Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Rancang Bangun Sistem Refrigerasi Mini Freezer dengan Menambahkan Pre-cooler Air Kondensat pada Pipa Discharge Hidayat, Muhamad Ardi; Muliawan, Rizki; Pramudantoro, Triaji Pangripto
Prosiding Industrial Research Workshop and National Seminar Vol. 14 No. 1 (2023): Vol 14 (2023): Prosiding 14th Industrial Research Workshop and National Semina
Publisher : Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35313/irwns.v14i1.5359

Abstract

Sub-cooling merupakan proses penurunan temperatur refrigeran setelah melalui titik saturasi liquid pada keluaran kondenser dan wujud refrigerannya disebut subcooled liquid. Biasanya, air kondesat pada lemari es maupun mini freezer akan dibuang. Namun pada penelitian ini air kondensat akan dimanfaatkan untuk mendinginkan pipa discharge sehingga diharapkan refrigeran akan mengalami Sub-cooling. Sub-cooling dapat meningkatkan efek refrigerasi dan meminimalkan penggunaan daya listrik. Pada penelitian ini metode yang digunakan ialah penggunaan air kondensat. Sistem yang digunakan merupakan mini freezer dengan kompresor hermetik jenis reciprocating berkapasitas 1/8 PK dan refrigeran R134a. Setelah dilakukan pengukuran data selama 180 menit atau 3 jam diperoleh peningkatan performansi sistem refrigerasi dimana sistem tanpa pre-cooler memiliki COP aktual sebesar 1,839, COP Carnot sebesar 3,771, efisiensi sebesar 48,76% dan konsumsi daya listrik sebesar 1,937 kWh. Sedangkan sistem dengan pre-cooler memiliki COP aktual sebesar 1,908, COP Carnot sebesar 3,759, efisiensi sebesar 50,75%, dan konsumsi daya listrik sebesar 1,859 kWh. Sistem dengan pre-cooler memiliki peningkatan efisiensi sebesar 1,99% dan penurunan konsumsi daya listrik sebesar 4,026%.
Kaji Eksperimental Perbandingan Performansi Antara Calcium Chloride Dan Magnesium Chloride Sebagai Refrigeran Sekunder Pada Sistem Brine Cooling Alfana, Elwan Naoval Hapid; Pramudantoro, Triaji Pangripto; Rahardja, Arda
Prosiding Industrial Research Workshop and National Seminar Vol. 14 No. 1 (2023): Vol 14 (2023): Prosiding 14th Industrial Research Workshop and National Semina
Publisher : Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35313/irwns.v14i1.5360

Abstract

Sistem brine cooling merupakan sistem refrigerasi yang menggunakan sistem pendinginan tidak langsung, proses pendinginannya menggunakan refrigeran primer dan refrigeran sekunder. Refrigeran sekunder merupakan fluida kerja yang tidak berubah fasa saat ditarik kalornya. Perbedaan jenis refrigeran sekunder akan berdampak pada performansi sistem refrigerasi, sehingga perlu dikaji mengenai perbedaan penggunaan jenis refrigeran sekunder. Dengan menguji salah satu aplikasi sistem brine cooling yaitu mesin pembuat es balok berkapasitas 6 kg, kapasitas kompresor 3/4 PK dengan temperatur evaporasi -30C, refrigeran primer yang digunakan yaitu R404A dan temperatur produk es balok -10C dan dengan kapasitas brine 40 liter bertemperatur -20C kemudian menggunakan dua jenis refrigeran sekunder yang berbeda, yaitu campuran 77% air dan 23% calcium chloride dan 77% air dan 23% magnesium chloride, akan dilakukan pengambilan data untuk mengetahui performansi sistem pendinginan tersebut. Hasil pengujian untuk masing-masing sistem yang menggunakan campuran 77% air dan 23% calcium chloride dan 77% air dan 23% magnesium chloride menunjukkan nilai COPaktual berturut-turut yaitu 1,99 dan 1,96 dengan efisiensi mesin berturut-turut yaitu 56,06% dan 55,19% serta chilling time berturut-turut adalah 135 menit dan 155 menit.
Kaji Eksperimental Pengaruh Variasi Diameter Pipa Kapiler Terhadap Performansi Coolbox Menggunakan R-134a Alfa, Mufty Luay Salsabilla; Pramudantoro, Triaji Pangripto; Lukitobudi, Arda Rahardja
Prosiding Industrial Research Workshop and National Seminar Vol. 14 No. 1 (2023): Vol 14 (2023): Prosiding 14th Industrial Research Workshop and National Semina
Publisher : Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35313/irwns.v14i1.5368

Abstract

Pipa kapiler merupakan salah satu jenis alat ekspansi yang sering digunakan pada sistem refrigerasi kompresi uap terutama pada kapasitas kecil. Pipa kapiler memiliki berbagai macam ukuran, ukuran pipa kapiler berpengaruh terhadap performansi sistem refrigerasi. Oleh karenanya, dibutuhkan ukuran pipa kapiler yang sesuai agar mesin dapat bekerja dengan optimal. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan membandingkan beberapa variasi diameter pipa kapiler antara diameter 0,028 inci, 0,031 inci, dan 0,036 inci dengan panjang 1,81 meter. Berdasarkan hasil penelitian yang telah didapatkan dari perhitungan COPaktual, COPCarnot, dan efisiensi sistem, pipa kapiler diameter 0,031 inch dengan panjang 1,81 meter menghasilkan nilai efisiensi yang lebih besar dibandingkan dengan variasi lainnya dengan nilai COPaktual 2,66, COPCarnot 3,18, dan efisiensi sistem 83,64%.
Perbandingan Uji Performansi Sistem Cool Box Menggunakan R-134a Yang Di-Retrofit Ke R-436a Untuk Penyimpanan 2 Kg Mentimun Shofwan, Luqman Alvus; Pramudantoro, Triaji Pangripto; Lukitobudi, Arda Rahardja
Prosiding Industrial Research Workshop and National Seminar Vol. 14 No. 1 (2023): Vol 14 (2023): Prosiding 14th Industrial Research Workshop and National Semina
Publisher : Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35313/irwns.v14i1.5373

Abstract

Cool box merupakan salah satu media yang dapat dijadikan sebagai media pengawetan sekaligus pendinginan secara khusus. Refrigeran yang digunakan adalah R-134a dengan jenis hidrofluorokarbon (HFC) tetapi refrigeran tersebut masih memiliki efek pemanasan global. Oleh karena itu, refrigeran dengan jenis hidrokarbon (HC) menjadi salah satu alternatif yang dapat digunakan karena memiliki sifat ramah lingkungan dan hemat energi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui performansi dengan membandingkan nilai COP, efisiensi sistem, dan konsumsi daya listrik dari sistem cool box terhadap R-134a yang di-retrofit ke R-436A. Metode yang digunakan pada penelitian ini dilakukan dengan cara eksperimen pengambilan data saat sistem dalam kondisi steady. Berdasarkan hasil dari pengujian yang dilakukan, sistem menggunakan R-134a memiliki COPactual sebesar 2,589, COPCarnot sebesar 4,091, dan 63,28% untuk efisiensi sistem yang dihasilkan, sedangkan sistem yang menggunakan R-436A memiliki COPactual sebesar 2,588, COPCarnot sebesar 6,123, dan efisiensi sistem yang dihasilkan 42,27%, selanjutnya energi listrik yang dibutuhkan saat sistem menggunakan R-134a yaitu sebesar 0,0855 kWh, sedangkan saat menggunakan R-436A dibutuhkan sebesar 0,0897 kWh. Nilai yang diperoleh dari perhitungan menunjukkan bahwa saat menggunakan R-134a energi listrik yang digunakan lebih hemat 4,4% dibandingkan saat menggunakan R-436A.
Kaji Eksperimental Pengaruh Variasi Konsentrasi Kalsium Klorida sebagai Refrigeran Sekunder terhadap Performansi Sistem pada Mesin Es Balok Seftanda, Andre Raka; Pramudantoro, Triaji Pangripto; Lukitobudi, Arda Rahardja
Prosiding Industrial Research Workshop and National Seminar Vol. 14 No. 1 (2023): Vol 14 (2023): Prosiding 14th Industrial Research Workshop and National Semina
Publisher : Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35313/irwns.v14i1.5380

Abstract

Brine cooling system pada tugas akhir ini menggunakan pendinginan secara tidak langsung dengan menggunakan refrigeran sekunder untuk penyerapan kalor pada produk. Nilai penurunan titik beku pada brine ditentukan oleh jumlah konsentrasi zat yang ditambahkan pada air sebagai refrigeran sekunder, selain itu ketidaksesuaian penambahan konsentrasi akan berpengaruh terhadap performansi sistem tersebut, sehingga konsentrasi zat pada air sebagai refrigeran sekunder perlu diperhitungkan. Dengan menguji salah satu brine cooling system, yaitu mesin pembuatan es balok kapasitas 12 kg, kapasitas kompresor 3/4 pk dengan temperatur evaporasinya yaitu -30℃, menggunakan refrigeran sekunder, yaitu campuran air dan kalsium klorida (CaCl2) dengan kapasitas 50 liter, refrigeran primer yang digunakan yaitu R404A dan temperatur produk -10℃, variasi konsentrasi kalsium klorida yang dipakai yaitu 27%, 29%, dan 31% dalam weight percent terhadap air, dari setiap variasi akan dilakukan pengambilan data untuk mengetahui dan dilakukan perhitungan terhadap performansi sistem pendinginan tersebut. Hasil dari ketiga variasi campuran brine tersebut berturut-turut untuk nilai COPaktual yaitu 1,81, 1,87 dan 1,92 dengan efisiensi mesin 51,3%, 52,8% dan 54,4% dan untuk chilling time yaitu 295 menit, 245 menit dan 230 menit.
Rancang Bangun Sistem Brine Cooling yang Dilengkapi Liquid Suction Heat Exchanger untuk Pembuatan Es Balok Rizkyana, Qobul; Pramudantoro, Triaji Pangripto; Muliawan, Rizki
Prosiding Industrial Research Workshop and National Seminar Vol. 14 No. 1 (2023): Vol 14 (2023): Prosiding 14th Industrial Research Workshop and National Semina
Publisher : Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35313/irwns.v14i1.5401

Abstract

Es balok menjadi kebutuhan yang sangat penting khususnya bagi aktivitas nelayan mencari ikan sehingga membutuhkan sistem refrigerasi untuk menunjang kebutuhan es balok tersebut. Sistem brine cooling dengan refrigeran primer R22 dan refrigeran sekunder propylene glycol dirancang untuk memproses air 16 liter menjadi es balok. Liquid suction heat exchanger dengan panjang 50 cm digunakan pada sistem agar mendapatkan hasil yang optimal. Berdasarkan perancangan beban pendinginan yang diperoleh sebesar 1969 W sehingga dipilih condensing unit Kulthorn dengan tipe WJ9485EK dengan kapasitas 2100 W dan menggunakan pipa kapiler sebagai ekspansinya. Berdasarkan data hasil pengukuran sistem, COPaktual hasil pengukuran adalah sebesar 3,09 sedangkan pada perancangan adalah sebesar 2,82. COPcarnot hasil pengukuran adalah sebesar 4,58 sedangkan pada perancangan adalah sebesar 4,21. Efisiensi hasil pengukuran adalah sebesar 67,46% sedangkan pada perancangan adalah sebesar 66,98%. Chilling time hasil pengukuran dapat dicapai selama 196 menit sedangkan pada perancangan yaitu selama 180 menit. Performansi sistem hasil pengukuran mendekati dengan data perancangan sehingga dapat dikatakan sistem bekerja dengan baik.
Perbandingan Uji Kinerja AC Mobil Menggunakan R134a dan RE170 (Dimethyl-Ether) terhadap Variasi Putaran Kompresor Fajriyah, Hana; Mitrakusuma, Windy Hermawan; Pramudantoro, Triaji Pangripto; Akmal, Muhammad
Prosiding Industrial Research Workshop and National Seminar Vol. 14 No. 1 (2023): Vol 14 (2023): Prosiding 14th Industrial Research Workshop and National Semina
Publisher : Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35313/irwns.v14i1.5411

Abstract

Refrigeran R134a digunakan pada sistem AC mobil karena memiliki sifat termodinamika yang baik dan memiliki nilai ODP nol. Namun, nilai GWP pada R134a cukup besar yaitu 1300 yang dipengaruhi unsur fluor (F) yang dikandungnya. Sehingga besarnya nilai GWP yang dimiliki R134a berpotensi menyebabkan pemanasan global. DME (dimethyl-ether) dapat menjadi refrigeran alternatif untuk menggantikan R134a pada AC mobil. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara putaran RPM kompresor dengan performansi AC mobil menggunakan refrigeran R134a dan DME. Pengujian ini dilakukan dengan cara pengambilan data secara langsung pada AC mobil di Laboratorium Tata Udara Jurusan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara, Politeknik Negeri Bandung. Pengujian dilakukan dengan variasi putaran kompresor sebesar 1000 RPM, 1100 RPM, 1300 RPM dan 1500 RPM pada R134a atau DME. Hasil yang diperoleh adalah perbandingan variasi RPM menggunakan R134a dengan DME. Pada RPM tertinggi, R134a mempunyai nilai rasio kompresi dan daya motor lebih tinggi sebesar 11,78% dan 13,67% dibandingkan dengan DME. Akan tetapi, RE170 (DME) mempunyai nilai COP aktual, efisiensi refrigerasi, efek refrigerasi dan kerja spesifik kompresor yang lebih tinggi berturut-turut sebesar 38,85%, 33,31%, 166,65% dan 139,52% dibandingkan dengan R134a.
Analisis Pengaruh Setting Temperatur Berbeda Terhadap Produksi Air Kondensat Pada Mini Freezer Pre-Cooler Rismaya, Rela; Pramudantoro, Triaji Pangripto; Khakim, Nur
Prosiding Industrial Research Workshop and National Seminar Vol. 14 No. 1 (2023): Vol 14 (2023): Prosiding 14th Industrial Research Workshop and National Semina
Publisher : Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35313/irwns.v14i1.5427

Abstract

Ketika terjadi proses pre-cooling oleh pre-cooler, air kondensat harus dalam keadaan mengenai seluruh permukaan saluran discharge. Pada penelitian ini dilakukan percobaan dengan melakukan setting temperatur berbeda pada kabin mini freezer. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan membandingkan pengaruh temperatur kabin yang berbeda terhadap kuantitas air kondensat yang diproduksi oleh mini freezer serta konsumsi daya listriknya. Hasil penelitian ini menunjukan kuantitas air kondensat yang diperoleh setelah 60 menit, adalah sebanyak 7 ml dengan setting temperatur -10°C, 5 ml dengan setting temperatur -5°C, dan 3,8 ml dengan setting temperatur 0°C. Kuantitas air kondensat yang dihasilkan selama 60 menit ketika waktu defrost tidak dapat mengalir ke pre-cooler, sehingga tidak dapat terjadi proses pre-cooling. Konsumsi daya listrik selama 60 menit pada setting temperatur kabin -10°C adalah sebesar 0,958 kWh, pada setting temperatur kabin -5°C adalah sebesar 0,501 kWh dan pada setting temperatur kabin 0°C adalah sebesar 0,185 kWh.
Analisis Performansi Sistem Water Chiller Setelah Proses Retrofit R22 menjadi R290 dengan Variasi Massa Pengisian R290 Karan, Sandy; Pramudantoro, Triaji Pangripto; Muliawan, Rizki
Prosiding Industrial Research Workshop and National Seminar Vol. 15 No. 1 (2024): Prosiding 15th Industrial Research Workshop and National Seminar (IRWNS)
Publisher : Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35313/irwns.v15i1.6195

Abstract

Hidrokarbon merupakan refrigeran alami yang memiliki dampak lingkungan yang jauh lebih rendah dibandingkan refrigeran hydrochlorofluorocarbons (HCFC) dan hydrofluorocarbon (HFC). Penggunaan R290 sebagai refrigeran alternatif dan ramah lingkungan dilakukan karena memiliki nilai ozone depletion potential (ODP) nol dan global warming potential (GWP) yang rendah. Penelitian ini dilakukan pengujian pada sistem water chiller bertujuan agar mengetahui nilai performansi sistem dengan cara membandingkan performansi sistem setelah proses retrofit refrigeran R22 menjadi R290. Variasi massa R290 yang digunakan pada penelitian sebesar 90%, 100%, dan 110% dengan tujuan untuk mengetahui nilai performansi yang lebih baik dan efisien pada sistem water chiller. Hasil penelitian diperoleh, bahwa refrigeran R290 memiliki performansi yang lebih baik dan efisien dibandingkan dengan R22 dengan kapasitas pendinginan pada saat menggunakan R22 sebesar 4,232 kW, COPactual sebesar 3,6, daya input sebesar 1175,89 watt, dan konsumi energi listrik sebesar 1,175 kWh. Pada variasi R290 sebesar 90%, 100%, dan 110% penggunaan variasi yang terbaik berada pada refrigeran R290 variasi 90% dengan nilai kapasitas pendinginan sebesar 4,866 kW, COPactual sebesar 4,25, daya input sebesar 1146,48 watt, dan konsumsi energi listrik sebesar 0,687 kWh.
Pemanfaatan Panas Buang Dari Kondenser AC Split 2 PK untuk Penetasan Telur Bebek Fauziah , Mira; Pramudantoro, Triaji Pangripto; Simbolon, Luga Martin
Prosiding Industrial Research Workshop and National Seminar Vol. 15 No. 1 (2024): Prosiding 15th Industrial Research Workshop and National Seminar (IRWNS)
Publisher : Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35313/irwns.v15i1.6324

Abstract

Kenaikan jumlah penduduk berdampak pada peningkatan konsumsi telur dan daging unggas, terutama daging bebek yang sebagai salah satu sumber protein, permintaan yang tinggi tidak dapat terpenuhi dengan mengandalkan induk bebek sebagai inkubator alami. Oleh karena itu, pada sistem refrigerasi ada komponen yang bisa menghasilkan panas yaitu kondenser, pemanfaatan panas buang dari kondenser bisa menjadi alternatif bagi para penetas yang bertujuan untuk membantu para peternak bebek dalam meningkatkan jumlah produksi bebek. Pada penelitian ini menggunakan kondenser dari AC Split 2 PK dengan metode mengalirkan panas buang kondenser melalui ducting ke inkubator buatan dan ke lingkungan. Telur bebek fertile membutuhkan temperatur tidak kurang dari 36ºC atau lebih dari 38ºC agar menetas, maka dari itu temperatur di inkubator dikondisikan menggunakan damper motor servo torsi 20 kg dengan bukaan damper 47%, begitupun dengan kelembaban yang harus dikondisikan tidak kurang dari 65% dan tidak lebih dari 85%. Selama masa inkubasi, 40% telur bebek fertile berhasil menetas, dengan efisiensi sistem 69%, EER 18,26 dan konsumi energi sebesar 577,74 kWh.