Background: Vaginal discharge is one of the most common complaints among women of childbearing age or reproductive age, occurring in 80% of women aged 15-45 years. Women of reproductive age are at risk of increased incidence of candidiasis, trichomoniasis, gonorrhea, and bacterial vaginosis. One plant that is often used as an alternative to reduce vaginal discharge is betel leaf. In addition to being widely available in the home environment, green betel leaf is often used because of its low risk of side effects. Purpose: To reduce the incidence of physiological vaginal discharge in women of reproductive age. Method: A quasi-experimental study using a pre-post-test one-group method was conducted in January 2025 in Grogol, Kediri. The sampling technique used accidental sampling with a sample size of 16 participants. The independent variable in this study was betel leaf decoction, while the dependent variable was vaginal discharge. Data analysis used univariate in the form of frequency distribution and bivariate using the Wilcoxon test. Results: The Wilcoxon test showed a p-value of 0.000, indicating that the use of betel leaf decoction has an effect on vaginal discharge in women of reproductive age. Conclusion: Betel leaf extract can be used as an effective, safe, and easy-to-apply non-pharmacological treatment alternative for women of childbearing age in an effort to maintain reproductive health and prevent recurrent vaginal discharge. Keywords: Betel Leaf; Vaginal Discharge; Women. Pendahuluan: Keputihan merupakan salah satu keluhan yang paling umum terjadi pada wanita usia subur atau usia reproduksi yaitu sebesar 80% terjadi pada usia 15-45 tahun. Wanita dalam kelompok usia reproduksi berisiko mengalami peningkatan terjadinya Candidiasis, trichomoniasis, gonorrhea dan bacterial vaginosis. Salah satu tanaman yang sering dijadikan alternatif untuk mengurangi keputihan yaitu daun sirih, selain banyak di sekitar lingkungan rumah daun sirih hijau sering digunakan karena resiko efek samping yang tidak berbahaya. Tujuan: Untuk menurunkan angka keputihan fisiologi pada wanita usia subur. Metode: Penelitian quasy experimental menggunakan metode pre-post-test one group, dilaksanakan pada Januari 2025 di Grogol, Kediri. Teknik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling dengan jumlah sampel yang digunakan sebanyak 16 partisipan. Variabel independen dalam penelitian ini adalah rebusan daun sirih, variabel dependen adalah keputihan. Analisis data yang digunakan univariate dalam bentuk distribusi frekuensi dan bivariate menggunakan Wilcoxon test. Hasil: Uji wilcoxon menunjukkan p value = 0.000 sehingga dapat disimpulkan ada pengaruh penggunaan rebusan daun sirih terhadap keputihan pada wanita usia subur. Simpulan: Rebusan daun sirih dapat dijadikan alternatif pengobatan nonfarmakologis yang efektif, aman, dan mudah diterapkan oleh wanita usia subur dalam upaya menjaga kesehatan reproduksi serta mencegah terjadinya keputihan berulang. Kata Kunci: Daun Sirih; Keputihan; Wanita.