Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

The Effect of Work Environment, Work Safety, Reward and Punishment on Employee Performance of PT. Haleyora Powerindo Batam Hanivah, Wydia; Yona, Mira; Zulhidayat, Zulhidayat; Sari, Hartika; Manalu, Puan Jelina; Syakinah, Syakinah; Widyanti, Rahmi
International Conference on Business Management and Accounting Vol 3 No 1 (2024): Proceeding of International Conference on Business Management and Accounting (Nov
Publisher : Institut Bisnis dan Teknologi Pelita Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35145/icobima.v3i1.4569

Abstract

This study aims to determine the performance of employees of PT. Haleyora Powerindo Batam related to the work environment, work safety, rewards, and punishments. Employee performance (Y) is the dependent variable in this study. Workplace (X1), work safety (X2), rewards (X3), and punishments (X4) are independent variables in this scenario. A sample of 120 respondents was selected using a purposive sampling approach, and the population used in this study consisted of all 172 workers of PT. Haleyora Powerindo Batam. The multiple linear regression analysis approach used SPSS 25.0 software, and the research methodology was descriptive and quantitative. The research findings show that at PT. Haleyora Powerindo Batam, several variables significantly improve staff performance. The R Square value for reward and punishment factors that affect performance is 20.4%.
Islam dan Moderasi Beragama Bela, Nur Annisa; Hayati, Nurul Zahra; Syakinah, Syakinah; Krisnawati, Bella; Anggini, Dhea
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 8 No. 2 (2024)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Islam dan moderasi beragama adalah dua konsep yang terkait erat dalam Islam. Islam sebagai agama yang mengajarkan toleransi, kesetaraan, dan kesederhanaan dalam beragama. Moderasi beragama dalam Islam berarti beragama dengan cara yang seimbang, tidak ekstrem, dan tidak berlebihan. Konsep ini ditekankan dalam Al-Qur'an dan Hadis, serta dalam praktik kehidupan masyarakat Islam. Moderasi beragama dianggap sebagai cara untuk mengatasi konflik antaragama dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya toleransi dan kesetaraan dalam beragama. Dalam Islam, moderasi beragama juga melibatkan penghormatan terhadap keyakinan umat yang berbeda dan berprinsip pada kesederhanaan dalam beragama. Dengan demikian, Islam dan moderasi beragama menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat Islam yang harmonis dan damai.
Tradisi Ber-Haji Di Gantarang dan Berkah Tanadoang Kepulauan Selayar Syakinah, Syakinah
Action Research Literate Vol. 6 No. 1 (2022): Action Research Literate
Publisher : Ridwan Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46799/arl.v6i1.99

Abstract

Penduduk selayar masih banyak yang percaya pada dunia ghaib,roh-roh halus dan berbagai kekuatan sakti lainnya (religio-magis).meskipun penduduk kabupaten selayar mayoritas menganut ajaran agama islam,namun dalam pelaksanaan syariat sebagian besar masih diwarnai oleh sisa-sisa pengaruh ajaran agama hindu. Ajaran Hindu yang lebih awal berpengaruh di Indonesia, rupanya telah menyimpan sisa-sisa kepercayaan yang masih dipegang teguh oleh sebagian besar masyarakat Selayar. Realitas tersebut tercermin melalui kebiasaan membakar kemenyan (dupa), menyiapkan sesajen, bunga-bungaan terutama dalam pelaksanaan upacara keagamaan dan upacara daur hidup. Upacara tersebut terdiri atas upacara memulai penebangan hutan (membuka lahan baru), memulai penanaman padi, panen, membuat emping/hasil laut, menghindarkan diri dari wabah penyakit (songkabala), upacara meminta hujan dan lain-lain. Timbulnya kecenderungan untuk tetap mempertahankan nilai-nilai budaya (tradisi) tersebut hingga eksis sampai sekarang pada prinsipnya disebabkan oleh lingkungan.menurut kepercayaan orang-orang yang meyakini tradisi “Ber-haji di gantarang dan Berkah Tanadoang”,bahwa menunaikan sholat Idul Adha sebanyak 7 (tujuh) kali di Gantarang Lalang Bata,sama artinya atau kedudukannya dengan orang yang melakukan ibadah haji ke Tanah Suci Mekkah. Asumsi yang entah dalil apa yang dijadikan dasar ini, terbukti melalui kecenderungan banyak orang yang berasal dari luar Gantarang melakukan sholat Idul Adha di tempat ini