Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Sistem Politik Berkeadilan Pancasila: Upaya Nyata Peningkatan Ketahanan Hukum Nasional: Pancasila Just Political System: Real Efforts to Increase National Legal Resilience Andrew Shandy Utama; Lubis; Arief Fahmi Lubis; Jana Milia; I Gede Agus Krisna Warmayana
Jurnal Kolaboratif Sains Vol. 7 No. 7: July 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/jks.v7i7.5781

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sistem politik berkeadilan berdasarkan Pancasila dan upaya peningkatan ketahanan hukum nasional di Indonesia. Menggunakan metode literatur review, penelitian ini mengumpulkan dan menganalisis berbagai sumber literatur yang relevan, termasuk undang-undang dan kebijakan pemerintah. Temuan penelitian menunjukkan bahwa penerapan nilai-nilai Pancasila dalam sistem politik sangat penting untuk mencapai keadilan sosial, dengan sila kedua yang menekankan hak asasi manusia dan sila kelima yang menekankan keadilan sosial bagi seluruh rakyat. Sistem politik berkeadilan harus berlandaskan pada prinsip-prinsip demokrasi, transparansi, dan akuntabilitas, yang diatur dalam berbagai peraturan hukum, seperti UU No. 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum dan UU No. 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan. Peningkatan ketahanan hukum nasional memerlukan reformasi yang mencakup peningkatan kapasitas aparat penegak hukum dan penguatan pengawasan serta akuntabilitas, sesuai dengan UU No. 15 Tahun 2004. Penelitian ini juga menekankan pentingnya pendidikan hukum berbasis Pancasila dan partisipasi masyarakat dalam memperkuat ketahanan hukum nasional. Secara keseluruhan, penelitian ini menyimpulkan bahwa penerapan nilai-nilai Pancasila dan berbagai peraturan hukum yang relevan merupakan langkah kunci dalam menciptakan sistem politik yang adil dan berkelanjutan di Indonesia.
Optimalisasi Pembelajaran Daring Dalam Meningkatkan Akses Pendidikan di Daerah Terpencil: Optimizing Online Learning to Increase Access to Education in Remote Areas Nurul Mawaddah; Nirmala Dewi; Muhammad Rifai; Muchdir Ahmad Ronoatmojo; Lubis
Jurnal Kolaboratif Sains Vol. 8 No. 2: Februari 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/jks.v8i2.7253

Abstract

Pembelajaran daring telah menjadi solusi utama dalam meningkatkan akses pendidikan, terutama di daerah terpencil yang memiliki keterbatasan infrastruktur. Namun, implementasi pembelajaran daring di daerah tersebut masih menghadapi berbagai kendala, seperti minimnya akses internet, keterbatasan perangkat, serta rendahnya kesiapan guru dan siswa dalam memanfaatkan teknologi digital. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tantangan utama dalam implementasi pembelajaran daring di daerah terpencil serta mengeksplorasi solusi yang dapat diadaptasi agar proses pembelajaran lebih efektif dan inklusif. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologis, di mana data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi lapangan, dan analisis dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterbatasan infrastruktur merupakan hambatan utama yang menyebabkan rendahnya efektivitas pembelajaran daring. Selain itu, sebagian besar guru dan siswa mengalami kesulitan dalam mengakses dan memahami materi daring tanpa adanya bimbingan langsung. Sebagai solusi, penelitian ini merekomendasikan pendekatan blended learning berbasis komunitas, yang mengombinasikan pembelajaran daring dengan sesi tatap muka di pusat-pusat belajar lokal. Selain itu, pengembangan konten pembelajaran yang lebih kontekstual, seperti materi berbasis bahasa lokal dan metode interaktif berbasis audio dan video, terbukti meningkatkan keterlibatan siswa hingga 75%. Dengan strategi yang lebih adaptif terhadap kondisi daerah terpencil, pembelajaran daring dapat dioptimalkan untuk meningkatkan akses pendidikan yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Kajian Aspek Sosial Penanganan Stunting Sugiyanto; Darwin , Devi; Yulianti. N; Safrillah, Nur Fadhilah; Irmayanti; Lubis
Bunda Edu-Midwifery Journal (BEMJ) Vol. 8 No. 1 (2025): Februari 2025
Publisher : Akademi Kebidanan Bunga Husada Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54100/bemj.v8i1.376

Abstract

Stunting disebabkan oleh multifaktor, beberapa diantaranya adalah status gizi, sanitasi lingkungan, PHBS, dan Pelayanan KIA. Selain itu, sosial ekonomi (kemiskinan, pendidikan dan pendapatan) menjadi faktor predisposisi terjadinya stunting. Stunting memiliki dampak yang sangat luas dan serius bagi generasi emas bangsa. Hal ini pada gilirannya akan berdampak pada kualitas sumber daya manusia, kesejahteraan sosial dan ekonomi negara secara keseluruhan dan pada ujungnya akan mempengaruhi pembangunan Daerah dan Nasional. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kendala atau hambatan yang dihadapi dalam penanggulangan stunting Kabupaten Luwu Timur serta cara untuk mengatasi kendala atau hambatan tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan campuran (kombinasi kuantitatif dan kualitatif). Penelitian ini merupakan suatu langkah penelitian dengan menggabungkan dua bentuk penelitian yang telah ada sebelumnya yaitu penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Metodelogi kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan pembagian kuesioner yang akan disebar kepada petugas kesehatan dan masyarakat Kabupaten Luwu Timur. Sedangkan metode kualitatif yang digunakan untuk memberikan gambaran yang lebih lengkap terkait hambatan atau kendala penanganan stunting. Hasil kajian aspek social penanggulangan stunting menemukan bahwa adanya stigma negative tentang stunting di masyarakat, yang membuat ibu menjadi enggan untuk membawa balitanya untuk datang keposyandu, pemberian PMT hanya smpai 56 hari saja sehingga kurang maksimal dalam menangani stunting, kurangya dukungan keluarga khususnya suami dalam pencegahan stunting. Selain itu ada jumlah anggota keluarga yang tinggal di satu rumah membuat kondisi tidak ideal
Role of Islamic Religious Education in Shaping Religious Moderation in the Era of Digitalization Lubis
Information Technology Education Journal Vol. 4, No. 3, August (2025)
Publisher : Jurusan Teknik Informatika dan Komputer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59562/intec.v4i3.9699

Abstract

The digital era presents both opportunities and challenges for religious education, particularly with the increasing spread of intolerance and radicalism through online platforms. This study aims to analyze the role of Islamic Religious Education (PAI) in fostering religious moderation in the digital era, using a field study at MAN Kota Palopo. Employing a qualitative approach, data were collected through interviews, observations, and documentation involving PAI teachers, students, and the madrasah head. The analysis followed Miles and Huberman’s model of data reduction, presentation, and conclusion drawing. The findings reveal that the PAI curriculum has been systematically designed to integrate moderation values such as tolerance, justice, and respect for diversity. Teachers act not only as facilitators and role models but also utilize digital media to strengthen interactive and contextual learning. Students demonstrate openness, active participation in discussions, and the ability to critically filter digital content. Institutional support, including digital literacy programs, technological facilities, and character-building initiatives, further reinforces the internalization of moderation values. The novelty of this study lies in its integration of religious moderation with digital literacy practices, highlighting how PAI can address contemporary challenges while maintaining relevance to 21st-century education. The study concludes that fostering moderation in the digital age requires synergy between curriculum, teachers, students, and school policies, with digital literacy serving as a key strategy for sustainable religious education.