Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

Analisis Penambatan dan Gerakan Dok Apung Akibat Gaya-Gaya Luar dengan Variasi Konfigurasi Pengikatan pada Perairan Dangkal Terbatas Fajar Adi Pratama; I Ketut Aria Pria Utama; Teguh Putranto
Jurnal Teknik ITS Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (419.821 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v5i2.18013

Abstract

Perilaku struktur apung tertambat dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya muatan, angin, arus, gelombang dan faktor eksternal maupun internal lainnya. Dalam penelitian ini, metode difraksi 3 dimensi dengan program komputer digunakan untuk perhitungan respons gerakan dan ketahanan sistem penambatan struktur apung di gelombang irreguler yang ditinjau dari perairan Selat Madura. Bentuk struktur apung yang dianalisis adalah dok apung dengan bentuk lambung ponton. Dok apung tersebut kemudian divariasikan menjadi 3 kondisi muatan yaitu muatan kosong, muatan kapal dan muatan balas penuh. Variasi juga dilakukan pada konfigurasi penambatan I dan II. Kemudian variasi dilihat untuk perubahan gerakan struktur dan tegangan pada sistem penambatan dok apung. Sudut datangnya gaya eksternal juga divariasikan dalam interval 450, yaitu 00, 450, 900, 1350, 1800,  -450, -900 dan -1350. Setelah analisis numerik dilakukan dapat diketahui perubahan muatan menyebabkan perubahan gerakan dan tegangan tali dok apung. Gerakan dok apung berupa perpindahan translasi maupun rotasi dan akselerasi secara vertikal telah memenuhi ketentuan ISO 2631 dan DNV-0030/ND. Tegangan yang dihasilkan pada variasi juga sudah memenuhi kriteria dari API RP2SK2nd edition 1999 untuk kondisi ULS.
Studi Kasus : Analisis Peningkatan Efisiensi Thrust Akibat Penerapan Energy Saving Device pada Kapal Tanker Pertamina (Persero) 40000 LTDW dengan Ansys Fluent Menggunakan Metode Moving Mesh Noor Muhammad Ridha; I Ketut Aria Pria Utama
Jurnal Teknik ITS Vol 6, No 1 (2017)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (657.272 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v6i1.22907

Abstract

Energy Saving Device (ESD) merupakan alat yang berfungsi untuk meningkatkan efisiensi gaya dorong pada kapal, sehingga energi yang dikeluarkan oleh mesin kapal tidak mengalami loss energy yang cukup berpengaruh pada konsumsi bahan bakar. Alat ini dipasang di sekitar propeller, yang tujuannya untuk mengurangi hambatan pada daerah propeller sehingga hambatan yang dialami oleh kapal dapat berkurang. PT. Pertamina (PERSERO) selaku BUMN yang bergerak di bidang minyak dan gas, membutuhkan kapal tanker yang ramah konsumsi bahan bakar. Dari kasus ini, kemudian dicari model ESD yang akan dipakai untuk kapal tanker tersebut. ESD dimodelkan menggunakan Ansys Fluent dengan menggunakan metode Moving Mesh kemudian dianalisis efisiensi dari ESD dan gaya dorong pada kapal sebelum dan setelah dipasang ESD. Dari hasil perhitungan ditemukan adanya peningkatan efisiensi thrust sebesar 2.526% pada kecepatan 10 knot, 4.452% pada kecepatan 15 knot, dan 5.176% pada kecepatan 18 knot. Untuk gaya dorong ditemukan nilai 658182 N pada kecepatan 10 knot, 804881 N pada kecepatan 15 knot, dan 1182150 N pada kecepatan 18 knot dalam kondisi tanpa menggunakan ESD, Sedangkan dalam kondisi menggunakan ESD ditemukan  nilai gaya dorong sebesar 668186 N pada 10 knot, 808917 N pada 15 knot, dan 1195770 N pada kecepatan 18 knot. Hal tersebut menunjukkan adanya peningkatan efisiensi thrust dan meningkatnya gaya dorong pada kondisi kapal menggunakan ESD bila dibandingkan dengan kondisi kapal tidak menggunakan ESD.
Analisa Pengaruh Konfigurasi Fin Pada Stern Terhadap Kemampuan Hydro-Acoustic Robi Wahyudi; I Ketut Aria Pria Utama
Jurnal Teknik ITS Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (643.994 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v6i2.23368

Abstract

Kapal selam modern memiliki tingkat kebisingan yang rendah, atau lebih dikenal dengan istilah kemampuan hydro-acoustic yang baik. Dalam peperangan tingkat kebisingan menentukan sejauh mana radar musuh mampu mendeteksi keberadaannya, semakin besar kebisingan yang ditimbulkan semakin mudah musuh untuk menganalisa jenis, karakter, posisi, bahkan ukuran kapal selam yang kita gunakan. Oleh karenanya, Besarnya kebisingan ini sangat penting untuk dianalisa pada tahap awal desain. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengkaji pengaruh konfigurasi fin yang terdapat di depan propeller dengan jumlah daun propeller. Konfigurasi fin akan menimbulkan wake yang berbeda, sehingga propeller yang bekerja di daerah wake kapal,akan mengalami fluktuasi beban kerja yang berbeda dan pada akhirnya akan menghasilkan kebisingan yang berbeda. Variasi konfigurasi yang dilakukan yaitu 3, 4, dan 5 fin. Dari hasil simulasi didapatkan nilai tertinggi yang terjadi pada konfigurasi 3 fin sebesar 137 dB re 1µPa ,1m . Pada konfigurasi 4 fin sebesar 112 dB re 1µPa ,1m. Sedangkan pada konfigurasi 5 fin sebesar 132 dB re 1µPa ,1m
Analisa Hambatan dan Pitching Moment Equilibrium Pada Kapal Planing Jenis Monohull With Tranverse Step Pada Perairan Calm Water Pradipta Rahman Hakim; I Ketut Aria Pria Utama
Jurnal Teknik ITS Vol 7, No 1 (2018)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1228.552 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v7i1.29738

Abstract

Penggunaan transverse step pada bagian bawah lambung kapal memiliki beberapa keuntungan apabila digunakan pada kecepatan optimumnya, diantaranya mengurangi  momen pitching yang dialami kapal dan megurangi hambatan dalam hal ini adalah friction resistance. Transverse step diaplikasikan pada kapal planing dengan kecepatan tinggi. Untuk membuktikan hal tersebut, dalam studi ini dilakukan penelitian dalam bentuk simulasi Computational Fluid Dynamic (CFD) dengan cara membandingkan dua lambung kapal planing jenis lambung tunggal tanpa dan dengan transverse step pada kondisi air tenang dengan menggunakan froude number 1,5 hingga 2,5. Hasil dari simulasi sudut trim pada kedua jenis kapal menunjukan perbedaan yang signifikan pada tiap variasi kecepatan. Kapal dengan transverse step memiliki sudut trim yang lebih besar dibandingkan dengan kapal tanpa transverse step namun memiliki perbedaan sudut trim yang lebih kecil pada variasi froude number 1,5 hingga 2,5 sebesar 50,62% yaitu senilai 1,51 derajat. Hambatan kapal pada kedua jenis kapal memiliki perbedaan pada simulasi yang dilakukan. Hasil yang didapatkan yaitu kapal dengan transverse step memiliki nilai hambatan yang lebih kecil pada froude number 1,75 hingga 2,5 yaitu sebesar 14,16% yaitu senilai 3001,16N  namun memiliki hambatan yang lebih besar pada froude number 2,5. 
Analisis Aliran Fluida Udara Akibat Pendaratan Helikopter Terhadap Permukaan Helideck pada Kapal M. Zain Fajar Ramadhani; I Ketut Aria Pria Utama
Jurnal Teknik ITS Vol 7, No 1 (2018)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (538.087 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v7i1.29773

Abstract

Heliport adalah suatu lapangan terbang atau suatu daerah tertentu di darat atau di perairan atau di suatu struktur, terdiri dari bangunan atau fasilitas (peralatan) yang dipakai sebagian atau seluruhnya untuk melakukan pendaratan, keberangkatan dan pergerakan pesawat helikopter. Helideck adalah tempat pendaratan dan lepas landas helikopter di perairan. CFD (Computational Fluid Dynamics) merupakan “pendekatan ketiga” dalam studi dan pengembangan di bidang dinamika fluida secara keseluruhan selain pendekatan teori dan eksperimen murni. Dari prinsip kekekalan energi, berkerjanya baling-baling adalah sama terhadap banyak energi yang diperoleh dari fluida per unit waktu. Bekerja per unit waktu, atau jumlah power yang dikonsumsi oleh baling-baling. Kecepatan 45 mph adalah kecepatan yang menyebabkan manusia akan terhempas. Kecepatan 45 mph tersebut memasuki kriteria angina kencang sekali. Adapun metode yang digunakan : Studi Literatur dan pencarian data, pembuatan model, meshing dan CFX, Validasi, penyajian. Kecepatan rata-rata angin tertinggi dihasilkan dari pendaratan helikopter sebesar 19,614 m/s. Kecepatan angin terendah dihasilkan dari pendaratan helikopter sebesar 7,142 m/s. Secara umum hembusan angin yang dihasilkan dari pendaratan helikopter aman bagi kru yang bekerja di helideck.
Analisis Sideforce Kapal Katamaran Jenis Flat Side Inside Dan Simetris Terhadap Performa Maneuvering Kapal Dengan Metode CFD Aryo Tri Septya Nugraha; I Ketut Aria Pria Utama
Jurnal Teknik ITS Vol 7, No 2 (2018)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (562.431 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v7i2.32898

Abstract

Kapal katamaran memililki berbagai kelebihan dalam aspek hidrodinamika kapal secara teknis. Variasi konfigurasi lambung katamaran asimetris flat side inside dan lambung kapal katamaran simetris memberikan dampak yang berbeda dengan adanya pengaruh sideforce yang ada pada kapal katamaran. Sideforce yang mengenai setiap demihull dapat bersifat menghambat, mengingat adanya induced drag dari kedua demihull yang bersifat menghambat laju kapal. Kapal katamaran yang memiliki perngaruh dari perbandingan jarak melintang kapal dengan panjang kapal (S/L) sehingga dilakukan penelitian untuk S/L = 0.2, S/L = 0.3 dan S/L = 0.4. Selain hubungan pengaruh sideforce dengan variasi jenis lambung kapal sideforce juga mampu memberikan pengaruh dalam maneuvering kapal. Dalam proses maneuvering, kapal mengalami kondisi dimana kapal berbelok sehingga penelitian disimulasikan dalam variasi sudut kemiringan, yaitu pada sudut kemiringan 2’o, 4’o, 6’o, 8’o, 10’o, 12’o, 14’o terhadap sumbu Z. Dalam simulasi yang dilakukan dengan metode Computational Fluid Dynamics (CFD) diperoleh nilai sideforce yang selanjutnya diubah menjadi nilai sideforce coefficient (CSF). Selain diperoleh nilai dari sideforce coefficient (CSF) juga diperoleh nilai CT, dimana nilai CSF  diperoleh berdasarkan besarnya nilai force pada sumbu y, atau sumbu yang sejajar dengan arah melintang kapal. Sedangkan nilai CT diperoleh berdasarkan nilai besarnya force berdasarkan sumbu x, atau sumbu yang sejajar dengan arah memanjang kapal. Perbedaan konfigurasi lambung pada kapal katamaran dapat menyebabkan nilai sideforce dan nilai CSF yang berbeda. Kapal katamaran asimetris flat side inside memiliki nilai sideforce yang lebih besar dibandingkan dengan kapal katamaran simetris. Pada kapal katamaran simetris dan asimetris flat side inside pada sudut kemiringan 2’o, 4’o, 6’o nilai CSF lebih kecil daripada nilai CT. Pada sudut kemiringan 8’o, 10’o, 12’o, 14’o CSF memiliki nilai yang lebih besar daripada nilai CT.
Analisa Perubahan Gaya Angkat dan Hambatan Total Terhadap Variasi Aspect Ratio dan Winglet pada Sayap Kapal Wing In Surface Effect Menggunakan Aplikasi CFD Rahmat Diko Edfi; I Ketut Aria Pria Utama
Jurnal Teknik ITS Vol 7, No 2 (2018)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (197.897 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v7i2.35471

Abstract

Pada proses desain kapal WISE sangat diperhatikan masalah gaya hambat serta gaya angkat yang terjadi saat kapal melaju dalam mode ground effect. Salah satu cara untuk mengurangi gaya hambat kapal WISE adalah dengan meningkatkan nilai aspek rasio sayap dan memodifikasi winglet. Untuk membuktikan hal tersebut, dalam tugas  akhir ini dilakukan penelitian dalam bentuk simulasi Computational Fluid Dynamic (CFD) dengan cara membandingkan sayap dengan aspek rasio rendah AR=1 dengan aspek rasio sedang AR=3 serta memvariasikan sudut cant pada winglet. Hasil dari simulasi aspek rasio yang dilakukan menunjukan nilai gaya hambat dan gaya angkat yang berbeda di setiap variasi kecepatan. Kapal WISE dengan aspek rasio sedang AR=3 memiliki nilai gaya hambat yang lebih kecil dibandingkan dengan kapal WISE dengan aspek rasio rendah AR=1. Kapal WISE dengan aspek rasio sedang AR=3 memiliki nilai gaya angkat yang lebih besar dibandingkan dengan kapal WISE dengan aspek rasio rendah AR=1. Hasil simulasi yang dilakukan pada variasi sudut cant winglet kapal WISE menunjukan nilai gaya hambat dan gaya angkat yang berbeda di setiap variasi sudut. Kapal WISE dengan sudut cant winglet α=45° mempunyai gaya hambat yang lebih kecil dibandingkan dengan sudut cant winglet α=30° dan α=60°. Kapal WISE dengan sudut cant winglet α=30° mempunyai gaya angkat yang lebih besar dibandingkan dengan sudut cant winglet α=45° dan α=60°.
Analisis CFD Hambatan Kapal Katamaran dengan Stepped Hull Melintang Zhafir Tri Setiabudi Putra; I Ketut Aria Pria Utama
Jurnal Teknik ITS Vol 9, No 2 (2020)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v9i2.56581

Abstract

Perkembangan dalam ilmu dan teknologi telah memajukan metode dan pengetahuan dari desain lambung kapal. Kapal cepat memerlukan bentuk lambung yang baik untuk beroperasi secara efisien dan salah satu cara untuk mencapai efisiensi yang baik adalah dengan menggunakan step pada lambung kapal. Step pada lambung adalah diskontinuitas tajam yang berlokasi pada permukaan alas dari lambung. Pada kondisi sekarang, desain dari kapal dengan stepped hull hanya dilakukan pada kapal planing monohull, namun pengembangan desain untuk kapal katamaran dengan stepped hull sudah mulai dilakukan oleh para desainer kapal. Diketahui bahwa analisa hambatan pada lambung katamaran dengan transverse stepped hull masih sangat terbatas di dalam literatur. Penelitian ini bertujuan untuk memahami efek penggunaan step pada lambung katamaran terhadap hambatan kapal. Analisis hambatan pada penelitian ini menggunakan simulasi dengan Computational Fluid Dynamics (CFD). Dalam simulasi tersebut, dianalisa pengaruh step pada hambatan kapal pada konfigurasi monohull dan katamaran menggunakan lambung tipe round bilge. Model katamaran diuji dengan separation ratio (S/L) 0,3. Variasi kecepatan pada setiap model dilakukan pada Froude Number 0,2, 0,3, 0,4, 0,5, 0,6, dan 0,7. Validasi dilakukan dengan menggunakan hasil uji tarik yang telah dilakukan untuk model tanpa stepped hull. Dari hasil simulasi diperoleh nilai hambatan, permukaan basah, tekanan pada model, dan wave pattern yang dihasilkan. Dari hasil simulasi didapatkan bahwa hasil simulasi CFD mendapatkan hasil dengan keselarasan yang baik dengan hasil eksperimen dengan margin perbedaan sesuai dengan kriteria yaitu di bawah 5%. Hasil perbandingan antara model dengan dan tanpa stepped hull mendapatkan hasil pada model monohull dengan stepped hull terjadi pengurangan nilai CT dan RT/Δ pada Fr 0,2 – 0,3 dan penambahan nilai tersebut pada Fr 0,4 – 0,7. Pada model katamaran dengan stepped hull terjadi pengurangan nilai CT pada Fr 0,2, dan penambahan nilai CT pada Fr 0,3 – 0,7 dan RT/Δ pada Fr 0,2 – 0,7.
CFD Simulations to Calculate the Resistance of A 17.500-DWT Tanker Dian Purnamasari; I Ketut Aria Pria Utama; I Ketut Suastika
IPTEK Journal of Proceedings Series No 1 (2018): 3rd International Seminar on Science and Technology (ISST) 2017
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23546026.y2018i1.3519

Abstract

Numerical simulations have been carried out to determine free surface flow around a tanker 17.500 hull form for which experimental results are available. The SST turbulence model was used in Ansys CFX. The numerical methodology is found to be appropriate for simulating the turbulent flow around a model in order to estimate model total resistance. The computational results are presented in a non-dimensional form. By the numerical results, total resistance is calculated for the ship model and the result is satisfactory with regard to the experimental results were compared
Increasing Community Participation in Sustainable Urban Housing Renewal Implementation (Case Study: Sombo Walk-Up Flat) Dian Purnamasari; I Ketut Aria Pria Utama; I Ketut Suastika
IPTEK Journal of Proceedings Series No 1 (2018): 3rd International Seminar on Science and Technology (ISST) 2017
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (577.111 KB) | DOI: 10.12962/j23546026.y2018i1.3523

Abstract

Urban housing renewal is one of the ways to solve housing problems such as environmental, social and economic degradation in the community. But housing problems is still found on post-renewal in social, economic, cultural and environmental aspects. This is probably happened because the local community is not holistically involved in the implementation of the development. This research uses qualitative method with purposive sampling technique. Data collection techniques through interviews to the original residents of Sombo walk-up flats, stakeholder and managers of Sombo walk-up flats and also conducted by field observations. Then, the analysis is using data triangulation. The results of this study indicate that community participation is still not done holistically in which the community is less empowered after urban housing renewal is done. Therefore local communities should be empowered to realize sustainable urban housing renewal