Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

EDUKASI HIPERTENSI DAN PEMERIKSAAN KESEHATAN DI APOTEK SIAGA BANDAR LAMPUNG Mulatasih, Endah Ratnasari; Yulyuswarni, Yulyuswarni; Udani, Giri
Pharmacy Action Journal Vol 3, No 2 (2024): 2024
Publisher : UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52447/paj.v3i2.7573

Abstract

Standar definisi tekanan darah tinggi yang umum digunakan adalah tekanan darah sistolik diatas atau sama dengan 140 mmHg dan tekanan darah diastolik diatas atau sama dengan 90 mmHg (140/90 mmHg). Faktor penyebab terjadinya hipertensi diantaranya kurangnya aktivitas fisik, obesitas, gaya hidup tidak sehat seperti merokok dan konsumsi makanan tinggi garam. Faktor risiko lainnya termasuk riwayat tekanan darah tinggi dalam keluarga, usia, dan jenis kelamin (lebih sering terjadi pada pria sebelum usia 55 tahun dan wanita setelah usia 55 tahun). Kasus hipertensi dan penyakit tidak menular lainnya semakin meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2022, jumlah penderita hipertensi berusia 15 tahun ke atas di Kota Bandar Lampung diperkirakan berjumlah 200.001 jiwa, dan jumlah  penderita hipertensi yang mendapat pelayanan medis standar  mencapai 108,4%.. Tim Pengabdian Masyarakat poltekkes Tanjungkarang dan Apotek Siaga Bandar Lampung melakukan edukasi dan bakti sosial di Apotek Siaga Kemiling Bandar Lampung. Tim memberikan penyuluhan dan edukasi kepada peserta bakti sosial yang telah melakukan pengecekan tekanan darah sehingga dapat meningkatkan pengetahuan, kepatuhan minum obat dan pengendalian hipertensinya. Pengabdian masyarakat ini diikuti sebanyak sebanyak 59 peserta dengan rentang usia 31-71 tahun. Mayoritas peserta berusia 43-48 tahun dengan persentase sebesar 27,1%, serta didominasi dengan jenis kelamin perempuan sebesar 62,7%. Sementara itu, peserta yang memiliki tekanan darah peserta diatas 140/90 mmHg sebesar 15%. Tingkat pengetahuan peserta yang tergolong baik sebesar 7%
STABILITAS FISIK LOTION KOMBINASI MAGNESIUM OIL DAN MORINGA SEED OIL (Moringa Oleifera L) Yulyuswarni, Yulyuswarni; Mulatasih, Endah Ratnasari
Jurnal Analis Farmasi Vol 8, No 1 (2023)
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jaf.v8i1.8985

Abstract

Defisiensi magnesium dapat mengakibatkan migrain, insomnia, kaki kram, anxiety, aritmia. Pola konsumsi dan life style masyarakat, membuat sulit memenuhi  kebutuhan magnesium hanya dengan suplementasi oral, sehingga dibutuhkan intake magnesium melalui transdermal ataupun intravena. Minyak biji kelor (Moringa Oleifera seed oil) yang kaya nutrisi, mudah diserap kuliat,  memiliki khasiat sebagai anti oksidan, anti aging, anti inflamasi. Lotion kombinasi magnesium oil dan moringa seed oil akan memberikan intake magnesium sekaligus bersifat antioksidan bagi kulit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui stabilitas fisik sediaan lotion kombinasi magnesium oil dan moringa seed oil. Stabilitas fisik yang diamati meliputi warna, aroma, tekstur, homogenitas, pH, daya sebar dan penampilan emulsi (kemungkinan terjadinya pemisahan emulsi), mulai hari pertama pembuatan, dibandingkan setelah penyimpanan 30 hari pada suhu kamar (280C ) dan suhu 400C. Hasil evaluasi menunjukkan keseluruhan formula tidak mengalami  perubahan warna, tekstur dan pH tetapi mengalami perubahan aroma, dan terjadinya creaming yang bersifat reversible pada F3
STABILITAS FISIK LOTION KOMBINASI MAGNESIUM OIL DAN MORINGA SEED OIL (Moringa Oleifera L) Yulyuswarni, Yulyuswarni; Mulatasih, Endah Ratnasari
Jurnal Analis Farmasi Vol 8, No 1 (2023)
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jaf.v8i1.8985

Abstract

Defisiensi magnesium dapat mengakibatkan migrain, insomnia, kaki kram, anxiety, aritmia. Pola konsumsi dan life style masyarakat, membuat sulit memenuhi  kebutuhan magnesium hanya dengan suplementasi oral, sehingga dibutuhkan intake magnesium melalui transdermal ataupun intravena. Minyak biji kelor (Moringa Oleifera seed oil) yang kaya nutrisi, mudah diserap kuliat,  memiliki khasiat sebagai anti oksidan, anti aging, anti inflamasi. Lotion kombinasi magnesium oil dan moringa seed oil akan memberikan intake magnesium sekaligus bersifat antioksidan bagi kulit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui stabilitas fisik sediaan lotion kombinasi magnesium oil dan moringa seed oil. Stabilitas fisik yang diamati meliputi warna, aroma, tekstur, homogenitas, pH, daya sebar dan penampilan emulsi (kemungkinan terjadinya pemisahan emulsi), mulai hari pertama pembuatan, dibandingkan setelah penyimpanan 30 hari pada suhu kamar (280C ) dan suhu 400C. Hasil evaluasi menunjukkan keseluruhan formula tidak mengalami  perubahan warna, tekstur dan pH tetapi mengalami perubahan aroma, dan terjadinya creaming yang bersifat reversible pada F3
FORMULASI GEL KOMBINASI EKSTRAK HERBA PEGAGAN (Centella asiatica (L.) Urb.) DAN EKSTRAK KULIT JERUK LEMON (Citrus limon (L.) Burm.Fil.) SEBAGAI ANTI JERAWAT Amanda, Chikita Restu; Mulatasih, Endah Ratnasari; Ardini, Dias; Yulyuswarni, Yulyuswarni
INDONESIA NATURAL RESEARCH PHARMACEUTICAL JOURNAL Vol 9, No 1 (2024)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52447/inrpj.v9i1.7579

Abstract

Gel merupakan bentuk kosmetik perawatan yang banyak diminati dengan tujuan  untuk memelihara kondisi kulit. Gel memiliki sifat yang menyejukkan dan melembabkan. Beberapa bahan alam yang dapat digunakan sebagai bahan aktif produk perawatan kulit yaitu pegagan (Centella asiatica (L.) Urb.) dan kulit jeruk lemon (Citrus limon (L.) Burm.fil.). Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan  pemanfaatan ekstrak pegagan dan kulit jeruk lemon  sebagai produk kosmetik dengan tujuan perawatan dalam bentuk gel. Penelitian ini bersifat eksperimental dengan merancang, membuat formulasi, dan mengevaluasi sediaan gel kombinasi ekstrak herba pegagan dan kulit jeruk lemon. Hasil penelitian yang diperoleh bahwa gel kombinasi ekstrak herba pegagan dan ekstrak kulit jeruk lemon F1 berwarna hijau muda, F2 berwarna kecoklatan dan F3 berwarna hijau tua, aroma dari seluruh formula yaitu aroma khas jeruk dan teksturnya agak kental. F1, F2 dan F3 menunjukkan hasil tidak homogen. Seluruh formula memenuhi syarat uji pH dengan rata-rata 5,93, daya sebar dengan rata-rata 6,6 cm, nilai viskositas dengan rata-rata 30643cps. Berdasarkan hasil yang diperoleh, F1 memliki hasil yang terbaik diantara 2 formula lainnya.
MENCIPTAKAN HIDUP SEHAT DAN MENCEGAH STUNTING MELALUI POSYANDU REMAJA DI SMA NEGERI 1 BUMI AGUNG, KABUPATEN WAY KANAN, LAMPUNG Master, Jani; Mulatasih, Endah Ratnasari; Islamy, Arafi Iqhbal; Andriantha, Riza; Choiriah, Adinda; Salsabila, Syifa; Raudatuljannah, Annisya Rianta; Nurainy, Yulia; Sari, Erika Fitri
Jurnal Agro Dedikasi Masyarakat (JADM) Vol 6, No 1 (2025)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jadm.v6i1.31156

Abstract

Stunting adalah kondisi gizi kronis yang muncul akibat asupan nutrisi yang tidak mencukupi dalam jangka panjang, yang umumnya disebabkan oleh pola pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi anak. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya stunting, antara lain karena terjadinya anemia pada remaja putri, perilaku hidup yang tidak bersih dan sehat, serta paparan asap rokok. Dalam upaya pencegahan stunting perlu dilakukannya sosialisasi kepada masyarakat terutama remaja putri sebagai penerus kehidupan selanjutnya. Sosialisasi dan pencegahan terjadinya stunting dilakukan dalam kegiatan yang bernama “posyandu remaja”. Kegiatan dilakukan di SMA Negeri 1 Bumi Agung, Kabupaten Way Kanan, Lampung pada tahun 2024. Kegiatan terdiri dari sosialisasi dan pemberian suplemen berupa tablet tambah darah sebagai salah satu upaya pencegahan terjadinya stunting sejak usia remaja. Hasil dari kegiatan ini, remaja memahami dan mengerti pentingnya menjaga kesehatan untuk menghindari terjadinya stunting pada generasi yang akan datang. Remaja yang telah mengikuti kegiatan ini mengupayakan terciptanya kehidupan yang sehat, dan remaja putri mengkonsumsi tablet tambah darah yang telah diberikan.
Identification of Flavonoid Compounds in Clove Leaves (Syzygium aromaticum (L.) L.M. Perry) Using Thin Layer Chromatography Method Nisa, Eliza Choirun; Mulatasih, Endah Ratnasari; makhdalena, makhdalena; Hartati, Ani; Fauziyah, Ageng Hasna
Journal of Agritechnology and Food Processing Vol 5, No 1 (2025)
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jafp.v5i1.31376

Abstract

Clove (Syzygium aromaticum (L.) L.M.Perry) is a plant that has been used for centuries in traditional medicine for many ailments. Clove leaves contain saponins, tannins, alkaloids, glycosides and flavonoids. Flavonoids are phenolic compounds that can change color when a base or ammonia is added so they are easily detected using thin layer chromatography. Identification of flavonoid compounds contained in clove leaves (Syzygium aromaticum (L.) L.M.Perry) was carried out using the thin layer chromatography method. This research is intended to identify the flavonoid content in clove leaves. The method used to identify flavonoids from the flavones, flavonols, glycoflavones and biflavonyl groups uses thin layer chromatography.The organoleptic results of clove leaf simplicia have a brownish green color, a distinctive pungent odor, and are in the form of a rather fine powder. Flavonoid phytochemical screening had positive results indicated by the presence of an orange color on the amyl alcohol layer. Then the clove leaf simplicia was prepared for testing using thin layer chromatography by heating using 2N HCl at a temperature of 100 oC and extracted with ethyl acetate then spotted on a thin layer chromatography plate. The organoleptic results of the clove leaf extract had a reddish brown color, with a sticky texture and no smell. Examination of clove leaf extract (Syzygium aromaticum (L.) L.M.Perry) using thin layer chromatography, this elution was carried out using an acidic eluent, showing that clove leaves were positive for flavonoids in the flavon group which showed a faint brown color with Rf 0.66 and 0,70 and negative for flavonoids in the flavonol, glycoflavone and biflavonyl groups because the Rf value and stain color do not match comparisons in the literature.
Uji Mutu Ekstrak Etanol Daun Kumis Kucing (Orthosiphon Aristatus (Blume) Miq) Mutia, Sovie; Mulatasih, Endah Ratnasari; Yulyuswarni, Yulyuswarni; Julaiha, Siti
Journal of Pharmaceutical Sciences and Technology Vol. 1 No. 1 (2024): Pharmatech Journal : Journal of Pharmaceutical Sciences and Technology
Publisher : Pharmacy Department, Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Daun kumis kucing (Orthosiphon aristatus (Blume) Miq) digunakan secara tradisional sebagai obat dan terbukti efektif untuk berbagai penyakit. Daun kumis kucing mengandung senyawa flavonoid golongan sinensetin sebagai senyawa identitas yang memiliki efek diuretik, penurun asam urat, penurun tekanan darah, anti-inflamasi, penurun suhu tubuh, diabetes dan penghancur batu kandung kemih. Kandungan senyawa dan manfaat daun kumis kucing yang banyak maka perlu dilakukan standarisasi ekstrak untuk menjamin mutu tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menguji mutu ekstrak etanol daun kumis kucing (Orthosiphon aristatus (Blume) Miq) terhadap parameter spesifik dan non-spesifik mutu ekstrak yang telah ditentukan sehingga dapat digunakan sebagai bahan baku obat tradisional atau fitofarmaka. Metode penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif non-eksperimental. Hasil penelitian diperoleh bahwa daun kumis kucing memiliki nama latin (Orthosiphon aristatus (Blume) Miq). Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi dan rendemen ekstrak sebesar 18,25%. Organoleptik dari ekstrak etanol daun kumis kucing yaitu kental, berwarna hijau kecoklatan, berbau tidak khas dan berasa pahit. Ekstrak etanol daun kumis kucing mengandung senyawa flavonoid, saponin, tanin dan steroid. Nilai Rf ekstrak sebesar 0,51. Susut pengeringan simplisia sebesar 9,980 %. Kadar air ekstrak sebesar 5,65%. Kadar abu ekstrak sebesar 5,9%. Kadar abu tidak larut asam ekstrak sebesar 0,95%. Kesimpulan dari penelitian ini ekstrak etanol daun kumis kucing (Orthosiphon aristatus (Blume) Miq) memliki mutu yang baik untuk dapat dijadikan bahan baku obat tradisional.
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETIL ASETAT DAUN MANTANGAN (MERREMIA PELTATA (L) MERR) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI STAPHYLOCOCCUS AUREUS Mulatasih, Endah Ratnasari; Ardini, Dias
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 4 (2024): DESEMBER 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v5i4.37923

Abstract

Tumbuhan infasif adalah spesies asing atau tumbuhan asli yang mampu secara massif mengkolonisasi habitatnya serta dapat menjadi ancaman pada keanekaragaman hayati. Salah satu tumbuhan invasif yang ada adalah mantangan atau Merremia peltata (L.) Merr. Meski dikenal infasif, tumbuhan mantangan memiliki berbagai kegunaan untuk pengobatan. Pada penelitian ini digunakan sampel daun mantangan yang berasal dari Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung. Tujuan dilakukannya penelitian ialah untuk menguji aktivitas antibakteri ekstrak etil asetat daun mantangan (Merremia peltata (L.) Merr.) terhadap bakteri Gram positif Staphylococcus aureus dengan berbagai konsentrasi yaitu 0,01%, 0,03%, dan 0,05%. Kloramfenikol 30 µg digunakan sebagai kontrol positif. Penelitian ini merupakan uji laboratorium dengan pengulangan sebanyak enam kali. Pada penelitian ini, tanaman mantangan dimaserasi dengan etil asetat untuk mendapatkan ekstrak kasar daun mantangan. Berdasarkan hasil pemeriksaan organoleptis pada ekstrak daun mantangan (Merremia peltata (L.) memperlihatkan bahwa ekstrak berwarna hijau tua, kental dan berbau khas. Kemudian didasarkan dari hasil skrining fitokimia dapat diketahui bahwa pada ekstrak etil asetat daun mantangan memiliki senyawa flavonoid, alkaloid, terpenoid/steroid, fenolik dan senyawa saponin. Ekstrak etil asetat mampu mencegah atau menghambat pertumbuhan dari bakteri Staphylococcus aureus. Dengan adanya zona hambat yang berbeda terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus menunjukan bahawa adanya efek antibakteri pada ekstrak daun mantangan (Merremia peltata (L.). Zona hambat ekstrak etil asetat dari daun mantangan terdeteksi pada media pertumbuhan dengan konsentrasi 0,01%, 0,03%, 0,05% dan kontrol positif berturut-turut sebesar 1,71 mm, 5,85 mm, 7,46 mm, dan 18,33 mm.
FORMULASI SEDIAAN FILM STRIP EKSTRAK ETANOL 96% DAUN SALAM (Syzygium polyanthum (Wight) Walp) DENGAN VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK Amelia S, Rahma Gusti; Mulatasih, Endah Ratnasari; Indriyani, Dwi May; Hartati, Ani
INDONESIA NATURAL RESEARCH PHARMACEUTICAL JOURNAL Vol 8, No 2 (2023)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52447/inrpj.v8i2.7123

Abstract

Daun salam merupakan salah satu tumbuhan obat yang tumbuh subur di Indonesia. Pemanfaatan daun salam dalam produk obat tradisional masih sederhana dan belum banyak variasi. Banyaknya produk yang beredar biasanya berbentuk serbuk, teh, dan sediaan padat seperti kapsul. Meski demikian, tumbuhan ini berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai obat tradisional dalam bentuk film strip. Film strip adalah obat tradisional dengan bentuk lembaran tipis yang mudah hancur saat terkena air liur sehingga mudah digunakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan  pemanfaatan ekstrak etanol daun salam  sebagai obat tradisional dalam bentuk film strip. Ekstraksi daun salam dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Pembuatan film strip dilakukan dengan solvent casting method. Hasil penelitian didapati bahwa ekstrak etanol daun salam dapat diformulasikan menjadi film strip yang memiliki aroma khas daun salam, warna bening kecokelatan pada F1, agak cokelat untuk F2 dan F3, cokelat muda untuk F4, serta cokelat tua untuk F5 dengan rasa sangat manis di seluruh formula. Seluruh formula memenuhi syarat uji keseragaman bobot dengan rata-rata penyimpangan 0,644%, ketebalan film dengan rata-rata 0,3170 mm, waktu larut rata-rata 179,12 detik, dan stabil selama masa penyimpanan. Kelima formula film strip ekstrak etanol daun salam tidak memenuhi persyaratan pH, dengan pH rata-rata film sebesar 3,96.