Sihol Situmorang
Filsafat, Universitas Katolik Santo Thomas

Published : 44 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

HISTORIA ECCLESIASTICA THEODORETUS DARI CYRRUS Situmorang, Sihol
LOGOS - Jurnal Filsafat Teologi Vol 9, No 1 (2012)
Publisher : Universitas Katolik Santo Thomas Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penulisan sebuah karya historis, termasuk Sejarah Gereja, tak bisa dilepaskan dari penulisnya. Harapan, kegelisahan dan perjuangan penulis menjadi unsur yang turut menentukan pemilihan dokumen dan alur sejarah yang ia kemukakan. Theodoretus, uskup Cyrrus, hidup dalam periode kala sejumlah guncangan tengah menimpa baik Gereja maupun Kekaisaran Romawi. Sebagai pembela setia iman ortodoks, Theodoretus berhadapan dengan sejumlah aliran heritik dan kekafiran yang mengancam kedamaian dalam Gereja. Untuk itu, Theodoretus sangat menekankan pentingnya koalisi antara pemimpin Gereja dengan kaisar penganut ajaran iman ortodoks. Kerja sama itulah yang melahirkan damai baik dalam Gereja maupun Kekaisaran. Serangan terhadap kekafirkan, khususnya aliran heretik, dan penekanan peranan para rahib menjadi unsur dominan dalam Sejarah Gereja yang ditulis oleh Theodoretus. Untuk mencapai maksudnya, Thedoretus tak sungkan-sungkan memodifikasi alur sejarah.
PATROLOGI, STUDI TENTANG BAPA-BAPA GEREJA Sebuah catatan pengantar Situmorang, Sihol
LOGOS - Jurnal Filsafat Teologi Vol 8, No 1 (2011)
Publisher : Universitas Katolik Santo Thomas Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kongregasi untuk Pendidikan Katolik mengeluarkan Instruksi tentang Studi Bapa-bapa Gereja dalam Pembinaan Imam karena melihat sumbangan para Bapa Gereja yang tak ternilai harganya bagi teologi dan hidup Gereja masa kini, khususnya dalam kerangka pembinaan calon-calon imam. Mereka berjasa dalam menetapkan dasar iman, kanon Kitab Suci, memprakarsai liturgi yang stabil. Di tengah rumitnya persoalan yang dihadapi Gereja pada masa mudanya, para Bapa Gereja mewariskan kepada kita cara berteologi yang berorientasi pada Kitab Suci dan bermuara bagi pengembangan hidup rohani umat beriman. Mereka menggagas inkulturasi tanpa kehilangan nilai-nilai fundamental iman. Karya mereka yang sarat dengan kekayaan kultural, spiritual, kateketik, homiletik dan apostolik ini merupakan sumber inspirasi bagi teologi masa kini.
PATROLOGI, STUDI TENTANG BAPA-BAPA GEREJA Sebuah catatan pengantar Situmorang, Sihol
LOGOS Vol 8 No 1 (2011): Januari 2011
Publisher : UNIKA Santo Thomas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (201.906 KB) | DOI: 10.54367/logos.v8i1.270

Abstract

Kongregasi untuk Pendidikan Katolik mengeluarkan Instruksi tentang Studi Bapa-bapa Gereja dalam Pembinaan Imam karena melihat sumbangan para Bapa Gereja yang tak ternilai harganya bagi teologi dan hidup Gereja masa kini, khususnya dalam kerangka pembinaan caloncalon imam. Mereka berjasa dalam menetapkan dasar iman, kanon Kitab Suci, memprakarsai liturgi yang stabil. Di tengah rumitnya persoalan yang dihadapi Gereja pada masa mudanya, para Bapa Gereja mewariskan kepada kita cara berteologi yang berorientasi pada Kitab Suci dan bermuara bagi pengembangan hidup rohani umat beriman. Mereka menggagas inkulturasi tanpa kehilangan nilai-nilai fundamental iman. Karya mereka yang sarat dengan kekayaan kultural, spiritual, kateketik, homiletik dan apostolik ini merupakan sumber inspirasi bagi teologi masa kini.
ASKETISME DALAM TRADISI MONASTIK KRISTEN Situmorang, Sihol
LOGOS Vol 15 No 2 (2018): Juni 2018
Publisher : UNIKA Santo Thomas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (383.428 KB) | DOI: 10.54367/logos.v15i2.322

Abstract

Askese, yang secara sederhana dimengerti sebagai matiraga, termasuk unsur essensial dalam tradisi monastik kristen. Dengan penyangkalan diri, puasa, hidup bertarak dan meninggalkan dunia ramai menuju tempat yang sunyi dan sepi, para petapa dan para rahib ingin mengejar kesempurnaan hidup seturut Injil dengan mengutamakan hidup doa dan kontemplasi. Tradisi monastik muncul sebagai bentuk protes atas kendurnya penghayatan nilai-nilai kekristenan khususnya ketika Agama Kristen mendapat kebebasan terlebih lagi pada saat menjadi agama negara. Dalam upaya mengejar keserupaan dengan Kristus, askese badani sangat ditekankan, kendati bukan menjadi unsur yang paling utama. Askese merupakan medium atau sarana, dan bukan tujuan. Pemahaman mengenai askese berkembang dengan semakin ditekankannya nilai interior atau batiniah, yang meliputi iman, kerendahan dan kesatuan hati, kesabaran, ketaatan, pelayanan, kerja keras, ugahari, doa dan kontemplasi.
HISTORIA ECCLESIASTICA THEODORETUS DARI CYRRUS Situmorang, Sihol
LOGOS Vol 9 No 1 (2012): Januari 2012
Publisher : UNIKA Santo Thomas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (181.322 KB) | DOI: 10.54367/logos.v9i1.324

Abstract

Tujuan penulisan sebuah karya historis, termasuk Sejarah Gereja, tak bisadilepaskan dari penulisnya. Harapan, kegelisahan dan perjuangan penulis menjadi unsur yang turut menentukan pemilihan dokumen dan alur sejarah yang ia kemukakan. Theodoretus, uskup Cyrrus, hidup dalam periode kala sejumlah guncangan tengah menimpa baik Gereja maupun Kekaisaran Romawi. Sebagai pembela setia iman ortodoks, Theodoretus berhadapan dengan sejumlah aliran heritik dan kekafiran yang mengancam kedamaian dalam Gereja. Untuk itu, Theodoretus sangat menekankan pentingnya koalisi antara pemimpin Gereja dengan kaisar penganut ajaran iman ortodoks. Kerja sama itulah yang melahirkan damai baik dalam Gereja maupun Kekaisaran. Serangan terhadap kekafirkan, khususnya aliran heretik, dan penekanan peranan para rahib menjadi unsur dominan dalam Sejarah Gereja yang ditulis oleh Theodoretus. Untuk mencapai maksudnya, Thedoretus tak sungkansungkan memodifikasi alur sejarah.
HIDUP KONTEMPLATIF DEWASA INI: Mendalami Butir-butir Konstitusi Apostolik Paus Fransiskus (VULTUM DEI QUAERERE) Situmorang, Sihol
LOGOS Vol 15 No 1 (2018): Januari 2018
Publisher : UNIKA Santo Thomas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (136.355 KB) | DOI: 10.54367/logos.v15i1.331

Abstract

Pemeluk hidup kontemplatif merupakan kelompok kecil dari kawanan umat Allah. Namun, keberadaan mereka sangat penting, ibarat detak jantung iman dan cinta Gereja kepada Allah dan manusia. Selaku gembala yang penuh perhatian atas hidup kawanannya, Paus Fransiskus  memutuskan mempromulgasikan Konstitusi Apostolik Vultum Dei Quaerere bagi para suster kontemplatif. Seraya bersyukur atas kehadiran pemangku hidup kontemplatif dalam Gereja, Paus mengajak para suster kontemplatif mencermati sejumlah nilai dan topik penting, supaya panggilan hidup istimewa ini semakin berbuah melimpah.
DOA Jalan Menuju Kontemplasi Situmorang, Sihol
LOGOS Vol 16 No 1 (2019): Januari 2019
Publisher : UNIKA Santo Thomas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (432.331 KB) | DOI: 10.54367/logos.v16i1.353

Abstract

Doa temasuk bagian integral, pusat dan essensi setiap agama. Sebagai homo religiosus, manusia memiliki tradisi menyangkut pemahaman, penghayatan dan cara berdoa. Di balik aktivitas berdoa, manusia menyadari bahwa kehidupan di dunia ini tidak sepenuhnya berada dalam kontrolnya. Manusia tergantung kepada YANG LAIN, yang oleh Rudolf Otto disebut mysterium tremendum et fascinosum (Misteri yang menggetarkan dan sekaligus menawan). Dalam tradisi Kristen, doa berakar dalam Kitab Suci. Perjanjian Baru, khususnya Injil, menceritakan Yesus sebagai pendoa. Secara khusus dituliskan momen istimewa ketika Yesus berdoa. Ia memilih tempat yang sunyi dan berdoa sepanjang malam. Yesus juga mengkritisi isi dan cara berdoa. Ia mengajarkan doa Bapa Kami yang menjadi salah satu doa pokok Gereja. Relasi personal dengan Allah Bapa-Nya mendasari setiap doa Yesus. Dalam artikel ini dipaparkan beberapa unsur penting dalam doa, yakni apa itu berdoa, cobaan saat berdoa, waktu dan sikap doa, cara berdoa dan menjadi doa. Gagasan tersebut diramu dari pemikiran sejumlah mistikus Kristen awal dan pandangan Bapa-bapa Gereja.
HISTORIOGRAFI ANTIK DAN HISTORIOGRAFI KRISTEN Situmorang, Sihol
LOGOS Vol 4 No 2 (2005): Juni 2005
Publisher : UNIKA Santo Thomas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (299.011 KB) | DOI: 10.54367/logos.v4i2.398

Abstract

Human being is a historical being. In the history the details of life and their struggle is expressed. For the people who believe in God, faith is a fundamental part in their life. The faith is experienced in the history and therefore the faithful see the history as an implementation of divine providence. Accordingly, explaining the history is an important task. The writers of the ancient history use the literary genres such as historiography, chronography and biography. In ancient christianity, the historical writers give a new meaning to the existing literatures. Their authority is not based on the divine inspiration but on the truth about salvific eschatological event. Eusebius is one of the pioneers of the ecclesiastical historiography. In the history of the Church it is the Divine Providence who guides and decides the course of all events to their ultimate purpose namely to prepare the Kingdom of God. Thus the history of the Church is a divine-spiritual history. Nowadays, the influence of Greek and Roman philosophers and famous writers is well observed especially in political theology. This new history is presented with the documentation which was unusual for the history of politics, but which was common in polemical works and biography.
INDAHNYA PANGGILAN TUHAN : Butir-butir Refleksi Surat Apostolik Paus Fransiskus dalam Tahun Hidup Bakti Situmorang, Sihol
LOGOS Vol 12 No 2 (2015): Juni 2015
Publisher : UNIKA Santo Thomas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54367/logos.v12i2.863

Abstract

Tak bisa dipungkiri bahwa tarekat religius atau hidup bakti adalah harta yang tak tergantikan bagi Gereja. Kehadiran dan sumbangannya sungguh telah mewarnai dan menghiasi Gereja dan perutusannya sepanjang masa. Kaum religius laksana garda depan bagi karya misioner Gereja lewat karya pastoral, pendidikan, sosial maupun kesehatan. Kesadaran akan sumbangan besar kaum religius inilah kiranya yang mendorong pemimpin Gereja senantiasa memberi dukungan kepada hidup bakti dengan menerbitkan sejumlah dokumen penting, khususnya sejak Konsili Vatikan II. Gereja berharap bahwa kaum religus berbuah lebih subur lagi untuk memperlihatkan keindahan, kesuburan dan kesempurnaan Kerajaan Allah. Paus Fransiskus menetapkan tahun 2015sebagai Tahun Hidup Bakti sebagai suatu ajakan untuk semakin menghargai sumbangan karisma dan kesaksian kaum religius. Tahun ini menjadi momentum untuk bersyukur sekaligus kesempatan untuk berefleksi bagi tarekat hidup bakti secara khusus dan bagi seluruh Gereja secara umum.Dengan demikian tugas perutusan yang diterima dari Sang Misionaris Agung lebih berbuah lagi.
MISERICORDIAE VULTUS : Menelisik Bulla Pemakluman Yubileum Luar Biasa Kerahiman Situmorang, Sihol
LOGOS Vol 13 No 2 (2016): Juni 2016
Publisher : UNIKA Santo Thomas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54367/logos.v13i2.872

Abstract

Tatkala dunia diterpa oleh berbagai kekerasan yang mengakibatkan rentetan tragedi dan penderitaan, Paus Fransiskus menetapkan Yubileum Luar Biasa Kerahiman. Paus yakin, bahwa kekerasan hanya dapat diretas bila manusia menjadikan belas kasih sebagai spirit dan landasan hidup, dalam berpikir maupun bertindak. Masa depan yang lebih baik, damai dan bersaudara dapat dicapai bila manusia belajar hidup menurut citranya yang sejati, yakni Allah, yang telah menciptakan manusia menurut gambar dan rupa-Nya sendiri. Citra Allah tidak lain adalah belas kasih. Seruan untuk berbelas kasih seperti Bapa merupakan ajakan untuk menghidupi jati diri manusia seperti tatkala ia diciptakan. Oleh dosa, manusia kehilangan gambaran diri Allah dalam dirinya. Yesus datang dan menjadi manusia untuk memulihkan citra manusia dan mewujudkan belas kasih Allah. Umat beriman, dengan bercermin pada Yesus dan merenungkan Injil, diajak menjadi insan yang berberlas kasih dan murah hati, sebagaimana tertuang dalam motto yubileum luar biasa ini, yakni Misericordes sicut Pater.