Desa Sumberkalong merupakan salah satu desa di Kabupaten Bondowoso yang memiliki prevalensi stunting yang cukup tinggi. Berbagai Upaya telah dilakukan untuk menurunkan angka prevalensi tunting, namun belum dilakukan upaya pemanfaatan potensi desa untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Tanaman obat keluarga (TOGA) memiliki banyak manfaat, salah satunya yaitu mengandung zat gizi dan senyawa yang dapat meningkatkan asupan nutrisi bagi anak-anak. Konsumsi olahan TOGA pada anak dengan resiko stunting dapat memperbaiki gizi pada anak. Masyarakat Desa Sumberkalong yang mayoritas bertani telah menanam TOGA pada lahan rumah, namun sebagian besar belum memahami pentingnya pemanfaatan dan pengolahan TOGA untuk mengatasi stunting sehingga perlu dilakukan pendampingan khususnya pada ibu yang memiliki anak beresiko stunting. Pendampingan masyarakat dilakukan dengan metode Participatory Action Research (PAR) yang meliputi lima tahapan yaitu tahap to know, to understand, to plan, to act dan to change. Subjek pengabdian merupakan ibu rumah tangga yang berasal dari 5 dusun di Desa Sumberkalong. Data pengabdian diperoleh melalui wawancara dan dokumentasi. Hasil pendampingan masyarakat berupa meningkatnya kemampuan warga untuk mengolah TOGA menjadi pangan alternatif dan terbentuknya kelompok-kelompok penggerak TOGA di beberapa dusun di Desa Sumberkalong.