Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Self Management Description Of Patient With Type 2 Diabetes Mellitus at the Rajabasa Indah Bandar Lampung Public Health Center GAMBARAN SELF MANAGEMENT PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI PUSKESMAS RAJABASA INDAH BANDAR LAMPUNG Fadilla, Auly Adhea; Julaiha, Siti; Hartati, Ani; Isnenia, Isnenia
Jurnal Analis Farmasi Vol 8, No 2 (2023)
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jaf.v8i2.11111

Abstract

Self Management Description Of Patient With Type 2 DiabetesMellitus at the Rajabasa Indah Bandar Lampung Public HealthCenterGAMBARAN SELF MANAGEMENT PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI PUSKESMAS RAJABASA INDAH BANDAR LAMPUNG Auly Adhea Fadilla1, Siti Julaiha2, Ani Hartati3, Isnenia4Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan TanjungkarangE-mail: sitijulaiha@poltekkes-tjk.ac.idAbstractDiabetes mellitus or usually abbreviated as DM is a chronic metabolic disease. The most common type of diabetes is type 2 diabetes mellitus with a percentage of 90% of cases. Type 2 diabetes mellitus can cause complications in the long term (chronic) and acute. Therefore, people with type 2 diabetes mellitus need comprehensive treatment not only medically but also with good self-management. This research was conducted using a quantitative descriptive method and sampling using a purposive sampling technique with a sample size of 100 respondents. The measuring instrument used in this study was the SDSCA questionnaire sheet. The results of the study found that in general the highest patient self-management was in the sufficient category with a percentage of 52% or 49 patients. Self-management consists of 6 aspects, the highest percentage is bad category on diet aspect 54%, enough category on foot care aspect 37%, good category on medication aspect 91%. Based on gender, the highest self-management category was found in women compared to men with a percentage of 52.3, based on age at the age of <45 years with a percentage of 81.8%, on the level of education in academic/higher education education with a percentage of 62.9 %, based on complications, the highest percentage of patients without complications with a percentage of 74.1%, based on the length of suffering in patients with <5 years with  a percentage 54.5%.Keyword : Self Management, Type 2 Diabetes Mellitus, Rajabasa Indah Public Health Center AbstrakDiabetes mellitus atau yang biasanya di singkat DM merupakan salah satu penyakit metabolik yang bersifat kronik. Jenis diabetes yang paling sering ditemukan adalah diabetes mellitus tipe 2 dengan persentase sebesar 90% kasus. Diabetes melitus tipe 2 dapat menyebabkan komplikasi dalam jangka waktu lama (kronis) dan akut. Oleh karena itu penderita diabetes melitus tipe 2 membutuhkan penanganan menyeluruh tidak hanya penanganan secara medis tetapi juga dengan self management yang baik. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif kuantitatif dan pengambilan sampel menggunakan teknik Purposive Sampling dengan jumlah sampel 100 responden. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar kuesioner SDSCA. Hasil penelitian didapatkan bahwa secara umum self management pasien paling tinggi pada kategori cukup dengan persentase 52% atau 49 pasien. Self management terdiri dari 6 aspek, persentase tertinggi kategori buruk pada aspek diet 54%, kategori cukup pada aspek perawatan kaki 37%, kategori baik pada aspek medikasi 91%. Berdasarkan jenis kelamin self management paling tinggi kategori cukup terdapat pada perempuan dibandingkan laki-laki dengan persentase 52,3, berdasarkan usia pada usia <45 tahun dengan persentase 81,8%, pada tinkat Pendidikan pada Pendidikan akademik/perguruan tinggi dengan persentase 62,9%, berdasarkan komplikasi persentase paling tinggi pasien tanpa komplikasi dengan persentase 74,1%, berdasarkan lama menderita pada pasien dengan lama menderita <5 tahun yaitu 54,5%.Kata Kunci : Self Management, Diabetes Mellitus Tipe 2, Puskesmas Rajabasa Indah
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN KESEHATAN MELALUI SOSIALISASI GERMAS DAN PELATIHAN KADER POSYANDU PRIMA DI KAMPUNG LIMAN BENAWI KABUPATEN LAMPUNG TENGAH Rosmadewi, Rosmadewi; Hartati, Ani; Arianto, Arianto; Gultom, Tati Baina
Jurnal Perak Malahayati: Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 6, No 1 (2024): Volume 6 Nomor 1 Mei 2024
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jpm.v6i1.15160

Abstract

Abstrak: Kampung Liman Benawi merupakan salah satu dari 14 kampung yang berada di wilayah Kecamatan Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah. Kampung Liman Benawi berdiri pada tahun 1935 oleh pemerintah kolonial Belanda dimana seluruh penduduknya berasal dari pulau jawa sebanyak 250 kepala keluarga yang dibagi menjadi 6 (enam) bedeng antara lain: Bedeng 6 polos selatan, bedeng 6 polos utara, bedeng 6b, bedeng 6c, bedeng Girirejo/Poncowati dan bedeng 6d.Salah satu misi dari Kampung Liman Benawi yaitu meningkatnya tingkat kesehatan masyarakat dalam bentuk meningkatnya kesadaran masyarakat akan kesehatan. Berdasarkan analisa situasi di Kampung Liman Benawi terdapat permasalahan antara lain kesadaran masyarakat kurang tentang Gerakan Masyarakat untuk Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat, kurang  optimalnya peranan kader dalam peningkatan kesehatan di masyarakat, pengetahuan yang kurang tentang tanaman obat keluarga dan kebersihan lingkungan yang kurang.Oleh karenanya, tim pengabdi Poltekkes Kemenkes Tanjungkarang melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat berupa Penyuluhan Kesehatan tentang Germas dan PHBS, Pelatihan Kader Posyandu tentang Posyandu Prima dan Penanaman Obat Keluarga dan bergotong royong membersihkan lingkungan. Berkaitan dengan kegiatan pengabdian masyarakat, masyarakat cukup antusias dalam mengikuti kegiatan pengabmas yang sudah disepakati dengan pamong dan masyarakat. Sebagian besar masyarakat yang diundang untuk mengikuti kegiatan pengabdian masyarakat di kampung Liman Benawi pada hadir. Disarankan, perangkat kampung dan masyarakat memprogramkan kegiatan dalam rangka peningkatan kesehatan masyarakatnya berupa mengoptimalkan peran kader kesehatan, mengadakan kegiatan olah raga bersama setiap satu minggu sekali dan menjadwalkan kegiatan gotong royong serta memanfaatkan tanaman obat keluarga dalam rangka penanganan awal masalah kesehatan. Kata kunci: Germas, PHBS, Pelatihan Kader, Tanaman Obat Keluarga, Kebersihan Lingkungan
Aktivitas Antioksidan dan Tabir Surya Krim Ekstrak Biji Alpukat (Perseaamericana Mill.) dan Ekstrak Tongkol Jagung (Zea mays L.) Hartati, Ani
Jurnal Kesehatan Vol 13 No 3 (2022): Jurnal Kesehatan
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/jk.v13i3.2685

Abstract

Antioxidants are substances that function to help overcome oxidative damage caused by free radicals or reactive oxygen compounds. Formation of free radicals in the body one of which is due to exposure to ultraviolet (UV) radiation. The formation of free radicals due to UV radiation can be overcome by using sunscreen. Avocado seeds and corn cobs are known to be rich in flavonoids which have the potential to be used as antioxidants and sunscreens. Both are wastes that have the potential to be utilized. This study aims to test and determine the antioxidant and sunscreen activities of five cream formulations containing a 1% mixture of avocado seed extract and corn cobs (0% : 1%, 0.25% : 0.75%, 0.5% : 0.5%, 0.75% : 0.25%, and 1% : 0%). Each formula was replicated five times. The preparation of each formula was evaluated including organoleptic (smell, color, and consistency) and homogeneity which was carried out by 25 panelists. Also tested for pH, spreadability, cream type, stability, antioxidant activity using the DPPH method and sunscreen activity (in vitro determination of SPF) on each formula. The organoleptic test results showed an orange cream with a characteristic odor and a semi-solid to a slightly liquid consistency. All cream formulas are homogeneous, the type of cream produced is oil in water type, physically stable cream, pH of all creams is 8, dispersion is 6-8cm, no antioxidant activity while sunscreen activity is minimal to moderate (value of SPF 3-5).
Knowledge Level of DAGUSIBU in Pharmacy Department Students at Health Polytechnic of Tanjung Karang Sembiring, Elma Viorentina; Hartati, Ani; Julaiha, Siti
Jurnal Kesehatan Vol 14 No 2 (2023): Jurnal Kesehatan
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/jk.v14i2.3645

Abstract

There are many health problems due to lack of knowledge and understanding of how to use, store and dispose of drugs. The Indonesian Pharmacist Association (IAI) to design a program called DAGUSIBU (Get-Use-Save-Dispose). Information about DAGUSIBU is important to avoid giving wrong information from occupational pharmacy to patients. This study aims to determine Knowledge Level Profile of DAGUSIBU in Pharmacy Department Students in Health Polytechnic of Tanjung Karang 2022. This research was observational research design with a cross-sectional approach which was carried out from October to November 2022 involving 226 pharmacy students class of 2020 to 2022 in Health Polytechnic of Tanjung Karang. Data obtained by using an online questionnaire that had been tested for validity and reliability. In the aspect of getting medicine, the knowledge level pharmacy students 15.5% good, 38.9% sufficient, and 45.4% lacking. In the aspect of drug use, having a greater knowledge level of 11.1% is good; 44.7% sufficient; and 44.2% less. In the aspect of saving medicine, having a knowledge level of 9.3% is good; 40.3% sufficient; and 34.0% less. Bivariate analysis using ANOVA to find out differences of knowledge level among classes. The results of the ANOVA test showed a p-value of 0.112 so that it can be concluded that there is no significant difference in the level of DAGUSIBU knowledge between batches in Pharmacy students at Health Polytechnic of Tanjung Karang in 2022.
Self Management Description Of Patient With Type 2 Diabetes Mellitus at the Rajabasa Indah Bandar Lampung Public Health Center GAMBARAN SELF MANAGEMENT PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI PUSKESMAS RAJABASA INDAH BANDAR LAMPUNG Fadilla, Auly Adhea; Julaiha, Siti; Hartati, Ani; Isnenia, Isnenia
Jurnal Analis Farmasi Vol 8, No 2 (2023)
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jaf.v8i2.11111

Abstract

Self Management Description Of Patient With Type 2 DiabetesMellitus at the Rajabasa Indah Bandar Lampung Public HealthCenterGAMBARAN SELF MANAGEMENT PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI PUSKESMAS RAJABASA INDAH BANDAR LAMPUNG Auly Adhea Fadilla1, Siti Julaiha2, Ani Hartati3, Isnenia4Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan TanjungkarangE-mail: sitijulaiha@poltekkes-tjk.ac.idAbstractDiabetes mellitus or usually abbreviated as DM is a chronic metabolic disease. The most common type of diabetes is type 2 diabetes mellitus with a percentage of 90% of cases. Type 2 diabetes mellitus can cause complications in the long term (chronic) and acute. Therefore, people with type 2 diabetes mellitus need comprehensive treatment not only medically but also with good self-management. This research was conducted using a quantitative descriptive method and sampling using a purposive sampling technique with a sample size of 100 respondents. The measuring instrument used in this study was the SDSCA questionnaire sheet. The results of the study found that in general the highest patient self-management was in the sufficient category with a percentage of 52% or 49 patients. Self-management consists of 6 aspects, the highest percentage is bad category on diet aspect 54%, enough category on foot care aspect 37%, good category on medication aspect 91%. Based on gender, the highest self-management category was found in women compared to men with a percentage of 52.3, based on age at the age of <45 years with a percentage of 81.8%, on the level of education in academic/higher education education with a percentage of 62.9 %, based on complications, the highest percentage of patients without complications with a percentage of 74.1%, based on the length of suffering in patients with <5 years with  a percentage 54.5%.Keyword : Self Management, Type 2 Diabetes Mellitus, Rajabasa Indah Public Health Center AbstrakDiabetes mellitus atau yang biasanya di singkat DM merupakan salah satu penyakit metabolik yang bersifat kronik. Jenis diabetes yang paling sering ditemukan adalah diabetes mellitus tipe 2 dengan persentase sebesar 90% kasus. Diabetes melitus tipe 2 dapat menyebabkan komplikasi dalam jangka waktu lama (kronis) dan akut. Oleh karena itu penderita diabetes melitus tipe 2 membutuhkan penanganan menyeluruh tidak hanya penanganan secara medis tetapi juga dengan self management yang baik. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif kuantitatif dan pengambilan sampel menggunakan teknik Purposive Sampling dengan jumlah sampel 100 responden. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar kuesioner SDSCA. Hasil penelitian didapatkan bahwa secara umum self management pasien paling tinggi pada kategori cukup dengan persentase 52% atau 49 pasien. Self management terdiri dari 6 aspek, persentase tertinggi kategori buruk pada aspek diet 54%, kategori cukup pada aspek perawatan kaki 37%, kategori baik pada aspek medikasi 91%. Berdasarkan jenis kelamin self management paling tinggi kategori cukup terdapat pada perempuan dibandingkan laki-laki dengan persentase 52,3, berdasarkan usia pada usia <45 tahun dengan persentase 81,8%, pada tinkat Pendidikan pada Pendidikan akademik/perguruan tinggi dengan persentase 62,9%, berdasarkan komplikasi persentase paling tinggi pasien tanpa komplikasi dengan persentase 74,1%, berdasarkan lama menderita pada pasien dengan lama menderita <5 tahun yaitu 54,5%.Kata Kunci : Self Management, Diabetes Mellitus Tipe 2, Puskesmas Rajabasa Indah
PENYEGARAN KADER TENTANG POSYANDU TERINTEGRASI DALAM RANGKA TRANSFORMASI LAYANAN PRIMER DAN PEMBUATAN PUPUK KOMPOS DI DESA LIMAN BENAWI KECAMATAN TRIMURJO KABUPATEN LAMPUNG TENGAH Rosmadewi, Rosmadewi; Hartati, Ani; Arianto, Arianto; Gultom, Tati Baina
Jurnal Perak Malahayati: Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 6, No 2 (2024): Vol 6 No 2 November 2024
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jpm.v6i2.18523

Abstract

Abstrak: Transformasi layanan primer merupakan pilar pertama dalam transformasi kesehatan Indonesia, dimana dalam penerapannya memiliki fokus memperkuat aktivitas promotif dan preventif untuk menciptakan lebih banyak orang sehat, memperbaiki skrining kesehatan serta meningkatkan kapasitas layanan primer. Salah satu pelayanan  kesehatan yang bertujuan untuk memperbaiki skrining kesehatan dan meningkatkan kapasitas layanan primer, Kementerian Kesehatan melaunching tentang Posyandu Terintegrasi. Posyandu terintegrasi adalah kegiatan pelayanan sosial dasar  keluarga yang dilakukan secara terintegrasi dan koordinatif, serta saling memperkuat antar program. Posyandu terintegrasi bertujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan dasar yang mudah diakses oleh masyarakat.Sampah merupakan produk yang dihasilkan dari kegiatan manusia berupa material tidak berguna yang akan bertambah setiap hari selama manusia masih melakukan aktivitasnya. Apabila kondisi ini terus dibiarkan, maka yang terjadi adalah material sisa tersebut akan bertumpuk dan menimbulkan masalah serius. Sampah dapat dipilah menjadi sampah organik dan anorganik. Sampah organik dapat diolah menjadi pupuk kompos yang dapat digunakan sebagai pupuk tanaman dan juga dapat dijual sehingga dapat menambah pemasukan masyarakat.Kampung Liman Benawi merupakan salah satu kampung yang berada di wilayah Kecamatan Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah yang memiliki permasalahan tentang kurang optimalnya peran kader dalam membantu tenaga kesehatan untuk meningkatkan kesehatan di masyarakat dan masyarakat belum tahu tentang pengelolaan sampah.Oleh karenanya, tim pengabdi Poltekkes Kemenkes Tanjungkarang melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat berupa penyegaran kader posyandu tentang Posyandu Terintegrasi dan praktik pengolahan sampah rumah tangga menjadi  pupuk kompos. Berkaitan dengan kegiatan pengabdian masyarakat, masyarakat cukup antusias dalam mengikuti kegiatan pengabmas yang sudah disepakati dengan pamong dan masyarakat. Sebagian besar masyarakat yang diundang untuk mengikuti kegiatan pengabdian masyarakat di kampung Liman Benawi pada hadir. Disarankan, perangkat kampung dan masyarakat memprogramkan kegiatan dalam rangka peningkatan kesehatan masyarakatnya berupa mengoptimalkan peran kader kesehatan dalam kegiatan posyandu terintegrasi dan memilah sampah rumah tangga menjadi sampah organik dan sampah non organik. Selanjutnya sampah organik dapat diolah menjadi pupuk kompos yang dapat digunakan sendiri sebagai pupuk tanaman dan juga bisa dijual seehingga menjadi sumber pemasukan bagi masyarakat kampung Liman Benawi. Kata kunci: Penyegaran Kader, Posyadu Terintegrasi, Pembuatan Pupuk Kompos.
Identification of Flavonoid Compounds in Clove Leaves (Syzygium aromaticum (L.) L.M. Perry) Using Thin Layer Chromatography Method Nisa, Eliza Choirun; Mulatasih, Endah Ratnasari; makhdalena, makhdalena; Hartati, Ani; Fauziyah, Ageng Hasna
Journal of Agritechnology and Food Processing Vol 5, No 1 (2025)
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jafp.v5i1.31376

Abstract

Clove (Syzygium aromaticum (L.) L.M.Perry) is a plant that has been used for centuries in traditional medicine for many ailments. Clove leaves contain saponins, tannins, alkaloids, glycosides and flavonoids. Flavonoids are phenolic compounds that can change color when a base or ammonia is added so they are easily detected using thin layer chromatography. Identification of flavonoid compounds contained in clove leaves (Syzygium aromaticum (L.) L.M.Perry) was carried out using the thin layer chromatography method. This research is intended to identify the flavonoid content in clove leaves. The method used to identify flavonoids from the flavones, flavonols, glycoflavones and biflavonyl groups uses thin layer chromatography.The organoleptic results of clove leaf simplicia have a brownish green color, a distinctive pungent odor, and are in the form of a rather fine powder. Flavonoid phytochemical screening had positive results indicated by the presence of an orange color on the amyl alcohol layer. Then the clove leaf simplicia was prepared for testing using thin layer chromatography by heating using 2N HCl at a temperature of 100 oC and extracted with ethyl acetate then spotted on a thin layer chromatography plate. The organoleptic results of the clove leaf extract had a reddish brown color, with a sticky texture and no smell. Examination of clove leaf extract (Syzygium aromaticum (L.) L.M.Perry) using thin layer chromatography, this elution was carried out using an acidic eluent, showing that clove leaves were positive for flavonoids in the flavon group which showed a faint brown color with Rf 0.66 and 0,70 and negative for flavonoids in the flavonol, glycoflavone and biflavonyl groups because the Rf value and stain color do not match comparisons in the literature.
Gambaran Kelengkapan Resep Elektronik dan Pengkajian pada Aspek Klinis di Poli Ortopedi RSUD Jenderal Ahmad Yani Metro Zahra, Sylvia; Julaiha, Siti; Rahayu, Pudji; Hartati, Ani
Journal of Pharmaceutical Sciences and Technology Vol. 1 No. 2 (2024): Pharmatech Journal : Journal of Pharmaceutical Sciences and Technology
Publisher : Pharmacy Department, Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Evaluasi kelengkapan resep elektronik di Rumah Sakit Umum Daerah Jenderal Ahmad Yani Metro, khususnya di poliklinik ortopedi, selama bulan Mei 2024. Penelitian ini bertujuan untuk menilai kelengkapan resep dari aspek administrasi, farmasetik, dan klinis, dengan mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 72 Tahun 2016. Metode yang digunakan adalah penelitian observasional dengan pendekatan deskriptif kuantitatif, dimana data dikumpulkan melalui observasi dan checklist.
Uji Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Kirinyuh (Chromolaena odorata (L.) R.M.King & H. Rob.) terhadap Bakteri Staphylococcus Epidermidis Fa’izzah, Nabila Husnun; Hartati, Ani
Journal of Pharmaceutical Sciences and Technology Vol. 1 No. 2 (2024): Pharmatech Journal : Journal of Pharmaceutical Sciences and Technology
Publisher : Pharmacy Department, Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Daun Kirinyuh (Chromolaena odorata (L.) R.M.King & H.Rob.) adalah gulma yang yang mempunyai potensi sebagai antibakteri dan di masyarakat dimanfaatkan untuk mengobati luka. Pada penelitian ini dilakukan ekstraksi daun Kirinyuh menggunakan pelarut etanol 70% dan 96%. Ekstrak yang didapat dilakukan skrining fitokimia, selanjutnya ekstrak konsentrasi 5%, 10% dan 15% diuji kemampuan antibakterinya terhadap Staphylococcus epidermidis sebagai bakteri yang dapat menimbulkan jerawat. Ekstrak etanol 70% mengandung alkaloid, flavonoid, saponin dan senyawa fenolik sedangkan ekstrak etanol 96% mengandung flavonoid, saponin, terpenoid dan senyawa fenolik. Kemampuan antibakteri dari kedua ekstrak tidak berbeda bermakna dan kemampuan kedua ekstrak masih di bawah kloramfenikol sebagai kontrol positif.
Eksplorasi Manfaat Kesehatan dan Tantangan Formulasi Sirop Daun Kelor (Moringa Oleifera L.) dengan Pendekatan Metoda Dekokta Auliana, Lia; Yulyuswarni, Yulyuswarni; Hartati, Ani
Journal of Pharmaceutical Sciences and Technology Vol. 1 No. 2 (2024): Pharmatech Journal : Journal of Pharmaceutical Sciences and Technology
Publisher : Pharmacy Department, Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Masih sangat sedikit sediaan cair dari pemanfaatan daun kelor yang beredar di masyarakat. Oleh karena itu, diformulasikan daun kelor dalam bentuk sirop. Sirop merupakan salah satu sediaan farmasi yang mudah dalam proses pembuatannya dan digemari oleh semua kalangan, anak-anak hingga lansia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan inovasi dalam pemanfaatan daun kelor (Moringa oleifera L.) sebagai suplemen kesehatan dengan metode dekokta. Penelitian ini bersifat eksperimental dengan merancang, membuat formulasi, dan mengevaluasi sediaan sirop dekokta daun kelor (Moringa oleifera L.) dengan variasi konsentrasi dekokta daun kelor (Moringa oleifera L.). Hasil penelitian yang diperoleh bahwa sirop daun kelor berwarna hijau tua, beraroma khas melon dengan tingkat rasa manis F1>F2>F3>F4. Seluruh formula memenuhi syarat uji kejernihan, volume terpindahkan dan pH. Keempat Formula sirop daun kelor tidak memenuhi persyaratan viskositas, bobot jenis dan stabilitas. Formula yang paling disukai adalah formula F1.