Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak keanekaragaman hayati. Indonesia memiliki industri hilir hingga konsumen terakhir. Salah satu bidang industri yang mempunyai kemampuan cukup besar untuk dikembangkan di Indonesia dan juga mempunyai potensi di pasar dalam dan luar negeri adalah industri pengelolaan rotan. Indonesia merupakan eksportir furnitur rotan terbesar ketiga di dunia dengan pangsa ekspor 6,11% di bawah China sebesar 45,15% dan Vietnam sebesar 12,49%. Dengan tujuan mengekspor ke Amerika, Jepang, Australia, dan negara-negara dari Eropa yaitu, Jerman, Belanda, Inggris, Italia, dan Perancis. Untuk pasar Inggris, Indonesia mulai memperkenalkan dan mengekspor furnitur rotan ke Inggris sejak tahun 1990an. Keluarnya Inggris dari Uni Eropa atau lebih dikenal dengan British Exit pada 31 Januari 2020, setelah 47 tahun bergabung sejak tahun 1973 membawa dampak baik bagi Indonesia. Akibat Brexit memberikan keuntungan bagi Indonesia khususnya sektor perdagangan karena peluang ekspor khususnya komoditas rotan ke Inggris semakin terbuka. Setelah Inggris keluar dari Uni Eropa, terdapat peluang bagi Indonesia untuk membangun kemitraan ekonomi bilateral Inggris-Indonesia. Brexit mendorong Inggris untuk membentuk kemitraan perdagangan dunia dan berdiskusi dengan Indonesia sebagai bagian dari Joint Trade Review (JTR). Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana upaya pemerintah Indonesia dalam meningkatkan ekspor produk industri rotan ke Inggris. Metodologi yang digunakan adalah kualitatif dengan pengumpulan data melalui metode literatur. Penelitian ini menggunakan teori keunggulan kompetitif dan kerjasama internasional. Penelitian ini menemukan bahwa upaya yang dilakukan pemerintah Indonesia dalam meningkatkan ekspor produk industri rotan ke Inggris adalah melalui revitalisasi mesin dan peralatan industri, mengadakan pameran internasional dan menjalin forum kerjasama bilateral dengan Inggris. Indonesia is a country that has a lot of biodiversity. Indonesia has downstream industries to the last consumer. Among the industrial fields that have considerable ability to be developed in Indonesia and also have potential in domestic and foreign markets is the rattan management industry. Indonesia is the world's third largest rattan furniture exporter with an export share of 6.11% below China at 45.15% and Vietnam at 12.49%. With the aim of exporting to the United States, Japan, Australia, and countries from Europe, namely, Germany, the Netherlands, England, Italy, and France. For the UK market, Indonesia began to introduce and export rattan furniture to the UK since the 1990s. The exit of the United Kingdom from the European Union or better known as the British Exit on January 31 2020, after 47 years of joining since 1973 has a good impact on Indonesia. As a result of Brexit, it provides benefits to Indonesia, especially the trade sector, because export opportunities are increasingly open, especially rattan commodities to the UK. After the UK leaves the European Union, there is an opportunity for Indonesia to build a UK-Indonesia bilateral economic partnership. Brexit prompted the UK to form a worldwide trade partnership and discussions with Indonesia as part of the Joint Trade Review (JTR). The purpose of this study is to find out how the Indonesian government's efforts in increasing exports of rattan industry products to the UK. The methodology used is qualitative with data collection through the literature method. This research uses the theory of competitive advantage and international cooperation. This research found that the efforts made by the Indonesian government in increasing exports of rattan industry products to the UK are through revitalizing industrial machinery and equipment, holding international exhibitions and establishing bilateral cooperation forums with the UK.