Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

PENGEMBANGAN PERIKANAN TANGKAP BERBASIS CODE OF CONDUCT FOR RESPONSIBLE FISHERIES (CCRF) DI TERNATE, PROVINSI MALUKU UTARA Julia Eka Astarini; John Haluan; Sugeng Hari Wisudo; Daniel Monintja; Domu Simbolon
Buletin PSP Vol. 19 No. 1 (2011): Buletin PSP
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (171.354 KB)

Abstract

This research was conducted in Ternate Waters which is located in Fisheries Management Zone or WPP 715 (Maluku Sea, Gulf of Tomini, and Ceram Sea). DKP and LIPI (2001) reported that the level of exploitation on fish resources in this area is just reach to about 41.83%. To assure a sustainable capture fisheries in this management area, a study based on Code of Conduct for Responsible Fisheries (CCRF) criteria is needed so that the fisheries potential resources could be optimally utilized, to contribute a significant role in the local economy and fisher’s prosperity. This study was aimed to (1) identifying fishing units which are supporting the CCRF’s criteria, (2) determining an optimal composition of fishing units to be developed. The research was conducted using survey method. Scoring method and Linear Goal Programming are among the method of analysis applied. The result of analysis shows that most of the fishing units operating in the area are still fulfillling the CCRF criteria. The analysis also shows the most favourable fishing units to be furtherly developed for the area in ranking order, subsequently are : the handline, pole and line, and purse seine. The optimal composition of fishing units to be developed in the research area are : the handline 751 units, pole and line 33 units, and purse seine 86 units.
PERBEKALAN MELAUT PADA UNIT PENANGKAPAN BOUKE AMI DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA MUARA ANGKE JAKARTA Fidratul Ikhsan; Julia Eka Astarini; Fis Purwangka
Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol 11 No 2 (2020): NOVEMBER 2020
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3010.954 KB) | DOI: 10.24319/jtpk.11.151-165

Abstract

Penyediaan perbekalan melaut merupakan salah satu aktivitas ekonomi yang penting dalam menentukan usaha penangkapan ikan dan pengolahan hasil tangkapan terutama pada kapal yang melaut dalam waktu yang relatif lama. Kapal yang melaut pada waktu yang lama sering mengalami kekurangan perbekalan, sehingga mempengaruhi kegiatan penangkapan bahkan hasil tangkapan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari-Maret 2020 yang bertempat di Pelabuhan Perikanan Nusantara Muara Angke, Kota Jakarta, Provinsi DKI Jakarta yang bertujuan untuk mengidentifikasi jenis kebutuhan perbekalan pada unit penangkapan bouke ami, menghitung jumlah aktual kebutuhan perbekalan pada unit penangkapan bouke ami dan menentukan sistem penanganan perbekalan pada unit penangkapan bouke ami. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode survei dengan teknik wawancara dan kuesioner. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Data yang didapatkan dianalisis secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis kebutuhan perbekalan pada unit penangkapan bouke ami yaitu, solar, oli, minyak, air bersih, beras, gula pasir, wortel, kol, labu, teh, kopi, mie instant, obat-obatan, gas, dan rokok. Jumlah aktual kebutuhan perbekalan unit penangkapan bouke ami disebabkan oleh faktor jumlah ABK, ukuran GT kapal, daerah penangkapan ikan, dan lama melaut. Sistem penanganan masing-masing perbekalan beras, sayuran, mie instan disimpan di palka berpendingin agar tidak mudah busuk, sedangkan oli, solar diletakkan di belakang kapal, dan obat-obatan, gula, kopi, dan rokok diletakkan di kamar nakhoda.
SISTEM PENYEDIAAN DAN PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK IKAN SEGAR DI HYPERMARKET Tri Wiji Nurani; Julia Eka Astarini; Marina Nareswari Astarini
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 14 No 1 (2011): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (532.663 KB) | DOI: 10.17844/jphpi.v14i1.3429

Abstract

Fresh  sh product is one food that is offered in Giant Hypermarket. Supply system and quality control of products is important to ful l consumer’s need and satisfaction. The study was aimed to examine the supplysystem and quality control of fresh  sh products at Giant. The analysis method used were the ABC analysis, singleexponential smoothing method, p control charts, and diagrams of causation. The results of this study indicatethat fresh  sh products must be controlled properly by the Giant, these include banana prawn and shrimp small pancet which were categorized as product A. The budget available for product A reached is Rp1,158,979,112 or 73.7% of the total inventory cost and reached 2,394.24 kg or 8% of the total supply of seafood per year. The single exponential smoothing method with parameter smoothing (α) 0.9; was considered as the best parameter to be used for estimate supply of banana prawn, in the year 2010. The proportion of banana prawn that is not ful lled quality standard is still under control. Such condition is expected can be maintained and improved fresh  sh quality by the Division of Seafood Giant by considering the factors in uencing the product quality control system which include human, technology, materials, and handling methods aspects.Keywords: fresh  sh products, Giant Hypermarket, quality control, supply system, single exponential smoothing,
OBSERVASI PEMANFAATAN SUMBER DAYA IKAN UNGGULAN DAN STRATEGI PENGEMBANGANNYA DI PERAIRAN KABUPATEN BANGKA SELATAN Mustaruddin; Julia Eka Astarini
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis Vol. 12 No. 3 (2020): Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis
Publisher : Department of Marine Science and Technology, Faculty of Fisheries and Marine Science, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jitkt.v12i3.28898

Abstract

South Bangka Regency is surrounded by sea waters which are in the central position of three fish migration routes (Strait of Malacca, Java Sea, and Natuna waters). Therefore, it has a great opportunity to develop its fish resources. This study aims to analyze the types of superior fish resources, production trends, and formulate priority strategies for the development of superior fish resources in South Bangka Regency waters. The methods used are the scoring method, curve estimation model, and the AHP method. Squid, shrimp, grouper, red snapper, and mackerel were selected as superior fish resources. The production trend of squid, red snapper, and grouper followed the polynomial model, while shrimp and mackerel were each logarithmic and exponential. The priority strategies for the development of superior fish resources in South Bangka Regency waters were promotion of optimizing the utilization of superior fish resources (RK= 0.250), introduction of technology and creative activities in fishing (RK= 0.217), and development of fisheries business based on regional potential (RK= 0.167).
MODEL PENGEMBANGAN USAHA PERIKANAN TANGKAP PROSPEKTIF DI WILAYAH PERAIRAN ACEH Mustaruddin Mustaruddin; Julia Eka Astarini
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 3 No. 2 (2019): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (270.399 KB) | DOI: 10.29244/core.3.2.125-134

Abstract

Sektor kelautan dan perikanan dapat menjadi penggerak utama pembangunan di seluruh Indonesia, termasuk di Provinsi Aceh. Hal ini dapat dilakukan dengan mendorong pengembangan usaha perikanan tangkap prospektif yang menopang keberlanjutan usaha dan sumberdaya ikan di masa datang. Penelitian ini bertujuan menentukan jenis usaha perikanan tangkap yang prospektif dan menyusun model pengembangannya di perairan Aceh. Penelitin menggunakan metode analisis prospek investasi dan pemodelan numerik kalkulatif. Usaha jaring insang hanyut (JIH), pancing tonda, jaring insang tetap (JIT), bubu, bagan perahu, dan trammel net propspektif untuk dikembangkan di perairan Aceh, karena mempunyai nilai NPV, IRR, ROI, dan B/C ratio di atas standar, sedangkan perangkap lainnya tidak prospektif. Bila potensi sumberdaya ikan yang belum termanfaatkan di peraran Aceh dikelola 100 % (model III), maka usaha jaring insang hanyut (JIH), pancing tonda, jaring insang tetap (JIT), bubu, bagan perahu, dan trammel net masing-masing dapat ditambah 27 unit, 7 unit, 34 unit, 933 unit, 18 unit, dan 73 unit. Sedangkan jika dikelola 30 % (model I) dan 60 % (model II), maka keenam usaha perikanan tangkap tersebut masing-masing dapat ditambah 8 unit dan 16 unit, 2 unit dan 4 unit, 10 unit dan 21 unit, 280 unit dan 560 unit, 5 unit dan 11 unit , serta 22 unit dan 44 unit. Kata kunci: model numerik kalkulatif, perairan Aceh, prospek investasi, dan usaha perikanan tangkap
KEBUTUHAN PERBEKALAN MELAUT PADA KAPAL BOUKE AMI DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA NIZAM ZACHMAN JAKARTA Julia Eka Astarini; Domu Simbolon; Agustin Indrayanto
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 4 No. 3 (2020): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/core.4.3.315-330

Abstract

Kegiatan penangkapan ikan pada kapal bouke ami yang berbasis di Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta membutuhkan berbagai komponen perbekalan. Akan tetapi, perbekalan yang dibawa selama ini sering tidak mencukupi karena trip operasinya cukup lama, yaitu hingga 3 bulan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis perbekalan, menghitung kebutuhan perbekalan, dan mendeskripsikan penanganan perbekalan pada kapal bouke ami. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode survei melalui pengamatan langsung terhadap aktivitas sampel kapal. Sampel kapal ditetapkan melalui stratified random sampling dengan memilih 13 kapal berukuran <30 GT, 5 kapal berukuran 31-50 GT dan 19 kapal berukuran 51-100 GT. Analisis data dilakukan secara deskriptif, baik secara kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis perbekalan yang dibutuhkan terdiri dari perbekalan operasional kapal (solar, air bersih, dan pelumas) dan perbekalan konsumsi (bahan konsumsi, obat-obatan, dan lain-lain). Kebutuhan perbekalan yang paling besar terdapat pada armada ukuran 51-100 GT yaitu Rp798.765.000/unit/tahun, yang dialokasikan untuk solar 78,87%, air bersih 0,38%, pelumas 2,93%, perbekalan konsumsi 17,82%. Penanganan perbekalan pada kapal bouke ami sudah berjalan dengan baik dengan cara menyimpan perbekalan operasional kapal di bagian belakang kapal sedangkan perbekalan konsumsi disimpan pada palkah pendingin, dapur, dan kamar nakhoda. Tindakan yang dilakukan jika perbekalan tidak mencukupi selama kegiatan penangkapan yaitu pengiriman perbekalan dari fishing base ke fishing ground oleh pemilik kapal. Adapun tindakan saat perbekalan berlebih dibagikan kepada rombongan tim lain saat menuju fishing base. Kata kunci: bouke ami, konsumsi, penanganan, perbekalan, PPSNZJ
Peningkatan Penanganan Ikan Hasil Tangkapan di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Palabuhanratu Nanda Sari; Ernani Lubis; Thomas Nugroho; Retno Muninggar; Mustaruddin Mustaruddin; Dwi Putra Yuwandana; Julia Eka Astarini
Jurnal Pusat Inovasi Masyarakat (PIM) Vol. 2 No. 1 (2020): Februari 2020
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (298.233 KB)

Abstract

Handling fish caught after the fishing prosess is very important to do. Because it will affects the quality of the fish caught. Fish is a perishable product. So that the quality can drop dramatically if no handling of fish catches properly. The handling of fish caught is not only done while on the ship, but is carried out starting from the fish caught on the ship to the fish caught to the final consumer. Handling of fish caught in PPN Palabuhanratu has not been good and right for payang fisherman. Therefor an initial step is taken, for example through counselling to payang fisherman and fisheries businesess regarding the handling of fish catch that are good and right. Counselling that has been done was attend by people as many as 42 fisherman with payang fishing gear.
PENGEMBANGAN PRODUK TERI OLAHAN DI PELABUHAN PERIKANAN PANTAI CAROCOK TARUSAN, PROVINSI SUMATERA BARAT Julia Eka Astarini; Darmawan; Rahmavinda Aulia Putri; Risti Endriani Arhatin
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 4 No. 2 (2020): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/core.4.2.191-203

Abstract

Masyarakat yang tinggal di kawasan Pelabuhan Perikanan Pantai Carocok Tarusan mengolah ikan teri menjadi teri asin yang disebut ikan bada cuci. Ikan bada cuci yang dijual di Padang, Bukittinggi, dan Pekanbaru saat ini harganya kalah bersaing dengan produk serupa dari daerah lain. Apabila hal ini berlanjut maka masyarakat akan menderita kerugian dan bahkan kehilangan mata pencaharian. Penelitian ini bertujuan: 1) mengidentifikasi akar penyebab permasalahan harga ikan bada cuci dari Pelabuhan Perikanan Pantai Carocok Tarusan kalah bersaing dengan produk serupa dari daerah lain, 2) memberikan rekomendasi agar harga ikan bada cuci dari Pelabuhan Perikanan Pantai Carocok Tarusan dapat lebih bersaing. Metode penelitian menggunakan metode survei dan teknik pengumpulan data berupa sensus. Tujuan pertama penelitian dicapai dengan menggunakan Diagram Ishikawa. Adapun tujuan kedua dicapai dengan mengidentifikasi proses produksi ikan bada cuci dan peluang penurunan biaya produksinya secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa akar penyebab permasalahan harga ikan bada cuci dari Pelabuhan Perikanan Pantai Carocok Tarusan kalah bersaing dengan produk serupa dari daerah lain adalah kurangnya pengetahuan manajemen usaha dan modal usaha dari pengolah. Rekomendasi yang dapat diberikan agar harga ikan bada cuci dari Pelabuhan Perikanan Pantai Carocok Tarusan dapat bersaing antara lain adalah: 1) dari segi biaya produksi, terdapat biaya yang berpeluang untuk dikurangi yaitu harga bahan baku dan harga bahan bantu pengolahan, 2) dari segi teknis, diperlukan modernisasi peralatan pengolah dan pengering, serta 3) dari segi manajemen, diperlukan pelatihan manajemen usaha dan pengembangan pemasaran untuk pengolah. Kata kunci: Carocok Tarusan, ikan bada cuci, ikan teri, persaingan harga, proses produksi
PENGEMBANGAN PRODUK TERI OLAHAN DI PELABUHAN PERIKANAN PANTAI CAROCOK TARUSAN, PROVINSI SUMATERA BARAT Julia Eka Astarini; Darmawan; Rahmavinda Aulia Putri; Risti Endriani Arhatin
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 4 No. 2 (2020): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/core.4.2.191-203

Abstract

Masyarakat yang tinggal di kawasan Pelabuhan Perikanan Pantai Carocok Tarusan mengolah ikan teri menjadi teri asin yang disebut ikan bada cuci. Ikan bada cuci yang dijual di Padang, Bukittinggi, dan Pekanbaru saat ini harganya kalah bersaing dengan produk serupa dari daerah lain. Apabila hal ini berlanjut maka masyarakat akan menderita kerugian dan bahkan kehilangan mata pencaharian. Penelitian ini bertujuan: 1) mengidentifikasi akar penyebab permasalahan harga ikan bada cuci dari Pelabuhan Perikanan Pantai Carocok Tarusan kalah bersaing dengan produk serupa dari daerah lain, 2) memberikan rekomendasi agar harga ikan bada cuci dari Pelabuhan Perikanan Pantai Carocok Tarusan dapat lebih bersaing. Metode penelitian menggunakan metode survei dan teknik pengumpulan data berupa sensus. Tujuan pertama penelitian dicapai dengan menggunakan Diagram Ishikawa. Adapun tujuan kedua dicapai dengan mengidentifikasi proses produksi ikan bada cuci dan peluang penurunan biaya produksinya secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa akar penyebab permasalahan harga ikan bada cuci dari Pelabuhan Perikanan Pantai Carocok Tarusan kalah bersaing dengan produk serupa dari daerah lain adalah kurangnya pengetahuan manajemen usaha dan modal usaha dari pengolah. Rekomendasi yang dapat diberikan agar harga ikan bada cuci dari Pelabuhan Perikanan Pantai Carocok Tarusan dapat bersaing antara lain adalah: 1) dari segi biaya produksi, terdapat biaya yang berpeluang untuk dikurangi yaitu harga bahan baku dan harga bahan bantu pengolahan, 2) dari segi teknis, diperlukan modernisasi peralatan pengolah dan pengering, serta 3) dari segi manajemen, diperlukan pelatihan manajemen usaha dan pengembangan pemasaran untuk pengolah. Kata kunci: Carocok Tarusan, ikan bada cuci, ikan teri, persaingan harga, proses produksi
STRATEGI PENGEMBANGAN EKSPOR PRODUK PERIKANAN (STUDI KASUS PT STARFOOD INTERNATIONAL) Cindy Septiany Huda; Julia Eka Astarini; Tri Wiji Nurani; Muhammad Fedi Alfiadi Sondita; Retno Muninggar
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 7 No. 1 (2023): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/core.7.1.047-062

Abstract

PT Starfood International (PT SI) di Lamongan mengekspor produk olahan ikan ke beberapa negara Asia. Pada lima tahun terakhir, termasuk masa pandemi Covid-19, perusahaan mengalami penurunan omset tahunan. Pengelola perusahaan ini perlu strategi yang adaptif dengan perkembangan terkini baik di dalam negeri maupun luar negeri. Penurunan omset terjadi akibat turunnya permintaan dari importir di negara tujuan ekspor, turunnya jumlah bahan baku, serta persaingan bisnis yang meningkat. Secara keseluruhan permasalahan yang terjadi berkaitan dengan faktor internal dan eksternal perusahaan yang berpengaruh terhadap kinerja ekspor perusahaan. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi faktor-faktor internal-eksternal yang berpengaruh tersebut dan merumuskan alternatif strategi untuk menjaga dan memperbaiki kinerja ekspor PT SI. Penelitian dilakukan selama 5 bulan dengan menerapkan pendekatan studi kasus yang memanfaatkan data dan informasi kualitatif dan kuantitatif yang dapat diakses dalam situasi pandemi. Data primer diperoleh melalui observasi, wawancara dan penyampaian kuesioner; data sekunder diperoleh dari dokumentasi internal perusahaan. Proses pengolahan dan analisis data diawali dengan identifikasi dan evaluasi faktor internal dan eksternal (IFE-EFE), kemudian penyusunan matriks IE dan SWOT, yang diakhiri dengan penyusunan matriks QSP untuk menentukan prioritas strategi utama. Hasil pengolahan dan analisis data menunjukkan terdapat 9 faktor internal dan 11 faktor eksternal, masing-masing dengan total skor berturut-turut 3,327 dan 2,632. Matriks SWOT menghasilkan 8 alternatif strategi yang digolongkan berdasarkan empat tipe strategi. Berdasarkan matriks QSP, perusahaan ini sebaiknya menerapkan strategi yang berfokus pada pengembangan produk (product development). Kata kunci: ekspor, matriks IE, matriks SWOT, strategi, QSPM