Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

THE USE OF NEEDLE DECOMPRESSION PROCEDURES IN NEONATES TENSION PNEUMOPERITONEUM: A CASE REPORT Pitaloka, Dyah; Purawijaya, Handrian; Permatasari, Novita Indah; Husna, Ismalia
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 10, No 9 (2023): Volume 10 Nomor 9
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v9i10.11572

Abstract

Abstract: The Use of Needle Decompression Procedures in Neonates Tension Pneumoperitoneum: A Case Report. Tension pneumoperitoneum is the emergence of free air in the peritoneal cavity. There are various causes of tension pneumoperitoneum. Needle decompression is a temporary emergency measure that can be performed in patients with tension pneumoperitoneum to reduce intra-abdominal pressure. A baby boy born by cesarean section from G2P1A0 36 weeks pregnant woman with an indication of 48 hours of membrane premature rupture. 1 day after birth from the results of the abdominal X-ray appears a free air in radiologic finding. The patient then underwent needle decompression for tension pneumoperitoneum because surgery could not be performed immediately due to limited supporting facilities. Needle decompression is an effective temporary emergency measure to reduce intra-abdominal pressure in tension pneumoperitoneum patients.
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Length Of Stay (LOS) di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Hermina Ciputat Purawijaya, Handrian; Satar, Yuli Prapanca; Andarusito, Nurcahyo; Hadimuljono, Erik; Ruahedi, Rudi
Jurnal Manajemen dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia (MARSI) Vol 7, No 4 (2023): Jurnal Manajemen dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia (MARSI)
Publisher : LPPM Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/marsi.v7i4.3565

Abstract

Latar Belakang : Faktor-faktor yang berhubungan antara pelayanan dan LOS di IGD harus teridentifikasi. Pada tahun 2021, rentang LOS IGD di Hermina Ciputat berkisar antara 3-5 jam, sementara itu target LOS IGD Hermina Ciputat kurang dari 2 jam Metode : Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan data sekunder. Desain penelitian menggunakan survey analitik dengan pendekatan cross sectional study dengan jumlah sampel 103 pasien. Hasil Penelitian: Mayoritas pasien di IGD RS Hermina Ciputat Prioritas 3 dengan waktu assessment 11 menit, Pemeriksaan Penunjang IGD 90,5 menit, konsultasi DPJP 188,7 menit, proses transfer pasien IGD 237,8 menit dan waktu LOS IGD 502,66 menit. Faktor yang berhubungan signifikan terhadap LOS IGD adalah Triage dan Proses Transfer pasien Kesimpulan : Keseluruhan proses di IGD baik triage pasien, assessment pasien, proses hasil Pemeriksaan Penunjang, proses konsultasi DPJP dan proses transfer pasien mempunyai hubungan signifikan terhadap peningkatan LOS IGD RS Hermina Ciputat Kata Kunci : IGD, LOS
Analisis Waktu Tunggu Pelayanan Pengambilan Obat Pasien Rawat Jalan Pada RS XX - Tangerang Johannes, Johannes; Pratikno, Yuni; Hanffy, Jamal; Purawijaya, Handrian
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 11, No 11 (2024): Volume 11 Nomor 11
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v11i11.16902

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis waktu tunggu pelayanan obat menggunakan konsep lean dan fishbone diagram di instalasi farmasi rawat jalan RS XX - Tangerang. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan memanfaatkan pedoman wawancara pada 6 informan, serta menganalisis 110 resep di instalasi farmasi rawat jalan. Untuk memastikan kualitas data, dilakukan triangulasi sumber dan triangulasi metode pengumpulan data. Hasil penelitian menggunakan value stream mapping (VSM) menunjukkan bahwa rasio value added dan non value added melebihi 30%. Ditemukan enam jenis waste dalam proses pelayanan obat, yaitu overproduction, transportation, motion, waiting, defect, dan extra-processing. Penelitian ini juga melakukan analisis akar permasalahan menggunakan fishbone diagram dengan mempertimbangkan aspek-aspek yang mempengaruhinya, yaitu man (tenaga kerja), method (metode), machine (mesin), material (bahan), dan environment (lingkungan). Oleh karena itu, langkah-langkah perbaikan yang disarankan adalah sebagai berikut: pembuatan Standar Prosedur Operasional (SPO) untuk memastikan setiap langkah dalam proses pelayanan obat terdokumentasi dan terstandarisasi, pembuatan flow chart proses pelayanan obat untuk memvisualisasikan secara jelas alur kerja dan mengidentifikasi potensi perbaikan, penerapan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) untuk meningkatkan efisiensi dalam manajemen data dan informasi terkait pelayanan obat, penambahan tenaga pelaksana yang cukup dan terlatih untuk memastikan proses pelayanan obat berjalan lancar dan efisien, terus melakukan evaluasi secara berkala untuk memonitor perbaikan yang telah dilakukan, sehingga hasilnya dapat lebih terukur dan dapat dijadikan informasi yang relevan dalam pengambilan keputusan lebih lanjut. Dengan menerapkan langkah-langkah ini, diharapkan proses pelayanan obat di instalasi farmasi rawat jalan RS XX dapat meningkatkan efisiensi dan kualitas layanannya secara keseluruhan.