Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Formulasi dan Evaluasi Sabun Padat Transparan Ekstrak Biji Pinang (Areca Catechu L.) Sebagai Anti Jerawat Suryati, Imelda Dewi; Yulyuswarni, Yulyuswarni; Ardini, Dias; Isnenia, Isnenia
Jurnal Analis Farmasi Vol 8, No 2 (2023)
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jaf.v8i2.11621

Abstract

Jerawat (acne vulgaris) adalah kondisi abnormal kulit akibat produksi kelenjar minyak berlebih yang menyebabkan penyumbatan pori-pori kulit. Jerawat berkembang menjadi inflamasi (inflammatory acne) apabila terinfeksi bakteri, terutama bakteri Propionibacterium acnes. Ekstrak biji pinang (Areca catechu L). mengandung senyawa flavonoid Proantosianidin yang diketahui memiliki daya hambat terhadap bakteri Propionibacterium acne. Salah satu pengobatan jerawat adalah dengan sabun antijerawat (acne soap). Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan formula sediaan sabun padat transparan dengan bahan aktif ekstrak biji pinang (Areca catechu L. ), teknik formulasi dan evaluasinya. Sehingga diharapkan biji pinang dapat dikembangkan menjadi produk kosmetika obat (cosmeceutical) yang bernilai ekonomis. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu sabun padat transparan F0 berbentuk transparan, berwarna bening, berbau khas sabun dari aroma VCO dan memiliki tekstur padat. Sedangakan F1, F2, dan F3 berbentuk tidak transparan, F1 berwarna coklat sedangkan F2 dan F3 berwarna coklat tua, berbau khas ekstrak biji pinang, dan memiliki tekstur padat. Semua formula sabun padat transparan memenuhi persyaratan kadar air, kadar alkali bebas dan pH, dengan rentang nilai kadar air antara 12,22% - 15,27%, rentang nilai alkali bebas antara 0,08% -0,1 % dan nilai pH 9,36
PERBANDINGAN METODE EKSTRAKSI SOXHLETASI DAN MASERASI TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK BUAH CABAI JAWA (PIPER RETROFRACTUM VAHL) DENGAN METODE DPPH Rahmatuzzahra, Rahmatuzzahra; Ardini, Dias; Indriyani, Dwi May; Rahayu, Pudji
Jurnal Analis Farmasi Vol 9, No 1 (2024): JURNAL ANALIS FARMASI
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jaf.v9i1.11948

Abstract

Perubahan pola hidup masyarakat yang kurang baik dapat menyebabkan meningkatnya produksi radikal bebas di dalam tubuh. Senyawa antioksidan sangat berperan penting dalam mengatasi dan mencegah terjadinya stres oksidatif akibat peningkatan radikal bebas yang berlebih. Antioksidan dapat diperoleh secara alami dengan memanfaatkan tanaman obat, salah satunya adalah buah Cabai Jawa (Piper retrofractum Vahl). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi senyawa metabolit sekunder yang terkandung dalam buah Cabai Jawa serta membandingkan aktivitas antioksidan buah Cabai Jawa berdasarkan perbedaan metode ekstraksi soxhletasi dan maserasi dengan menggunakan metode DPPH. Hasil penelitian identifikasi metabolit sekunder menunjukkan bahwa buah Cabai Jawa mengandung senyawa alkaloid dan steroid. Uji antioksidan kedua ekstrak yang dibuat dengan variasi konsentrasi 20 ppm, 40 ppm, 60 ppm, dan 80 ppm, menunjukkan hasil bahwa aktivitas antioksidan buah Cabai Jawa yang diekstrak menggunakan metode soxhletasi lebih besar, dibanding dengan buah Cabai Jawa yang diekstrak menggunakan metode maserasi. Adapun nilai IC50 masing-masing ekstrak berturut-turut yaitu 66,677 µg/mL dan 96,828 µg/mL. 
Studi Deskriptif Pemberian Obat Pasien Hipertensi Di Puskesmas Tanjungsari Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan Chaniago, Yusrizal; Ardini, Dias
Jurnal Analis Kesehatan Vol. 8 No. 1 (2019): JURNAL ANALIS KESEHATAN
Publisher : Department of Health Analyst, Politeknik Kesehatan, Kementerian Kesehatan Tanjungkarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (54.552 KB) | DOI: 10.26630/jak.v8i1.1644

Abstract

Hipertensi merupakan penyakit yang sering di temukan di Indonesia. Dikatakan menderita hipertensi apabila tekanan darah sistolik  >140 mmHg dan tekanan distolik >90 mmHg. Tujuan pengobatan  hipertensi untuk mengendalikan tekanan darah dengan maksud mencegah komplikasi penyakit. Tujuan penelitian adalah bersifat observasional yang deskriptif. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data penderita hipertensi dalam buku register pasien hipertensi di puskesmas Tanjungsari pada bulan Januari-April 2018. Jumlah pasien penderita hipertensi berjumlah 265 orang. Hasil penelitian di Puskesmas Tanjungsari dapat dilihat bahwa penderita hipertensi berdasarkan jenis kelamin didapatkan bahwa perempuan (71,13%)  lebih  banyak menderita hipertensi dibandingkan laki-laki, kategori umur  terbanyak  pada usia >40 tahun, berdasarkan stadium hipertensi, ringan (69,05%), hipertensi sedang (29,05%) dan hipertensi stadium berat (1,99%), kategori distribusi frekuensi jumlah obat adalah 2 obat hipertensi yaitu captopril dan amlodipin, kategori frekuensi tekanan darah dan penggunaan obat  bahwa hipertensi ringan, sedang hingga berat diberikan hanya dengan 2 obat hipertensi,  dibuktikan dari data yang di dapatkan adalah diberikan nya Captopril (60%) pada pasien hipertensi ringan sedang hingga (1%)  pada pasien hipertensi berat. Pada obat amlodipin di berikan kepada pasien hipertensi ringan sedang ( 38%) hingga pasien hipertensi berat sebanyak (1,5%).
Formulasi dan Evaluasi Sabun Padat Transparan Ekstrak Biji Pinang (Areca Catechu L.) Sebagai Anti Jerawat Suryati, Imelda Dewi; Yulyuswarni, Yulyuswarni; Ardini, Dias; Isnenia, Isnenia
Jurnal Analis Farmasi Vol 8, No 2 (2023)
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jaf.v8i2.11621

Abstract

Jerawat (acne vulgaris) adalah kondisi abnormal kulit akibat produksi kelenjar minyak berlebih yang menyebabkan penyumbatan pori-pori kulit. Jerawat berkembang menjadi inflamasi (inflammatory acne) apabila terinfeksi bakteri, terutama bakteri Propionibacterium acnes. Ekstrak biji pinang (Areca catechu L). mengandung senyawa flavonoid Proantosianidin yang diketahui memiliki daya hambat terhadap bakteri Propionibacterium acne. Salah satu pengobatan jerawat adalah dengan sabun antijerawat (acne soap). Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan formula sediaan sabun padat transparan dengan bahan aktif ekstrak biji pinang (Areca catechu L. ), teknik formulasi dan evaluasinya. Sehingga diharapkan biji pinang dapat dikembangkan menjadi produk kosmetika obat (cosmeceutical) yang bernilai ekonomis. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu sabun padat transparan F0 berbentuk transparan, berwarna bening, berbau khas sabun dari aroma VCO dan memiliki tekstur padat. Sedangakan F1, F2, dan F3 berbentuk tidak transparan, F1 berwarna coklat sedangkan F2 dan F3 berwarna coklat tua, berbau khas ekstrak biji pinang, dan memiliki tekstur padat. Semua formula sabun padat transparan memenuhi persyaratan kadar air, kadar alkali bebas dan pH, dengan rentang nilai kadar air antara 12,22% - 15,27%, rentang nilai alkali bebas antara 0,08% -0,1 % dan nilai pH 9,36
PERBANDINGAN METODE EKSTRAKSI SOXHLETASI DAN MASERASI TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK BUAH CABAI JAWA (PIPER RETROFRACTUM VAHL) DENGAN METODE DPPH Rahmatuzzahra, Rahmatuzzahra; Ardini, Dias; Indriyani, Dwi May; Rahayu, Pudji
Jurnal Analis Farmasi Vol 9, No 1 (2024): JURNAL ANALIS FARMASI
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jaf.v9i1.11948

Abstract

Perubahan pola hidup masyarakat yang kurang baik dapat menyebabkan meningkatnya produksi radikal bebas di dalam tubuh. Senyawa antioksidan sangat berperan penting dalam mengatasi dan mencegah terjadinya stres oksidatif akibat peningkatan radikal bebas yang berlebih. Antioksidan dapat diperoleh secara alami dengan memanfaatkan tanaman obat, salah satunya adalah buah Cabai Jawa (Piper retrofractum Vahl). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi senyawa metabolit sekunder yang terkandung dalam buah Cabai Jawa serta membandingkan aktivitas antioksidan buah Cabai Jawa berdasarkan perbedaan metode ekstraksi soxhletasi dan maserasi dengan menggunakan metode DPPH. Hasil penelitian identifikasi metabolit sekunder menunjukkan bahwa buah Cabai Jawa mengandung senyawa alkaloid dan steroid. Uji antioksidan kedua ekstrak yang dibuat dengan variasi konsentrasi 20 ppm, 40 ppm, 60 ppm, dan 80 ppm, menunjukkan hasil bahwa aktivitas antioksidan buah Cabai Jawa yang diekstrak menggunakan metode soxhletasi lebih besar, dibanding dengan buah Cabai Jawa yang diekstrak menggunakan metode maserasi. Adapun nilai IC50 masing-masing ekstrak berturut-turut yaitu 66,677 µg/mL dan 96,828 µg/mL. 
UJI AKTIVITAS DAN EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN BANDOTAN (Ageratum conyzoides Linn.) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus Jungjunan, Repita Anis; Rahayu, Pudji; Yulyuswarni, Yulyuswarni; Ardini, Dias
Jurnal Analis Farmasi Vol 8, No 1 (2023)
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jaf.v8i1.9269

Abstract

ABSTRAKIndonesia memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi, baik flora maupun fauna. Salah satunya adalah  tumbuhan yang memiliki khasiat untuk kesehatan. Pemanfaatan tumbuhan sebagai obat oleh masyarakat Indonesia sudah dilakukan secara turun-temurun dalam sistem pengobatan tradisional Indonesia. Tanaman bandotan (Ageratum conyzoides Linn.) sudah lama digunakan menjadi salah satu tanaman yang paling ampuh dalam mengobati luka. Pada sampel pus (nanah) dari luka infeksi kulit, ditemukan bakteri Staphylococcus aureus.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas dan efektivitas antibakteri ekstrak etanol 96% daun bandotan (Ageratum conyzoides Linn.) terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Penelitian ini bersifat eksperimental dengan 5 perlakuan dan 5 kali pengulangan, yaitu: variasi konsentrasi 50%, 75%, 100% ekstrak etanol 96% daun bandotan (Ageratum conyzoides Linn.), kontrol positif (kloramfenikol 30μg), dan kontrol negatif (aquadest). Metode uji antibakteri yang digunakan adalah metode difusi cakram (Kirby & Bauer). Parameter yang diukur adalah besarnya diameter zona hambat yang terbentuk di sekitar disk. Analisis data dilakukan dengan uji One Way ANOVA (Analysis of Varians) dan dilanjutkan dengan uji BNT (Beda Nyata Terkecil). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa daun bandotan (Ageratum conyzoides Linn.) mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, dan steroid/terpenoid. Rata-rata zona hambat yang terbentuk dari ekstrak etanol 96% daun bandotan (Ageratum conyzoides Linn.) dengan konsentrasi 50%, 75%, dan 100% berturut-turut sebesar 6,79 mm, 8,75 mm, dan 9,45 mm, rata-rata zona hambat yang terbentuk dari kontrol negatif sebesar 0,00 mm dan kontrol positif (kloramfenikol 30µg) sebesar 25,47 mm. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol 96% daun bandotan (Ageratum conyzoides Linn.) dengan konsentrasi 50%, 75%, dan 100% memiliki aktivitas antibakteri dengan daya hambat sedang (moderate) namun kurang efektif sebagai antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus.
UJI AKTIVITAS DAN EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN BANDOTAN (Ageratum conyzoides Linn.) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus Jungjunan, Repita Anis; Rahayu, Pudji; Yulyuswarni, Yulyuswarni; Ardini, Dias
Jurnal Analis Farmasi Vol 8, No 1 (2023)
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jaf.v8i1.9269

Abstract

ABSTRAKIndonesia memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi, baik flora maupun fauna. Salah satunya adalah  tumbuhan yang memiliki khasiat untuk kesehatan. Pemanfaatan tumbuhan sebagai obat oleh masyarakat Indonesia sudah dilakukan secara turun-temurun dalam sistem pengobatan tradisional Indonesia. Tanaman bandotan (Ageratum conyzoides Linn.) sudah lama digunakan menjadi salah satu tanaman yang paling ampuh dalam mengobati luka. Pada sampel pus (nanah) dari luka infeksi kulit, ditemukan bakteri Staphylococcus aureus.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas dan efektivitas antibakteri ekstrak etanol 96% daun bandotan (Ageratum conyzoides Linn.) terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Penelitian ini bersifat eksperimental dengan 5 perlakuan dan 5 kali pengulangan, yaitu: variasi konsentrasi 50%, 75%, 100% ekstrak etanol 96% daun bandotan (Ageratum conyzoides Linn.), kontrol positif (kloramfenikol 30μg), dan kontrol negatif (aquadest). Metode uji antibakteri yang digunakan adalah metode difusi cakram (Kirby & Bauer). Parameter yang diukur adalah besarnya diameter zona hambat yang terbentuk di sekitar disk. Analisis data dilakukan dengan uji One Way ANOVA (Analysis of Varians) dan dilanjutkan dengan uji BNT (Beda Nyata Terkecil). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa daun bandotan (Ageratum conyzoides Linn.) mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, dan steroid/terpenoid. Rata-rata zona hambat yang terbentuk dari ekstrak etanol 96% daun bandotan (Ageratum conyzoides Linn.) dengan konsentrasi 50%, 75%, dan 100% berturut-turut sebesar 6,79 mm, 8,75 mm, dan 9,45 mm, rata-rata zona hambat yang terbentuk dari kontrol negatif sebesar 0,00 mm dan kontrol positif (kloramfenikol 30µg) sebesar 25,47 mm. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol 96% daun bandotan (Ageratum conyzoides Linn.) dengan konsentrasi 50%, 75%, dan 100% memiliki aktivitas antibakteri dengan daya hambat sedang (moderate) namun kurang efektif sebagai antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus.
FORMULASI GEL KOMBINASI EKSTRAK HERBA PEGAGAN (Centella asiatica (L.) Urb.) DAN EKSTRAK KULIT JERUK LEMON (Citrus limon (L.) Burm.Fil.) SEBAGAI ANTI JERAWAT Amanda, Chikita Restu; Mulatasih, Endah Ratnasari; Ardini, Dias; Yulyuswarni, Yulyuswarni
INDONESIA NATURAL RESEARCH PHARMACEUTICAL JOURNAL Vol 9, No 1 (2024)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52447/inrpj.v9i1.7579

Abstract

Gel merupakan bentuk kosmetik perawatan yang banyak diminati dengan tujuan  untuk memelihara kondisi kulit. Gel memiliki sifat yang menyejukkan dan melembabkan. Beberapa bahan alam yang dapat digunakan sebagai bahan aktif produk perawatan kulit yaitu pegagan (Centella asiatica (L.) Urb.) dan kulit jeruk lemon (Citrus limon (L.) Burm.fil.). Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan  pemanfaatan ekstrak pegagan dan kulit jeruk lemon  sebagai produk kosmetik dengan tujuan perawatan dalam bentuk gel. Penelitian ini bersifat eksperimental dengan merancang, membuat formulasi, dan mengevaluasi sediaan gel kombinasi ekstrak herba pegagan dan kulit jeruk lemon. Hasil penelitian yang diperoleh bahwa gel kombinasi ekstrak herba pegagan dan ekstrak kulit jeruk lemon F1 berwarna hijau muda, F2 berwarna kecoklatan dan F3 berwarna hijau tua, aroma dari seluruh formula yaitu aroma khas jeruk dan teksturnya agak kental. F1, F2 dan F3 menunjukkan hasil tidak homogen. Seluruh formula memenuhi syarat uji pH dengan rata-rata 5,93, daya sebar dengan rata-rata 6,6 cm, nilai viskositas dengan rata-rata 30643cps. Berdasarkan hasil yang diperoleh, F1 memliki hasil yang terbaik diantara 2 formula lainnya.
Gambaran Efek Samping Obat Beradasarkan Usia, Cara Minum, dan Dosis Obat Metformin pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Rahayu, Siti; Julaiha, Siti; Ardini, Dias; Indriyani, Dwi May
Journal of Pharmaceutical Sciences and Technology Vol. 1 No. 1 (2024): Pharmatech Journal : Journal of Pharmaceutical Sciences and Technology
Publisher : Pharmacy Department, Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Metformin merupakan obat antidiabetik oral yang umumnya direkomendasikan sebagai pengobatan lini pertama untuk Diabetes Melitus Tipe II ketika kadar gula darah gagal dikontrol dengan perubahan gaya hidup. Penelitian bertujuan untuk mendapatkan gambaran efek samping obat berdasarkan usia, cara minum, dan dosis obat metformin pada penderita diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas Rajabasa Indah Kota Bandar Lampung. Metode penelitian Cross-Sectional dengan analisa deskriptif kuantitatif dari data primer berupa wawancara terpimpin menggunakan lembar checklist dan data sekunder berupa dokumen rekam medik pasien diabetes melitus tipe 2 periode April-Mei 2023. Teknik pengambilan sampel Purposive Sampling dengan jumlah sampel 65. Hasil penelitian berdasarkan usia terbanyak 46-65 tahun sebesar 75,38%. Penyakit penyerta tertinggi yaitu hipertensi 62,29%, kondisi penyerta terdapat nyeri sebesar 30,55%, dan pengunaan obat lainnya terdapat kombinasi amlodipine 20,87%, vitamin b komplek 18,13%, natrium diclofenak 9,34%, glibenclamid 8,79%. Pasien yang mengalami efek samping dari metformin ada sebesar 9,23% dan tidak ada sebesar 90,76%. Pasien yang mengalami efek samping 6 responden ESO yang banyak dialami pasien yaitu mual 66,66%, diare 16,66%, dan perut kembung 16,66%. Cara minum obat metformin yang banyak digunakan pasien yaitu sesudah makan sebesar 93,84%, dengan dosis obat 2x500 sebesar 53,84%. Pasien yang mengalami efek samping berdasarkan usia terdapat pada 46-65 tahun ESO mual 66,66%, diare dan kembung masing-masing 16,66%, pada cara minum sesudah makan ESO berupa mual 66,66%, perut kembung 16,66% dan sebelum makan terdapat diare 16,66%, pada dosis obat terdapat pada 2x500 mg dengan ESO mual 50%, diare dan perut kembung masing-masing 16,66%.
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETIL ASETAT DAUN MANTANGAN (MERREMIA PELTATA (L) MERR) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI STAPHYLOCOCCUS AUREUS Mulatasih, Endah Ratnasari; Ardini, Dias
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 4 (2024): DESEMBER 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v5i4.37923

Abstract

Tumbuhan infasif adalah spesies asing atau tumbuhan asli yang mampu secara massif mengkolonisasi habitatnya serta dapat menjadi ancaman pada keanekaragaman hayati. Salah satu tumbuhan invasif yang ada adalah mantangan atau Merremia peltata (L.) Merr. Meski dikenal infasif, tumbuhan mantangan memiliki berbagai kegunaan untuk pengobatan. Pada penelitian ini digunakan sampel daun mantangan yang berasal dari Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung. Tujuan dilakukannya penelitian ialah untuk menguji aktivitas antibakteri ekstrak etil asetat daun mantangan (Merremia peltata (L.) Merr.) terhadap bakteri Gram positif Staphylococcus aureus dengan berbagai konsentrasi yaitu 0,01%, 0,03%, dan 0,05%. Kloramfenikol 30 µg digunakan sebagai kontrol positif. Penelitian ini merupakan uji laboratorium dengan pengulangan sebanyak enam kali. Pada penelitian ini, tanaman mantangan dimaserasi dengan etil asetat untuk mendapatkan ekstrak kasar daun mantangan. Berdasarkan hasil pemeriksaan organoleptis pada ekstrak daun mantangan (Merremia peltata (L.) memperlihatkan bahwa ekstrak berwarna hijau tua, kental dan berbau khas. Kemudian didasarkan dari hasil skrining fitokimia dapat diketahui bahwa pada ekstrak etil asetat daun mantangan memiliki senyawa flavonoid, alkaloid, terpenoid/steroid, fenolik dan senyawa saponin. Ekstrak etil asetat mampu mencegah atau menghambat pertumbuhan dari bakteri Staphylococcus aureus. Dengan adanya zona hambat yang berbeda terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus menunjukan bahawa adanya efek antibakteri pada ekstrak daun mantangan (Merremia peltata (L.). Zona hambat ekstrak etil asetat dari daun mantangan terdeteksi pada media pertumbuhan dengan konsentrasi 0,01%, 0,03%, 0,05% dan kontrol positif berturut-turut sebesar 1,71 mm, 5,85 mm, 7,46 mm, dan 18,33 mm.