Aminah .
Department of Chemistry, Faculty Mathematics and Science-University of Indonesia Kampus Baru UI, Depok 16424, Indonesia

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Proses Penerimaan Anak (Remaja Akhir) terhadap Perceraian Orangtua dan Konsekuensi Psikososial yang Menyertainya ., Aminah; Andayani, Tri Rejeki; Arif Karyanta, Nugraha
Jurnal Ilmiah Psikologi Candrajiwa Vol 1, No 3 (2012): Jurnal Ilmiah Psikologi CandraJiwa
Publisher : Jurnal Ilmiah Psikologi Candrajiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Proses Penerimaan Anak (Remaja Akhir) terhadap Perceraian Orangtua dan Konsekuensi Psikososial yang Menyertainya     Processes of Adolescents Acceptance to Divorce and Psychosocial Consequence that Attended     Aminah, Tri Rejeki Andayani, Nugraha Arif Karyanta Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret       ABSTRAK   Penerimaan terhadap perceraian orangtua adalah suatu hal yang tidak dapat dicapai secara spontan oleh anak dengan orangtua bercerai, tetapi melewati tahapan-tahapan tertentu terkait dengan kehidupan pasca perceraian, termasuk berbagai konsekuensi atau dampak yang dirasakan baik dampak psikologis maupun dampak sosial yang menyertainya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses penerimaan anak (remaja akhir) terhadap perceraian orangtua serta dampak yang dirasakan baik dampak psikologis maupun dampak sosial. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologis, pengumpulan data dilakukan dengan dengan teknik wawancara mendalam dan observasi. Jumlah subjek dalam penelitian ini berjumlah tiga orang dengan kriteria yaitu remaja akhir yang mengalami perceraian orangtua dan usia antara 18-21 tahun. Proses penelusuran subjek dilakukan dengan dengan mendatangi subjek dari orang ke orang dengan bantuan Pengadilan Agama Kabupaten Karanganyar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses penerimaan remaja akhir terhadap perceraian orangtua berbeda-beda pada setiap individu terkait dengan tahapan yang dilalui. Tahapan-tahapan tersebut meliputi tahap penolakan (denial), tahap marah (anger), tahap penawaran (bargaining), tahap depresi (depression), tahap penerimaan (acceptance), tahap rekonstruksi (reconstruction), dan tahap depresi berulang (intermitten depression). Dalam penelitian ini, ketiga subjek mengalami tahapan yang sama, yaitu tahap penolakan, tahap kemarahan, tahap depresi, tahap penerimaan, dan tahap depresi berulang. Tahapan penerimaan yang dialami masing-masing individu akan membedakan bagaimana individu menjalani proses penerimaan terhadap perceraian orangtua, termasuk konsekuensi/dampak psikologis yang meliputi dampak kognisi, dampak emosi, dampak konasi/psikomotor maupun dampak sosial yang menyertainya.   Kata kunci: Penerimaan, Konsekuensi Psikososial, Remaja Akhir yang Mengalami Perceraian Orangtua
ANALISIS YURIDIS PENGATURAN IDEAL PENINJAUAN KEMBALI PERKARA PIDANA PASCA PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 34/PUU-XI/2013 Pratama, Agung Barok; ., Aminah; Jamin, Mohammad
HUKUM PEMBANGUNAN EKONOMI Vol 5, No 2 (2017): JULI - DESEMBER
Publisher : Program Pascasarjana Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/hpe.v5i2.18258

Abstract

AbstractThis article  discusses the ideal setting reconsideration after the Constitutional Court decision No. 34/PUU-XII/2013. This research is legal (judicial) normative, namely by reviewing library materials (literature study). Therefore, the data used in this research is secondary data, which includes the primary legal materials, secondary, and tertiary. The results of this study showed that realizing an ideal regulatory application for review should be conducted, first, the MA should retract SEMA 7 2014 it is necessary to avoid confusion law enforcement officials and people seeking justice so as to interfere with the judicial system. If want to make additional rules to facilitate the course of justice, the MA should be poured in the form of PERMA. Second, by accelerating the process of PK and execution. Thirdly, provision PK in the future submission must be adapted to the Constitutional Court decision No. 34/PUU-X/2013. That way the material truth and justice will actually be realized.Keywords: Judicial Review; Justice; Rule of Law; Supreme Court Decisions.AbstrakArtikel ini meneliti tentang pengaturan ideal peninjauan kembali pasca putusan Mahkamah Konstitusi No. 34/PUU-XII/2013.Penelitian ini merupakan penelitian hukum (yuridis) normatif, yaitu dengan mengkaji bahan-bahan pustaka (studi kepustakaan). Karena itu, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data skunder, yang mencakup bahan hukum primer, skunder, dan tersier. Hasil Penelitian ini menunjukan bahwa, demi menwujudkan suatu peraturan yang ideal permohonan peninjauan kembali maka perlu dilakukan, pertama, MA harus menarik kembali SEMA No.7 Tahun 2014 hal ini ini diperlukan agar tidak terjadi kebingungan aparat penegak hukum dan masyarakat pencari keadilan sehingga dapat mengganggu sistem peradilan. Kedua, dengan mempercepat proses PK dan eksekusinya. Ketiga, ketentuan pengajuan PK kedepanya harus disesuaikan dengan putusan MK No. 34/PUU-XI/2013. Dengan begitu keadilan dan kebenaran materiil akan benar-benar dapat diwujudkan.Kata kunci: Peninjauan Kembali, Keadilan, Kepastian Hukum, Putusan Mahkamah Agung
PEMANFAATAN JELUTUNG (Dyera spp.) OLEH SUKU ANAK DALAM DI TAMAN NASIONAL BUKIT DUABELAS , JAMBI ., Aminah; Zuhud, Ervizal A.M.; Siregar, Iskandar Z.
Media Konservasi Vol. 21 No. 2 (2016): Media Konservasi Vol. 21 No. 2 Agustus 2016
Publisher : Department of Forest Resources Conservation and Ecotourism - IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (466.055 KB) | DOI: 10.29244/medkon.21.2.168-173

Abstract

Anak Dalam Tribe (Suku Anak Dalam; SAD) used jelutong in their daily live. But nowadays, jelutong population was reduced. Increase the forest change area decrease the habitat preference of jelutong. It need the strategy and technique to conservation jelutong without conflict with local people interest. Traditional management of jelutong among SAD in Bukit Duabelas National Park (Taman Nasional Bukit Duabelas; TNBD) benefits to understanding technique used of jelutong latex and understanding ecological knowledge SAD for strategy of conservation jelutong, among  other are to described  jelutong population status in TNBD. The research was conducted by using focus group discussion and indepth interview 40 respondent to examine management and use of jelutong. In addition, vegetation analysis was also conducted to determine the status of jelutong population by 8 sampling plots with census technique in 2,88 ha area. It was determined that SAD use latex of jelutong especially for comodity. Traditional technique applied to all methods tapping, production, and marketing latex. Time latex tapping done in early morning on 5 to 6 am because sunrise decreased latex production. Latex mixed with samak (Syzygium pyrifolium) or vinegar 61, allowed to stand until thickened and forming lumps fit the mold. The local management of this species is based on simple maintenance and tapping latex of individuals in the swamp area, dryland area and homegardens agroforest.The structure of jelutong population in TNBD was destructed which are distribution number of jelutong per ha young stage less than mature stage. Keywords: Anak Dalam Tribe, bioprospecting, conservation, Dyera spp., ethnobotany