Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

The influence of breastfeeding father and mother's self-efficacy on the success of exclusive breastfeeding in mother's having a baby in Jorlang Huluan Village Sianturi, Marta Imelda; Sinaga, Elvipson; Hutasoit, Dessy Meilani; Togatorop, Linawati
Science Midwifery Vol 12 No 5 (2024): December: Health Sciences and related fields
Publisher : Institute of Computer Science (IOCS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35335/midwifery.v12i5.1779

Abstract

The success of providing exclusive breastfeeding in Jorlang Huluan Village, Pamatang Sidamanik District, Simalungun Regency is still low. The low level of exclusive breastfeeding in Jorlang Huluan Village is related to breastfeeding fathers and mothers' self-efficacy. This study aims to determine the influence of breastfeeding fathers and self-efficacy on the success of exclusive breastfeeding for mothers with babies in Jorlang Huluan. The type of research used is analytical survey research with a cross sectional design. The population in this study were all mothers who had babies 7-12 months in Jorlang Huluan Village, totaling 52 people and the research sample used total sampling. Data were collected using primary and secondary data and analyzed using the Multiple Logistic Regression chi statistical test with a confidence level of 95%. The results of the research show that there is an influence of breastfeeding fathers and self-efficacy on the success of exclusive breastfeeding in mothers who have babies 7-12 months in Jorlang Huluan Village. It is recommended that husbands of respondents in Jorlang Huluan Village seek information about Exclusive Breastfeeding and that health workers in Jorlang Huluan Village need to increase mothers' understanding of Exclusive Breastfeeding and increase family support in efforts to increase Exclusive Breastfeeding.
Penurunan Kadar Asam Urat Pada Mencit Jantan Putih (Mus musculus) Dengan Menggunakan Ekstrak Etanol Daun Salam (Syzygium polyanthum) Sari, Imelda; Sinaga, Elvipson
BEST Journal (Biology Education, Sains and Technology) Vol 8, No 1 (2025): Juni 2025
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30743/best.v8i1.10911

Abstract

Asam urat merupakan peradangan di sendi akibat bertambahnya kadar asam urat dalam darah, karena metabolisme purin dalam tubuh terganggu dan ditandai dengan sendi nyeri. Untuk menurunkan kadar asam urat selain obat farmakologi penggunaan obat tradisional yang menjadi salah satu pilihan adalah daun salam. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ekstrak etanol daun salam dapat menurunkan kadar asam urat pada mencit jantan putih (mus muscullus). Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun dari tanaman salam dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun salam yang masih segar, tidak busuk dan bebas jamur sebanyak 1000 gram. Hewan uji yang digunakan adalah mencit putih jantan dibagi kedalam 5 kelompok masing-masing terdiri dari 5 ekor mencit dan analisis data dilakukan uji anova one way taraf kepercayaan 95% dan uji LSD. Hasil penelitian adalah ekstrak etanol daun salam dapat menurunkan kadar asam urat pada mencit yang diinduksi aloksan dengan dosis 70 mg, 140 mg dan 280 mg dan dosis 280 mg lebih efektif menurunkan kadar asam urat karena terdapat perbedaan yang bermakna. Sebagai saran dalam penelitian ini adalah untuk menghasilkan pengukuran yang tepat dan benar hendaknya melakukan prosedur kerja sesuai dengan SOP dengan baik
Edukasi PHBS di Sekolah Dasar : Strategi Promotif – Preventif Bagai Anak dan Keluarga Damanik, Balqis Nurmauli; Dedi Ardinata; Siti Khadijah; Sinaga, Elvipson; Br. sianturi, Marta Imelda; Surya Utama; Nasution, Murni Noviani; Daulay, Dealita Khairani
JURNAL ABDIMAS MADUMA Vol. 4 No. 2 (2025): Juli 2025
Publisher : English Lecturers and Teachers Association (ELTA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52622/jam.v4i2.435

Abstract

Program pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman siswa sekolah dasar mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Kegiatan ini dilatarbelakangi oleh rendahnya tingkat perilaku kebersihan dan pengetahuan kesehatan di MIS Miftahussalam. Metode pelaksanaan mencakup edukasi partisipatif, praktik berbasis simulasi, pembagian media edukasi (leaflet dan poster), serta pelatihan singkat untuk guru. Teknik analisis yang digunakan adalah observasi sebelum dan sesudah intervensi, wawancara dengan guru, serta refleksi kualitatif. Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan kemampuan siswa dalam menyebutkan enam langkah mencuci tangan (dari 35% menjadi 90%), pemahaman tentang pentingnya sarapan (dari 42% menjadi 87%), dan keaktifan dalam kegiatan promotif kesehatan. Guru merasa lebih percaya diri menyisipkan materi kesehatan ke dalam pembelajaran tematik, sementara orang tua mulai terlibat dalam upaya promosi kesehatan dan kebersihan berbasis sekolah. Program ini berhasil menumbuhkan perubahan perilaku berkelanjutan pada siswa dan membentuk model kolaborasi sekolah-keluarga yang mendukung kesehatan anak. Model ini layak untuk direplikasi di lingkungan pendidikan serupa Kata Kunci : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS); edukasi kesehatan; intervensi berbasis sekolah, partisipasi masyarakat.
Pengaruh Respon Time dan SOP terhadap implementasi code blue system di Ruang Rawat Inap RSU Mitra Sejati Medan Sinaga, Elvipson
JOURNAL HEALTH OF EDUCATION Vol 4 No 1 (2024): APRIL
Publisher : Universitas Audi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62611/jhe.v4i1.62

Abstract

Implementasi Code Blue di Ruang Rawat Inap RSU Mitra Sejati Medan masih ditemukan kedala. Kendala yang terjadi terkait dengan respon time dan Standar Prosedur Operasional (SPO). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh respon time dan Standar Prosedur Operasional (SPO) terhadap implementasi code blue system di Ruang Rawat Inap RSU Mitra Sejati Medan. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian yang bersifat kualitatif deskriptif dengan metode pendekatan fenomenologi. Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan team Code Blue di Ruang Rawat Inap RSU Mitra Sejati Medan dan sampel berjumlah 9 orang. Pengumpulan data dengan data primer dan sekunder dan dianalisis dengan tiga sub proses yang saling berkaitan yaitu data reduction, data display dan conclusion drawing/verification. Hasil penelitian menunjukkan bahwa respon time dan Standar Prosedur Operasional (SPO) berhubungan dengan implementasi Code Blue System di RS RSU Mitra Sejati Medan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh respon time yang tidak selalu tepat waktu disebabkan jarak ruangan yang terlalu jauh dan kesibukan di IGD/ICU dalam waktu yang bersamaan dengan kejadian aktivasi code blue. Dari Faktor Standar Prosedur Operasional (SPO) menunjukkan implementasi code blue tidak selalu terlaksana dengan baik sesuai SPO yang ada disebabkan kurangnya pemahaman petugas code blue tentang SPO yang seharusnya dijadikan standar acuan dalam implementasi code blue.
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PEMBERIAN IMUNISASI MR DI WILAYAH KERJA UPT PUSKESMAS DARUSSALAM MEDAN Sinaga, Elvipson
JOURNAL HEALTH OF EDUCATION Vol 1 No 2 (2021): OKTOBER
Publisher : Universitas Audi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62611/jhe.v1i2.162

Abstract

Setiap tahun lebih dari 1,4 juta anak di dunia meninggal karena berbagai penyakit yangsebenarnya dapat dicegah dengan imunisasi. Cakupan imunisasi di Desa Tunggaljaya SumurPandeglang Tahun 2015 adalah 44,4%, angka tersebut masih sangat rendah karena belum mencapaitarget nasioanal imunisasi dasar lengkap 86,8%. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis danmenjelaskan hubungan pengetahuan, dukungan keluarga dan faktor perancu dengan pemberianimunisasi dasar lengkap. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, desain cross sectional.Populasi penelitian semua ibu yang mempunyai bayi 9-36 bulan di Desa Tunggaljaya SumurPandeglang berjumlah 138 ibu. Data dianalisis secara univariat, bivariat dengan uji chi square danmultivariat dengan uji regresi logistik ganda. Hasil bayi imunisasi dasar lengkap 41,3%, ibupengetahuan tinggi 45,7%, dukungan keluarga yang mendukung 58%, umur responden dengan risikotinggi 21,7%, pendidikan lanjut 16,7%, ibu bekerja 40,6%, paritas banyak (>2 anak) 26,8%,pendapatan keluarga tinggi 40,6%, Peran tenaga kesehatan yang baik 95,7%, dan responden terpaparmedia 68,1%. Model akhir faktor yang berhubungan dengan pemberian imunisasi dasar lengkapdukungan keluarga p 0,000,OR 5,058, 95%CI 2,196-11.649; pengetahuan p 0,014, OR 2,636, 95%CI1,218-5,708; Media p 0,038,OR 2,500,95%CI 1,050-5,952; pekerjaan p 0,035,OR 0,414 ,95%CI0,182-0,958. Kesimpulan imunisasi dasar lengkap masih rendah dan faktor yang dominan dukungankeluarga yang berhubungan dengan pemberian imunisasi dasar lengkap pada bayi. Saran perlu peranmedia ditingkan agar dukungan keluarga, pengetahuan ibu meningkat sehingga cakupan imunisasidasar lengkap pada bayi meningkat.
HUBUNGAN ANTARA PENYAKIT JANTUNG BAWAAN DENGAN KECUKUPAN ASUPAN MAKANAN PADA ANAK Sinaga, Elvipson
JOURNAL HEALTH OF EDUCATION Vol 2 No 1 (2022): APRIL
Publisher : Universitas Audi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62611/jhe.v2i1.163

Abstract

Gizi merupakan hal penting untuk memastikan energi yang adekuat untuk metabolisme basal,pertumbuhan, dan aktivitas fisik. Bayi dan anak dengan penyakit jantung bawaan (PJB) memilikirisiko yang signifikan mengalami kekurangan energi karena meningkatnya pengeluaran energi danasupan makanan yang tidak memadai. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antarapenyakit jantung bawaan dengan kecukupan asupan makanan terutama energi dan protein. Penelitianini menggunakan desain cross-sectional yang dilakukan pada bulan Mei sampai Juni 2015 di RumahSakit Umum Adam Malik, Medan. Subjek dibagi menjadi PJB dan tanpa PJB. Asupan makanandihitung berdasarkan makanan yang dikonsumsi selama tiga hari dan kecukupan energi dan proteindihitung menggunakan program Nutrisurvey. Data dianalisis dengan chi square untuk melihathubungan PJB dengan asupan makanan. Untuk menilai faktor-faktor yang mempengaruhi asupanmakanan pada PJB digunakan uji bivariat yang selanjutnya dilakukan analisis multivariat. Hasilnyaadalah dari 80 anak yang memenuhi kriteria, 40 anak dengan PJB dan 40 anak tanpa PJB. Terdapathubungan yang signifikan antara PJB dengan asupan energi dengan risiko terjadinya asupan energitidak cukup pada PJB adalah 1.824 kali dengan 95% IK 1.226 - 2.713 dibandingkan tanpa PJB.Terdapat hubungan yang signifikan antara PJB dan asupan protein dengan risiko terjadinya asupanprotein tidak cukup pada PJB adalah 3.5 kali dengan 95% IK 1.823-6.719 dibandingkan tanpa PJB.Tidak terdapat pengaruh usia, jenis PJB, lama sakit dan status gizi terhadap asupan energi dan proteinpada anak PJB. Kesimpulannya terdapat hubungan yang signifikan antara penyakit jantung bawaandengan kecukupan asupan makanan terutama energi dan protein.
KARAKTERISTIK PENYAKIT JANTUNG BAWAAN ASIANOTIKTIPE ISOLATED DAN MANIFESTASI KLINIS DINI PADA PASIEN ANAK DI RUMAH SAKIT Sinaga, Elvipson
JOURNAL HEALTH OF EDUCATION Vol 2 No 2 (2022): OKTOBER
Publisher : Universitas Audi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62611/jhe.v2i2.164

Abstract

Penyakit jantung bawaan (PJB) merupakan defek lahir yang sering ditemukan dan merupakanpenyebab kematian terbanyak dari semua jenis kelainan bawaan. Banyak penelitian yangmenunjukkan bahwa adanya variasi secara geografik yang penting pada insiden PJB. Tujuanpenelitian ini adalah untuk mengetahui variasi karakteristik dari penderita PJB anak di RSUP Dr. M.Djamil Padang. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan melihatkarakteristik penderita anak dengan PJB pada data rekam medik. Sampel penelitian ini adalah 55pasien anak yang menderita penyakit jantung bawaan di RSUP Dr. M. Djamil Padang dari Januari2010 sampai Mei 2012. Mayoritas penderita adalah perempuan (61,8%), dan mayoritas umur sampelterdapat pada kelompok umur kurang dari 1 tahun (56.4%). Jenis PJB terbanyak adalah TF (21,8%)dan gejala yang paling sering dijumpai adalah sesak nafas (50,9%). Sebanyak (34,5%) penderitamemiliki penyakit kongenital lain, dengan penyakit nonsindroma terbanyak adalah atresia ani danomfalokel dengan masing-masing (22,2%) dan penyakit sindroma terbanyak adalah sindroma Down(40%). Gagal tumbuh terdapat pada (49,1%) penderita. Nilai Hb PJB sianotik lebih tinggi berbandingasianotik. Tingkat tindakan operatif kasus PJB anak di RSUP Dr. M. Djamil Padang adalah1,8%.Terdapat variasi karakteristik dari penderita PJB yang ada di RSUP Dr. M. Djamil Padang.
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN TUBERCULOSIS PARU DENGAN BERSIHAN JALAN NAFAS TIDAK EFEKTIF DAN NUTRISI TIDAK SEIMBANG : KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH Sinaga, Elvipson
JOURNAL HEALTH OF EDUCATION Vol 2 No 2 (2022): OKTOBER
Publisher : Universitas Audi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62611/jhe.v2i2.165

Abstract

Implementasi keperawatan terkadang tidak sesuai dengan standar intervensi keperawatan. Halini perlu dibuktikan secara ilmiah. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasikeperawatan yang dilakukan perawat pada pasien Tuberkulosis Paru dengan bersihan jalan napastidak efektif dan nutrisi tidak seimbang: Kurang dari kebutuhan tubuh. Metode: Penelitian ini adalahdesain kuantitatif dengan pendekatan deskriptif observasional. Data diambil melalui observasi lembardokumentasi implementasi keperawatan. Variabel penelitian adalah implementasi keperawatan padapasien TB Paru. Teknik sampling adalah purposive sampling selama 2 bulan. Hasil: Implementasiyang banyak dilakukan perawat pada diagnosis bersihan jalan napas tidak efektif adalah memberioksigen (58,1%) dan urutan kedua adalah menganjurkan buang dahak di pot (10,5%). Implementasikeperawatan terbanyak pada diagnosis nutrisi tidak seimbang: kurang dari kebutuhan tubuh adalahmengedukasi diet (85,7%) dan terkecil adalah menganjurkan makan yang tidak pedas (1,2%).Kesimpulan: Implementasi yang banyak dilakukan perawat untuk mengatasi diagnosis Bersihan jalannapas tidak efektif adalah memberi oksigen pada pasien. Sedangkan implementasi yang banyakdilakukan perawat dalam mengatasi diagnosis nutrisi tidak seimbang: kurang dari kebutuhan tubuhadalah mengedukasi diet pasien. Intervensi yang dilakukan perawat adalah aktivitas dari intervensi,bukan intervensi keperawatan. Perawat perlu meningkatkan ketrampilan melakukan implementasisesuai standar.
PENYAKIT JANTUNG BAWAAN SIANOTIK PADA ANAK LAKI LAKI BERUSIA 4 TAHUN : LAPORAN KASUS Sinaga, Elvipson
JOURNAL HEALTH OF EDUCATION Vol 3 No 2 (2023): OKTOBER
Publisher : Universitas Audi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62611/jhe.v3i2.166

Abstract

Penyakit jantung bawaan (PJB) merupakan bentuk kelainan jantung yang sudah didapatkansejak bayi baru lahir. Relatif tingginya angka kejadian PJB menyebabkan kelainan ini merupakankelainan bawaan tersering di antara kelainan-kelainan bawaan jenis lain. Kami melaporkan presentasiklinis dan penatalaksanaan sebuah kasus anak dengan penyakit jantung bawaan (PJB) di rumah sakitDr. Harjono S. Ponorogo. Seorang anak laki-laki umur 4 tahun dengan keluhan utama lemas dibawaibunya ke IGD RSUD Dr. Harjono S. Ponorogo. Keluhan tambahan berupa kebiruan pada wajahterutama disekitar bibir dan di ujung jari tangan dan kaki. Keluhan tersebut diketahui sejak pasienbaru lahir. Pasien terlihat lemas, kurang aktif, dan dadanya berdebar-debar. Kesan berat badan Pasienmenurun. Pemeriksaan tanda vital yaitu denyut nadi 121x/menit, frekuensi napas 54x/menit, suhutubuh 36,2C, dan saturasi oksigen 53%, murmur (+).Status generalis: wajah terutama disekitar bibirsianosis; leher, pulmo, abdomen dalam batas normal; ekstremitas akral hangat, clubbing finger. Statuslokalis cor: inspeksi iktus cordis tidak terlihat, palpasi iktus cordis teraba tapi tidak kuat angkat,perkusi sulit dievaluasi, auskultasi suara jantung I dan II reguler cepat. Penatalaksanaan anak PJBharus dilakukan secara menyeluruh. Beberapa penyulit dapat terjadi pada pasien PJB sianotik yangakan menetukan prognosis.
RESUSITASI CAIRAN PADA ANAK DENGAN HIPOVOLEMIA DI RUANG PICU : SEBUAH STUDI KHASUS Sinaga, Elvipson
JOURNAL HEALTH OF EDUCATION Vol 3 No 1 (2023): APRIL
Publisher : Universitas Audi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62611/jhe.v3i1.167

Abstract

Kecelakaan merupakan faktor penyebab kematian anak tertinggi kelima di Indonesia denganpresentase 7,3% (per 100.000) kasus, termasuk diantaranya Crush Injury. Crush Injury dapatmenyebabkan komplikasi berupa infeksi, amputasi, dan kematian jika tidak ditangani segera Tujuanstudi kasus adalah mengetahui pemberian resusitasi cairan pada anak hipovolemia dengan CrushInjury di ruang PICU Rumah Sakit di Banda Aceh. Penulisan ini menggunakan metode deskriptifdengan pendekatan melalui asuhan keperawatan pada anak Y. Masalah keperawatan yang munculpada kasus ini adalah hipovolemia, ketidakefektifan perfusi jaringan perifer (ekstremitas bawahkanan), nyeri akut, kerusakan integritas jaringan, hambatan mobilitas fisisk, dan risisko infeksi.Intervensi yang diberikan berdasarkan standar intervensi keperawatan Indonesia (SIKI), meliputitindakan observasi, teurapertik dan kolaborasi serta penerapan intervensi berdasarkan evidence basedseperti pemberian resusitasi cairan. Hasil perawatan anak selama 4 hari, diketahui ada tiga masalahyang teratasi sebagian yaitu hipovolemia, nyeri akut, dan risiko infeksi dan 4 masalah lainnya yangbelum teratasi sehingga intervensi lanjutanya pada anak Y adalah melanjutkan pemberian cairanintravena, transfusi darah, pemeriksaan tungkai, melakukan perawatan luka jaringan secara rutin,memantau tanda-tanda infeksi, memantau keadaan umum anak, dan kolaborasi pemberian terapiheparin dan analgetik pada anak.