Claim Missing Document
Check
Articles

Lukisan Gaya Kamasan di Bale Kertha Gosa Semarapura, Klungkung, Bali (Analisis Nilai-Nilai Pendidikan Karakter dan Implementasinya dalam Pembelajaran Sejarah di SMA Berbasis Kurikulum 2013) ., Kadek Edy Indraguna; ., Prof. Dr. Nengah Bawa Atmadja,MA; ., Drs. I Gusti Made Aryana,M.Hum
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 6, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v6i1.4151

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) alur cerita pada lukisan di Bale Kertha Gosa, (2) nilai pendidikan karakter yang terdapat di balik cerita lukisan di Bale Kerta Gosa (3) implementasi nilai pendidikan karakter yang terdapat di balik cerita lukisan di Bale Kertha Gosa dalam pembelajaran sejarah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dengan pendekatan deskriptif kualitatif dengan langkah-langkah yaitu: (1) Penentuan Lokasi Penelitian, (2) Teknik Penentuan Informan, (3) Metode Pengumpulan Data (Observasi, Wawancara, Studi Dokumen) , (4) Teknik Validitas Data, (5) Teknik Pengolahan Data, (6) Penulisan Hasil Penelitian. Penelitian ini menghasilkan temuan, (1) Alur cerita yang ada di langit-langit Bale Kertha Gosa menceritakan/mengkisahkan tentang cerita Ni Diah Tantri/Tantri Kandak, Atma Presangsa, Sang Garuda Mencari Amerta, Pelelindong (Gempa), pertempuran Sang Bima dengan para dewa untuk menyelamatkan roh ayah dan ibunya, Sorga Roh. (2) Nilai-nilai karakter yang terdapat dibalik cerita lukisan di langit-langit Bale Kertha gosa yaitu jujur, cerdas, tangguh, dan peduli. (3) Implementasi dari Lukisan di langit-langit Bale Kertha Gosa dalam memberikan nilai-nilai pendidikan karakter yaitu melalui pembelajaran di luar kelas atau karya wisata. Dengan menggunakan metode karya wisata guru dapat lebih mudah memberikan gambaran secara langsung tentang nilai-nilai pendidikan karakter khususnya dalam pembelajaran sejarah yang terdapat dibalik cerita lukisan di langit-langit Bale Kertha Gosa.Kata Kunci : Lukisan Kamasan, Pembelajaran Sejarah, Kurikulum 2013 This study aims to determine (1) the plot of the painting in Bale Kertha Gosa (2) the value of character education contained in the story behind the painting in Bale Kerta Gosa (3) the implementation of character education values contained in the story behind the painting in Bale Kertha Gosa in teaching history. The method used in this research is descriptive qualitative research approach with the steps are: (1) Determination of Location Research, (2) Determination informant Technique, (3) Data Collection Method (Observation, Interview, Study Document), (4 ) Validity Data Engineering, (5) Data Processing Techniques, (6) Writing Research.This research resulted in findings, (1) The story line that is in the ceiling Bale Kertha Gosa menjelaskan The story of Ni Diah Tantri / Tantri Kandak, Atma Presangsa, Sang Garuda Looking for Amrita, Pelelindong (Earthquake), The Milky battle with the gods to save the spirit of her father and mother, Heaven Spirit. (2) The values of the characters contained in the story behind the painting on the ceiling of the Bale Kertha Gosa is honest, smart, tough, caring. (3) Implementation of the painting on the ceiling of Bale Kertha Gosa in providing character education values is through learning outside the classroom or field trip. By using the methods of the field trip the teacher can more easily provide a snapshot directly on the values of character education, especially in learning the history of the story behind the painting found on the ceiling of Bale Kertha Gosa.keyword : Painting of Kamasan, Teaching History, Curriculum 2013
UANG PERIODE ORI (OEANG REPUBLIK INDONESIA) 1946-1949 : KARAKTERISTIK DAN POTENSINYA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH DI SMA ., Ni Made Dwipayani; ., Dra. Luh Putu Sendratari,M.Hum; ., Drs. I Gusti Made Aryana,M.Hum
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v3i1.4269

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui latar belakang munculnya ORI sebagai mata uang pertama di awal berdirinya RI, (2) mengetahui aspek-aspek yang terkandung dalam ORI yang bisa dijadikan sebagai media pembelajaran sejarah di SMA. Dalam penelitian ini, data dikumpulkan dengan menggunakan metode kualitatif dengan tahap-tahap ; (1) teknik penentuan lokasi penelitian, (2) teknik penentuan informan, (3) teknik pengumpulan data (observasi, wawancara, kajian dokumen), (4) teknik penjamin keaslian data (triangulasi data, triangulasi metode), dan (5) teknik analisis data. Hasil penelitian menunjukan bahwa, (1) Adanya peristiwa sejarah yang melatarbelakangi dikeluarkannya ORI sebagai mata uang pertama di Indonesia disebabkan oleh faktor ekonomi, faktor politik, faktor kultural dan faktor historis. (2) Aspek-aspek yang terkandung dalam ORI yang dapat dijadikan sebagai media pembelajaran di SMA yaitu aspek bentuk, aspek fungsi, aspek seni dan aspek gambar. Materi uang ORI sebagai media pembelajaran Sejarah di SMA dapat dikaitkan ke dalam silabus dan rencana pelaksanaan pembeajaran (RPP) yang berbasis kurikulum KTSP kelas XII semester ganjil. Kata Kunci : Aspek, factor, Media pembelajaran, Uang ORI This study aims to (1) know the background of ORI as the first currency in the beginning of RI, (2) know the aspects contained in the ORI, which can be used as a learning media of history in senior high school. In this study, the data were collected by using qualitative methods within some stages, (1) field determination technique, (2) informant determination techniques, (3) data collection techniques (observation, interview, documents review), (4) validity and reliability technique (data triangulation, triangulation method), and (5) data analysis technique. The findings of the study showed that, (1) there were historical events underlying the issuance of ORI as the first currency in Indonesia which was caused by economic factors, political factors, cultural factors and historical factors. (2) The aspects contained in the ORI, which can be used as a learning media in the senior high school were form aspects, function aspects, art and image aspects. Material of ORI money as a medium of learning history in senior high school can be attributed to the syllabus and lesson plan (RPP) based on the standard based curriculum (KTSP) of XII class in the first semester.keyword : aspects, factors, learning media, ORI money.
PURA DALEM SEGARA MADHU DI DESA JAGARAGA, SAWAN, BULELENG (LATAR BELAKANG BERDIRI DAN POTENSINYA SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH LOKAL DI SMA ., Ni Wayan Yuliasih; ., Drs. I Gusti Made Aryana,M.Hum; ., Drs. I Wayan Mudana,M.Si.
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 6, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v6i2.3830

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Latar belakang berdirinya Pura Dalem Segara Madhu, Sawan, Buleleng; (2) Aspek-aspek yang dimiliki oleh Pura Dalem Segara Madhu sebagai sumber belajar sejarah lokal; dan (3) Faktor yang menyebabkan SMA Wira Bhakti belum memanfaatkan Pura Dalem Segara Madhu sebagai sumber belajar sejarah lokal. Penelitian ini dilakukan di Desa Jagaraga, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yaitu: (1) teknik penentuan informan; (2) teknik pengumpulan data (observasi, wawancara, studi dokumen) dan; (3) analisis data. Berdasarkan temuan di lapangan menunjukkan bahwa (1) Pura Dalem Segara Madhu sebelumnya bernama “Jaya Pura” yang berfungsi sebagai Pasraman. Pada masa Perang Jagaraga tahun 1849, pura ini dijadikan sebagai pusat pertahanan benteng dalam menghalau serangan Belanda. Namun, akibat kekalahan perang pada masa itu, pura ini sempat dihancurkan oleh Belanda dan dibangun kembali oleh masyarakat Buleleng pada tahun 1865 dengan nama “Segara Madhu”, (2) Aspek-aspek yang dimiliki oleh Pura Dalem Segara Madhu sebagai sumber belajar sejarah lokal yaitu aspek historis, dan aspek arsitektur bangunan, (3) Faktor yang menyebabkan guru sejarah di SMA Wira Bhakti kurang memanfaatkan Pura Dalem Segara Madhu sebagai sumber belajar sejarah lokal, yaitu karena faktor jarak, kesibukan, dan belum adanya kerjasama dengan Dinas Pendidikan. Kata Kunci : Pura Dalem Segara Madhu, Sumber Belajar, Sejarah Lokal Pura Dalem Segara Madhu the aim of this study is to determine (1) Backround of the founding of Segara Madhu Temple, Sawan, Buleleng; (2) Aspect which are owned by Segara Madhu temple as a source of learning local history; (3) Faktor which made the SMA Wira Bhakti not exploit yet the Segara Madhu Temple as a source of leraning local history the research is done in Jagaraga Village. This study uses qualitative methods namely: (1) Determination techniques informant; (2) Techniquest of data collection (observation, interviews, study document); (3) Based on data analysis. Finding in the field showed that (1) A previous Dalem Segara Madhu Temple named “Jaya Pura” which functioning as pasraman. During the war 1849, this temple was made as fortress in the center of defense to block attacks by dutch. But the loosed of the war at that time, the temple was destroyed by the Dutch and rebuilt by the the people of Buleleng on 1865 with names “Segara Madhu”, (2) Aspects which are owned by the Segara Madhu Temple as a source of learning local history namely historical aspects, and aspects of building arsitektur, (3) The factor that cause SMA Wira Bhakti history teacher in an underutilization of the temple as a source of learning local history, namely because the distance factor, busyness, and the lack of cooperation with the department of education. keyword : Dalem Segara Madhu Temple, Resource, Local History
Tradisi Tari Sanghyang Bojog di Desa Pakraman Bugbug, Karangasem, Bali (Latar Belakang, Fungsi, dan Potensinya Sebagai Sumber Belajar Sejarah Kebudayaan di SMA. ., I Gede Bayu Ary Hermawan; ., Drs. I Gusti Made Aryana,M.Hum; ., Ketut Sedana Arta, S.Pd.
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 5, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v5i2.4849

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Latar Belakang tari Sanghyang Bojog di Desa Pakraman Bugbug, Karangasem, Bali, (2) Fungsi tari Sanghyang Bojog di Desa Pakraman Bugbug, Karangasem, Bali dan, (3) Unsur-unsur dari tari Sanghyang Bojog yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar Sejarah Kebudayaan di SMA. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriftif kualitatif dengan langkah-langkah: (1) Penentuan lokasi penelitian, (2) Teknik penentuan Informan, (3) Metode pengumpulan data (observasi, wawancara, kajian Dokumentasi), (4) Teknik penjaminan keaslian data, (triangulasi data,triangulasi metode), dan (5) Teknik analisis data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Latar Belakang tari Sanghyang Bojog yaitu adanya sistem keyakinan, kepercayaan, dan alasan ekonomi. (2) Fungsi tari Sanghyang Bojog di Desa Pakraman Bugbug adalah untuk dipentaskan di Balai Desa sebagai penolak bala dan malapetaka seperti wabah penyakit (gering), dan bencana alam yang akan melanda penduduk desa setempat, selain itu juga untuk melestarikan tarian Sanghyang Bojog yang mulai terkikis oleh arus globalisasi. (3) Unsur-unsur dari tari Sanghyang Bojog yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar Sejarah Kebudayaan di SMA yaitu unsur historis, unsur pendidikan, dan unsur sosial yang dapat dijabarkan pada mata pelajaran Sejarah kelas X semester ganjil kurikulum 2013.Kata Kunci : Tradisi Tari Sanghyang Bojog, Desa Pakraman Bugbug, Sumber Belajar Sejarah Kebudayaan. This study aims to determine ( 1 ) Background Bojog Trance dance in Pakraman Bugbug , Karangasem , Bali , ( 2 ) Function Bojog Trance dance in Pakraman Bugbug , Karangasem , Bali and , ( 3 ) Elements of Trance dance Bojog the can be used as a learning resource Cultural History in high school . The method used in this research is a qualitative descriptive method steps : ( 1 ) Determining the location of the research , ( 2 ) determination technique informant , ( 3 ) methods of data collection ( observation , interviews , review of documentation ) , ( 4 ) Engineering guarantee authenticity data ( data triangulation , triangulation method ) , and ( 5 ) . The results of this study indicate that : ( 1 ) Background Bojog Trance dance is a system of belief , trust , and economic reasons . ( 2 ) Function Bojog Trance dance in Pakraman Bugbug is to be staged at the Village Hall as to avert calamity and catastrophe like the plague ( gering ) , and natural disasters that will hit the local villagers , and also to preserve Bojog Trance dance that began to erode by globalization . ( 3 ) The elements of dance Trance Bojog that can be used as a learning resource Cultural History in high school is a historical element , the element of education , and social elements that can be translated into subjects History class X semester curriculum in 2013 .keyword : Trance Dance Tradition Bojog , Pakraman Bugbug , Learning Resources Cultural History
Diaspora Etnik Mandar di Desa Pagerungan Besar, Kecamatan Sapeken, Kabupaten Sumenep Sebagai Sumber Lokal Belajar Sejarah di SMA ., NUR AZIZAH; ., Drs. I Gusti Made Aryana, M.Hum.; ., Dra. Desak Made Oka Purnawati,M.Hum
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 7, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v7i2.14669

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) diaspora Etnik Mandar melakukan pelayaran sampai di Pulau Pagerungan Besar; (2) upaya Etnik Mandar mempertahankan identitas budayanya di Pulau Pagerungan Besar; dan (3) nilai-nilai kehidupan Etnik Mandar yang dapat diintegrasikan dalam sumber lokal belajar sejarah di SMA. Dalam penelitian ini, menggunakan metode sejarah dengan tahap-tahap: (1) heuristik, (2) kritik sumber, (3) Interpretasi, dan (4) Histriografi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, (1) keberadaan Etnik Mandar di Pulau Pagerungan Besar dilatar belakangi terjadinya peperangan antara kerajaan-kerajaan Sulawesi Selatan pada abad ke-16, peperangan melawan Belanda pada abad ke-19, mengganasnya pendudukan tentara NICA di Sulawesi Selatan, pemborantakan Kahar Muzakkar tahun 1953. Selain faktor politik yang mengakibatkan migrasi Etnik Bugis-Makassar terdapat juga faktor sosial ekonomi yakni tradisi mengarungi lautan Etnik Bugis-Makassar, mengembangkan perdaggangan, adat dan perantauan. Hal ini juga sebagai penentu penyebaran Etnik Bugis-Makassar di seluruh wilayah Nusantara; (2) upaya Etnik Mandar mempertahankan identitas budayanya adalah karena sistem keyakinan itu sendiri berada dalam pemikiran dan gagasan manusia yang menyangkut keyakinan konsepsi yang berada dalam gaib atau di luar nalar manusia, kelompok keagamaan, keluarga, masyarakat, dan sekolah; dan (3) hasil penelitian ini dapat dapat diintegrasikan kedalam sumber lokal belajar sejarah di SMA karena mengandung nilai-nilai yang bersifat praktis dan efektif dalam bentuk sikap dan tindakan manusia seperti nilai budaya, nilai toleransi, nilai gotong royong, nilai moral, nilai religius,dan nilai sosial. Kata Kunci : diaspora, Etnik Mandar, sumber sejarah lokal, Desa Pagerungan Besar This study aims to find out (1) Ethnic Mandar diaspora to make a voyage to Pulau Pagerungan Besar; (2) Ethnic Mandar efforts to maintain its cultural identity in Pagerungan Besar Island; (3) Mandar ethnic values of life that can be integrated in local sources of history in high school. In this study, using historical methods with stages: (1) heuristics, (2) source criticism, (3) Interpretation, and (4) Histriography. The results of this study indicate that (1) the existence of Ethnic Mandar in Pagerungan Besar Island in the background of the war between the kingdoms of South Sulawesi in the 16th century, the war against the Dutch in the 19th century, the rampant occupation of NICA troops in South Sulawesi, Kahar Muzakkar in 1953. In addition to the political factors that resulted in the migration of Bugis-Makassar ethnic there are also socio-economic factors namely the tradition of sailing the ethnic sea Bugis-Makassar, developing trade, customs and overseas. It is also a determinant of the spread of Bugis-Makassar ethnic throughout the archipelago; (2) Ethnic Mandar attempts to preserve its cultural identity is because the belief system itself is in the thoughts and ideas of man concerning the beliefs of conception which are in the unseen or out of human reason, denominations, family, society and school; (3) the results of this study can be integrated into local sources of history in high school because they contain practical and effective values in the form of human attitudes and actions such as cultural values, tolerance values, mutual values, moral values, religious values, and social value.keyword : diaspora, Mandar Ethnic, local source, Pagerungan Besar Village
PERKEMBANGAN SMA NEGERI 3 SINGARAJA PERIODE 1976-2012 ., Gede Mas Mahendradita; ., Drs. I Gusti Made Aryana,M.Hum; ., Drs. I Ketut Margi, M.Si
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 5, No 3 (2017)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v5i3.2580

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perkembangan SMA Negeri 3 Singaraja selaku institusi pendidikan formal pada periode 1976-2012. Dalam mewujudkan tujuan tersebut maka digunakan metode kerja sejarah yaitu metode pengumpulan data (Heuristik), kritik sumber, Interpretasi (analisis data), dan Historiografi (Penulisan Sejarah). Adapun hasil dari penelitian ini yaitu perkembangan SMAN 3 Singaraja dapat dikatakan cukup panjang, yaitu di awali dengan berdirinya Sekolah Menengah Pembangunan Persiapan (SMPP), yang kemudian berganti status menjadi SMA di tahun 1985. Selanjutnya pada tahun 2004 ditunjuk sebagai sekolah bernuansa Hindu, dan selanjutnya pada tahun 2008 dijadikan sebagai sekolah rintisan mandiri (SKM). Sedangkan sistem pendidikan yang mencakup unsur input, proses, dan output, khususnya pada periode 1976-2012, SMAN 3 Singaraja memperoleh siswa baru terbanyak pada tahun ajaran 2004/2005, sebesar 320 siswa. Begitu pula dalam perkembangannya telah terjadi 8 kali pergantian kepemimpinan, 5 kali bergantikan kurikulum, maupun perkembangan sarana prasarana penunjang sekolah. Jika dilihat dari outputnya pun terjadi perkembangan yaitu kelulusan 99,5% dan kenaikan kelas 99,8% menjadi bukti kesuksesan proses belajar di SMA Negeri 3 Singaraja.Kata Kunci : Perkembangan sejarah, SMA Negeri 3 Singaraja, sistem pendidikan This research aims to describe the development of SMA Negeri 3 Singaraja as a formal education institution in 1967-1012. The data collection method which was used in this research is Heuristic while the data analysis used is interpretation and Historiography. The result of this research are at the beginning this school is called Sekolah Menengah Pembangunan Persiapan (SMPP) then changed into SMA in 1985. in 2004 this school was chosen as Hindu based school and in 2008 also become independent based school (SKM). In the progress of input and output specialy in 1976 – 2012, SMA Negeri 3 Singaraja got most students in academic year 2004/2005 which is 320 students. In its progress, this school change the leadership for 5 times and it changes the curriculum, for the tools school facilities. The graduate percentage is 99.5% and the increment 99.8% become the evidence of the success of studying in SMA Negeri 3 Singaraja.keyword : History development, SMA Negeri 3 Singaraja, education system.
Perkembangan Partai Politik di Kabupaten Badung Pada Tahun 1998-2009, dan Potensinya Sebagai Sumber Pembelajaran Sejarah di SMA ., I Putu Edy Saputra; ., Drs. I Gusti Made Aryana,M.Hum; ., Ketut Sedana Arta, S.Pd.
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v3i1.4171

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) latar belakang perkembangan partai politik di Kabupaten Badung pada periode 1998-2009, (2) perolehan suara partai politik dalam pemilu periode tahun 1998-2009 dan implikasinya bagi demokrasi di DPRD Kabupaten Badung, dan (3) aspek-aspek yang terdapat dari perkembangan partai politik di Kabupaten Badung yang dapat dijadikan sumber pembelajaran Sejarah di SMA. Penelitian ini bersifat deskritif kualitatif dengan menggunakan metode penelitan sejarah, yaitu: (1) Heuristik (studi dokunetasi, wawancara, dan observasi); (2) Kritik sumber; (3) Interprestasi; dan (4) Historiografi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: (1) adanya latar belakang perkembangan partai politik di Kabupaten Badung pada periode 1998-2009 disebabkan oleh faktor-faktor eksternal dan internal. Faktor internal di antaranya; (1) pergantian rezim ke reformasi, (2) amandemen UUD 1945, munculnya peraturan perundang-undangan tentang pemilu dan partai politik 1998-2009, perubahan sistem pemilu secara nasional, dan (3) dinamika partai politik di tingkat nasional. Sedangkan faktor internal, di antaranya; (1) Kabupaten Badung sebagai bagian dari wilayah provinsi dan negara, (2) corak masyarakat Badung yang multikultur, (3) difungsikannya partai politik sebagai kendaraan calon/pasangan calon dalam pemilu/pilkada. (2) Perolehan suara partai politik dalam pemilu periode 1998-2009 dan implikasinya bagi demokrasi di DPRD Kabupaten PDIP selalu unggul dalam setiap pemilu pada periode tersebut. Oleh karena itu, PDIP selalu mendominasi dalam prolehan kursi di DPRD Kabupaten Badung sehingga kebijakan-kebijakan yang dibuat selalu merepresentasikan visi dan misi partai yang pro rakyat. Dan (3) Aspek-aspek yang terdapat dari perkembangan partai politik di Kabupaten Badung sebagai sumber belajar sejarah di SMA yaitu aspek historis, aspek demokrasi, dan aspek pendidikan yang kemudian dijabarkan ke dalam silabus mata pelajaran sejarah pada kelas XII semester ganjil kurikulum 2013. Kata Kunci : Partai Politik, Demokrasi, Sumber Belajar Sejarah This study aims to knowing; (1) the background of the development of political parties in the Badung Regency in the period 1998-2009, (2) number of votes a political party in an election period 1998-2009 and implication for democracy in DPRD Badung Regency, and (3) there are aspects of the development of political parties in Badung Regency in can be used as a sorce of learning history SMA. This research is a descriptive qualitative study using historycal, namely: (1) heuristic (document, interview, observation), (2) source criticism, (3) interpretation, (4) historiography. The results of this study indicate that, (1) the backgrond of the development of political parties in Badung Regency period 1998-2009 caused by external and internal factors. External factor namely (1) substitution regime change to reform, amendment UUD 1945, emerging regulation concering the election of political parties 1998-2009, (2) changes in electoral systems nationally, and (3) the dynamics of political parties at the national level. While internal factor, such Badung Regency as part of the province and the country, the style of the Badung Community the multicultural, functioned as a political party candidate vehicle/pair of candidate in the election, as well asa goverment policies Badung Regency. (2) Number of votes a political party in the election period 1998-2009 and its implications for democracy in DPRD Badung Regency that PDIP always superior in every election for the period. So PDIP always dominated the seat in DPRD Badung Regency then the policy always represent the visioan and mission of a pro-people party. (3) And the are aspects of the development of political parties in Badung Regency as a source of learning history in SMA namely aspect historical, aspect democracy, and aspect education which is then translated in to a history lesson on the syllabus of the class XII semester odd curriculum 2013.keyword : Political Parties, Democracy, Source Learning History
IDENTIFIKASI TARI PERWALEN PADA PIODALAN SUGIAN DI PURA PASEK GELGEL, DUSUN BELUHU KANGIN, DESA TULAMBEN, KUBU, KARANGASEM SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS DI SMP N 1 KUBU ., Ni Luh Wiwin Virdayanti; ., Drs. I Wayan Mudana,M.Si.; ., Drs. I Gusti Made Aryana,M.Hum
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 6, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v6i1.4329

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) Latar Belakang Tari Perwalen sebagai tarian sakral, 2) Aspek-aspek dalam Tari Perwalen sebagai sumber belajar IPS. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu: (1) teknik penentuan informan; (2) metode pengumpulan data (wawancara, observasi, studi dokumen,); (3) validitas data; (4) teknik analisis data; dan (5) metode penulisan hasil. Melalui hal itu dapat dikemukakan bahwa yang melatar belakangi Tari Perwalen yaitu adanya suatu fenomena dalam kehidupan masyarakat untuk meyakini dan mensakralkan Tari Perwalen yang merupakan suatu Pawisik dari Ida Sesunan, cermin dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang dipentaskan setiap persembahyangan. Ada tiga faktor yang melatar belakangi Tari Perwalen, yakni faktor historis dan faktor kepercayaan. (2) Aspek-aspek yang terkandung pada Tari Perwalen yaitu: (1) Aspek historis yaitu Tari Perwalen tersebut merupakan warisan leluhur/nenek moyang yang dijalankan sampai saat ini oleh masyarakat Desa Tulamben, (2) Aspek sistem komunikasi yaitu Tari Perwalen merupakan wadah sebagai sistem komunikasi yang saling berinteraksi antara kelian Tari Perwalen, para penari, pemangku, serta warga masyarakat setempat, (3) Aspek sistem organisasi sosial Tari Perwalen merupakan salah satu perkumpulan/organisasi yang ada di Desa Tulamben yang menghasilkan suatu keterampilan dibidang kesenian, dan (4) Aspek sistem kepercayaan dimana Tari Perwalen dipercayan atau diyakini oleh masyarakat Desa Tulamben bahwa Tari Perwalen tersebut merupakan tari yang sakral dan dipercaya sebagai persembahyangan agar terhindar dari segala wabah penyakitKata Kunci : Sejarah, aspek-aspek dalam Tari Perwalen This research aims to know the, 1) Background as sacred dance Perwalen Dance, 2) aspects in the Perwalen Dance as a source of learning research using IPS. This study used a qualitative approach is: 1) determination of the informant; 2) Techniquest of data collection (observation, interviews, study document); 3) data analysis, 4) the validity of data, 5) writing techniques. Through it can be argued that the Dance background Perwalen namely the existence of a phenomenon in life and the public to believe that the mensakralkan Dance Perwalen a Sesunan pawisik of Ida, Ida Sang Hyang mirror of the Wasa Widhi staged every prayers. There are three background factors Dance Perwalen, historical factors and the trust factor. (2) Aspects – aspects Dance Perwalen contained in: (1) the historical aspect, namely Dance Perwalen such a heritage / ancestors run to date Tari This Tulamben village community, (2) communication systems that aspect Dance Perwalen a container as a communication system interacting Perwalen Dance, dancers, stakeholders, and citizens local, (3) Aspects of Dance Perwalen system of social organization is one the association / organization in the village of Tulamben that produces a skill in the field of art, and (4) Aspects of the belief system where Perwalen Dance dipercayan or believed by the village of Tulamben hat dance is a dance Perwalen sacred and is believed to bekeyword : History, Aspects of the Dance Perwalen
TRADISI TER-TERAN (PERANG API) DI DESA PAKRAMAN JASRI, KECAMATAN KARANGASEM DAN POTENSINYA SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN SEJARAH DI SMA ., Dewa Ayu Made Satriawati; ., Drs. I Wayan Mudana,M.Si.; ., Drs. I Gusti Made Aryana,M.Hum
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 5, No 3 (2017)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v5i3.3612

Abstract

Tradisi lokal kemasyarakatan merupakan bentuk kebudayaan yang berlangsung secara turun temurun. Tanpa tradisi tidak mungkin suatu kebudayaan akan hidup dan langgeng.Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui (1) latar belakang adanya tradisi Ter-teran (Perang Api) di Desa Pakraman Jasri, (2) prosesi pelaksanaan tradisi Ter-teran (Perang Api) di Desa Pakraman Jasri dan (3) aspek-aspek dari Tradisi Ter-teran (Perang Api) yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber pembelajaran sejarah. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan deskriptif. Data dalam penyusunan penelitian ini terdiri atas data primer dan data sekunder yang dikumpulkan melalui wawancara, observasi, studi dokumentasi. Selanjutnya data yang terkumpul dianalisis menggunakan metode analisis deskriftif kualititatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Latar belakang dilaksanakannya Tradisi Ter-teran oleh masyarakat Desa Pakraman Jasri yaitu mengikuti dari adanya lontar tattwa yang mengharuskan melaksanakan upacara ngusabha dalem dan ngeterin, kekhawatiran akan marabahaya dan takut akan hal-hal yang gaib, mempertebal keyakinan tentang Agama Hindu, dan meningkatkan solidaritas sosial. (2) Proses pelaksanaan Tradisi Ter-teran dimulai dari melaksanakan upacara ngusaba dalem yaitu ngatag nyerit menghaturkan banten caru menuju tepi laut kemudian melaksanakan tradisi ngeterin dan Ter-teran. (3) Aspek-aspek dari prosesi Tradisi Ter-teran yang dimanfaatkan sebagai sumber pembelajaran sejarah yaitu aspek historis yang berkaitan dengan proses sejarah adanya tradisi terteran yang wajib diketahui oleh siswa, aspek pendidikan yang berkaitan dengan materi pembelajaran sesuai dengan kurikulum 2013 yaitu karakteristik masyarakat dan kebudayaan Tradisi Ter-teran dan aspek sosial berkaitan dengan pengetahuan siswa dalam melestarikan budaya lokal dan mengetahui arti penting hidup bermasyarakat. Kata Kunci : Tradisi Ter-teran, sumber belajar, sejarah. Local tradition is a form of civic culture that lasted for generations. Without a cultural tradition may not beliving and lasting. The purpose of this research was to determine the presence of (1) background of tradition Ter-teran in Pakraman Jasri Village (2) implementation procession tradition Ter-teran (Fire War) in Pakraman Jasri and (3) to know aspects of the tradition Ter-teran (Fire War) were used as a source of learning history. The design used in this study is a descriptive design. The data in the preparation of this study consisted of primary data and secondary data were collected through interviews, observation, documentation and literature. Furthermore, the data were analyzed using qualitative descriptive analysis method. The results of this study are (1) Background implementation terteran tradition by villagers Pakraman Jasri that follow from the existence of lontar tattwa which requires implementing ngusabha dalem ceremonies and ngeterin, fears of distress and fear of things that are unseen, reinforcing the belief of the Hindu religion, and enhancing social solidarity. (2) Terteran tradition begin the implementation process of carrying out ceremonial ngusaba dalem offerings that deliver to ngatag nyerit,caru towards the water front and then carry out the tradition ofter-teran. (3) Aspects of the procession tradition Ter-teran (Fire War) isutilized as a source of learning the history of the historical aspectsrelating to the history, the tradition of terteran that must be known by the students, the educational aspects related to the learning materials according to the curriculum in 2013 that is characteristic society and culture terteran traditions and social aspects related to the knowledge of students in preserving local culture and know the importance of community life.keyword : Ter-Teran Tradition, learning resources, history
Pemertahanan Tradisi Lomba Layar Gapel pada Etnis Bajau di Kecamatan Sapeken Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur (sumbangannya bagi sumber belajar Sejatah di SMA) ., ENI ILYANI; ., Drs. I Gusti Made Aryana, M.Hum.; ., Dra. Desak Made Oka Purnawati,M.Hum
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 6, No 3 (2018)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v6i3.14670

Abstract

Penelitian ini tergolong penelitian deskritif kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui : (1) latar belakang pemertahanan Tradisi Lomba Layar Gapel (2) strategi pemertahanan tradisi lomba layar gapel (3) potensi apa yang dapat dimanfaatkan dari tradisi sumber belajar sejarah di SMA. Data dikumpulkan dengan Acuan Wawancara,observasi, dan studi dokumen. Sedangkan analisis datanya digunakan deskriptik dan kualitatif temuan penelitian lain: (1) latar belakang pemertahanan Tradisi Lomba Layar Gapel adalah karena beberapa alasan yaitu alasan historis dipertahankannya Tradisi Lomba Layar Gapel karena tradisi tersebut adalah warisan dari nenek moyang Etnis Bajau yang dianggap sebagai tradisi besar Etnis Bajau. Tradisi Lomba Layar Gapel juga memiliki nilai-nilai kebersamaan dan kekeluargaan. Masyarakat yang dulunya belum akrab, mejadi akrab ketika ikut dalam Tradisi Lomba Layar Gapel, (2) strategi pemertahanan tradisi lomba layar gapel dilakukan melalui sosialisasi diantaranya sosialisasi keluarga dilakukan oleh orang tua kepada anaknya dengan memberikan ajaran-ajaran yang berlaku menurut adat, teman sebaya, Sekolah, sosialisasi di masyarakat, dan sosialisasi di media massa. (3) Potensi apa yang dapat dimanfaatkan dari tradisi sumber belajar sejarah di SMA adanya Nilai-nilai Tradisi Layar Gapel yang bisa Diimplementasikan kedalam Pelajaran Sejarah diantaranya: (a) Religius pikiran, perkataan, dan tindakan seseorang yang diupayakan selalu berdasarkan pada nilai-nilai Ketuhanan dan atau ajaran agamanya, (b) Bertanggung jawab (c) Disiplin. (d) Kerja keras (e) Kreatif (f) kerja sama.Kata Kunci : Kata Kunci : Etnis Bajo, Desa Pagerungan Kecil, Pemertahanan Tradisi Lomba Layar Gapel This research is categorized as qualitative descriptive research which aims to know: (1) background of Gapel Screening Preservation Tradition (2) strategy of preservation of gapel display race tradition (3) what potency can be utilized from tradition of history learning resource in SMA. Data were collected by Interviews, observations, and document studies. While the data analysis is used descriptive and qualitative findings of other researches: (1) the background of preservation Gapel Screening Contest Tradition is for several reasons that is the historical reason to preserve the Tradition of Gapel Screening Contest because the tradition is the inheritance of the ancestors of Ethnic Bajau which is considered a great tradition of Ethnic Bajau . Tradition Screening Contest Gapel also has the values of togetherness and kinship. Communities that were not familiar yet, became familiar when participated in the Gapel Screening Contest, (2) the strategy of preserving the gapel sailing tradition was done through socialization such as family socialization conducted by parents to their children by giving the teachings according to custom, Schools, socialization in the community, and socialization in the mass media. (3) What potentials can be utilized from the tradition of learning resources of history in SMA the values of Tradition Screen Gapel that can be Implemented into the Lesson of History include: (a) Religious thoughts, words, and actions of one pursued always based on the values of God and / or his religious teachings, (b) Responsible (c) Discipline. (d) Hard work (e) Creative (f) cooperation.keyword : Bajo Ethnic, Pagerungan Kecil Village, Traditional Gathering Contest Race