Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Utilization of Stem Bark and Leaves of Kluwih (Artocarpus Altilis Park) as an Anti-Mosquito Repellent: A Case Study of Total Mosquito Mortality (Anopheles Sp) Kurniawan, Betta; Puspita, Laila; Kurnia, Yogi; Husna, Ismalia; Rahmat, Ali; Umam, Rofiqul; Andriana, Bibin B.; Jermsittiparsert, Kittisak
Indonesian Journal of Science and Technology Vol 5, No 3 (2020): IJOST: VOLUME 5, ISSUE 3, 2020
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/ijost.v5i3.25370

Abstract

The purpose of this study was to demonstrate an alternative solution as an insecticide from Indonesian natural ingredients. We investigated the potential use of Artocarpus altilis park (known as kluwih plants in Indonesia) for an anti-mosquito repellent because it contains flavonoids and saponins. The use of this type of insecticide is harmless, inexpensive, and largely available in Indonesia. In the experiment, we extracted bark and leaves of kluwih to obtain insecticidal material to repel Anopheles sp. To ensure the precise extraction and insecticidial effect, the experiments were conducted four times with three repetitions. For each experiment, we used 8.4 mL with the concentrations of 20, 30, and 40% of flavonoid. The results showed that the higher the concentrations of bark and leaf extracts of Artocarpus altilis park the higher the mortality rate of Anopheles sp is.
KAJIAN PUSTAKA: PARADIGMA BARU AKUPRESUR UNTUK MENUNJANG PROGRAM SDG POINT KETIGA: KEHIDUPAN SEHAT DAN SEJAHTERA Fitriani, Elies; Husna, Ismalia; Mihardja, Hasan
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 10, No 9 (2023): Volume 10 Nomor 9
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v9i10.11176

Abstract

Sustainable Development Goals (SDGs) dideklarasikan oleh UN pada tahun 2015 yang memuat 17 tujuan/goals dan 169 target yang menggambarkan sasaran dan lingkup agenda pembangunan dan masyarakat global dalam 15 tahun ke depan. Beberapa target dalam SDGs diantaranya menurunkan angka kematian, menurunkan kematian neonatal, mengakhiri epidemi penyakit infeksi, serta menurunkan angka kematian dini akibat penyakit tidak menular, meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan mental. Target tersebut termuat dalam tujuan point ketiga yaitu kehidupan sehat dan sejahtera. Pandemi COVID-19 memberikan dampak global, terutama bagi populasi rentan yang terdampak, seperti ibu hamil dan anak-anak. Kesulitan akses terhadap fasilitas kesehatan dan obat semakin memperparah dampak COVID-19 dalam pencapaian tujuan SDGs point ketiga. Akupresur adalah teknik penekanan mekanik berdasarkan titik akupunktur. Teknik ini mempunyai keunggulan sederhana, murah, non invasif, mudah dilakukan, serta telah terbukti efektif pada banyak kondisi medis berdasarkan studi literatur beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Akupresur dapat menjembatani kondisi pasca pandemi dimana terjadi penurunan pendapatan sehingga angka kunjungan masyarakat ke fasilitas kesehatan cenderung menurun. Akupunktur saat ini telah mengalami perubahan paradigma dari sebuah pengobatan tradisional menjadi keilmuan medis yang berdasarkan evidence based. Artikel ini merupakan studi literatur mengenai efektifitas akupunktur akupresur dalam beberapa kondisi yang menjadi tujuan/goals dari point ketiga SDGs.
POLA DISTRIBUSI FAKTOR RISIKO PENYAKIT TIDAK MENULAR PADA KELOMPOK MASYARAKAT USIA REMAJA Soeroso, Venty Muliana Sari; Hidana, Rachma; Hanifah, Hanifah; Husna, Ismalia; Ilmi, Abdul Aziz Maulana; Purawijaya, Handrian Rahman
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 11, No 2 (2024): Volume 11 Nomor 2
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v11i2.14002

Abstract

Peningkatan angka kejadian Penyakit Tidak Menular (PTM) pada remaja di Indonesia dapat mengakibatkan penurunan viabilitas kemampuan pemuda dalam beraktifitas. Contohnya pada remaja yang mengalami hipertensi pada usia muda, akan berdampak pada gangguan sistem kardiovaskuler yang dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang dilaksanakan di Kota Bogor. Selama periode tersebut, dilakukan pengambilan data, dan terkumpul sebanyak 136 responden. Faktor risiko penyakit tidak menular terbanyak, didapatkan mayoritas responden tidak merokok (52%), tidak mengkonsumsi alkohol (87%) serta kurang melakukan aktivitas fisik (56%). Terkait pola makan yang menjadi faktor risiko adalah terlalu banyak mengkonsumsi gula sebanyak 80 responden, diikuti kurang mengkonsumsi buah dan sayur sebanyak 74 responden, berikutnya mengkonsumsi garam secara berlebihan sebanyak 72 responden serta mengkonsumsi lemak secara berlebihan sebanyak 46 responden. Berdasarkan distribusi faktor risiko PTM pada kelompok usia remaja pada penelitian ini, didapatkan responden mayoritas mempunyai faktor risiko yang besar dalam mempengaruhi meningkatnya PTM pada suatu masyarakat. Hal ini sesuai dengan arus urbanisasi yang berkontribusi terhadap meningkatnya angka PTM dan membuat pergeseran pola penyakit dari penyakit menular menjadi PTM.
KAJIAN PUSTAKA: DIAGNOSIS LABORATORIUM INFEKSI VIRUS DENGUE Pulungan, Elitha Sundari; Pratiwi, Raditya Faradina; Permatasari, Novita Indah; Sissy, Sissy; Husna, Ismalia
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 10, No 9 (2023): Volume 10 Nomor 9
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v9i10.11181

Abstract

Abstrak: Diagnosis Laboratorium Infeksi Virus Dengue. Infeksi virus dengue merupakan salah satu penyakit infeksi berbahaya di dunia. Dengue adalah penyakit virus genus Flavivirus yang ditransmisikan oleh nyamuk dan paling cepat menyebar di dunia. Dalam lima puluh tahun terakhir, kasus penyakit dengue telah meningkat tiga puluh kali lipat dengan meningkatnya ekspansi geografis ke negara-negara baru. Diperkirakan pada setiap tahunnya terjadi lima puluh juta infeksi dengue. Hingga saat ini vaksin yang protektif serta terapi yang spesifik untuk infeksi virus dengue belum tersedia, sehingga pengelolaan pasien infeksi virus ini hanya berupa terapi suportif. Oleh karena itu, diagnosis infeksi virus dengue yang tepat dan efisien sangat membantu dalam manajemen pasien dan merupakan langkah penting dalam mencegah penyebaran infeksi virus dengue. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode literature review. Dilakukan penelusuran secara kepustakaan, membaca dan menelaah jurnal yang berkaitan dengan topik penelitian, yaitu diagnosis laboratorium infeksi virus dengue. Diagnosa terhadap infeksi virus dengue dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan klinis yang harus ditunjang dengan diagnosa laboratorium dengan isolasi virus, deteksi genom virus, deteksi antigen virus serta uji serologis untuk mendeteksi adanya antibodi anti dengue.
THE USE OF NEEDLE DECOMPRESSION PROCEDURES IN NEONATES TENSION PNEUMOPERITONEUM: A CASE REPORT Pitaloka, Dyah; Purawijaya, Handrian; Permatasari, Novita Indah; Husna, Ismalia
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 10, No 9 (2023): Volume 10 Nomor 9
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v9i10.11572

Abstract

Abstract: The Use of Needle Decompression Procedures in Neonates Tension Pneumoperitoneum: A Case Report. Tension pneumoperitoneum is the emergence of free air in the peritoneal cavity. There are various causes of tension pneumoperitoneum. Needle decompression is a temporary emergency measure that can be performed in patients with tension pneumoperitoneum to reduce intra-abdominal pressure. A baby boy born by cesarean section from G2P1A0 36 weeks pregnant woman with an indication of 48 hours of membrane premature rupture. 1 day after birth from the results of the abdominal X-ray appears a free air in radiologic finding. The patient then underwent needle decompression for tension pneumoperitoneum because surgery could not be performed immediately due to limited supporting facilities. Needle decompression is an effective temporary emergency measure to reduce intra-abdominal pressure in tension pneumoperitoneum patients.
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Demam Berdarah Dengue di Wilayah Kerja Puskesmas Way Kandis Bandar Lampung Tahun 2020 Husna, Ismalia; Putri, Devita Febriani; Triwahyuni, Tusy; Kencana, Guntur Batara
Jurnal Analis Kesehatan Vol. 9 No. 1 (2020): JURNAL ANALIS KESEHATAN
Publisher : Department of Health Analyst, Politeknik Kesehatan, Kementerian Kesehatan Tanjungkarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (153.331 KB) | DOI: 10.26630/jak.v9i1.2111

Abstract

World Health Organization (WHO) melaporkan bahwa terjadi peningkatan jumlah kasus DBD khususnya di negara tropis seperti Indonesia. Di Bandar Lampung terjadi instabilitas pada Incidence Rate (IR) dari tahun 2010-2015 dan Tanjung Senang merupakan wilayah dengan angka kasus tertinggi yaitu 138 kasus. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Wilayah Kerja Puskesmas Way Kandis Bandar Lampung. Penelitian ini menggunakan desain penelitian case control. Sampel pada penelitian ini sebanyak 100 sampel dari 50 kasus DBD dan 50 kontrol. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu total sampling pada kelompok kasus dan random sampling pada kelompok kontrol. Analisa data yang digunakan adalah chi-square test. Hasil analisis statistik menggunakan uji Chi-square menunjukan variabel yang berhubungan dengan kejadian DBD adalah pengetahuan (p-value=0,02; OR=0,40; 95% CI:0,35 – 1,72) dan jumlah kontainer (p-value=0,01; OR=3,02; 95% CI:1,26-7,20). Variabel yang tidak berhubungan antara lain pendidikan, pekerjaan, perilaku, ketersediaan tutup kontainer, keberadaan kawat kassa dan jarak antar rumah karena p value > 0,05. Simpulan dari penelitian ini adalah pengetahuan dan jumlah container merupakan faktor yang berpengaruh terhadap kejadian DBD di Kelurahan Way Kandis.
Hubungan Faktor Suhu dan Kelembaban Dengan Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Bandar Lampung Putri, Devita Febriani; Triwahyuni, Tusy; Husna, Ismalia; Sandrawati, Sandrawati
Jurnal Analis Kesehatan Vol. 9 No. 1 (2020): JURNAL ANALIS KESEHATAN
Publisher : Department of Health Analyst, Politeknik Kesehatan, Kementerian Kesehatan Tanjungkarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (177.922 KB) | DOI: 10.26630/jak.v9i1.2112

Abstract

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit tular vektor pada manusia yang disebabkan oleh virus dengue  (DENV) dan disebarkan oleh nyamuk Aedes aegypti sebagai vektor utama. Kasus DBD di kota Bandar Lampung cenderung meningkat serta berpotensi menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB) setiap tahunnya. Perubahan iklim dapat berpengaruh terhadap pola penyebaran dan meningkatkan resiko penularan DBD. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui korelasi antara faktor suhu dan kelembaban dengan kasus DBD di kota Bandar Lampung tahun 2016-2018. Jenis penelitian menggunakan data sekunder dengan metode rancangan korelasi. Data sekunder berupa kasus DBD didapatkan dari Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung serta data suhu dan kelembaban didapatkan dari Stasiun Meteorologi Klas IV Maritim Tanjung Karang. Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi kasus DBD, suhu dan kelembababan, dan untuk mengetahui hubungan antara variabel suhu dan kelembaban dengan DBD dilakukan uji korelasi Pearson. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan bermakna antara suhu dan kasus DBD dan tidak ada korelasi antara kelembaban dengan kasus DBD. Program pencegahan dan pemberantasan penyakit DBD dapat ditingkatkan melalui kerjasama Dinas Kesehatan Kota dan BMKG kota Bandar Lampung, agar masyarakat lebih meningkatkan kewaspadaan dini terhadap penyakit DBD ketika memasuki bulan tertentu (pada kondisi suhu rendah dan kelembaban tinggi) sesuai dengan informasi BMKG.
Knowledge and attitudes towards antibiotic resistance among health profession students in Indonesia Syahniar, Rike; Farsida, Farsida; Kosasih, Audia Nizhma Nabila; Mardhia, Mardhia; Bekti, Heri Setiyo; Marpaung, Nurasi Lidya E.; Dharmawan, Ade; Indriyani, Indriyani; Husna, Ismalia; Amany, Hana Amirah
International Journal of Public Health Science (IJPHS) Vol 13, No 1: March 2024
Publisher : Intelektual Pustaka Media Utama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11591/ijphs.v13i1.23139

Abstract

Abuse and overuse of antibiotics cause the increasing prevalence of antibiotic resistance. Doctors, nurses, midwives, and pharmacy professionals play an essential role in providing information and education on the use of antibiotics to the public. This study aims to compare and identify the factors that influence the knowledge and attitudes of students’ medicine, midwifery, pharmacy, and nursing toward antimicrobial resistance. An online crosssectional survey involving 530 medical, midwifery, pharmacy, and nursing students who are currently in the clinical or professional study stage. The Mann–Whitney U test and the Kruskal–Wallis test was run to assess differences in the mean scores of knowledges and attitudes. Factors related to knowledge and attitudes regarding antibiotic resistance were analyzed using linear regression. Most (93%) students have a good level of knowledge and have a positive attitude 49.81%, neutral 43.78%, and negative 6.41%. There was a relationship between age (p=0.012), major (p=0.000), source of information (p=0.013), and knowledge and attitudes about antibiotics (p<0.05). We conclude that there are differences in knowledge and attitudes toward antibiotic resistance among clinical-stage students of medicine, midwifery, pharmacy, and nursing. We found that essential knowledge and attitudes should be revised regarding antibiotic resistance.
Relationship of Stress and Sleep Disorders in Faculty of Medical Students of Malahayati University during COVID-19 Pandemic Fasya, Hasmarullah; Setiawati, Octa Reni; Husna, Ismalia; Pramesti, Woro
Muhammadiyah Medical Journal Vol 2, No 1 (2021): Muhammadiyah Medical Journal (MMJ)
Publisher : Faculty of Medicine and Health Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (150.235 KB) | DOI: 10.24853/mmj.2.1.15-23

Abstract

Background: The World Health Organization (WHO) announced on March 11, 2020 that the disease outbreak caused by the COVID-19 coronavirus is a global pandemic. Therefore those educational institutions ranging from preschool to tertiary levels are closed for a while. Lecture activities are carried out remotely through Online applications that support lecture activities. Educators and parents are confused about accompanying their children to study at home, while students are confused or stressed by online learning methods and extensive learning with many tasks, especially during the COVID-19 pandemic. This stress can cause adverse effects, such as high blood pressure, dizziness, sadness, attention, insomnia and other sleep abnormality, hypersensitivity, depression, etc. In some cases, stress can cause a variety of discomfort. Purposes: to find out the relationship between stress and sleep disorders in the COVID-19 pandemic. Methods: The test conducted in this study is the Spearman test and quantitative type with analytic design and cross-sectional approach. The measuring instruments used were the DASS 42 questionnaire (Depression Anxiety Stress Scales 42) and the PSQI questionnaire. Results: respondents in this study were 60 respondents. The largest distribution among the stress variables was moderate stress level (40%), while the largest type of the two levels of sleep disorder is bad level (80%), and the results of the correlation analysis on the stress variable with sleep disorders obtained P=0.000 and the result of the correlation coefficient r=0.720. Conclusion: Based on the results of the Spearman test on the relationship between stress and sleep disorders, the P value was 0.000 (P0.05) indicating that there was a relationship between sleep disorders and stress, while the r value was 0.720 or positive correlation, meaning that the higher the stress level, the higher the sleep disturbance, vice versa.
Terapi Gonore Resisten: Evaluasi Klinis Terhadap Strategi Pengobatan Dan Alternatif Oral Firmansyah, Roby Syah Putra; Pulungan, Elitha Sundari; Lahuwang, Charlos Daniel; Husna, Ismalia; Dewi, Dian Andriani Ratna; Ibrizatun, Amin
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 12, No 10 (2025): Volume 12 Nomor 10
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v12i10.22546

Abstract

Neisseria gonorrhoeae semakin menunjukkan resistensi terhadap antibiotik lini pertama seperti ceftriaxone dan azitromisin, yang mempersulit penatalaksanaan infeksi dan meningkatkan risiko komplikasi serta transmisi berkelanjutan. Situasi ini menuntut pengembangan strategi terapi alternatif yang lebih efektif, aman, dan dapat diterapkan secara luas di berbagai sistem pelayanan kesehatan. Artikel ini bertujuan untuk mengevaluasi bukti klinis primer terkait dua pendekatan terapi alternatif, yaitu modifikasi regimen konvensional dan terapi oral inovatif, dalam menangani gonore resisten. Penelusuran literatur dilakukan melalui database PubMed, ScienceDirect, SpringerLink, MDPI, dan BMC Infectious Diseases. Lima uji klinis primer fase II/III yang dipublikasikan dalam sepuluh tahun terakhir dipilih dan dianalisis secara kualitatif menggunakan pendekatan sintesis tematik naratif. Hasil telaah menunjukkan bahwa regimen ceftriaxone dosis tinggi (1 g IM) dan kombinasi gentamicin-azitromisin memiliki efektivitas eradikasi mikrobiologis yang tinggi (>90%) untuk infeksi urogenital, namun efektivitas menurun pada infeksi faring dan rektal. Gentamicin menjadi alternatif yang layak pada pasien dengan alergi sefalosporin, meski dengan efek samping lebih tinggi. Agen oral baru seperti gepotidacin dan zoliflodacin menunjukkan eradikasi >95% dalam uji fase 2, terutama untuk infeksi urogenital, dengan profil keamanan yang baik, namun efektivitas terhadap infeksi faring masih inkonsisten. Dapat disimpulkan bahwa belum terdapat strategi tunggal yang optimal untuk seluruh kasus gonore resisten. Pemilihan terapi sebaiknya mempertimbangkan lokasi infeksi, profil resistensi lokal, dan ketersediaan obat. Terapi oral inovatif menjanjikan, namun memerlukan validasi klinis lebih lanjut untuk penerapan luas.