This Author published in this journals
All Journal E-Jurnal Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan JIMAT (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi) Undiksha Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Jurnal Teknik Elektro Universitas Tanjungpura E-Jurnal Gloria Yuris Prodi Ilmu Hukum (Jurnal Mahasiswa S1 Fakultas Hukum) Universitas Tanjungpura Publika Coding: Jurnal Komputer dan Aplikasi Jurnal Jarkom DEDIKASI JURNAL MAHASISWA Jurnal Hortikultura Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Perikanan dan Ilmu Kelautan Jurnal Rekayasa Sipil dan Desain JBTI : Jurnal Bisnis : Teori dan Implementasi INVOTEK: Jurnal Inovasi Vokasional dan Teknologi EQIEN - JURNAL EKONOMI DAN BISNIS Jurnal Riset Manajemen Bisnis dan Publik Jurnal Karinov Edukasi IPS PRAJA: Jurnal Ilmiah Pemerintahan JURMA : Jurnal Program Mahasiswa Kreatif Journal of Contemporary Islamic Education Jurnal Pengabdian Multidisiplin Berkala Ilmiah Pendidikan Journal Research in Islamic Education Jurnal Teknik Industri Jurnal Sistem Informasi Triguna Dharma (JURSI TGD) Journal Evidence Of Law International Journal of Community Engagement Payungi Jurnal Penelitian Flourishing Journal Jurnal Ilmiah Research Student Journal of Electrical Engineering, Energy, and Information Technology Bustanul Ulum Journal of Islamic Education JURISTA : Jurnal Hukum dan Keadilan Jurnal Elemen Kimia La Parole : Journal of Language Teaching and Pedagogy Uranus: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro, Sains dan Informatika Edukasia Islamika: Jurnal Pendidikan Islam
Claim Missing Document
Check
Articles

Trips (Thysanoptera: Thripidae) pada Bunga dan Buah Manggis Serta Hubungannya dengan Kejadian Burik -, Fardedi; Maryana, N; Manuwoto, S; Poerwanto, R
Jurnal Hortikultura Vol 22, No 2 (2012): Juni 2012
Publisher : Indonesian Center for Horticultural Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK. Burik merupakan salah satu penyebab rendahnya mutu buah manggis di Indonesia. Saat ini informasi tentang kejadian burik pada buah manggis di Indonesia baik penyebab maupun pengelolaannya  masih sangat terbatas. Tujuan penelitian ialah untuk mempelajari burik buah, dinamika populasi trips, dan hubungan populasi trips dengan kejadian burik pada buah manggis. Penelitian tentang asosiasi serangga trips (Thysanoptera: Thripidae) dengan bunga dan buah serta hubungannya dengan kejadian burik pada buah manggis dilaksanakan di Desa Cengal, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dari bulan Mei 2009 sampai dengan Agustus 2010. Pengamatan laboratorium dilakukan di Laboratorium Biosistematika Serangga dan Laboratorium Anatomi Tumbuhan, Institut  Pertanian  Bogor.  Bagian tanaman yang diamati ialah daun muda, kuncup, bunga mekar sempurna, dan buah umur 1–16 minggu setelah antesis (MSA).  Hasil penelitian menunjukkan burik hanya merusak lapisan kutikula dan eksokarp buah manggis. Scirtothrips dorsalis dan Thrips hawaiiensis (Thysanoptera: Thripidae) ditemukan pada daun muda, kuncup, bunga, dan buah manggis. Populasi imago S. dorsalis dan T. hawaiiensis tertinggi ialah 1,15 dan 0,95 indiividu/bunga mekar sempurna, populasi larva tertinggi ditemui pada buah berumur 2 MSA yaitu 8,75 individu. Populasi trips semakin menurun dengan bertambahnya umur buah manggis. Gejala burik paling banyak  muncul pada buah umur 2 dan 3 MSA. Terdapat korelasi antara kepadatan populasi trips pada buah umur 2 dan 3 MSA dengan kejadian burik pada buah manggis. Kepadatan trips sebanyak 10,6 inidividu dapat menimbulkan gejala burik pada buah manggis umur 2 MSA. Karena populasi trips dan gejala burik muncul pada awal pertumbuhan buah, tindakan preventif dengan insektisida dapat dilakukan sebelum tanaman manggis memasuki periode berbunga.ABSTRACT. Fardedi, Maryana, N, Manuwoto, S and Poerwanto, R 2012. Thrips (Thysanoptera: Thripidae) in Flower and Fruit of Mangosteen (Garcinia mangostana L.) and the Correlation to Fruit Scars. Scars on mangosteen decreases the quality of this fruit economically. At the moment, information about management and causal factor of the scars on mangosteen in Indonesia are very limited. The aims of this research were to investigate the fruit scars, the population dynamic of thrips, and the correlation to the fruit scars. The association between thrips and mangosteen flowers and fruits as well as the correlation between thrips population to the fruit scars was investigated. The research was conducted at Cengal Village, Bogor District, West Java from May 2009 to August 2010. Laboratory investigation was carried out in Insect Biosystematics Laboratory and Plant Anatomy Laboratory, Bogor Agricultural University. Parts of plant observed were the shoot, flower bud, opened-flower, and fruit of 1 - 16 weeks after anthesis (WAA). The scars occurred in fruit cuticle and exocarp. There were two species of thrips, Scirtothrips dorsalis and Thrips hawaiiensis, that were found at flower bud, opened- flower, and fruit. The highest larva population of S. dorsalis  and T. hawaiiensis imago were 1.15 and 0.95 each flowers, the highest larva population was on 2 WAA fruits (8.75). The population of adults for both species was high in opened-flower. The population of larva was also high on fruit 2 WAA. The population of thrips decreased along with fruit growth. Scars occurred on fruit 2 and 3 WAA. There was a correlation between the abundance of thrips on fruit 2–3 WAA and scars at mangosteen fruits. Trips density 10.6 could cause scars on 2 WAA fruits. Thrips population and the symptoms of scars occurred on the early growth of fruits, therefore to control the trips using insecticide was suggested to be applied before flowering stage.
APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI PENYAKIT SALURAN PERNAFASAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION ,F.Trias Pontia W,Dedi Triyanto, Novi Indah Pradasari
Coding Jurnal Komputer dan Aplikasi Vol 1, No 1 (2013): Jurnal Coding Sistem Komputer
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (713.909 KB) | DOI: 10.26418/coding.v1i1.2316

Abstract

Jaringan syaraf tiruan telah banyak digunakan untuk membantu menyelesaikan berbagai macam permasalahan, salah satu permasalahan tersebut adalah pengambilan keputusan berdasarkan pelatihan yang diberikan. Aplikasi jaringan syaraf tiruan dapat diterapkan dalam berbagai bidang, salah satunya pada bidang kesehatan. Dalam penelitian ini Aplikasi jaringan syaraf tiruan digunakan untuk memprediksi penyakit saluran pernafasan khususnya pada penyakit Asma, ISPA, Pneumonia, Bronkhitis, Sinusitis, Tuberkulosis berdasarkan gejala-gejala dari penyakit saluran pernafasan tersebut. Aplikasi ini menggunakan pilihan asritektur yang terbaik, yaitu dengan 12 buah masukan, 2 unit tersembunyi dan 3 buah keluaran. Metode yang digunakan adalah metode Backpropagation. Data yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 120 data, 96 data digunakan untuk pelatihan, dan 24 data untuk pengujian, data pada penelitian ini didapat dari ruang rekam medik rumah sakit dr.Soedarso Pontianak. Aplikasi ini menggunakan maksimum iterasi sebanyak 50.000, learning rate 0,1 dan target error sebesar 0,0001. Hasil pengujian terhadap 24 data didapat hasil keakuratan sebesar 91,66% atau nilai error 8,33%. Error tersebut dapat terjadi karena pada jaringan syaraf tiruan jika terdapat data pelatihan yang hampir sama akan sulit mengenali pola. Kata Kunci: Jaringan Syaraf Tiruan, Metode Backpropagation, penyakit saluran pernafasan.
Trips (Thysanoptera: Thripidae) pada Bunga dan Buah Manggis Serta Hubungannya dengan Kejadian Burik -, Fardedi; Maryana, N; Manuwoto, S; Poerwanto, R
Jurnal Hortikultura Vol 22, No 2 (2012): Juni 2012
Publisher : Indonesian Center for Horticulture Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jhort.v22n2.2012.p120-129

Abstract

ABSTRAK. Burik merupakan salah satu penyebab rendahnya mutu buah manggis di Indonesia. Saat ini informasi tentang kejadian burik pada buah manggis di Indonesia baik penyebab maupun pengelolaannya  masih sangat terbatas. Tujuan penelitian ialah untuk mempelajari burik buah, dinamika populasi trips, dan hubungan populasi trips dengan kejadian burik pada buah manggis. Penelitian tentang asosiasi serangga trips (Thysanoptera: Thripidae) dengan bunga dan buah serta hubungannya dengan kejadian burik pada buah manggis dilaksanakan di Desa Cengal, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dari bulan Mei 2009 sampai dengan Agustus 2010. Pengamatan laboratorium dilakukan di Laboratorium Biosistematika Serangga dan Laboratorium Anatomi Tumbuhan, Institut  Pertanian  Bogor.  Bagian tanaman yang diamati ialah daun muda, kuncup, bunga mekar sempurna, dan buah umur 1–16 minggu setelah antesis (MSA).  Hasil penelitian menunjukkan burik hanya merusak lapisan kutikula dan eksokarp buah manggis. Scirtothrips dorsalis dan Thrips hawaiiensis (Thysanoptera: Thripidae) ditemukan pada daun muda, kuncup, bunga, dan buah manggis. Populasi imago S. dorsalis dan T. hawaiiensis tertinggi ialah 1,15 dan 0,95 indiividu/bunga mekar sempurna, populasi larva tertinggi ditemui pada buah berumur 2 MSA yaitu 8,75 individu. Populasi trips semakin menurun dengan bertambahnya umur buah manggis. Gejala burik paling banyak  muncul pada buah umur 2 dan 3 MSA. Terdapat korelasi antara kepadatan populasi trips pada buah umur 2 dan 3 MSA dengan kejadian burik pada buah manggis. Kepadatan trips sebanyak 10,6 inidividu dapat menimbulkan gejala burik pada buah manggis umur 2 MSA. Karena populasi trips dan gejala burik muncul pada awal pertumbuhan buah, tindakan preventif dengan insektisida dapat dilakukan sebelum tanaman manggis memasuki periode berbunga.ABSTRACT. Fardedi, Maryana, N, Manuwoto, S and Poerwanto, R 2012. Thrips (Thysanoptera: Thripidae) in Flower and Fruit of Mangosteen (Garcinia mangostana L.) and the Correlation to Fruit Scars. Scars on mangosteen decreases the quality of this fruit economically. At the moment, information about management and causal factor of the scars on mangosteen in Indonesia are very limited. The aims of this research were to investigate the fruit scars, the population dynamic of thrips, and the correlation to the fruit scars. The association between thrips and mangosteen flowers and fruits as well as the correlation between thrips population to the fruit scars was investigated. The research was conducted at Cengal Village, Bogor District, West Java from May 2009 to August 2010. Laboratory investigation was carried out in Insect Biosystematics Laboratory and Plant Anatomy Laboratory, Bogor Agricultural University. Parts of plant observed were the shoot, flower bud, opened-flower, and fruit of 1 - 16 weeks after anthesis (WAA). The scars occurred in fruit cuticle and exocarp. There were two species of thrips, Scirtothrips dorsalis and Thrips hawaiiensis, that were found at flower bud, opened- flower, and fruit. The highest larva population of S. dorsalis  and T. hawaiiensis imago were 1.15 and 0.95 each flowers, the highest larva population was on 2 WAA fruits (8.75). The population of adults for both species was high in opened-flower. The population of larva was also high on fruit 2 WAA. The population of thrips decreased along with fruit growth. Scars occurred on fruit 2 and 3 WAA. There was a correlation between the abundance of thrips on fruit 2–3 WAA and scars at mangosteen fruits. Trips density 10.6 could cause scars on 2 WAA fruits. Thrips population and the symptoms of scars occurred on the early growth of fruits, therefore to control the trips using insecticide was suggested to be applied before flowering stage.
FENOMENA PELANGGARAN HUKUM OLEH PELAJAR DIBAWAH UMUR BERDASARKAN PASAL 81 AYAT (2) UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG PERATURAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DI KOTA PONTIANAK - A11110197, DEDI SUTANTO
Jurnal Hukum Prodi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Untan (Jurnal Mahasiswa S1 Fakultas Hukum) Universitas Tanjungpura Vol 2, No 3 (2014): JURNAL MAHASISWA S1 FAKULTAS HUKUM UNTAN
Publisher : Jurnal Hukum Prodi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Untan (Jurnal Mahasiswa S1 Fakultas Hukum) Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penulisan Skripsi ini berjudul Fenomena Pelanggaran Hukum Oleh Pelajar dibawah Umur Berdasarkan Pasal 81 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Peraturan lalu Lintas dan Angkutan Jalan di Kota Pontianak. Adapun yang menjadi permasalahan dalam penulisan ini adalah : Faktor apakah yang menjadi kendala Penomena Pelanggaran Hukum Oleh Pelajar dibawah Umur Berdasarkan Pasal 81 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Peraturan lalu Lintas dan Angkutan Jalan di Kota Pontianak yang dilakukan oleh Pelajar setingkat SLTP di Kota Pontianak yang bertujuan : Untuk mengungkapkan Faktor Penyebab Para Pelajar setingkat SLTP melakukan Pelanggaran Hukum berdasarkan Pasal 81 (2) Undang-undang Nomor 22 tahun 2009, tentang Peraturan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Untuk mengungkapkan pasal 81 (2) UU.No.22.Tahun 2009, tentang lalu Lintas dan angkutan jalan, Dilarang bagi anak dibawah umur untuk mengendarai sepeda motor khususnya di kalangan para pelajar Setingkat SLTP, karena pada umumnya umur meraka antara 13 16 tahun, sehingga belum layak untuk mendapatkan SIM-C. Dari hasil penelitian terdapat Penomena Pelanggaran Hukum yang dilakukan oleh Para pelajar Setingkat SLTP berdasarkan Pasal 81 ayat (2) Undang-undang No.22 Tahun 2009, tentang Peraturan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, berbunyi Pengemudi kendaraan Sepeda Motor dilarang bagi mereka yang tidak memiliki SIM. Artinya, apabila dilanggar akan mendapatkan sanksi. Perlu dilakukan penelitian yang lebih mendalam mengenai faktor penyebab anak di bawah umur 17 tahun yang sudah dapat mengendari sepeda motor sebelum menentukan suatu kebijakan yang dianggap tepat dan sesuai pada pengendara sepeda motor di jalan raya, selanjutnya perlu dipikirkan juga mengenai dampak-dampak lain dari pelaksanaan peraturan mengenai aturan Pengemudi Sepeda Motor selain mematuhi ketentuan sebagaimana dimaksud Pasal 81 ayat (2) Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009, tentang Peraturan Lalu lintas dan Angkutan jalan agar tidak merugikan public pengguna jalan dan memberikan peran besar pada masyarakat dirasa di Indonesia harus benar-benar disesuaikan dengan kondisi Daerahnya, seperti halnya berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap sumber penelitian di Sekolah SLTP yang ada di Kota Pontianak.ivBahkan Pihak sekolah, pada posisi dilematis menghadapi kenyataan tersebut. Posisi antara mengijinkan atau melarang penggunaan sepeda motor ke sekolah. Jika mengijinkan, sekolah akan ditegur oleh Diknas karena dinilai melanggar aturan berlalu lintas. Sekolah akan dicap mengijinkan siswa-siswa yang belum memiliki SIM C bebas mengendarai sepeda motor, di sisi lain, jika sekolah melarang siswanya membawa sepeda motor ke sekolah, bagaimana solusinya agar mereka tetap bisa bersekolah. Ada banyak alasan kenapa mereka mengendarai sepeda motor ke sekolah. Kendaraan angkutan umum yang tidak memadai, rute angkutan umum yang tidak melewati tempat tinggal, dan kesibukan orangtua yang tidak sempat mengantar jemput anak-anaknya. Pada situasi dilematis seperti ini, kebijakan atau peraturan yang diambil sekolah lebih mengarah pada melarang siswa-siswanya membawa sepeda motor. Namun, siswa-siswa tersebut ternyata tak kurang akal, untuk menyiasati larangan tersebut, mereka tetap berangkat ke sekolah mengendarai sepeda motor, namun tidak memarkirnya di dalam sekolah. Tepi jalan raya di depan sekolah atau warung-warung dekat sekolah adalah lokasi yang biasa digunakan untuk penitipan sepeda motor mereka. Selanjutnya perlu dipikirkan mengenai dampak-dampak lain dari pelaksanaan peraturan mengenai batas umur minimal untuk pembuatan SIM-C terutama dikalangan para pelajar yang notabene berumur antara 13-15 tahun, namun sudah layak atau cakap dalam mengendarai sepeda motor. Untuk itu seyogyanya dalam Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk benar-benar mempunyai dayaguna dan hasil guna berlaku didalam masyarakat, berfungsi secara efektif dalam memberikan ketertiban, ketenteraman, dan kenyamanan bagi masyarakat dalam berlalu lintas. Keyword : SIM A, SIM B, SIM C
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN INDEPENDENSI TERHADAP KINERJA AUDITOR EKSTERNAL (STUDI EMPIRIS PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI PROVINSI BALI) ., Ketut Dedik Suariana; ., Nyoman Trisna Herawati, SE.AK,M.Pd.; ., Nyoman Ari Surya Darmawan, S.E., Ak.
JIMAT (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi) Undiksha Vol 2, No 1 (2014):
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jimat.v2i1.2338

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan dan independensi terhadap kinerja auditor eksternal pada Kantor Akuntan Publik di Provinsi Bali. Penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitatif. Populasi penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik di Provinsi Bali di mana sampel penelitian ditentukan dengan menggunakan metode purposive sampling, yaitu auditor yang sudah memiliki pengalaman kerja minimal 1 tahun. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 50 orang. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer, di mana data pada penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan metode survey melalui penyebaran kuesioner secara langsung kepada responden. Jumlah kuesioner yang disebar sebanyak 54 kuesioner. Skala pengukuran dalam penelitian ini menggunakan skala Likert dan analisis pengujian data digunakan analisis regresi berganda dengan menggunakan program SPSS versi 19.00 Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa (1) gaya kepemimpinan berpengaruh positif terhadap kinerja auditor eksternal, (2) independensi berpengaruh positif terhadap kinerja auditor eksternal, dan (3) gaya kepemimpinan dan independensi secara simultan berpengaruh terhadap kinerja auditor eksternal. Kata Kunci : Gaya kepemimpinan, independensi, kinerja auditor eksternal. This study aims to determined the effect of leadership style on the performance and independence of the external auditors at public accounting firm in the province of Bali. This study belongs to the quantitative research. The population of this study was the auditors who worked on the public accounting firm in the province of Bali, where the sample was determined by using purposive sampling method, the auditors who already had working experience at least 1 year. The number of samples in this study was 50 people. The data used in this study was primary data, where the data were collected through a survey using questionnaires directly to the respondent. The number of distributed questionnaires was 54 questionnaires. The scale of measurement in this study using a Likert scale and the data were analyzed using multiple regression analysis using SPSS version 19.00. The results of the study show that (1) leadership style has a positive effect on the performance of the external auditors, (2) independence affect positively on the performance of the external auditors, and (3) leadership style and independence simultaneously affect the performance of the external auditors.keyword : Leadership style, independence, the performance of the external auditors
ANALISIS PERFORMANSI SISTEM SELULER CDMA 2000 1X BERDASARKAN KEY PERFORMANCE INDIKATOR (KPI) ., Dedi
Jurnal Teknik Elektro Universitas Tanjungpura Vol 1, No 1 (2013): Jurnal Teknik Elektro UNTAN
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

In this final measurement and analysis of network performance parameters based KPI (Key Performance Indicators) such as the Power Receive of MS (RxLevel), MS Transmit Power (Tx Power), Forward Frame Error Rate (FFER), Signal Strong (Ec / Io), Drop Call Rate and Call Setup Success Rate. From the analysis of test performance based on KPI parameters can be seen that the performance of the BTS Kota Baru and BTS Purnama still below ideal standards set by the company for parameter CSSR (> 97%), respectively 95.63% and 95.95%. As for the parameters to meet the standard KPI (0-2%) DCR respectively 0.26% and 0.27%. Quality calls for CSSR during test drive is also bad (still below the standard KPI) by 85%. DCR is still below the standard of 5%. In the area close to the BTS (<2 km) all successful calls with an average RxLevel still normal between 69% -95%, Ec / Io normal by 7-8 dB, TxPo normal <23 dBm, and FFER 0-5% . While the area is far from BTS (> 2 km) most experienced call drop calls and blocked calls with an average RxLevel no longer normal between> 95%, Ec / Io no longer normal> 9 dB, TxPo no longer normal> 23 dBm, and FFER> 5%. This is what causes the fall in performance CSSR and DCR. The better the RF parameters of the BTS, the less likely it will drop the call and blocked calls. The smaller the drop the call and blocked call quality performance CSSR and DCR will increase (KPI standards). That is, the RF parameters and performance parameters are closely related. To achieve an ideal performance, both performance it must meet the standards of corporate ideal. Efforts that can be done such that the orientation of the antenna sector, then the addition of a repeater to increase coverage power that can be reached, the addition of modules to increase the capacity of CEMA BTS, or the addition of new base stations when the area was still solid drop call and blocked calls. Keywords: Keys Performance Indicator (KPI), Drive Test, CDMA 2000 1x
RANCANG BANGUN MANOMETER DIGITAL BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8 ., Dedi Supriadi
Jurnal Teknik Elektro Universitas Tanjungpura Vol 1, No 1 (2013): Jurnal Teknik Elektro UNTAN
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kelemahan dari alat ukur manometer analog yaitu masih menggunakan panel jarum konvensional sehingga terjadinya kesalahan pembacaan data tekanan udara kemungkinan besar akan terjadi. Untuk mengatasi kekurangan-kekurangan pada alat ukur manometer tersebut maka penulis berinisiatif untuk merancang sebuah alat ukur tekanan udara digital. Sistem yang akan dibuat dapat mengukur tekanan udara dalam 3 mode pengukuran yaitu mode Gauge, mode Absolute serta mode Differential. Penggunaan manometer digital diharapkan mampu membaca tekanan udara dengan tingkat galat (error) yang relatif kecil. Alat yang dibuat dapat menampilkan nilai hasil pengukuran pada LCD dan sebagai indikator peringatan bahwa tekanan telah maksimum menggunakan buzzer yang akan berbunyi, serta menampilkan satuan tekanan dalam tiga satuan, yaitu satuan kPa, Psi dan Bar. Hasil pengujian alat menunjukkan nilai rata-rata galat (error) pada satuan pengukuran Psi sebesar 0.116 atau 0.425% dan pada satuan kPa 0.921 atau 0.426% serta satuan Bar 0.009 atau 0.424%. Kata kunci : Manometer Digital, Sensor Tekanan, Mikrokontroler
TRADISI PANGUANGAN DI DESA ULIAN, KINTAMANI, BANGLI, BALI, SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH DI SMA N 1 KINTAMANI ., I Komang Dedi Indra Asmara p; ., Drs. I Gusti Made Aryana,M.Hum; ., Drs. I Wayan Mudana,M.Si.
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v2i2.3825

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) latar belakang keberadaan Tradisi Panguangan di Desa Ulian, Kintamani, Bangli, Bali; (2) Bentuk/wujud dari Tradisi Panguangan, dan (3) Aspek-aspek dari Tradisi Panguangan yang dapat dijadikan sebagai Sumber Belajar Sejarah di SMA N 1 Kintamani. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu: (1) penentuan lokasi penelitian, (2) penentuan informan, (3) pengumpulan data (observasi, wawancara, pencatatan dukumen), (4) penjaminan keaslian data (triangulasi data dan triangulasi metode), dan (5) analisis data. Hasil penelitian menunjukan Tradisi Panguangan merupakan uapcara yadnya yang didasari oleh rasa bakti umat Hindu di Ulian untuk memohon anugrah kehadapan Ida Sang Hyang Widhi. Pelaksanaan upacara ini pada dasarnya dilatarbelakangi oleh rasa bakti dan cinta kasih masyarakat Desa Ulian kepada leluhurnya yang telah meninggalkan bermacam-macam kebudayaan terutama pelestarian lingkungan hidup serta menjaga keharmonisan kehidupan manusia melalui upacara yadnya. Bentuk/wujud tradisi panguangan yaitu : (1) Gagasan Tradisi Panguangan merupakan tradisi yang digagas dengan tujuan untuk meletarikan lingkungan. (2) aktivitas Tradisi Panguangan berkaitan dengan bentuk aktivitas Tradisi Panguangan, masyarakat Desa Ulian melaksanakan aktivitas-aktivitas untuk mewujudkan tradisi ini berjalan secara optimal. (3) Atefak Tradisi Panguangan Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia. Aspek-aspek yang bisa dijadikan sumber belajar dalam Tradisi Panguangan adalah bentuk fisik bangunan, sejarah, gotong royong dan kebersamaan, dan religius.Kata Kunci : Tradisi Panguangan, bentuk/wujud tradisi, sumber belajar sejarah This study aimed to determine (1) the background in the village where Tradition Panguangan Ulian, Kintamani, Bangli, Bali; (2) The shape / form of Tradition Panguangan, and (3) aspects of the Tradition Panguangan that can be used as a source of Learning History in SMA N 1 Kintamani. This study used a qualitative approach, namely: (1) determining the location of the research, (2) the determination of the informant, (3) data collection (observation, interview, recording dukumen), (4) guarantees the authenticity of the data (triangulasi triangulasi data and methods), and (5) data analysis. The results showed a uapcara yadnya Panguangan tradition based on the devotion of Hindus in Ulian to invoke the gift presented to Ida Sang Hyang Widhi. Implementation of this ceremony is essentially motivated by a sense of devotion and love to his ancestors Ulian villagers who have left a variety of cultures, especially the preservation of the environment and maintain harmonious human life through yadnya ceremony. Shape / form Panguangan Tradition that is: (1) The idea Panguangan Tradition is a Tradition that was initiated with the aim to meletarikan environment. (2) activity Panguangan Tradition associated with this form of activity Panguangan Tradition, villagers Ulian implement activities to achieve this tradition running optimally. (3) Artifacts Panguangan Atefak Tradition is a form of physical culture in the form of the results of the activities, actions, and the work of all human beings. Aspects that could be used as a source of learning in the tradition of Panguangan is the physical form of the building, history, mutual assistance and solidarity, and religious.keyword : Tradition Panguangan, shape / form of the tradition, the history of learning resources.
Tradisi Mepasah di Setra Wayah Desa Trunyan, Kintamani, Bangli dan Pemanfaatannya Sebagai Sumber Pembelajaran Sejarah Peminatan di SMA Berbasis Kurikulum 2013 ., I Wayan Dedi Pranata; ., Dra. Desak Made Oka Purnawati,M.Hum; ., Drs. I Gusti Made Aryana,M.Hum
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v3i1.4179

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) latarbelakang dilaksanakannya tradisi mepasah di Setra Wayah Desa Trunyan, Kintamani, Bangli; (2) pelaksanaan tradisi mepasah di Setra Wayah Desa Trunyan, Kintamani, Bangli dan (3) potensi yang dapat dijadikan sebagai sumber pembelajaran Sejarah dari tradisi mepasah di Setra Wayah Desa Trunyan, Kintamani, Bangli. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif yaitu: (1) penentuan lokasi ;(2) penentuan informan; (3) pengumpulan data (observasi, wawancara dan studi dokumen);(4) teknik penjamin keaslian data (triangulasi data,triangulasi metode) ;(5) teknik analisis data dan (6) metode penulisan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Latar belakang masyarakat Desa Trunyan melaksanakan tradisi mepasah dapat dilihat dari beberapa factor yaitu faktor historis, faktor keyakinan atau kepercayaan, faktor upacara ritual. (2) proses pelaksanaan tradisi Mepasah yaitu Upacara Mepasah dilaksanakan pada dua tempat yakni di areal rumah pemiliki jenasah (rumah duka) dan di Setra Wayah, pelaksanaan tradisi mepasah menggunakan peralatan atau sarana penunjang kegiatan di antaranya yaitu: bakti angkebnasi (sesajen),ambuh (kramas), boreh (lulur), pemebek (daun lemo yang dibakar), sigsig (tapal gigi), kelatkat (anyaman bambu),lante(pembalut jenasah), ancak saji (anyaman bambu untuk melindungi jenasah dari binatang), sundin (lampu),buki (lampu pengantar jenasah), rerebu (pandan dipotong kecil-kecil yang dipercaya mampu mengusir roh jahat), tradisi mepash melibatkan tiga kelompok atau Manggalaning Yadnya yaitu: Sang Sadaka, yaitu pendeta, Sang Widya, Tukang Banten, Sang Yajamana, umat yang menyelenggarakan upacara; (3)Aspek-aspek yang terdapat pada Tradisi Mepasah di Desa Trunyan yang bisa dikembangkan menjadi sumber belajar sejarah yaitu Aspek bentuk fisik bangunan (patung Ratu Sakti Pancaring Jagat),aspek sejarah (historis), aspek gotong goyong dan kebersamaan.Kata Kunci : Tradisi, Mepasah , Setra Wayah , Sumber Belajar Sejarah This study aimed to determine (1) The background of the implementation of mepasah tradition in Setra Wayah Trunyan Village, Kintamani, Bangli; (2) The implementation of mepasah tradition in Setra Wayah Trunyan Village, Kintamani, Bangli; (3) The potential that can be used as a source of learning history from mepasah tradition in Setra Wayah Trunyan Village, Kintamani, Bangli. This study used a descriptive qualitative approach, namely: (1) location determination technique; (2) the determining of informant technique; (3) data collection techniques (observation, interviews and study of documents); (4) the guarantor of data authenticity techniques (data triangulation, method triangulation); (5) data analysis technique; (6) writing technique. The results showed that (1) Background of the Trunyan villagers implement mepasah tradition can be seen from several factors: historical factors, belief or faith factors, ritual factors. (2) the process of implementation Mepasah tradition that is Mepasah ceremony held at two places namely in the area of home owner's body (the funeral home) and at Setra Wayah, implementation of mepasah tradition is using equipment or facilities to support activities such as: bakti angkeb nasi (offerings),ambuh (shampooing), boreh (scrubs), pemebek (lemo leaves were burned), sigsig (toothpaste), kelatkat (woven bamboo), lante (pads bodies), ancak saji (woven bamboo to protect the bodies from animals), sundih (lamp),buki (bodies conductor lamp), rerebu (pandan leaves cut into small pieces which is believed to ward off evil spirits), mepasah tradition involves three groups or Manggalaning Yadnya: Sang sadaka, the pastor, Sang Widya, Tukang Banten, Sang Yajamana, the people who organize ceremony; (3) The aspects contained in Mepasah Tradition in Trunyan village could be developed into a source of learning the history of that aspect of the physical form of the building (the statue of Ratu Sakti Pancaring Jagat), aspects of history (historical), aspects of cooperation and togetherness.keyword : tradition, mepasah, Setra wayah , sources of learning education
ANALISA SISTEM PERFORMANSI LAYANAN CUSTOMER SPEEDY DI PERANGKAT OPTIC ACCESS NETWORK (OAN) ., Dedi Maryadi
Jurnal Teknik Elektro Universitas Tanjungpura Vol 2, No 1 (2014): Jurnal Teknik Elektro UNTAN
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Telekomunikasi sekarang ini sangat berkembang dengan pesat. Jaringan yang tertata dengan baik sangat menentukan keberhasilan penyaluran berita antar penggunanya, sehingga jaringan merupakan bagian vital dalam sistem telekomunikasi yang menjamin terlaksananya hubungan itu sendiri. Pada dasarnya sistem telekomunikasi yang di beri nama Speedy yang berbasis tekologi ADSL (Asymetric Digital Subcriber Line) terdiri dari alat pengirim yang mampu membawa data dengan laju upstream sampai dengan 8 Mbps dan downstream sampai dengan 54 Mbps. Berdasarkan permalasalahan yang sering terjadi di perangkat Optic Access Network yang dapat mempengaruhi kinerja dari sistem pengiriman data terhadap pelanggan mengapa menggunakan perangkat optic acces network bahwa sudah tidak di ragukan lagi bahwa jaringan menggunakan fiber optik lebih baik di bandingakn menggunakan tembaga. Dengan adanya perangkat optic access network memberikan solusi terhadap pelanggan yang berjarak cukup jauh dari pusat sentral telkom untuk menggunakan jaringan akses speedy. Maka PT.TELKOM akan berupaya meningkatkan ketersediaan jaringan dengan cara menekan tingkat pelayanan yang dapat di nikmati pelanggan dan menekan gangguan sekecil mungkin. Kondisi yang terjadi di lapangan menunjukan bahwa gangguan yang sering terjadi pada pengguna Speedy di perangkat Optic Access Network ialah gangguan seringnya terkena sambaran petir. Untuk menekan gangguan tersebut supaya terjadi keseimbangan dengan target yang ditetapkan oleh PT.TELKOM maka perlu adanya identifikasi masalah terhadap penyebab gangguan Speedy di perangkat Optic Access Network. Dari hasil  pengamatan yang telah di lakukan peneliti pelayanan PT.Telkom Sungai Pinyuh bahwa pelayanan pasang baru terhadap pelanggan baru sangat baik karena pelayanan yang baik dan data pelayanan teknis yang memuaskan. Maka tidak ada keluhan pelanggan terhadap PT.Telkom Sungai Pinyuh. Karena kinerja yang telah di berikan PT.Telkom sudah sesuai prosedur yang baik. Dan dari hasil yang di dapat dalam penelitian dan perhitungan data performansi setelah melihat data dari konektivitas antara komputer dan jaringan internet bahwa pihak customer telah mendapat keuntungan dari dari pemberian paket di atas paket yang telah di daftarkan dengan nilai paket yang di daftarkan dengan kecepatan 512 kbps hingga pelanggan dapat menikmati paket hingga 1MB, hingga didapat hasil perhitungan dalam satu bulan adalah 913,52 kbps.  Kata kunci : Speedy,ADSL, Jarlokat