Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Teori Belajar dalam Alam Pikir Ali Ahmad Madkur Najili, Hakin; Supriyadi, Asep; Mustafa, Izzuddin
JIIP - Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan Vol. 5 No. 1 (2022): JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan)
Publisher : STKIP Yapis Dompu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (475.185 KB) | DOI: 10.54371/jiip.v5i1.414

Abstract

Penelitian ini menjelaskan tentang teori belajar dalam alam pikir Ali Ahmad Madkur. Metode yang digunakan dalam kajian ini menggunakan metode atau pendekatan kepustakaan (library research), Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemikiran Ali Ahmad madkur tentang teori belajar berbeda dengan konsep teori belajar barat. Perbedaan tersebut terdapat dalam beberapa aspek. Pertama, konsep pembelajaran dalam kurikulum pendidikan Islam yaitu perilaku manusia dimulai dengan motif dari naluri manusia dan kebutuhan bawaan atau tindakan, atau dari perasaan, hati nurani, niat, dan kehendak bebas, atau dimotivasi oleh keyakinan, prinsip, filosofi, dan orientasi perilakunya. Kedua, sumber dan perangkat pembelajaran yaitu sumber pembelajaran dalam pendidikan Islam adalah wahyu yang terdiri dari Al-Qur’an dan hadits dan sumber yang lainnya adalah kaun (alam semesta). Sedangkan untuk sarana belajar adalah (a) Mengambil pelajaran dari bahasa manusia; (b) Pengalaman langsung  yang disebut metode pembelajaran bawaan, yang dipelajari seseorang melalui tindakan, pengamatan, dan penggunaan indra. (c) Proses berfikir ; (d) Ilham. Ketiga, tujuan ilmu adalah tujuan ilmu dalam pendidikan islam adalah untuk beramal (aktivitas). Keempat, klasifikasi situasi belajar adalah ranah belajar Pendidikan Islam adalah mencakup keseluruhan aspek Kognitif, afektif dan psikomotorik. Kelima, Stabilitas atau perubahan Pengetahuan adalah pengetahuan akan terus berubah, namun yang tidak berubah adalah hakikat kebenaran, standar, nilai, dan prinsip ilahi, apakah itu yang disebutkan dalam Al-Qur'an atau diucapkan secara lisan Rasul SAW.
Diglosia dalam Musik Arab Kontemporer: Analisis Bahasa Fusha dan Amiyah dalam Lagu Abeer Nehme Nailurrahmi, Fitma; Mustafa, Izzuddin; Nandang, Ade
Moderasi : Journal of Islamic Studies Vol. 5 No. 1 (2025): June
Publisher : Lajnah Ta'lif wan Nasyr Nahdlatul Ulama (LTN-NU) Kabupaten Probolinggo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54471/moderasi.v5i1.107

Abstract

This study investigates the interplay between two varieties of Arabic, Modern Standard Arabic (Fusha) and the Lebanese colloquial dialect (Amiyah) in the lyrics of two songs by Lebanese singer Abeer Nehme: “Bi Saraha” and “Bala Ma Nhess”. Using a descriptive qualitative approach grounded in sociolinguistic theory, particularly the framework of diglossia, the research aims to uncover how these language varieties are blended and what sociocultural meanings they carry. Data were collected from official transcriptions of the song lyrics and analyzed linguistically and contextually. The findings reveal a consistent dominance of Amiyah throughout the lyrics, primarily used to express everyday emotions, familiarity, and personal experiences. In contrast, Fusha is inserted selectively to emphasize poetic, spiritual, or symbolic moments within the songs. This selective usage illustrates a deliberate artistic strategy rather than random code-switching, reflecting broader patterns of language use in Arab popular culture. The combination of these two varieties not only enriches the aesthetic quality of the music but also symbolizes the negotiation between personal identity and collective cultural heritage. Furthermore, the analysis suggests that Arabic popular music serves as a powerful medium for expressing linguistic hybridity and for navigating the tension between tradition and modernity. By situating these findings within the larger discourse of Arabic diglossia, the study contributes to a deeper understanding of how music becomes a living space for language practice, identity expression, and cultural reflection in contemporary Arab society.