Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Basalioma Fadhila Dzakiyya; Adi Rizka
DIAGNOSA: Jurnal Ilmu Kesehatan dan Keperawatan Vol. 2 No. 1 (2024): Februari,: Jurnal Ilmu Kesehatan dan Keperawatan
Publisher : Lembaga Pengembangan Kinerja Dosen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59581/diagnosa-widyakarya.v2i1.2514

Abstract

Basalioma, also known as basal cell carcinoma (BCC), is the most common skin malignancy found throughout the world. Basaliomas commonly occur in the elderly population, which is associated with cumulative sun exposure and other exogenous damage. Older (65–79 years) to very old (>80 years) white individuals showed the highest increase in basalioma incidence rates. In Indonesia, data from the Cancer Registration Agency in 2009 shows that skin cancer ranks 4th out of the 10 most common types of cancer. The most common location is in the nose area. The incidence of metastasis is 0.01-0.1%, and occurs lymphogenously and hematogenously. The most significant causes are exposure to ultraviolet radiation and genetic predisposition. Basaliomas tend to occur in areas of chronic sun exposure and therefore the majority, about 74%, occur on the head, face and neck. Basaliomas usually arise from the lowest layers of the epidermis, although a small number may originate from the outer root sheath of the pilosebaceous unit. The incidence of basalioma is directly proportional to age and inversely proportional to the amount of melanin pigment in the epidermis. Surgery remains the first line of treatment for this disease. Surgical modalities include electrodessication, curettage, excision, cryosurgery, and Mohs micrographic surgery..
Perbandingan Kepatuhan Melakukan SADARI Pada Mahasiswi Dengan Menggunakan Intervensi Alarm Reminder Adi Rizka; Khairunnisa, Khairunnisa; Mardhiyah, Muthia Verza
Jurnal Ilmiah Manusia Dan Kesehatan Vol. 8 No. 1 (2025): Jurnal Ilmiah MANUSIA DAN KESEHATAN
Publisher : FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PAREPARE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31850/makes.v8i1.3476

Abstract

Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) merupakan metode skrining atau pemeriksaan payudara yang dilakukan oleh setiap wanita dengan memerhatikan bentuk serta merasakan perubahan yang terjadi pada payudaranya dengan beberapa langkah tertentu dan dilakukan satu kali dalam sebulan. Tindakan tersebut bertujuan untuk mendeteksi gejala dari kanker payudara sehingga dapat dilakukan tatalaksana lebih awal. Faktor yang menyebabkan ketidakpatuhan melakukan SADARI setiap bulan adalah lupa atau tidak adanya fasilitas pengingat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kepatuhan melakukan SADARI pada mahasiswi Program Studi Arsitektur Universitas Malikussaleh dalam melakukan SADARI setelah dilakukan promosi kesehatan dengan menggunakan intervensi alarm reminder. Jenis penelitian ini adalah quasy experimental dengan desain post test only control group design. Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswi prodi arsitektur angkatan 2021 dan 2022 yang diperoleh melalui teknik purposive random sampling sebanyak 70 orang yang selanjutnya dibagi menjadi kelompok intervensi dan kelompok kontrol dengan masing-masing 35 orang. Data penelitian diperoleh dengan wawancara dan pengisian lembar observasi setelah dilakukan promosi kesehatan selama tiga bulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepatuhan melakukan SADARI pada kelompok intervensi dan kontrol masing-masing adalah 77,1% dan 42,9%. Hasil analisis menggunakan uji Chi-Square menunjukkan terdapat perbedaan kepatuhan melakukan SADARI antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol (p=0,007). Kesimpulan dari penelitian ini adalah alarm reminder efektif untuk meningkatkan kepatuhan melakukan SADARI.
Pelayanan Kesehatan Katarak di Puskesmas Lhoksukon, Aceh Utara Tischa Rahayu Fonna; Nadia Karimah; Baluqia Iskandar Putri; Adi Rizka; Julia Fitriany; Muhammad Sayuti
Auxilium : Jurnal Pengabdian Kesehatan Auxilium: Jurnal Pengabdian Kesehatan - Agustus 2024
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/auxilium.v2i2.17519

Abstract

Katarak merupakan salah satu dari tiga penyebab utama kebutaan di seluruh dunia. Penyakit ini merupakan penyakit multifaktorial yang memiliki dampak yang besar terhadap produktivitas seseorang. Diperkirakan setiap tahun kasus baru buta akan selalu bertambah sebesar 0,1% dari jumlah penduduk atau kira-kira 250.000 orang setiap tahunnya. Kebutaan yang terjadi akan terus meningkat karena penderita tidak menyadarinya, dan daya penglihatan baru terpengaruh setalah berkembang sekitar 3-5 tahun setelah memasuki stadium kritis. Sehingga dapat disimpulkan katarak merupakan masalah kesehatan masyarakat yang perlu ditangani dengan sungguh-sungguh oleh Pemerintah bersama masyarakat. Artikel ini akan membahas tindakan layanan kesehatan yang dilakukan Puskesmas Lhoksukon, Aceh, Utara dalam menangani kasus penyakit katarak di lingkungan Lhoksukon. 
Peningkatan Kesadaran Masyarakat akan Bahaya Stroke melalui Pemeriksaan Faktor Resiko Stroke pada Brain Awareness Week Maulana Ikhsan; Meutia Maulina; Khairunnisa Z; Muhammad Bayu Rizaldy; Adi Rizka; Cut Asmaul Husna
Auxilium : Jurnal Pengabdian Kesehatan Auxilium: Jurnal Pengabdian Kesehatan - Januari 2025
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/auxilium.v1i1.20937

Abstract

Brain Awareness Week (BAW) adalah inisiatif internasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, keterlibatan, dan dukungan publik terhadap ilmu saraf dan kesehatan otak. Di Indonesia, rendahnya kesadaran masyarakat tentang pencegahan, deteksi dini, dan penanganan kondisi neurologis menjadi tantangan utama, terutama dengan bertambahnya populasi lansia. Melalui BAW 2024 di Lhokseumawe, kami bertujuan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya kesehatan otak serta mendorong pencegahan dan intervensi dini terhadap kondisi seperti stroke dan degenerasi otak. Acara ini juga diharapkan menjadi platform untuk memperkuat kolaborasi antara peneliti, tenaga kesehatan, dan pembuat kebijakan,sekaligus meningkatkan dukungan pemerintah terhadap pendanaan penelitian ilmu saraf. Dengan menampilkan manfaat ilmu saraf bagi kesehatan masyarakat dan ekonomi, BAW berupaya mendapatkan perhatian lebih besar dari berbagai pihak, termasuk lembaga internasional. Melalui edukasi dan kolaborasi, acara ini diharapkan memberikan dampak signifikan dalam memajukan kesadaran dan inovasi kesehatan otak di Indonesia.
Edukasi Pola Hidup Sehat dan Bugar di Bulan Suci Ramadhan Bagi Mahasiswa dan Anak Kos Menggunakan Panduan Gizi Seimbang Fardian, Nur; Maulina Debbyousha; Nora Maulina; Meutia Maulina; Rahmi Inayati; Baluqia Iskandar Putri; Adi Rizka; Cut Khairunnisa
Academica : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 3 No. 1 (2025): Academica : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Lembaga Pusat Studi Sosial dan Humaniora [LPS2H]

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.15259326

Abstract

Kehidupan sebagai mahasiswa dan tinggal jauh dari orang tua sering mengakibatkan banyak individu tidak memperhatikan pola hidup sehat. Individu cenderung tidak memperhatikan jenis makanan sehat yang baik untuk dikonsumsi, pola hidup dengan kebiasaan begadang juga banyak dipraktekkan oleh para mahasiswa. Terlebih saat bulan Ramadhan, setiap mahasiswa sering mengkonsumsi makanan yang dijual oleh penjaja makanan musiman yang belum jelas kadar nutrisi dan bebas dari kuman berbahaya. Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk meningkatkan pola hidup sehat bagi mahasiswa yang hidup sebagai anak kos selama bulan puasa. Kegiatan ini dilakukan secara online dengan menggunakan zoom meeting dengan di hadiri oleh 75 peserta. Metode penyampaian edukasi menggunakan metode ceramah dan diskusi. Hasil pengabdian ini menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan peserta tentang pola hidup sehat saat bulan suci Ramadhan. Diharapkan setelah kegiatan ini peserta dapat melakukan praktik pola hidup sehat dalam kehidupanya sehari-hari, baik saat bulan Ramadhan maupun di luar bulan Ramadhan terutama bagi mahasiswa yang tidak tinggal bersama orang tua atau anak kos.