Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Evaluasi Metode Penman-Monteith Dalam Menduga Laju Evapotranspirasi Standar (ET0) di Dataran Rendah Propinsi Lampung, Indonesia Tumiar Katarina Manik; R. Bustomi Rosadi; Agus Karyanto
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 26 No. 2 (2012): Jurnal Keteknikan Pertanian
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (903.182 KB) | DOI: 10.19028/jtep.026.2.%p

Abstract

Abstrak   Evapotranspirasi adalah unsur utama dalam menghitung kebutuhan air tanaman yang kemudian menjadi dasar dalam penjadualan irigasi. Evapotranspirasi dipengaruhi banyak faktor sehingga pengukurannya secara langsung tidak mudah, karena itu dikembangkan banyak model pendugaan untuk mengatasi hal tersebut.  Salah satu model yang direkomendasikan FAO adalah metode Penman-Monteith (P-M). Untuk mengetahui apakah metode ini tepat juga digunakan di Propinsi Lampung perlu dilakukan pengujian dengan membandingkan hasil pengamatan langsung (2006-2008) yang dilakukan di dua stasiun pengamatan di Lampung yaitu Branti dan Masgar. Hasil pengamatan di Branti rata-rata lebih rendah dari hasil metode P-M pada laju ET > 4 mm, dan lebih tinggi untuk laju ET < 4 mm; sedangkan untuk stasiun Masgar menunjukkan laju ET hasil pengamatan selalu lebih tinggi dari pada hasil perhitungan metode P-M.  Hasil metode P-M secara rata-rata 1.09 kali lebih tinggi dari pengamatan Branti dan 0.89 kali lebih rendah dari pengamatan Masgar. Koefisien korelasi antara metode pendugaan dan pengamatan langsung rendah (r= 0.3 untuk Branti dan 0.5 untuk Masgar).  Ketidak cocokan ini dapat disebabkan pertama karena ketidak cermatan dalam mengukur penurunan muka air pada panci evaporasi yang terlihat dari rendahnya koefisien korelasi evaporasi pengamatan dengan semua unsur iklim yang berkaitan erat dengan evaporasi (suhu dan kelembaban udara, kecepatan angin dan intensitas radiasi; kedua karena CROPWAT menggunakan data lama penyinaran yang dikonversikan secara linier menjadi intansitas radiasi sedangkan dalam pengamatan langsung hubungan antara lama penyinaran dan intensitas radiasi tidak linier.   Kata kunci: irigasi, evapotranspirasi, pendugaan, Penman-Monteith, CROPWAT   Abstract Evapotranspiration is an important factor in estimating crops water use and then irigation schedule.  Direct measurement of evapotranspiration is difficult since it is influenced by many factors.  Estimation methods are developed for estimating evapotranspiration rate from meteorological data.  One method which is recommended by FAO is Penman-Monteith Method (P-M).  To evaluate whether this method could be accurately used in Lampung a comparison had been conducted with evaporation measurement on two climate stations in Lampung, Branti and Masgar with data set from 2006-2008.  The result for Branti showed that observation data was lower than P-M for ET > 4 mm and higher for ET <4; while for Masgar evaporation observation always higher than P-M.  In general P-M was 1.09 times higher than observation in Branti and 0.89 lower in Masgar. Correlation coefficients between P-M and observation were low (r = 0.3 for Branti and r= 0.5 for Masgar).  Two possible reasons for the disagrrement were first, there was an error in measuring water level on the evaporation pan, this showed by the fact that observed evaporation has low coefficient correlation with all meteorological data which have direct impact on evaporation (air temperature and humidity, wind speed and radiation); second, CROPWAT converted shunshine duration to be the radiation intensity with linear approach while field data showed that sunshine duration did not relate linearly with radiation intensity.   Key words: Irrigation, evapotranspiration, estimation, Penmann-Monteith, CROPWAT
PENGARUH KONSENTRASI IBA (Indole 3 Butyric Acid) DAN TEKNIK PENYEMAIAN TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT MANGGIS (Garcinia mangostana L.) ASAL BIJI Dewi Delliana; Nurdiati Al-Hamidy; Rugayah Rugayah; Agus Karyanto
Jurnal Agrotek Tropika Vol 5, No 3 (2017)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (219.585 KB) | DOI: 10.23960/jat.v5i3.1819

Abstract

Manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan tanaman buah yang memiliki laju pertumbuhan sangat lambat karena sistem perakarannya terbatas, sehingga penyerapan air dan unsur hara rendah. Salah satu upaya untuk meningkatkan pertumbuhan akar dan tajuk adalah dengan pemberian IBA dan teknik penyemaian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) konsentrasi IBA yang menghasilkan pertumbuhan terbaik bibit tanaman manggis, (2) perbedaan pengaruh antara teknik penyemaian tanam langsung dan pindah tanam pada pertumbuhan bibit tanaman manggis, dan (3) pengaruh interaksi antara konsentrasi IBA dan teknik penyemaian pada pertumbuhan bibit tanaman manggis. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari – Mei 2016 di rumah kaca gedung Hortikultura Universitas Lampung. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan perlakuan faktorial yang terdiri dari dua faktor (4x2). Faktor pertama: taraf konsentrasi IBA (A) yang terdiri: 0 ppm (a 0 ), 25 ppm (a 1 ), 50 ppm (a 2 ), dan 75 ppm (a 3 ). Faktor kedua: teknik penyemaian (B): tanam langsung (b 1 ) dan pindah tanam (b 2 ). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian IBA tidak berpengaruh nyata pada semua variabel pengamatan kecuali pada diameter batang akhir justru menurunkan. Teknik penyemaian dan interaksi antara kedua perlakuan tersebut juga tidak menunjukkan adanya pengaruh yang nyata pada semua variabel pengamatan.
KORELASI DAN ANALISIS LINTAS ANTARA PERCABANGAN DENGAN PRODUKSI CABAI MERAH (Capsicum annuumL.) HASIL IRADIASI SINAR GAMMA Nyimas Sa&#039;diyah; Anissa Fitri; Rugayah Rugayah; Agus Karyanto
Jurnal Agrotek Tropika Vol 8, No 1 (2020): Jurnal Agrotek Tropika Vol 8, Januari 2020
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (668.206 KB) | DOI: 10.23960/jat.v8i1.3683

Abstract

Produktivitas cabai merah di Indonesia masih sangat rendah jika dibandingkan dengan potensinya yang mencapai 22 ton per tahun, sedangkan produktivitas baru sekitar 8,35 ton per tahun.  Peningkatan produksi cabai merah dapat dilakukan dengan memperbaiki bahan tanam melalui mutasi dengan iradiasi sinar gamma.  Selanjutnya,untuk mempersingkat waktu seleksiperlu dilihat keeratan hubungan antarpeubah dengan analisis korelasi, untuk  melihat pengaruh langsung dan tidak langsungnya dilakukan analisis lintas.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara percabangan cabai merah varietas Laris generasi M3 hasil iradiasi sinar gamma dengan produksi.  Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2018 sampai dengan Mei 2019 di Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.  Rancangan percobaan yang digunakan adalah metode single plant (seluruh tanaman ditanam dan diamati), keeratan hubungan dianalisisdengan korelasi, selanjutnya untuk melihat pengaruh langsung dan  tidak langsung dilakukan analisis lintas.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa: jumlah cabang tambahan, panjang cabang tambahan, tingkat percabangan, tinggi akhir generatif, dan jumlah buah per tanaman berkorelasi positif denganbobot buah total per tanaman Pengaruh langsung jumlah buah per tanaman benar-benar mengukur keeratan hubungan dengan bobot buah per tanaman.  Tinggi akhir generatif, jumlah cabang tambahan, panjang cabang tambahan, dan tingkat percabangan saling berpengaruh satu sama lain untuk mempengaruhi bobot buah per tanaman atau produksi.
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM DAN KOMPOS JERAMI SERTA APLIKASI PUPUK HAYATI BIO MAX GROW (BMG) PADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN MENTIMUN (Cucumis sativus L.) Sarah Rahmanda Putri; Kus Hendarto; Agus Karyanto; Yohannes C Ginting
Jurnal Agrotek Tropika Vol 8, No 1 (2020): Jurnal Agrotek Tropika Vol 8, Januari 2020
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1129.284 KB) | DOI: 10.23960/jat.v8i1.3690

Abstract

Pemupukan dengan menggunakan bahan organik dan penambahan pupuk hayati dapat mempengaruhi produksi tanaman sayuran.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuipengaruh pemberian bahan organik dan pupuk hayati yang digunakan pada panjang tanaman, jumlah daun, jumlah cabang, jumlah bunga betina, jumlah buah, panjang buah, diameter buah, bobot buah tanaman mentimun. Bahan organik yang digunakan adalah pupuk kandang ayam (20 ton/ha), kompos jerami (20 ton/ha) dan pupuk hayati Bio Max Grow (BMG) 0 ml/l, 10 ml/l, dan 20 ml/l. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar, Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran pada Oktober 2018 – Januari 2019. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang disusun secara faktorial (3x3) dengan tiga ulangan sebagai kelompok dan terdapat 9 kombinasi perlakuan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pemberian pupuk kandang ayam dengan aplikasi pupuk hayati BMG pada masing-masing dosis tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman mentimun, namun menghasilkan produksi yang paling tinggi dan lebih baik daripada perlakuan lainnya.Meskipun perlakuan pupuk kopos jerami tidak lebih baik daripada pupuk kandang ayam, perlakuan pupuk kompos jerami dengan masing-masing dosis aplikasi pupuk BMG menghasilkan pertumbuhan dan produksi tanaman mentimun yang lebih baik dibanding tanpa perlakuan.
PENGENALAN BUNGA KRISAN POTONG DI DESA SUNGAI LANGKA KAB. PESAWARAN SEBAGAI KOMODITAS BARU DI DESA AGROWISATA Agustiansyah Agustiansyah; Rugayah Rugayah; Agus Karyanto; Tumiar Katarina Manik
Jurnal Pengabdian Fakultas Pertanian Universitas Lampung Vol 2, No 1 (2023): Jurnal Pengabdian Fakultas Pertanian Universitas Lampung Vol 2 No 1, Maret 2023
Publisher : Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jpfp.v2i1.6507

Abstract

Tujuan Kegiatan ini adalah untuk mengenalkan komoditas baru yaitu bunga krisan potong kepada kelompok tani dan kelompok  wanita tani di Desa Sungai  Langka, Kec. Gedong Tatan, Kab. Pesawaran Lampung. Bunga krisan potong diharapkan dapat menjadi komoditas baru yang dapat diandalakan mengingat selama ini agrowisata di Sungai Langka mengandalkan komoditas tanaman tahunan seperti jeruk dan kopi. Metode kegiatan pengabdian ini adalah pembuatan demplot budidaya krisan potong di dalam rumah pelindung berukuran 5 m x 8 m yang terbuat dari rangka bambu dan atap plastik UV. Hasil akhir kegiatan ini adalah petani mulai mengenal budidaya krisan potong. Hasil penting lainnya adalah 100% anggota kelompok setuju bunga krisan dikembangkan sebagai komoditas baru di Desa Sungai Langka. 
PENGENALAN BUNGA KRISAN POTONG DI DESA SUNGAI LANGKA KAB. PESAWARAN SEBAGAI KOMODITAS BARU DI DESA AGROWISATA Agustiansyah Agustiansyah; Rugayah Rugayah; Agus Karyanto; Tumiar Katarina Manik
Jurnal Pengabdian Fakultas Pertanian Universitas Lampung Vol 1, No 2 (2022): Jurnal Pengabdian Fakultas Pertanian Universitas Lampung
Publisher : Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jpfp.v1i2.6266

Abstract

Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengenalkan komoditas baru yaitu bunga krisan potong kepada kelompok tani dan kelompok wanita tani di Desa Sungai Langka, Kec. Gedong Tataan, Pesawaran, Lampung yang mengelola agrowisata. Bunga krisan potong ini diharapkan menjadi komoditas baru agrowisata yang dapat diandalkan, mengingat agrowisata di Sungai Langka mengandalkan komoditas tahunan seperti durian, jeruk, dan kopi. Metode kegiatan pengabdian ini adalah pembuatan demplot budidaya bunga krisan potong dalam rumah pelindung yang terbuat dari bambu dan atap plastik UV. Selain itu dilakukan juga ceramah dan diskusi tentang budidaya bunga krisan potong. Hasil akhir dari kegiatan ini adalah petani mulai mengenal teknik budidaya krisan potong. Hasil penting lainnya adalah seluruh peserta setuju (100%) perlu adanya komoditas baru untuk dikembangkan dan setuju  (100%) bunga krisan potong dikembangkan di Desa Sungai Langka sebagai komoditas pendukung agrowisata.
Study on the Population and Diversity of Arbuscular Mycorrhizal Fungi in the Rhizosphere of Piper nigrum in West Lampung Indonesia Azzahra, Salwa; Rini, Maria Viva; Rusdi Evizal; Agus Karyanto
Journal of Tropical Mycorrhiza Vol. 3 No. 2 (2024): October
Publisher : Asosiasi Mikoriza Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58222/jtm.v3i2.73

Abstract

The population and diversity of arbuscular mycorrhizal fungi (AMF) in soil vary greatly, influenced by biotic and abiotic factors. West Lampung Regency is a major prpper production center with distinct biotic and abiotic factors. These differences affect the diversity of AMF in pepper cultivation areas in West Lampung Regency. This study aimed to determine the differences in the population and diversity of indigenous AMF in the rhizosphere of pepper plants grown in monoculture and mixed cropping system. Soil sample were collected from monoculture and mixed pepper plantations. The AMF population in the samples was determined by isolating AMF spores from the soil using the wet sieving method. Trap cultures were established using soil samples from each plantation, using maize as the host plant, for duration of 3 months. The results showed that the AMF population in the rhizosphere of mixed pepper plantation was higher than that in monoculture plantations. Based on trap culture, 9 AMF types (S1, S2, S3, S4, S5, S6, S7, S8, and S9) were identified in mixed cropping system, while 5 AMF types (S4, S5, S6, S7, and S9) were found in monoculture plantations.
IAA LEBIH EFEKTIF DIBANDING NAA DAN IBA UNTUK PEMBENTUKAN AKAR PADA CANGKOK JAMBU AIR (Syzygium aqueum (Burm. f.) Alston) Muhammad Syanda Giantara Ali Kepala Mega; Yusnita Yusnita; Dwi Hapsoro; Agus Karyanto; Sri Ramadiana
Jurnal Agrotek Tropika Vol 12, No 4 (2024): JURNAL AGROTEK TROPIKA VOL 12, NOVEMBER 2024
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jat.v12i4.6822

Abstract

Jambu air (Syzygium aqueum (Burm. f.) Alston) tergolong tanaman mudah beradaptasi serta dapat tumbuh pada berbagai macam jenis tanah. Salah satu alternatif penyediaan benih vegetatif yaitu dengan cara cangkok. Percobaan ini dilakukan menggunakan Rancangan acak kelompok (RAK) dengan 4 ulangan, perlakuan disusun secara faktorial (2x4) Faktor pertama merupakan varietas jambu air Citra Merah dan Madu Deli Hijau. Faktor kedua merupakan jenis auksin yang meliputi tanpa pemberian auksin, pemberian IAA 2000 ppm, IBA 2000 ppm, NAA 2000 ppm dan setiap perlakuan diulang 3 kali. Pengamatan dilakukan untuk melihat variabel jumlah akar, panjang akar, jumlah tunas, dan panjang tunas. Dilakukan analisis data dengan Uji Beda Nyata Terkecil taraf nyata 5%.Hasil penelitian percobaan menunjukkan bahwa pada jenis jambu Madu Deli Hijau memiliki nilai tertinggi sedangkan jambu Citra Merah memiliki nilai terendah. Pada jenis auksin IAA menunjukan hasil yang lebih baik dibanding NAA dan IBA. Simpulan dari penelitian ini yaitu Varietas jambu air berpengaruh terhadap rata-rata jumlah akar pada cangkok Madu Deli Hijau 8.67 helai lebih besar dari pada jambu Citra Merah 5.17 helai. Namun rata-rata bobot segar akar dan bobot kering akar lebih besar Citra Merah 4.364 gram dan 0.982 gram dari pada Madu Deli Hijau 3.115 gram dan 0.680 gram. Pada 10 MSP (Minggu Setelah Pencangkokan) tanpa pemberian auksin hanya 50% yang berakar sedangkan dengan aplikasi auksin NAA, IBA dan IAA semuanya berakar 100%.