Turnover terjadi di berbagai sektor industri padahal turnover dapat memberikan banyak konsekuensi bagi organisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh role clarity, psychological capital, dan engagement terhadap turnover intention. Penelitian ini dilakukan terhadap karyawan PT X dengan teknik sampel random sampling, jumlah sampel sebanyak 247 orang. Data yang terkumpul dianalisis dengan metode analisis regresi linier berganda dengan bantuan SPSS seri 23. Hasil penelitian membuktikan bahwa terdapat pengaruh role clarity, psychological capital, dan engagement terhadap turnover intention pada karyawan PT X baik secara parsial maupun secara simultan. Hasil penelitian menunjukkan nilai thitung role clarity lebih besar dari ttabel (2,095 > 1,651) dengan nilai sig sebesar 0,037 (< 5%), nilai thitung psychological capital lebih besar dari ttabel (2,197 > 1,651) dengan nilai sig sebesar 0,029 (< 5%), dan nilai thitung engagement lebih besar dari ttabel (2,367 > 1,651) dengan nilai sig sebesar 0,019 (< 5%). Nilai Adjusted R square sebesar 0,335. Artinya, role clarity, psychological capital, dan engagement memberikan sumbangan sebesar 33,5% terhadap turnover intention. Implikasi dalam penelitian ini adalah organisasi dapat mampu menyusun program pengembangan karyawan untuk mengurangi adanya turnover tntention pada karyawan. Mengingat terbuktinya hipotesis pada penelitian ini, maka peneliti memberi saran: bagi karyawan untuk senantiasa meningkatkan role clarity, psychological capital, dan engagement yang ada pada dirinya, sehingga hal tersebut dapat menekan terjadinya turnover intention, bagi peneliti selanjutnya hasil penelitian ini dapat menjadi bahan referensi dan pembanding mengenai keterkaitan role clarity, psychological capital, dan engagement terhadap turnover intention, bagi perusahaan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menekan timbulnya turnover intention dengan memperhatikan faktor role clarity, psychological capital, dan engagement. Dalam penelitian ini peneliti sangat menyadari bahwa masih banyak kekurangan di dalamnya. Selain itu dalam penggalian data yang ada kemungkinan masih kurang mendalam karena keterbatasan waktu dan data dalam penelitian. Oleh sebab itu, bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat menggunakan desain penelitian kualitatif atau komparasi, dan melakukan penelitian pada faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini seperti kepuasan kerja, komitmen organisasi, kepercayaan terhadap organisasi, job insecurity, keterlibatan, konflik, kepemimpinan, dan sebagainya.