Abstrak. Gangguan fonologis merupakan hambatan berbahasa yang sering dialami anak berkebutuhan khusus (ABK) dan berdampak pada kejelasan komunikasi. Psikolinguistik memberikan dasar konseptual untuk memahami proses mental dan mekanisme produksi ujaran, sehingga dapat digunakan dalam merancang terapi wicara yang lebih terarah. Penelitian ini menggunakan studi kasus kualitatif terhadap tiga anak ABK untuk menganalisis peran pendekatan psikolinguistik dalam terapi wicara terstruktur. Data diperoleh melalui observasi, rekaman tuturan, serta wawancara dengan terapis dan orang tua. Hasil penelitian menunjukkan adanya penurunan pola kesalahan fonologis terutama substitusi, omisi, dan distorsi serta peningkatan akurasi artikulasi fonem setelah intervensi. Terapi wicara terstruktur yang disusun berdasarkan tahapan persepsi bunyi, representasi fonem, dan produksi artikulatoris terbukti efektif karena menyesuaikan strategi dengan karakteristik individual tiap anak. Temuan ini menegaskan bahwa integrasi prinsip psikolinguistik dapat memperkuat efektivitas terapi fonologis bagi ABK dan mendukung pengembangan intervensi yang lebih sistematis di sekolah maupun klinik terapi wicara. Kata Kunci: Psikolinguistik, Kompetensi Fonologis, Terapi Wicara Terstruktur, Anak Berkebutuhan Khusus.