh keberadaan dirinya sebagai ungkapan nyata akan belas kasih Allah. Atas dasar inilah Gereja kembali menegaskan bahwa Sakramen Tobat tidak boleh dilaksanakan hanya sebagai kewajiban seremonial religius belaka. Sakramen ini juga menuntut adanya kesadaran dan niat tulus yang tumbuh dalam diri umat beriman untuk bertobat dan mengalami pengalaman spiritual akan hadirnya belas kasih Allah yang menyelamatkan dan membebaskan umat beriman dari situasi keberdosaannya. Perayaan sakramen ini hendaknya membawa umat beriman pada kesempatan untuk hidup lebih baik di hadapan Tuhan dan sesama.
BERSUKACITA DALAM PENDERITAAN SETURUT TELADAN FAUSTINA Donobakti, Yohanes Anjar; Kuniawan, Agustinus; Antono, Yustinus Slamet
LOGOS Vol. 21 No. 2 (2024): Juli 2024
Publisher : UNIKA Santo Thomas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54367/logos.v21i2.3954

Abstract

Manusia selalu ingin hidup damai, sejahtera, dan penuh sukacita, jauh dari segala penderitaan. Namun, dalam usaha pencarian itu, ia sering tidak menyadari bahwa dirinya justru mengalami penderitaan, kehilangan pegangan hidup, dan mengalami krisis iman. Sehingga tidak jarang relasi antara manusia dan Allah menjadi jauh dan ia merasa ditinggalkan oleh-Nya. Relasi yang renggang antara manusia dan Allah disebabkan oleh kesombongan manusia. Manusia yang sombong menganggap dirinya dapat selamat apabila ia menggunakan kekuatannya sendiri tanpa bantuan dari Allah. Kesombongan manusia sangat bertolak belakang dengan kodratnya yang rapuh dan lemah. Kodrat manusia itu tidak terlepas dari penderitaan. Penderitaan yang menjadi bagian dari hidup harus diterima dan dihadapi. Faustina menyadari dirinya yang rapuh dan lemah tidak terlepas dari penderitaan dalam hidupnya. Tetapi ia dapat menghadapi penderitaannya dengan sukacita. Sukacita dalam penderitaan terjadi karena ia mengalami kehadiran Yesus dalam doa dan karyanya. Kehadiran Yesus itu mengampuni, menghibur, menyembuhkan, dan menyelamatkan. Demikian juga dengan umat manusia yang menerima dan menyatukan penderitaannya bersama penderitaan Yesus, ia dapat mengalami sukacita dalam penderitaan dan dapat mengatasi kesulitan hidupnya setiap hari. Bersukacita dalam penderitaan membuat umat beriman semakin dimurnikan dan bersatu dengan Allah sang sumber Cinta dan Kerahiman.
BIBLICAL AND THEOLOGICAL FOUNDATIONS OF FORMATION JESUS’ DISCIPLE Naibaho, Yanti Vidarosa; Donobakti, Yohanes Anjar; Naibaho, Megawati; Lay, Sergius
LOGOS Vol. 22 No. 1 (2025): Januari 2025
Publisher : UNIKA Santo Thomas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54367/logos.v22i1.4475

Abstract

Jesus as Master can be seen all through the New Testament. The heart of Jesus is the mission entrusted to Jesus by his Father. In this sense, those who want to follow Jesus’s as disciples require formation, transformed into the person of the Master, and share with His mission. The aim of this research to find the spirit of Jesus’ disciple and encourage their understanding of dimensions disciple. The method used in this research is the historical method. It relies primarily on library materials, Church documents, books, periodicals, and journals which are related to the study. The results of this investigation with its assumptions regarding institutional apostolates and its willingness to think of Christian existence as separable from sharing Jesus’ mission should be recast in the light of the New Testament discipleship. In order to renew the spirit of disciples is a need to examine the type of Jesus’s formation. The implication of this research to presents the biblical and theological foundation relationship with God, referred as disciples. The relation occurs throughout salvation history as manifestation of God’s love.
PENGARUH DOA ROSARIO BAGI PARA DEVOSAN MARIA DI PAROKI SANTA MARIA YANG DIKANDUNG TANPA NODA KATEDRAL MEDAN Donobakti, Yohanes Anjar; Ginting, Repanta; Stanislaus, Surip
LOGOS Vol. 22 No. 1 (2025): Januari 2025
Publisher : UNIKA Santo Thomas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54367/logos.v22i1.4477

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk mengkaji sejauhmana pengaruh doa Rosario bagi para devosan Maria kepada keaktifan dalam hidup menggereja. Devosi kepada Maria, salah satunya adalah doa Rosario, bisa dilakukan secara pribadi maupun kelompok. Doa Rosario merupakan doa yang merenungkan dan mengkontemplasikan seluruh peristiwa karya keselamatan yang dilaksanakan oleh Yesus Kristus. Ada empat peristiwa yang direnungkan dalam doa Rorasio yaitu peristiwa gembira, sedih, mulia, dan terang. Doa Rosario tidak hanya berhenti pada sebuah doa melainkan menghasilkan buah-buah secara khusus di dalam hidup menggereja. Gereja Paroki Santa Maria Perawan yang Dikandung Tanpa Noda Katedral Medan melihat pentingnya meningkatkan kebiasaan berdoa Rosario di tengah-tengah keluarga, di lingkungan maupun di stasi. Setiap umat beriman yang berdoa Rosario diharapkan mampu menumbuhkan iman kepada Kristus, mampu membangun kebersamaan dalam keluarga dan menumbuhkan semangat hidup menggereja. Gereja Keuskupan Agung Medan mengharapkan agar doa Rosario semakin berkembang dan berbuah dalam kehidupan sehari-hari, dan secara khusus dalam semangat hidup menggereja.
PARTISIPASI ORANG MUDA KATOLIK PAROKI SANTA BARBARA SAWAH LUNTO PADANG DALAM HIDUP MENGGEREJA Donobakti, Yohanes Anjar; Bani, Alfonsus Garpar; Simanullang, Gonti
LOGOS Vol. 22 No. 2 (2025): Juli 2025
Publisher : UNIKA Santo Thomas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Orang muda Katolik adalah masa kini dan masa depan Gereja. Orang Muda Katolik adalah putra dan putri Gereja yang harus disapa dan dilibatkan dalam hidup meng-Gereja. Dewasa ini ada banyak orang muda Katolik menghadapi banyak tantangan duniawi yang tidak ringan misalnya individualistik dan hedonistik akibat dari kemajuan teknologi dsan lingkungan yang yang tidak mendukung. Hal tersebut bisa mengakibatkan mereka mengalami krisis iman dan bahkan menjauh diri dari Gereja, Situasi tersebut jelas sangat mempengaruhi kehidupan orang muda Katolik yang merupakan andalan dan harapan bagi penerus Gereja yang sendang berziarah di dunia ini. Gereja telah dan terus menyapa serta merangkul orang muda Katolik melalui dokumen-dokumen Gereja dan kegiatan-kegiatan nyata baik secara international, nasional, dan lokal di keuskupan dan parokinya masing-masing. Orang muda Katolik harus dipersiapkan dan dimampukan untuk ikut berpatisipasi aktif dalam menghidupkan dan mengembangkan Gereja