Perkembangan modernisasi dan globalisasi telah memunculkan berbagai permasalahan sosial. Banyak perilaku-perilaku sosial yang menyimpang dan kenakalan remaja termasuk salah satunya adalah perilaku bullying. Kecerdasan emosional akan berperan didalam perkembangan perilaku dan sikap yang terjadi pada anak. Sehingga diperlukan upaya pengembangan kecerdasan emosional didalam mencegah penyimpangan perilaku yang akan terjadi. Metode penelitian yang dilakukan adalah dengan metode kualitatif, yaitu dengan proses wawancara, diskusi, dan dokumentasi. Objek penelitiannya yaitu kepala sekolah, wakil kepala sekolah, beberapa guru dan 15 orang siswa di SMPIT Mutiara Cendekia LubukLinggau. Teknik analisis data yang digunakan peneliti adalah model interaktif meliputi Kondensasi data (data condensation), Penyajian Data (data display) dan Penarikan Kesimpulan (Conclusions drawing). Hasil penelitian menunjukan anak-anak dengan kecerdasan emosional rentan terhadap kesehatan mental (emosi) dan mereka juga lebih cenderung berperilaku agresif. Hasil yang akan berbeda dengan anak-anak dengan kecerdasan emosional menggunakan ketenangan emosional untuk menjaga hubungan yang sehat ketika mereka senang, sedih, atau marah. Guru memiliki peran besar sebagai pengubah dalam membentuk karakter dan moral siswa dimana hal tersebut dapat meningkatkan kecerdasan emosional. Tindakan bullying yang terjadi di sekolah sehingga menimbulkan masalah, ketika guru tidak terlibat atau mengabaikannya. Tindakan komprehensif diperlukan untuk menghindarkan dari perilaku bullying pada anak sekolah. Kecerdasan emosional yang baik akan memberikan dampak positif terhadap pencegahan terjadinya sikap atau perilaku bullying dikalangan anak.