Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

Desain dan Simulasi Switched Filter Compensation Berbasis Tri Loop Error Driven Weighted Modified PID Controller untuk Peningkatan Kualitas Daya Listrik Mochamad Wahyu Jasa Putra; Mochamad Ashari; Vita Lystianingrum Budiharto Putri
Jurnal Teknik ITS Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (530.5 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v1i1.157

Abstract

SFC (Switched Filter Compensation) merupakan bagian dari FACTS devices yang digunakan untuk meningkatkan kualitas daya listrik pada sistem transmisi yang dipasang pada sisi pengirim daya. SFC terdiri dari sebuah kompensasi seri dan dua kompensasi shunt. Pada tugas akhir ini dilakukan desain SFC yang dikontrol dengan menggunakan tri loop error driven yang tergabung dengan weighted modified PID. Hasil simulasi menunjukkan bahwa pemasangan SFC berbasis dua kompensasi seri dan dua kompensasi shunt dapat menaikkan tegangan bus generator, perbaikan power factor dan mengurangi THD. Pengujian pada sistem menunjukkan bahwa SFC memiliki respon yang baik ketika terjadi gangguan pada sistem.
Alokasi Ekonomis Untuk Sistem Penyimpan Energi dengan Mempertimbangkan Distribusi Tenaga Angin Vicky Pria Permata; Rony Seto Wibowo; Vita Lystianingrum Budiharto Putri
Jurnal Teknik ITS Vol 7, No 2 (2018)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (298.825 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v7i2.30914

Abstract

Sistem penyimpan energi telah banyak digunakan, seiring meningkatnya penggunaan pembangkit listrik energi terbarukan. Salah satu kelebihan dari sistem penyimpan energi adalah dapat meminimalkan biaya operasi sistem dan memperbaiki profil tegangan. Namun, pemasangan penyimpan energi dengan lokasi dan ukuran yang kurang sesuai akan menyebabkan biaya operasi sistem yang kurang optimal dan mengancam stabilitas tegangan, khususnya pada sistem yang memiliki pembangkit listrik tenaga angin. Karena sifat angin yang tidak pasti, sehingga menyebabkan daya yang disalurkan pembangkit listrik tenaga angin ke sistem berubah-ubah. Algoritma Hybrid Multi-Objective Particle Swarm Optimization (HMOPSO) digunakan untuk mencari lokasi dan ukuran penyimpan energi yang optimal dalam pertimbangan ketidak-pastian distribusi tenaga angin. Algoritma HMOPSO mengkombinasikan algoritma Multi-Objective Particle Swarm Optimization (MOPSO) dengan teknik aliran daya Newton-Raphson dan five-point estimation method (5PEM). Metode 5PEM digunakan untuk mendiskritisasi distribusi tenaga angin. Selanjutnya, dilakukan analisis probabilitas biaya. Sistem IEEE 30-bus digunakan untuk melakukan beberapa studi kasus. Hasil simulasi dari setiap studi kasus menunjukkan perlunya alokasi sistem penyimpan energi secara optimal dan memperlihatkan keefektifan metode yang dilakukan.
Setting Differential Relay Transformer (87T) dengan Pertimbangan Vector Group pada PLTU Tenayan 2x110 MW Teuku Rizki Firdausi; Margo Pujiantara; Vita Lystianingrum
Jurnal Teknik ITS Vol 9, No 2 (2020)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v9i2.53479

Abstract

PT. Pembangkitan Jawa Bali (PJB) Unit Bisnis Jasa Operasi dan Pemeliharaan (UBJOM) PLTU Tenayan memiliki peralatan proteksi yang berfungsi sebagai penunjang kegiatan pembangkitan listrik. Salah satu proteksi utama yang digunakan pada PLTU Tenayan adalah differential relay transformer (87T). Differential relay ini berfungsi melindungi main transformator dari gangguan dan bekerja dengan cepat dan selektif dalam memutus gangguan. Pada sistem kelistrikan PLTU Tenayan, main transformator maupun transformator UAT memiliki konfigurasi vector group, sehingga menyebabkan arus yang mengalir pada kedua sisi transformator akan berbeda, dan arus yang dirasakan oleh CT pada kedua sisi transformator akan berbeda pula, sehingga relay beroperasi tanpa adanya gangguan. Pada tanggal 9 Desember 2018, terjadi trip pada generator unit 1 PLTU Tenayan, sehingga menyebabkan blackout. Kejadian ini diduga akibat sambaran petir di sisi transmisi 150 kV. Pada Tugas Akhir ini akan dilakukan analisis setting differential relay transformer (87T) dengan pertimbangan vector group pada PLTU Tenayan 2x110 MW. Metode penelitian pada Tugas Akhir ini menggunakan software ETAP 12.6.0. Hasil analisis dari simulasi tersebut akan digunakan sebagai referensi untuk menentukan setting differential relay transformer yang tepat, sehingga sistem proteksi differential relay (87T) dapat bekerja dengan cepat dan selektif dalam mengatasi gangguan.
Kinerja Micro Grid Menggunakan Photovoltaic-Baterai dengan Sistem Off-Grid Adhi Kusmantoro; Ardyono Priyadi; Vita Lystianingrum Budiharto Putri; Mauridhi Hery Purnomo
Jurnal Nasional Teknik Elektro dan Teknologi Informasi Vol 9 No 2: Mei 2020
Publisher : Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1149.52 KB) | DOI: 10.22146/jnteti.v9i2.155

Abstract

Renewable energy based micro grid planning is perfect for delivering electricity to rural areas, as an uninterruptible resource. In this paper, a DC micro grid system is designed. The system consists of several PVs and batteries which are connected to each other through a network. PV grids A and C deliver 1,904 watts of power in the micro grid system, while the battery contributes 784 watts of power. The system has a load of 730 watts. The purpose of this study is to improve the performance of micro grid with off-grid systems. The performance of the designed system is quite good because there sources of the grid A and grid C systems are sufficient to meet load demands and to charge batteries. When solar radiation is low, the battery meets load demands. To make the system more reliable, although it will increase system costs, a battery with a larger capacity can be used. The proposed system maintains the voltage at 12V with a change of only ± 10%.
Perbaikan CCT Pada Multi Machine Infinite Bus Dengan Supercapacitor Energy Storage Menggunakan Critical Trajectory Talitha Puspita Sari; Rafin Aqsa Izza Mahendra; Ardyono Priyadi; Vita Lystianingrum; Margo Pujiantara; Sjamsjul Anam
Jurnal FORTECH Vol. 1 No. 2 (2020): jurnal FORTECH
Publisher : FORTEI (Forum Pendidikan Tinggi Teknik Elektro Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (725.368 KB) | DOI: 10.32492/fortech.v1i2.225

Abstract

Transient stability is an important aspect in maintaining the continuity and reliability of the electrical power system when a sudden large disturbance occurs. However, there is a time operation's limitation of the protection system to eliminate disturbance before the system becomes unstable and loses its synchronization. Critical Clearing Time (CCT) is the toleration time to eliminate the fault to keep the system stable. To improve system stability, installing Supercapacitor Energy Storage (SCES) can be one of the methods for extending the CCT values. SCES absorb large amounts of electricity simultaneously when a fault occurs. This paper proposed a determination of SCES' controller effect in extending the CCT. SCES becomes a dummy load and extends the CCT value depending on the controller's ability to respond to a fault. Controller modeling is applied to SCES, which is installed at the bus generator with determined capacity. The modified Fouad and Anderson 9-bus 3-machine system with a single machine to an infinite bus is used to validate the proposed method. Moreover, the critical trajectory method, which is known as a faster calculation and better accuracy than the time domain simulation method, is used to obtain the CCT value. The result shows that the faster controllers work against fault, the higher the CCT value improvement of system CCT. The highest improvement occurs when the controller works at 0.001s.
Efek Penambahan SCES Pada Sistem Multimesin dengan Damping dan Kontroler Berdasarkan Metode Critical Trajectory Ardyono Priyadi; Nazila Iyyaya Fariha; Talitha Puspita Sari; Vita Lystianingrum; Margo Pujiantara; Sjamsjul Anam
Jurnal FORTECH Vol. 1 No. 2 (2020): jurnal FORTECH
Publisher : FORTEI (Forum Pendidikan Tinggi Teknik Elektro Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (883.724 KB) | DOI: 10.32492/fortech.v1i2.228

Abstract

The system can maintain its synchronization under a transient condition. The transient stability system can be evaluated using the critical trajectory method by calculating the Critical Clearing Time (CCT). The advantage of using a critical trajectory method is that the CCT can be found directly and more accurate than the time domain simulation method. This paper proposed the addition of Supercapacitor Energy Storage (SCES) and damping to enhance the transient stability on multi machine system. SCES is an electrical energy storage device that quickly stores and supplies large amounts of electricity, while damper winding damp the oscillations during unstable steady state conditions. Within the addition of SCES and damping in the system, the stability will last longer than before. The stability system is seen by the extended CCT. Furthermore, multi-machine to infinite bus used to validate the proposed method. The test system also includes the Automatic Voltage Regulator (AVR) and the governor
Setting Differential Relay Transformer (87T) dengan Pertimbangan Vector Group pada PLTU Tenayan 2x110 MW Margo Pujiantara; Teuku Rizki Firdausi; Vincentius Raki Mahindara; Vita Lystianingrum
Jurnal FORTECH Vol. 2 No. 1 (2021): Jurnal FORTECH
Publisher : FORTEI (Forum Pendidikan Tinggi Teknik Elektro Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1203.897 KB) | DOI: 10.32492/fortech.v2i1.237

Abstract

PT. Pembangkitan Jawa Bali (PJB) Unit Bisnis Jasa Operasi dan Pemeliharaan (UBJOM) PLTU Tenayan has protection equipment that serves as a support for power generation activities. One of the main protections used on PLTU Tenayan is differential relay transformer (87T). This Differential relay serves to protect main transformers from interference and work quickly and selectively in breaking interruptions. In electrical systems PLTU Tenayan, the main transformer and transformer UAT have a vector group configuration, thus causing the current flowing on both sides of the transformer will be different, and the current perceived by CT on both sides of the transformer will be different, so that the relay operates without any interference. On 9 December 2018, there was a trip on the generator Unit 1 PLTU Tenayan, causing blackout. This incident was allegedly due to lightning strikes on the transmission side of 150 kV. In this research will be conducted analysis of differential relay transformer (87T) with the consideration of vector group on PLTU Tenayan 2x110 MW. Research method with simulation using ETAP software 12.6.0. The results of the analysis of the simulations and calculations in the value of Idiff 1.5 Ie and slope of 120%, this value will be used for the setting differential relay transformer. From the test results obtained that differential relay transformer only works when internal disruption only and does not operate when external interference. So differential relay transformer (87T) safe from fault trip and operation fault.
Perbaikan CCT Pada Multi Machine Infinite Bus Dengan Supercapacitor Energy Storage Menggunakan Critical Trajectory Talitha Puspita Sari; Rafin Aqsa Izza Mahendra; Ardyono Priyadi; Vita Lystianingrum; Margo Pujiantara; Sjamsjul Anam
SinarFe7 Vol. 3 No. 1 (2020): Sinarfe7-3 2020
Publisher : FORTEI Regional VII Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (271.827 KB)

Abstract

Kestabilan transien merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan dalam menjaga kontinuitas dari suatu sistem tenaga listrik apabila terjadi gangguan besar secara tiba-tiba. Namun, terdapat keterbatasan waktu operasi dari suatu sistem proteksi untuk mengisolasi gangguan sebelum sistem menjadi tidak stabil dan lepas sinkronisasi. Critical Clearing Time (CCT) adalah batasan waktu yang diperbolehkan untuk mengisolasi suatu gangguan untuk membuat sistem menjadi stabil. Untuk meningkatkan kestabilan sistem, memasang Supercapacitor Energy Storage (SCES) merupakan salah satu metode untuk memperpanjang nilai CCT. SCES dapat menyerap dalam jumlah besar dalam waktu yang cepat ketika terjadi gangguan. Penelitian ini mengusulkan identifikasi dari efek kontrol SCES dalam memperpanjang nilai CCT. SCES seolah-olah menjadi beban sesaat dan memperpanjang nilai CCT bergantung dari kemampuan kontroler dalam merespon gangguan. Pemodelan kontrol diaplikasikan dalam SCES yang terpasang pada salah satu bus generator dengan kapasitas yang telah ditentukan. Modified Fouad dan Anderson 3-machine 9-bus dengan single machine to infinite bus digunakan untuk memvalidasi metode yang disusulkan. Selain itu, metode critical trajectory yang mana diketahui memiliki kecepatan hitung yang lebih cepat dan memiliki keakuratan lebih baik dibandingkan metode Time Domain Simulation (TDS) digunakan untuk mendapatkan nilai CCT. Hasil simulasi menunjukkan bahwa dengan kontrol yang lebih cepat ketika terjadi gangguan, maka nilai CCT pada sistem yang dihasilkan akan menjadi lebih tinggi. Nilai kenaikan tertinggi terjadi ketika kontroler bekerja pada saat 0.001 detik.
Efek Penambahan SCES Pada Sistem Multimesin dengan Damping dan Kontroler Berdasarkan Metode Critical Trajectory Ardyono Priyadi; Nazila Iyyaya Fariha; Talitha Puspita Sari; Vita Lystianingrum; Margo Pujiantara; Sjamsjul Anam
SinarFe7 Vol. 3 No. 1 (2020): Sinarfe7-3 2020
Publisher : FORTEI Regional VII Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (226.633 KB)

Abstract

Tujuan utama dari studi kestabilan transien adalah untuk memastikan bahwa sistem dapat mempertahankan sinkronisasinya pada kondisi transien. Kestabilan transien dapat dievaluasi menggunakan metode critical trajectory, dengan cara menghitung Critical Clearing Time (CCT). Salah satu keuntungan menggunakan metode critical trajectory adalah nilai CCT diperoleh secara langsung dan dapat memberikan nilai yang lebih akurat dari metode time domain simulation. Pada penelitian kali ini, diusilkan penambahan Supercapacitor Energy Storage (SCES) dan damping untuk memperbaiki kestabilan transien pada sistem multi mesin. SCES adalah sebuah alat penyimpan energi listrik yang dapat menyimpan dan menyuplai listrik dalam jumlah besar secara cepat, sedangkan damper winding dapat meredam osilasi ketika kondisi unstable steady state. Dengan adanya penambahan SCES dan damping pada sistem, kestabilan akan menjadi lebih baik daripada sebelumnya. Kestabilan sistem ditunjukkan dengan meningkatnya nilai CCT. Sistem multi mesin yang terhubung dengan infinite bus digunakan untuk melakukan validasi metode yang diusulkan. Selain itu, test system juga mencakup Automatic Voltage Regulator (AVR) dan governor.
Perbaikan Nilai CCT Menggunakan SCES Berdasarkan Critical Trajectory Dalam Sistem Multimesin Dengan Damping Ardyono Priyadi; Risqiya Maulana; Talitha Puspita Sari; Vita Lystianingrum; Margo Pujiantara; Sjamsjul Anam
SinarFe7 Vol. 3 No. 1 (2020): Sinarfe7-3 2020
Publisher : FORTEI Regional VII Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (159.209 KB)

Abstract

Kestabilan adalah salah satu aspek penting dalam sistem kelistrikan. Ketika terjadi gangguan, sistem kelistrikan harus diamankan oleh sistem pengaman. Analisa kestabilan sistem tenaga juga diperlukan dalam mengamankan sistem. Critical Clearing Time (CCT) adalah waktu maksimum bagi sistem pengaman untuk mengisolasi gangguan sebelum hilang sinkron. Sistem dapat kembali ke kondisi stabil ketika gangguan diisolasi sebelum nilai CCT. Salah satu metode untuk meningkatkan stabilitas sistem tenaga adalah meningkatkan nilai CCT. Supercapacitor Energy Storage (SCES) dan damper winding dapat digunakan untuk memperpanjang nilai CCT. Damper winding akan meredam osilasi saat terjadi gangguan pada sistem. Sedangkan SCES adalah perangkat yang mampu menyimpan dan melepaskan energi secara cepat. Selain itu, metode critical trajectory digunakan untuk menghitung CCT. Selanjutnya, IEEE Fouad-Anderson 3 Generator-9 Bus digunakan untuk memvalidasi metode yang diusulkan. Hasil simulasi menunjukkan bahwa sistem stabilitas meningkat dengan menggunakan SCES dan damping dalam sistem.