Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

PERBEDAAN PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG KEPUTIHAN DI SMP KRISTEN GERGAJI SEMARANG Diana Dayaningsih; Septediningrum W.I
JURNAL KEPERAWATAN SISTHANA Vol. 7 No. 1 (2022): Maret : Jurnal Keperawatan Sisthana
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KESDAM IV DIPONEGORO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (974.297 KB) | DOI: 10.55606/sisthana.v7i1.12

Abstract

Latar belakang: Remaja perempuan mengalami serangkaian perubahan biologis, baik dari anatomis maupun fungsional. Salah satu perubahan biologis pada remaja perempuan adalah pada organ reproduksi yang dipengaruhi oleh perubahan hormon. Keputihan dapat bersifat normal dan tidak normal. Keputihan tidak normal perlu diwaspadai karena merupakan gejala suatu penyakit reproduksi. Keputihan sering dianggap sebagai hal yang umum dan sepele bagi wanita apalagi remaja. Penyebab keputihan berkaitan dengan cara kita merawat organ reproduksi. Pengetahuan mengenai keputihan sangat diperlukan untuk menentukan sikap yang akan dilakukan. Pendidikan kesehatan perlu diberikan untuk meningkatkan pengetahuan dan dapat mengubah sikap. Tujuan Penelitian: untuk mengetahui apakah ada perbedaan pengetahuan dan sikap siswi sebelum dan sesudah pemberian pendidikan kesehatan. Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian operasional dengan rancangan penelitiannya adalah one-group pratest-posttest design. Penelitian ini menggunakan kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitas sebagai instrumen penelitian. Sampel penelitian ini meliputi 120 siswi di SMP Kristen Gergaji Semarang dengan menggunakan cluster sampling sebagai teknik pengambilan sampel. Analisa data yang digunakan adalah analisa bivariat Wilcoxon Match Pair Test. Hasil Penelitian: menunjukkan peningkatan jumlah responden yang memiliki pengetahuan tinggi sebelum dan sesudah pendidikan kesehatan sebesar 67,5% dengan p value 0,000, dan terdapat peningkatan jumlah responden yang memiliki sikap baik sebelum dan sesudah pendidikan kesehatan yaitu sebanyak 40,83 % dengan p value 0,000. Hal ini menunjukkan pendidikan kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan dan merubah sikap.
DUKUNGAN SOSIAL PADA IBU USIA REMAJA DALAM PENGASUHAN ANAK USIA INFANT: SOCIAL SUPPORT TO ADOLESCENT MOTHERS IN INFANT AGE CHILDREN CARE Diana Dayaningsih; Erni Suprapti; Feri Tri Y; Aprillya Dwi S
JURNAL KEPERAWATAN SISTHANA Vol. 5 No. 1 (2020): Maret : Jurnal Keperawatan Sisthana
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KESDAM IV DIPONEGORO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (737.878 KB)

Abstract

Teenage pregnancy and parenthood among teenagers are still a matter of international concern because of the potential adverse consequences for society, families and individuals. Teen pregnancies are more than 80% unplanned. The transition to parenting experienced by teens creates a period of instability that demands new parenting roles. Parenting by adolescent mothers will be more effective when adolescent mothers receive strong social and emotional support from their families and partners. The purpose of this study was to explore social support for adolescent mothers in the care of infant children. Qualitative research methods with an Interpretative Phenomenological Analysis (IPA) approach. Respondents in this study there were 5 respondents who met the inclusion criteria were taken using purposive sampling technique. The data was obtained using a semi-structured interview method. The research credibility was achieved by using triangulation of sources through interviews with the mothers of the main participants. The results showed that the five participants expressed various experiences of being a mother that varied when caring for infant age children depending on the situation experienced by each mother. Social support for adolescent mothers in child care includes 4 themes, namely 1). Instrumental Support, 2). Information Support, 3). Financial Support, 4). Emotional Support Based on the results of this study, it is hoped that there will be a special program for adolescent mothers, in which the role of health workers is able to support mothers' efforts to obtain optimal education and skills in parenting.
PENERAPAN SPA KAKI DIABETIK TERHADAP SIRKULASI DARAH PERIFER PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2DI WILAYAH BINAAN PUSKESMAS ROWOSARI SEMARANG: THE IMPLEMENTATION OF DIABETIC FEET SPA FOR PERIFER BLOOD CIRCULATION IN TYPE 2 DIABETES MELLITUS PATIENTS IN THE BINAAN REGION OF PUSKESMAS ROWOSARI SEMARANG Diana Dayaningsih; Diyan Pratama Sari
JURNAL KEPERAWATAN SISTHANA Vol. 6 No. 1 (2021): Maret : Jurnal Keperawatan Sisthana
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KESDAM IV DIPONEGORO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (735.029 KB) | DOI: 10.55606/sisthana.v6i1.71

Abstract

Diabetes mellitus type 2 is most often occurring and cause acute vascular diseases of vascular perifer and the loss of perifer blood circulation. One management of peripheral blood circulation in people with diabetes mellitus is to use diabetic feet spa therapy. The purpose of this case study is to describe the application of diabetic feet spa to peripheral blood circulation after and before therapy of diabetic feet spa. The type of the study belongs descriptive with a case study approach. The subjects of this study were two patients with type 2 diabetes mellitus, experienced mild peripheral blood circulation disorders who did not have ulcer wounds, and had the will and willing to follow a diabetic feet spa. Analysis of peripheral blood circulation was carried out descriptively and measured by the Ankle Brachial Index (ABI). The results of the case study showed that there was an increase in peripheral blood circulation subjects in both subjects, in subject I from 0.83 (mild) to 0.92 (normal) and in subject II from 0.88 (mild) to 0.95 (normal) after being done therapy for diabetic feet spa. It is suggested to Puskesmas officers need to treat spa diabetics as one of the peripheral blood circulation management in patients with type 2 diabetes mellitus.
GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU LANSIA DENGAN DIABETES MELLITUS TIPE II DI WILAYAH KOTA SEMARANG: DESCRIPTION OF KNOWLEDGE AND BEHAVIOR OF ELDERLY WITH DIABETES MELLITUS TYPE II IN THE CITY OF SEMARANG Diana Dayaningsih; Yuni Astuti; Nadya Tri Yuwinda; Niken Dwi Rahayu
JURNAL KEPERAWATAN SISTHANA Vol. 6 No. 2 (2021): September : Jurnal Keperawatan Sisthana
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KESDAM IV DIPONEGORO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (712.934 KB) | DOI: 10.55606/sisthana.v6i2.76

Abstract

Aging or the process of getting old is a process of disappearing or decreasing health functions in meeting the needs of life. Aging is characterized by sagging skin, gray hair, poor hearing, and worsening vision.1 The WHO classification of elderly (elderly) includes middle age (45-59 years), elderly (60-59 years). 74 years), old (75 – 90 years), very old (above 90 years).2
PARENTING CLASS : OPTIMALISASI PERAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI PADA ANAK Diana Dayaningsih; Erni Suprapti; Lia Puji Lestari; Novia Ariani; Priyono; Tri Suryani; Winda Sri A
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT SISTHANA Vol. 1 No. 2 (2019): Desember : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Sisthana
Publisher : Stikes Kesdam IV/Diponegoro Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1099.057 KB)

Abstract

Anak Bawah Lima Tahun (balita) adalah anak yang telah menginjak usia diatas satu tahun atau biasa digunakan perhitungan bulan yaitu 12 – 59 bulan. Usia balita sebagai usia yang rentan terhadap berbagai serangan penyakit, termasuk penyakit yang disebabkan oleh kekurangan atau kelebihan asupan nutrisi jenis tertentu. Gizi kurang dapat dilihat sebagai suatu proses kurang makan yang terjadi pada balita ketika kebutuhan normal terhadap satu atau beberapa nutrien tidak terpenuhi atau nutrien-nutrien tersebut hilang dengan jumlah yang lebih besar daripada yang didapat. Pola pengasuhan yang berkontribusi dalam status gizi anak salah satunya adalah keterjaminan makanan. Pertumbuhan dan perkembangan anak sangat dipengaruhi oleh peran ibu untuk mengasuh dan mendidik anak agar tumbuh dan berkembang menjadi anak yang berkualitas. Berdasarkan hasil pengkajian awal di wilayah RW IX Kelurahan Meteseh Kecamatan Tembalang yang merupakan wilayah binaan Puskesmas Rowosari terdapat 64 balita yang terdaftar di Posyandu, terdapat 1 balita yang beresiko tinggi mengalami gizi kurang (bawah garis merah) serta pengetahuan Ibu dalam masalah nutrisi masih kurang. Tim Pengabdian Masyarakat Akper Kesdam IV/Diponegoro mengadakaan kegiatan Parenting Class untuk mengoptimalkan pemenuhan kebutuhan nutrisi balita melalui pendekatan keluarga.
SOSIALISASI BAHAYA NARKOBA DI MA HUSNUL KHATIMAH KELURAHAN ROWOSARI SEMARANG: “WUJUDKAN GENERASI MILENIAL BEBAS NARKOBA MENUJU INDONESIA EMAS” Diana Dayaningsih; Nanang Khozim Azhari; Abdul Malik; Andaruning; Anisa Rahmadinia; Aura Hisyi; Husni Aditya
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT SISTHANA Vol. 2 No. 1 (2020): Juni : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Sisthana
Publisher : Stikes Kesdam IV/Diponegoro Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1031.675 KB) | DOI: 10.55606/pkmsisthana.v2i1.30

Abstract

Masalah penyalahgunaan narkoba menjadi permasalahan yang serius terutama yang melibatkan generasi muda atau generasi milenial saat ini. Untuk mewujudkan sumber daya manusia yang unggul dan tangguh harus dilaksanakan sedini mungkin upaya pencegahan supaya generasi penerus tidak terjerat narkoba, perlu nya dukungan dari berbagai pihak baik dari pemerintah, masyarakat, maupun LSM yang telah menyuarakan dan peduli dengan masalah narkoba ini. Penyalahgunaan narkoba termasuk ke dalam salah satu bentuk kenakalan remaja khusus. Setiap orang yang menyalahgunakan zat-zat terlarang pasti memiliki alasan mereka masing-masing sehingga mereka dapat terjebak masuk ke dalam perangkap narkotika, narkoba atau zat adiktif. Mencermati kondisi tersebut maka diperlukan pembekalan pengetahuan bagi remaja tentang bahaya penyalahgunaan narkoba, sehingga mereka bisa menjadi sumber informasi yang baik dan benar serta mampu mengajak teman – temannya untuk menghindarkan diri dari penyalahgunaan narkoba. Akademi Keperawatan Kesdam IV/Diponegoro Semarang ikut berperanserta dalam mensosialisasikan bahaya narkoba ini dikalangan remaja dengan memberikan pendidikan kesehatan kepada siswa MA Khusnul Khatimah Kelurahan Rowosari Semarang yang dikemas dalam bentuk pengabdian masyarakat Akademi Keperawatan Kesdam IV/Diponegoro Semarang
PENYULUHAN BERMAIN TERAPEUTIK PADA ANAK DI RUMAH PADA MASA PANDEMI COVID – 19 DI WILAYAH RT 07 RW III KELURAHAN NGIJO KECAMATAN GUNUNG PATI SEMARANG Erni Suprapti; Diana Dayaningsih; Afifah Kurniawati; Afifah Muslim; Afriza Prima S; Abu Kholid; Ayatulloh Boy Adam
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT SISTHANA Vol. 3 No. 1 (2021): Juni : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Sisthana
Publisher : Stikes Kesdam IV/Diponegoro Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (872.703 KB) | DOI: 10.55606/pkmsisthana.v3i1.38

Abstract

Pandemi covid-19 memaksa anak-anak untuk stay di rumah untuk menghindari penularan. Hal ini membuat anak menjadi bosan dan jenuh yang berakibat stress pada anak. Orang tua memiliki peranan penting dalam mendampingi anak-anak selama di rumah. Peran orang tua di masa Covid-19 adalah sebagai pembimbing, pendidik, penjaga, pengembang, dan pengawas bagi anak-anak. Peran yang selama ini dilaksanakan di satuan pendidikan beralih fungsi di satuan keluarga. Salah satu peran khusus yang harus dilakukan orang tua adalah bermain bersama anak. Bermain merupakan kebutuhan dasar anak dan menjadi momen yang penting bagi perkembangan anak. Bermain terapeutik bertujuan untuk meningkatkan kesehatan emosi pada anak. Melalui bermain terapuetik seorang anak dapat mengekspresikan perasaan emosi dan membantu anak mengurangi ketakutannya. Peran orang tua menjadi lebih besar dalam mendampingi anak bermain selama di rumah. Perawat anak memiliki tanggung jawab dalam mempersiapkan orang tua mendampingi anak secara maksimal untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Tim pengabdian masyarakat Akper Kesdam IV/Diponegoro berupaya untuk memberikan edukasi tentang bermain therapeutik pada anak selama masa pandemi covid-19 yang sasarannya adalah ibu-ibu yang mempunyai anak Balita. Hal ini dilakukan berdasarkan Analisa munculnya permasalahan pada anak-anak yang merasa bosan dan jenuh dan berakibat stress pada anak dan kebingungan ibu dalam memberikan permainan yang tepat untuk anak selama masa pandemi covid ini. Edukasi yang diberikan melalui penyuluhan dengan memberikan pengetahuan tentang permainan yang dapat diberikan kepada anak selama masa pandemi covid-19. Koordinasi dilakukan dengan berbagai pihak terkait sehingga pelaksanaan penyuluhan berjalan dengan lancar. Dikarenakan masa pandemic covid-19, dimana tidak diperbolehkan untuk berkumpul dengan jumlah orang yang banyak, maka penyuluhan diberikan lewat zoom meeting. Hasil dari penyuluhan ini ibu-ibu merasa puas dan senang mendapatkan pengetahuan tentang bermain therapeutik untuk anak selama masa pandemic covid-19 dan semuanya mempraktekkan ilmu pengetahuan yang sudah diberikan. Anak-anak juga merasa senang dan stress pada anak berkurang.
OPTIMALISASI PERAN KADER POSYANDU LANSIA SEBAGAI AGEN PEMBAHARU BAGI LANSIA DI RW 03 DUSUN KRASAK KELURAHAN ROWOSARI KECAMATAN TEMBALANG Diana Dayaningsih; Erni Suprapti; Oktasari Widiya AS; Peni Ika K; Rahmad Yuliyanto; Sonia Ambar W; Tantri Suryani
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT SISTHANA Vol. 2 No. 2 (2020): Desember : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Sisthana
Publisher : Stikes Kesdam IV/Diponegoro Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (934.683 KB) | DOI: 10.55606/pkmsisthana.v2i2.41

Abstract

Posyandu lansia merupakan pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut di suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat dimana mereka dapat memperoleh pelayanan kesehatan. Tujuan umum dibentuknya Posyandu lansia secara garis besar untuk meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan usia lanjut agar mencapai masa tua yang bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan keberadaannya. Agar posyandu berjalan dengan baik maka perlu dukungan dari kader, kader diharapkan bisa menjadi agent of change. Peran kader sebagai agent of change, dalam upaya pembangunan dapat diwujudkan dengan memberikan dukungan berupa berbagi pelayanan yang meliputi pengukuran tinggi dan berat badan, pengukuran tekanan darah, pengisian KMS (Kartu Menuju Sehat) memberikan penyuluhan atau penyebarluasan informasi kesehatan, menggerakkan serta mengajak usia lanjut untuk hadir dan berpartisipasi dalam kegiatan posyandu lansia karena itulah kader dituntut untuk memiliki kemampuan membina, menuntun serta didukung oleh keterampilan dan berpengalaman.
Revitalisasi Posyandu Balita Nusa Indah dalam upaya peningkatan pengetahuan kader tentang gizi Balita di RW 5 Kelurahan Rowosari Kecamatan Tembalang Kota Semarang Erni Suprapti; Diana Dayaningsih; Febri Santosa; Mimin Indah Lestari; Kistia Rita Santi; Muhammad Ivan savero; Ovi Berly W
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT SISTHANA Vol. 2 No. 2 (2020): Desember : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Sisthana
Publisher : Stikes Kesdam IV/Diponegoro Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (747.119 KB) | DOI: 10.55606/pkmsisthana.v2i2.43

Abstract

Balita adalah masa yang membutuhkan perhatian ekstra baik bagi orang tua maupun bagi kesehatan. Perhatian harus diberikan pada pertumbuhan atau perkembangan, status gizi sampai pada kebutuhan akan imunisasi. Status gizi balita merupakan hal penting yang harus diketahui oleh setiap orang tua, perlunya perhatian lebih dalam tumbuh kembang di usia balita didasarkan fakta bahwa kurang gizi yang terjadi pada masa emas ini bersifat irreversibel atau tidak bisa pulih kembali (Marimbi, 2010). Gizi kurang adalah gangguan kesehatan akibat kekurngan atau ketidakseimbangan zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan, aktivitas berfikir dan semua hal yang berhubungan dengan kehidupan. Kurang gizi masih merupakan permasalahan serius bagi anak-anak di Indonesia tidak terkecuali anak yang berasal dari perkotaan. Hampir seluruh daerah di Indonesia melaporkan adanya kasus gizi kurang bahkan gizi buruk di wilayahnya. Masyarakat RW 5 kelurahan Rowosari kecamatan Tembalang kota Semarang merupakan Sebagian besar ibu rumah tangga memiliki anak yang berusia antara bayi hingga remaja. Dari 90 balita yang ada di RW 5 Kelurahan Rowosari Kecamatan Tembalang Semarang Kota, 7 balita beresiko tinggi mengalami gizi kurang. Berdasarkan data bulan November 2019, 7 balita tersebut mengalami penurunan berat atau berat badan yang menetap tiap bulannya. Sebanyak 14% ibu balita di RW 5 tidak mengetahui makanan sehat untuk balita di atas tiga tahun. Sebanyak 17% ibu balita membiarkan anaknya jika tidak mau makan.Kader Posyandu tidak pernah memberikan penyuluhan kesehatan kepada ibu yang mempunyai balita yang pengalami penurunan Berat Badan maupun Balita yang masuk dalam kategori status gizi kurang.Berdasarkan permasalahan serta peluang yang telah dijelaskan diatas, TIM Pengabdian masyarakat ingin melakukan kegiatan pengabdian masyarakat berupa Revitalisasi Posyandu Balita Nusa Indah dalam upaya peningkatan pengetahuan kader tentang gisi Balita , dengan tujuan mengoptimalkan peran kader dalam upaya meningkatkan pengetahuan tentang gizi Balita di Posyandu Nusa Indah RW 5 Kelurahan Rowosari Kecamatan Tembalang Kota Semarang
PENYULUHAN TENTANG JENIS KECELAKAAN PADA ANAK DAN CARA PENCEGAHANNYA Erni Suprapti; Diana Dayaningsih; Adinda Putri Azzahra; Agung Widodo W; Mutiara Sukma; Salbila; Ajeng Andina
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT SISTHANA Vol. 4 No. 1 (2022): Juni : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Sisthana
Publisher : Stikes Kesdam IV/Diponegoro Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (683.382 KB) | DOI: 10.55606/pkmsisthana.v4i1.57

Abstract

Toddler ialah anak yang berusia 12 – 36 bulan atau 1 – 3 tahun. Toddler berisiko tinggi mengalami kecelakaan yang dapat mengakibatkan kondisi yang fatal yaitu kematian. Penyebab cedera yang sering terjadi yaitu jatuh, kecelakaan sepeda motor, tranportasi darat, terluka karena benda tumpul/tajam, kejatuhan, terbakar dan gigitan hewan. Factor lingkungan yang tidak aman merupakan factor yang paling berperan dalam kejadian cedera pada anak-anak dan disusul oleh factor pengawasan orang tua yang masih rendah serta pengetahuan orang tua tentang pemahaman jenis-jenis kecelakaan yang dapat terjadi pada toddler serta pentingnya pencegahan terhadap bahaya yang dapat terjadi pada toddler. Banyak orang tua yang bersikap terlalu membiarkan anaknya yang akan berdampak pada keamanan dan keselamatan hidup anak tersebut. Orang tua perlu memiliki pengetahuan tentang pencegahan terhadap bahaya kecelakaan pada anak sehingga orang tua akan bersikap dan berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki. Studi pendahuluan yang dilakukan di wilayah RW 01 Kelurahan Meteseh Kecamatan Tembalang Kota Semarang, diketahui banyak anak toddler yang mengalami kecelakaan seperti tertusuk jarum, jatuh, tersedak dan mengalami luka bakar. Dari 5 orang ibu yang memiliki anak usia toddler mengatakan bahwa anaknya pernah mengalami kecelakaan seperti terjatuh, tersedak , terpeleset , tertusuk jarum, terbakar. Saat ditanya apakah ibu mengetahui upaya apa yang dilakukan untuk mencegah kecelakaan yang terjadi pada anaknnya, semua ibu mengatakan tidak mengetahui dan belum pernah mendapatkan penyuluhan tentang pencegahan kecelakaan tersebut. Berdasarkan permasalahan serta peluang tersebut, TIM pengabmas Akper Kesdam IV/Diponegoro ingin melakukan kegiatan pengabdian masyarakat dengan memberikan penyuluhan tentang Jenis kecelakaan pada anak usia toddler dan pencegahannya. Tujuan kegiatan ini agar ibu-ibu yang mempunyai anak usia toddler dapat memahami tentang jenis-jenis kecelakaan yang dapat terjadi pada anak dan cara pencegahannya. Edukasi yang diberikan melalui penyuluhan dengan memberikan pengetahuan tentang jenis-jenis kecelakaan dan pencegahannya pada anak usia toddler. Koordinasi dilakukan dengan berbagai pihak terkait sehingga pelaksanaan penyuluhan berjalan dengan lancar. Dikarenakan masa pandemic covid-19, dimana tidak diperbolehkan untuk berkumpul dengan jumlah orang yang banyak, maka penyuluhan diberikan lewat zoom meeting. Hasil dari penyuluhan ini ibu-ibu merasa puas dan senang mendapatkan pengetahuan tentang jenis-jenis kecelakaan dan pencegahannya pada anak usia toddler dan semuanya akan mempraktekkan ilmu pengetahuan yang sudah diberikan.