Claim Missing Document
Check
Articles

Found 32 Documents
Search

Koordinasi Proteksi Directional Overcurrent Relay dengan Mempertimbangkan Gangguan Arah Arus di Pabrik PT. Petrokimia Gresik Novie Elok Setiawati; Margo Pujiantara; Sjamsjul Anam
Jurnal Teknik ITS Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (686.269 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v5i2.16049

Abstract

Pasokan kebutuhan daya listrik di PT. Petrokimia Gresik dengan adanya jalur interkoneksi meningkat dengan tujuan untuk menjaga  kontinuitas pelayanan daya listrik. Namun, dengan meningkatnya pasokan kebutuhan daya listrik ada dampak yang terjadi ketika ada gangguan hubung singkat di jalur interkoneksi dan koordinasi proteksinya masih belum optimal sehingga menyebabkan sistem kestabilan menjadi terganggu. Oleh karena itu, dibutuhkan perubahan setting rele dengan menggunakan rele arah arus lebih (DOCR). Rele arah arus lebih (DOCR) ini digunakan untuk mengamankan gangguan hubung singkat yang terjadi di jalur interkoneksi dengan pemutusan selektif yang dapat membuat sistem menjadi lebih stabil. Dalam melakukan koordinasi proteksi diperlukan grading time antar rele sesuai standar IEEE 242 yaitu 0.2 s/d 0.3 s dan time delay dikoordinasikan sehingga rele tersebut dapat bekerja dengan tepat. Hasil analisa hubung singkat serta koordinasi proteksi akan ditampilkan dalam bentuk kurva time current curve (TCC). Kata Kunci : Arus Hubung Singkat, Rele Arah Arus Lebih (DOCR), Koordinasi Proteksi, Kurva  Time Current Curve (TCC).
RANCANG BANGUN EQUALIZER TEGANGAN SEL MENGGUNAKAN FLYBACK KONVERTER UNTUK BATERAI LI-ION TERHUBUNG SERI Tegar Subekti; Heri Suryoatmojo; Sjamsjul Anam
Jurnal Teknik ITS Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (849.857 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v5i2.16085

Abstract

Saat ini, penyimpanan energi berbasis baterai memiliki peranan penting di berbagai sistem kelistrikan,  mulai dari perangkat elektronik sampai dengan sistem berskala besar, termasuk mobil listrik. Baterai Lithium Ion saat ini menjadi paling unggul diantara teknologi baterai yang lain karena kepadatan energinya yang besar. Pada umumnya, sel tegangan dihubungkan seri dalam bentuk string untuk mencapai tegangan sistem yang dibutuhkan. Sel Lithium Ion yang terhubung seri memberikan masalah teknis berupa ketidakseimbangan tegangan yang ada diantara sel yang terjadi karena performa setiap sel yang unik. Hal tersebut akan mengurangi kapasitas yang tersedia pada baterai sehingga  lama waktu operasi akan berkurang dan mengakibatkan percepatan degradasi sel karena overcharge atau overdishcharge. Equalizer tegangan sel menggunakan flyback konverter menggunakan arsitektur cell-to-string, dimana  energi pada sel yang memiliki tegangan lebih tinggi akan ditransfer ke string untuk menyeimbangkan tegangan sel.
Perbaikan Faktor Daya Menggunakan Cuk Converter pada Pengaturan Kecepatan Motor Brushless DC Hadyan Perdana Putra; Heri Suryoatmojo; Sjamsjul Anam
Jurnal Teknik ITS Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1002.405 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v5i2.16097

Abstract

Brushless DC motor (BLDC) adalah mesin listrik yang sangat serbaguna. Secara konstruksi, BLDC adalah motor sinkron dengan gulungan ketat dan magnet permanen dipasang pada rotor. Dengan tidak menggunakan sikat dan komutator, sikat kerusakan dan percikan api tidak ditemukan di motor ini dan membuat BLDC lebih efisien daripada jenis lain dari motor listrik. BLDC digunakan dalam berbagai aplikasi, seperti aplikasi rumah tangga, transportasi, aerospace, pemanasan, ventilasi, robotika, dan banyak lainnya. Dalam operasi BLDC menggunakan sumber AC, rectifier ​​dan menghubungkan kapasitor umumnya digunakan. Dan juga, karena BLDC perlu gelombang saat persegi untuk bekerja, penggunaan inverter diperlukan. Inverter juga digunakan untuk tujuan kontrol kecepatan di kontrol kecepatan BLDC konvensional. Kontrol kecepatan konvensional yang hanya menggunakan DBR dan inverter menghasilkan harmonik yang besar yang berarti mengurangi faktor daya juga. Untuk mengatasi masalah ini, dapat digunakan DC-DC konverter antara rectifier dan inverter. Pada penelitian ini akan diteliti pengaruh mode Cuk Converter sebagai penghubung antara DBR dan inverter terhadap faktor daya sumber.
Studi Skema Proteksi Adaptive Over Current Pada Jaringan Distribusi Dengan Pembangkit Tersebar Menggunakan Genetic Algorithm Mukhamad Subkhi; Margo Pujiantara; Sjamsjul Anam
Jurnal Teknik ITS Vol 6, No 1 (2017)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (809.781 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v6i1.21273

Abstract

Dengan berkembangnya renewable energy, seperti energi matahari , energi angin dan air untuk kedepannya akan menjadi sumber energi yang bersih yang mampu menambah daya listrik. Saat ini pembangkit tenaga listrik pada umumnya menggunakan sumber energi batu bara, gas dan minyak bumi sebagai sumber energi utama untuk menghasilkan listrik. Pembangkit-pembangkit tersebut ditinjau dari segi lokasi mempunyai jarak yang sangat jauh dengan pusat beban sehingga biaya untuk membangun sistem distribusi memerlukan biaya yang cukup mahal. Oleh karena di perlukan suatu pembangkit yang tersebar yang lokasinya dekat dengan pusat beban yaitu dengan menambah pembangkit dari renewable energy. Penambahan pembangkit pada jaringan distribusi akan mempengaruhi koordinasi proteksi pada rele arus lebih sehingga diperlukan adanya suatu sistem yang adaptif untuk menangani permasalahn tersebut. Dengan adanya sistem yang adaptif tersebut diharapkan mampu mendeteksi keadaan pembangkit tersebar (distributed generator) apakah tersambung dengan jaringan ataupun tidak. Dengan terdeteksinya distributed generator ke sistem jaringan distribusi pengaturan koordinasi rele akan otomatis berubah sesuai dengan setting rele yang diharapkan.
Penempatan Optimal Kapasitor Dengan Memperhatikan Stabilitas Tegangan Akibat Penambahan Pembangkit dan Beban Di Kalimantan Selatan-Tengah Tahun 2021 Berdasarkan RUPTL Rizqi Aditya Pradana; Ontoseno Penangsang; Sjamsjul Anam
Jurnal Teknik ITS Vol 7, No 1 (2018)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (675.253 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v7i1.28161

Abstract

Seiring dengan pertambahan beban, PLN mengimbanginya dengan cara membangun pembangkit baru. Hal tersebut dapat menyebabkan kontingensi tegangan dikarenakan perubahan aliran pada jaringan yang dapat menyebabkan pemadaman listrik. Peralatan Flexible AC Transmission System (FACTS) yang membantu mengatasi permasalahan kontingensi tegangan. Salah satu peralatan FACTS adalah Thyrisitor Controlled Series Compensator (TCSC). Karena performa TCSC bergantung pada lokasi pemasangan dan penentuan besar kapasitas TCSC diperlukan pemasangan dan penentuan ukuran TCSC yang optimal. Metode yang diajukan adalah dengan menggunakan Fast Voltage Stability Index (FVSI) sebagai acuan lokasi pemasangan TCSC. FVSI adalah salah satu metode untuk menentukan indikator index stabilitas tegangan. Untuk ukuran TCSC ditentukan dengan menggunakan metode trial and error. Metode tersebut akan diujikan pada jaringan transmisi 150 kV di Kalimantan Selatan-Tengah Tahun 2019 yang mengacu pada RUPTL. Dari hasil simulasi membuktikan peningkatan kestabilan tegangan dengan penambahan TCSC pada jaringan.
Analisa Arc Flash pada Sistem Kelistrikan Di PT. Asahimas Flat Glass Tbk. Sidoarjo Moch. Irsad Taufiqi; Margo Pujiantara; Sjamsjul Anam
Jurnal Teknik ITS Vol 6, No 1 (2017)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (683.037 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v6i1.22545

Abstract

Arc Flash adalah total energi yang dilepaskan ketika terjadi gangguan hubung singkat. Energi akan dilepaskan melalui udara mengalir ke fasa lain, netral atau mengalir ke tanah. Ketika pekerja yang tidak dilengkapi alat pelindung diri berada di dekat dengan Arc Flash, maka akan menyebabkan cedera serius dan bahkan kematian. Berdasarkan standar IEEE 1584-2002 yang mengatur tentang analisa bahaya busur api pada sistem tegangan rendah dan menengah, pengguna dapat dengan mudah menentukan batas keamanan untuk para pekerja. Menurut rekomendasi standar IEEE perhitungan arus hubung singkat selalu memperhatikan kontribusi arus gangguan dari generator, motor induksi dan sinkron. Besar kecilnya energi arc flash dapat ditentukan dari beberapa sudut pandang. Diantaranya ialah nilai energi arc flash akan besar apabila dihitung dengan menggunakan arus bolted three phase fault, sedangkan dari sudut arc clearing time yang didapat dari waktu dimana arus gangguan saat itu terjadi akan menghasilkan nilai energi busur api yang lebih rendah. Untuk mengurangi atau menurunkan nilai dari arc clearing time ini banyak metode yang digunakan, diantaranya adalah melakukan resetting koordinasi proteksinya seperti yang dilakukan dalam tugas akhir ini. Untuk hasil yang didapat pada tugas akhir ini adalah pada tipikal 1 nilai insiden energi tertinggi 31.576 cal/cm2 turun menjadi 10.764 cal/cm2 , pada tipikal 2 nilai insiden energi tertinggi 30.387 cal/cm2 turun menjadi 16.8 cal/cm2, pada tipikal 3 nilai insiden energi nya mengalami penurunan yaitu dari 30.513 cal/cm2 menjadi 15.94 cal/cm2.
MPPT Control System Based on Incremental Conductance and Constant Voltage using Coupled Inductor-Capacitor Zeta Converter in hybrid PV-Wind Turbine System Soedibyo Soedibyo; Mohammad Ridwan; Gusti Rinaldi Zulkarnain; Andri Pradipta; Sjamsjul Anam; Mochamad Ashari
JAREE (Journal on Advanced Research in Electrical Engineering) Vol 1, No 2 (2017): October
Publisher : Department of Electrical Engineering ITS and FORTEI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j25796216.v1.i2.24

Abstract

This paper proposes a method of maximum power point tracking control using Incremental Conductance employed in hybrid photovoltaic-wind turbine for DC micro-grid system. The rapid growth of renewable energy using photovoltaic (PV) and wind turbine due to low operational cost and easy to implementation. Improvement of the efficiency of PV and wind turbine based on incremental conductance is the solution to get maximum power in PV and Wind Turbine. The proposed method uses variable step to achieve maximum power with high speed tracking, high efficiency and low steady state error calculation. The performance of the MPPT technique has been applied in dc-dc boost converter. Moreover, Zeta Converter using Coupled Inductor-Capacitor is added for maintain constant voltage in passive load. This high gain converter can reach 311 Volt DC with 1000 W output power and high efficiency up to 90%. The effectiveness of proposed method is implemented in two hybrid system using PV and wind turbine source. Keywords: incremental conductance technique; maximum power point tracking; Zeta Converter using Coupled Inductor-Capacitor. 
A Design of Standalone Hybrid PV/Wind/Fuel cell Generation System and Hydrogen Electrolyzer With Local Controller for Remote Areas Soedibyo Soedibyo; Sjamsjul Anam; Andri Pradipta
JAREE (Journal on Advanced Research in Electrical Engineering) Vol 3, No 2 (2019): October
Publisher : Department of Electrical Engineering ITS and FORTEI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j25796216.v3.i2.101

Abstract

Integration of fuel cell and electrolyzer on DC bus is a promising alternative to solve voltage fluctuation and balance of power problems in a standalone hybrid renewable power generation systems. The hybrid renewable power generation systems consist of photovoltaic, wind turbine, fuel cell and hydrogen electrolyzer. Each the component integrated on DC bus through the converter DC – DC using local controller to supply the inverter which connected to the islanded load. Local controller in each part will make the system become flexible if there are additional generating units in the future. The local control methods used in this hybrid renewable power generation system is MPPT and constant voltage control. MPPT control applied to photovoltaic and wind turbine converters to maximize power generation from photovoltaic and wind turbine. Constant voltage controller applied to the fuel cell and electrolyzer converters to control the DC bus voltage alternately. This research is a new design system for remote areas by utilizing the potensial of renewable energy in the area. The result show the power quality and continuity of electricity services.Keywords: hybrid, hydrogen electrolyzer, fuel cell, local controller, photovoltaic, wind turbine.
Design and Implementation of Solar Charge Controller with P&O MPPT for Light-Fishing in Ujung Pangkah, Gresik Wahyu Ardi Santosa; Sjamsjul Anam; Feby Agung Pamuji
JAREE (Journal on Advanced Research in Electrical Engineering) Vol 4, No 1 (2020): April
Publisher : Department of Electrical Engineering ITS and FORTEI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j25796216.v4.i1.82

Abstract

Bagan tancap is a conventional fishing using diesel as its main source. This conventional method needs to be replaced with an eco-friendly and easy to use system, namely solar panels. The solar panels power is just limited by time so the stability of the system is poorly maintained that needs to be a battery as a storage of energy to improve system stability. However, the power that is not optimal causes the charging battery to take longer and not be constant with periods of weather and irradiation coditions. The charging battery without MPPT it tends not to be optimal because the solar panel does not operate at its maximum value. MPPT with perturb and observe algorithms can maximize power on solar cells with tracking speeds that depend on the response speed of the converter. While boost coverter has the ability to maintain potential differences that are tailored to the battery specifications and keep the current and voltage ripple values relatively small. For this reason, this final project will design and implement solar charge controller equipped with MPPT P & O (Perturb and Observe) and boost converter, this method can maximize the power of the solar panel by 97.84% with a faster charging time for 27 minutes.Keywords: light fishing, MPPT, perturb and observe, solar charge controller.
Perbaikan CCT Pada Multi Machine Infinite Bus Dengan Supercapacitor Energy Storage Menggunakan Critical Trajectory Talitha Puspita Sari; Rafin Aqsa Izza Mahendra; Ardyono Priyadi; Vita Lystianingrum; Margo Pujiantara; Sjamsjul Anam
Jurnal FORTECH Vol. 1 No. 2 (2020): jurnal FORTECH
Publisher : FORTEI (Forum Pendidikan Tinggi Teknik Elektro Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (725.368 KB) | DOI: 10.32492/fortech.v1i2.225

Abstract

Transient stability is an important aspect in maintaining the continuity and reliability of the electrical power system when a sudden large disturbance occurs. However, there is a time operation's limitation of the protection system to eliminate disturbance before the system becomes unstable and loses its synchronization. Critical Clearing Time (CCT) is the toleration time to eliminate the fault to keep the system stable. To improve system stability, installing Supercapacitor Energy Storage (SCES) can be one of the methods for extending the CCT values. SCES absorb large amounts of electricity simultaneously when a fault occurs. This paper proposed a determination of SCES' controller effect in extending the CCT. SCES becomes a dummy load and extends the CCT value depending on the controller's ability to respond to a fault. Controller modeling is applied to SCES, which is installed at the bus generator with determined capacity. The modified Fouad and Anderson 9-bus 3-machine system with a single machine to an infinite bus is used to validate the proposed method. Moreover, the critical trajectory method, which is known as a faster calculation and better accuracy than the time domain simulation method, is used to obtain the CCT value. The result shows that the faster controllers work against fault, the higher the CCT value improvement of system CCT. The highest improvement occurs when the controller works at 0.001s.