Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

Pengaruh Gratitude terhadap Well-Being pada Remaja di Pondok Yatim Assalaam Bandung Yasmien Mumtaz; Agus Budiman
Bandung Conference Series: Psychology Science Vol. 4 No. 2 (2024): Bandung Conference Series: Psychology Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsps.v4i2.12832

Abstract

Abstract. Well-being is important for adolescents to be able to help adolescents cope with the challenges of adaptation. Adolescence is a transitional period where there are physical or psychological changes that often cause problems. The role of the family is important for the development of adolescents. But, in fact, not all the lucky teens are, there are teens who have to live in an orphanage so that they grow up with the affection of an imperfect parent. The Orphanage Assalaam Bandung is one of the orphanages in Bandung. In addition to providing facilities, the orphanage has practices to realize visions and missions, such as religious education, softskill training, social upbuilding, physical training, and advancing the family. It makes teenagers feel grateful during their stay at the orphanage. They feel happy, engaged in activity, have good relationships with others, have meaning in life, can a goal or achievement. This research is intended to find out the influence of gratitude on well-being in teenagers in the Assalaam Bandung Orphanage. This research uses a quantitative approach. Analysis techniques used simple regression analysis techniques. The research is a population study with a total of 51 adolescent subjects. Data collection using a questionnaire based on the gratification theory of Emmons & Mccullough (2004) namely The Gratitude Questionnaire-six items (GQ-6) adapted by Qodariah (2019) and the well-being scale The Workplace PERMA Profiler from Butler & Kern (2016) adapted by Elfida et al., (2021) refers to the Seligman theory. (2011). The results of this study have an influence of gratitude on well-being of 16.9% in the teens of the Orphanage Assalaam Bandung. Abstrak. Well-being penting dimiliki remaja agar bisa membantu remaja dalam menghadapi tantangan yang akan datang secara adaptif. Remaja adalah masa transisi dimana adanya perubahan fisik ataupun psikologis yang sering menyebabkan masalah. Peran keluarga terlebih orang tua penting bagi perkembangan remaja. Tetapi, pada kenyataannya tidak semua remaja bernasib beruntung, ada remaja yang harus tinggal di panti asuhan sehingga tumbuh dengan kasih sayang orang tua yang tidak utuh. Pondok Yatim Assalaam Bandung merupakan salah satu panti asuhan di Bandung. Selain menyediakan fasilitas, panti asuhan ini memiliki pembiasaan untuk mewujudkan visi dan misi, seperti pembiasaan keagamaan, pelatihan softskill, pembinaan sosial, pelatihan fisik, serta mengedepankan kekeluargaan. Hal itu membuat remaja merasa bersyukur selama tinggal di panti asuhan. Mereka merasa senang, terlibat dalam aktifitas, memiliki hubungan yang baik dengan orang lain, memiliki makna hidup, bisa mencapai tujuan atau prestasi. Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui pengaruh gratitude terhadap well-being pada remaja Pondok Yatim Assalaam Bandung. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Teknik analisis yang dipakai teknik analisis regresi sederhana. Penelitian berbentuk studi populasi dengan subjek sejumlah 51 remaja. Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang dilandaskan pada teori gratitude dari Emmons & Mccullough (2004) yaitu The Gratitude Questionnaire-six item (GQ-6) yang sudah diadaptasi oleh Qodariah (2019) dan skala well-being yaitu The Workplace PERMA Profiler dari Butler & Kern (2016) yang sudah diadaptasi oleh Elfida et al., (2021) merujuk pada teori Seligman (2011). Hasil penelitian ini terdapat pengaruh gratitude terhadap well-being sebesar 16.9% pada remaja Pondok Yatim Assalaam Bandung.
Hubungan Self Efficacy dengan Orientasi Masa Depan pada Remaja Pondok Yatim X di Kota Bandung Talia Ismi Aulia Shabrin; Agus Budiman
Bandung Conference Series: Psychology Science Vol. 4 No. 2 (2024): Bandung Conference Series: Psychology Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsps.v4i2.12900

Abstract

Abstract. In accordance with the applied regulations, orphanage teenagers cannot stay in the orphanage indefinitely. They will leave the orphanage to start an independent life or be returned to their guardians if possible. Therefore, it is important for them to have a positive future orientation to help maintain motivation, make good planning, and anticipate behaviors to ensure a better future after leaving the orphanage. One factor that can shape a positive future orientation is self-efficacy, as it influences behavioral choices, the amount of effort, and their persistence despite obstacles and limitations in achieving their goals. Based on this phenomenon, the problems in this study are formulated as follows: (1) What is the level of self-efficacy among teenagers at Orphanage X? (2) What is the level of future orientation among teenagers at Orphanage X? (3) How strong is the relationship between self-efficacy and future orientation among teenagers at Orphanage X? The researcher uses a correlational analysis technique with a quantitative approach. The data processing method applied is non-probability sampling with a total sampling approach, resulting in a population of 51 people. Data collection techniques include questionnaires, observation and interviews, and literature study. The data analysis technique uses Pearson Product Moment Correlation. The results of this study indicate a positive relationship between self-efficacy and future orientation among teenagers at Orphanage X, with the strength of the relationship being at a moderate level. Abstrak. Sesuai dengan aturan yang diterapkan, remaja panti asuhan tidak bisa selamanya tinggal di panti asuhan dalam artian mereka akan meninggalkan panti asuhan dan memulai hidup mandiri atau dikembalikan kepada wali jika memungkinkan. Sehingga penting bagi mereka memiliki orientasi masa depan yang positif guna dapat membantu dalam mempertahankan motivasi, membantu dalam membuat perencanaan yang baik, dan antisipasi perilaku dengan tujuan dapat memberikan masa depan yang lebih baik setelah mereka keluar dari panti asuhan. Salah satu faktor yang dapat membentuk orientasi masa depan positif adalah self efficacy karena dapat mempengaruhi pilihan perilaku yang dimunculkan, besar usaha, dan seberapa kuat mereka bertahan walaupun mengalami hambatan dan keterbatasan dalam mencapai tujuan. Berdasarkan fenomena tersebut, maka permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: (1) Bagaimana tingkat self efficacy pada remaja Pondok Yatim X ? (2) Bagaimana tingkat orientasi masa depan pada remaja Pondok Yatim X ? (3) Seberapa erat hubungan antara self efficacy dengan orientasi masa depan pada remaja Pondok Yatim X ?. Peneliti menggunakan teknik analisis korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Metode pengolahan data yang diterapkan adalah non probability sampling dengan pendekatan total sampling diperoleh jumlah populasi sebanyak 51 orang. Teknik pengumpulan data dengan kuesioner, observasi dan wawancara, dan studi pustaka. Teknik analisis data menggunakan Pearson Product Moment Correlation. Hasil penelitian ini yaitu terdapat hubungan positif antara self efficacy dengan orientasi masa depan remaja Pondok Yatim X dengan tingkat keeratan berada pada tingkat yang sedang.
Model Pelatihan Tari: Penguatan Kompetensi Pedagogik & Profesionalisme Guru Agus Budiman; Ria Sabaria; Purnomo Purnomo
PANGGUNG Vol 30 No 4 (2020): Kearifan Lokal dalam Metode, Model dan Inovasi Seni
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/panggung.v30i4.1370

Abstract

penting. Keberadaannya memiliki peran sentral dalam mewujudkan suatu kualitas mutupendidikan, termasuk dalam penyelenggaran pendidikan seni tari di sekolah dasar. Tujuanpenulisan ini adalah ingin memberikan data dan informasi mengenai kegiatan pelatihantari pada guru-guru seni budaya yang dilaksanakan di Kabupaten Tasikmalaya dalammengembangkan kemampuan pedagogik dan profesionalisme guru Seni Budaya. Penelitianini menerapkan metode pengumpulan data kuantitatif deskriptif dengan menyebarkanangket kepada 170 responden. Metode pelatihan tari yang dikembangkan dalam kegiatan inimenggunakan konsep model pelatihan empat langkah dari Crone Hunter dengan melaluitahapan pembentukan kelompok/peserta pelatihan, identifikasi kebutuhan belajar, penentuankurikulum atau program pelatihan, dan mengevaluasi pelaksanaan dari hasil pelatihan. Hasilkegiatan pelatihan ini menunjukan adanya peningkatan kompetensi pedagogik dan kompetensiprofesional, melalui hasil pengukuran evaluasi kegiatan yang disebarkan melalui instrumenangket evaluasi pelaksanaan pelatihan.Kata Kunci: Model Pelatihan, Tari, Kompetensi Pedagogik, Profesionalisme Guru
Pengaruh Intensitas Penggunaan Instagram terhadap Perilaku Cyberbullying pada Mahasiswa Rizka Fadhilla Putri; Agus Budiman
Jurnal Riset Psikologi Volume 4, No. 2 Desember 2024, Jurnal Riset Psikologi (JRP)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jrp.v4i2.5116

Abstract

Abstract. Instagram allows users to share photos and videos and interact through comments and direct messages. However, along with the increase in usage, there has been a troubling increase in cyberbullying cases. Students are one of the most active groups using social media platforms such as Instagram, Twitter, Facebook, and others. The purpose of this study is to determine the effect of Instagram usage intensity on cyberbullying behavior carried out by X University students. This study uses a quantitative approach that uses non-experimental causality and cluster sampling methods. The research subjects were 394 active undergraduate students at University X, with ages ranging from 18 to 24 years old. Data analysis was carried out using simple linear regression and descriptive statistical analysis. Data collection was carried out using the Instagram intensity scale measuring instrument from Del barrio's theory (in Andarwati, 2016) for the Instagram Use Intensity variable and the cyberbullying behavior scale from Willard (2007) for the cyberbullying behavior variable. The results of data analysis state that the contribution value is 11.6% and obtained a significance value of 0.00 <0.05 and amounting to 7,178> (1,966), then the Instagram Usage Intensity variable affects the cyberbullying behavior variable. This means that the higher the intensity of Instagram use in students, the higher the intensity of Instagram use. Abstrak. Instagram memungkinkan penggunanya untuk berbagi foto dan video serta berinteraksi melalui komentar dan pesan langsung. Namun, seiring dengan peningkatan penggunaan, terjadi peningkatan kasus cyberbullying yang meresahkan. Mahasiswa adalah salah satu kelompok yang paling aktif menggunakan platform-media sosial seperti, Instagram, Twitter, Facebook, dan lainnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh intensitas penggunaan Instagram terhadap perilaku cyberbullying yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas X. Studi ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang menggunakan metode kausalitas non-eksperimental dan cluster sampling. Subjek penelitian adalah mahasiswa aktif program sarjana di Universitas X yang berjumlah 394 orang, dengan usia dari 18 sampai 24 tahun. Analisis data dilakukan dengan menggunakan regresi linear sederhana dan analisis statistik deskriptif. Pengumpulan data dilakukan menggunakan alat ukur skala intensitas Instagram dari teori Del barrio (dalam Andarwati, 2016) untuk variabel Intenstias Penggunaan Instagram dan skala perilaku cyberbullying dari Willard (2007) untuk variabel perilaku cyberbullying. Hasil analisis data menyatakan bahwa nilai kontribusi sebesar 11,6% dan didapat nilai signifikansi sebesar 0.00 < 0,05 dan sebesar 7.178 > (1.966) maka variabel Intensitas Penggunaan Instagram berpengaruh terhadap variabel perilaku cyberbullying. Artinya semakin tinggi intensitas penggunaan Instagram pada mahasiswa maka secara signifikan akan berpengaruh meningkatkan perilaku cyberbullying.
Implementation of Guess The Picture Learning Strategy in Al-Muhadasah Class 2 MTS Lessons Agus Budiman; Muhammad Sholahuddin
al-Afkar, Journal For Islamic Studies Vol. 8 No. 1 (2025)
Publisher : Perkumpulan Dosen Fakultas Agama Islam Indramayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/afkarjournal.v8i1.1361

Abstract

Learning Arabic requires an understanding of four skills: listening, speaking, reading, and writing. Pondok Modern Darussalam Gontor is an educational institution with Kulliyyatul Mu'allimin Al-Islamiyah curriculum that teaches Arabic and English. Researchers found that the difficulties of class students are expected to be achieved. How to teach a good teacher is the key and prerequisite for students to be able to learn well.  Teachers are expected to be able to choose the right way of teaching so that they can create a conducive learning environment system and activate students, one of the right learning strategies applied is a learning strategy, namely the Guess The Picture Strategy in Arabic Language Learning at MTSN 2 Ponorogo.
اللغة العربية تعليم اللغة العربية في برنامج فتح كتب التراث للفصل الخامس بكلية المعلمات الاسلامية على ضوء نظرية الجشطالت Dzikriyah Lailatul Rohmah; Agus Budiman
Jurnal Bima : Pusat Publikasi Ilmu Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol. 3 No. 2 (2025): Jurnal Bima : Pusat Publikasi Ilmu Pendidikan Bahasa dan Sastra
Publisher : Asosiasi Riset Ilmu Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61132/bima.v3i2.1671

Abstract

اللغة العربية هي لغة رسمية اتخذ المعهد لتعلمها تأكيدا لأهميتها تؤثر كثيرا في تعلم علوم الدينية ولتيسير نجاح هذا الأمر اهتمه بمنهج تعليمه في ارتقائها بإتقان إلى تعليمها بالتعمق إلى أربع مهارات اللغة العربية إذ لاتُنال إلا بالممارسة المستمرة والتدريبات المتواصلة. تيسير برنامج فتح كتب التراث موافقا بنظرية التعلم الجشطالت المؤكد بالاستبصار عند التعلم. يهدف هذا البحث لكشف عن كيفية تعليم اللغة العربية في هذا البرنامج على ضوء نظرية التعلم الجشطالت ولكشف عن العوامل الدافعة والعوامل العائقة في هذا البرنامج. فاستخدمت الباحثة مدخل الكيفي الوصفي. واستخدمت لجمع البيانات بالملاحظة والمقابلة والوثائق المكتوبة. أما في تحليلها فسلكت الباحثة في منهج ميلس وهبيروسلدانا. واستخدمت لتحقيق البيانات بطريقة تثليث مصادر البيانات، البحث الداعمة وتطوير المشاركة. ومن نتائج البحث وفق هدفه هو كما يلى: توجد أن قوانين نظرية والتعلم بالاستبصار تناسب وتقع في بعض الأمور من برنامج فتح كتب التراث للفصل الخامس. والعوامل الدافعة لهذا البرنامج منها هدف هذا البرنامج وهو إلهام وحي رسول الله بالقراءة، بالقراءة تفتح أبواب العلوم الدينية. والعوامل العائقة في هذا البرنامج منها قلة تحديد الوقت لفهم نصوص العربية. استنادًا إلى نتائج البحث، يرجى بأن تحسن الأنشطة في تحسين تطبيق مبادئ نظرية الجشطالت في تعليم اللغة العربية لتكون أكثر فعالية من خلال الاهتمام بالعوامل الداعمة والعوامل العائقة في هذا البرنامج.
Pkm Vr Art Therapy: Pendampingan Pengendalian Emosi Siswa Tunagrahita Ringan Berbasis Virtual Reality di SDLB/C Akw Kumara II Surabaya): Pengabdian Wahono; Agus Budiman; Adelin Aprilia Sari; Safril Umar Ashiddiqi
Jurnal Pengabdian Masyarakat dan Riset Pendidikan Vol. 4 No. 1 (2025): Jurnal Pengabdian Masyarakat dan Riset Pendidikan Volume 4 Nomor 1 (Juli 2025 -
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jerkin.v4i1.1914

Abstract

Perkembangan emosional siswa tunagrahita ringan merupakan aspek krusial dalam menunjang keberhasilan proses belajar dan interaksi sosial. Namun, keterbatasan dalam mengenali, memahami, dan mengelola emosi masih menjadi tantangan utama, sebagaimana ditemukan di SDLB/C AKW Kumara II Surabaya. Proses pembelajaran di sekolah ini masih terbatas secara media dan metode, serta belum tersedianya modul pembelajaran yang aksesibel sesuai kebutuhan siswa berkebutuhan khusus. Melalui pendekatan Virtual Reality Art Therapy, kegiatan ini bertujuan untuk mendampingi siswa dalam pengelolaan emosi melalui media seni yang lebih interaktif dan menyenangkan. VR Art Therapy menggabungkan keunggulan terapi seni dengan teknologi virtual untuk menciptakan pengalaman belajar yang imersif, memungkinkan siswa mengekspresikan emosi secara non-verbal dengan lebih bebas. Program ini difokuskan pada mata pelajaran seni budaya dan melibatkan guru sebagai fasilitator dalam sesi pendampingan. Hasil awal menunjukkan bahwa pendekatan ini mampu meningkatkan kesadaran emosi siswa dan mengurangi perilaku impulsif. Inovasi ini diharapkan menjadi model pembelajaran alternatif yang inklusif, serta mendorong kolaborasi antara pendidikan, psikologi, dan teknologi dalam penanganan anak berkebutuhan khusus.
The Heroism Value in Totokng Dance at The Nurutni’ Ceremony Dayak Salako Community in West Kalimantan Slamet, Deni; Tati Narawati; Agus Budiman
Mudra Jurnal Seni Budaya Vol 40 No 4 (2025)
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31091/mudra.v40i4.2950

Abstract

This study aims to explore and analyse the heroism values embodied in the Totokng dance, a traditional ritual performed as part of the Nurutni’ ceremony by the Dayak Salako community in West Kalimantan. These values play a crucial role in shaping collective character and preserving cultural identity amid the pressures of globalisation and the ongoing crisis in character Education. The research is driven by the limited academic attention given to the dimension of heroism within the cultural expressions of the Dayak people, particularly in the context of rice harvest rituals. Adopting a qualitative method with an ethnographic approach, the study collected data through participant observation, semi-structured interviews, documentation, and literature review. Informants were purposively selected based on their direct involvement in the tradition. The findings reveal that the Totokng dance conveys heroism values such as courage, sacrifice, solidarity, responsibility, and loyalty. These values are expressed through symbolic movements, the social roles of the dancers, and the spatial design of the performance, all of which are rooted in spiritual and historical relationships. Rather than functioning solely as an aesthetic performance, the dance serves as a medium for transmitting values and as a tool for character Education grounded in local wisdom. These findings reaffirm the importance of preserving intangible cultural heritage as a key component of sustainable development and multicultural Education in Indonesia.