Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Simulasi dan Analisis Transmisi Multihop Mobile WiMAX Dengan Metode Hybrid Asvial, Muhamad; Nugroho, Taufiq
Jurnal Elektronika dan Telekomunikasi Vol 14, No 1 (2014)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (654.604 KB) | DOI: 10.14203/jet.v14.8-14

Abstract

Makalah ini membahas tentang pengembangan relay station untuk transmisi downlink Mobile WiMAX dengan menggunakan metode hybrid, yaitu metode transmisi yang menggunakan tiga buah transmisi. Ketiga transmisi tersebut yaitu dua buah transmisi yang melewati relay station terlebih dahulu baru ke receiver dan satu buah transmisi langsung dari pengirim ke penerima. Pada relay station ada dua kondisi yang berlaku, yaitu Decode and Forward (DF) dan Amplify and Forward (AF). Hasil simulasi menunjukkan bahwa ketika Relay Station dalam mode forwarding Amplify and Forward (AF) akan memperoleh BER yang kecil sehingga throughput besar dan merupakan perfomansi yang terbaik. Ketika masing-masing relay station diatur agar menggunakan mode forwarding yang berbeda, misalnya AF pada relay station 1 dan DF pada Relay Station 2 atau sebaliknya akan memperoleh hasil yang sama. Sedangkan ketika kedua relay station diatur untuk menggunakan mode forwarding Decode and Forward (DF), maka BER yang dihasilkan besar dan throughput-nya pun kecil, dan kondisi ini merupakan yang terburuk.
Modified Greedy Physical Link Scheduling Algorithm for Improving Wireless Mesh Network Performance Nachwan Mufti Adriansyah; Muhamad Asvial; Bagio Budiardjo
TELKOMNIKA (Telecommunication Computing Electronics and Control) Vol 13, No 1: March 2015
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/telkomnika.v13i1.790

Abstract

The algorithm to allocate mesh active link to radio resource timeslot in wireless mesh network (WMN) is investigated. This paper proposes the novel method to allocate multiple links in one timeslot for improving the wireless mesh network throughput via spatial time division multiple access (STDMA) protocol. The throughput improvement is obtained by modifying greedy based algorithm that is widely known as a low complexity algorithm. We propose and investigate new parameters in the greedy based algorithm that can be used as scheduling control parameters, i.e. interference weight, scheduling weight, and the sum of link’s degree. Simulation results indicate that this approximation increases network performance in throughput and length of scheduling performance closed to the upper bound performance that is achieved by the algorithm that uses the physical interference model. 
A Combined User-order and Chunk-order Algorithm to Minimize The Average BER for Chunk Allocation in SC-FDMA Systems Arfianto Fahmi; Rina Pudji Astuti; Linda Meylani; Muhamad Asvial; Dadang Gunawan
TELKOMNIKA (Telecommunication Computing Electronics and Control) Vol 14, No 2: June 2016
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/telkomnika.v14i2.3299

Abstract

A Chunk by chunk-based allocation is an emerging subcarrier allocation in Single Carrier Frequency Division Multiple Access (SC-FDMA) due to its low complexity. In this paper, a combined user-order  and chunk-order allocation for solving chunk allocation problem which minimizes the average BER of all users while improving the throughput in SC-FDMA uplink is proposed. The subcarrier grouping into a chunk of all users on both-order allocations are performed by averaging the BER of a contiguous subcarriers within a chunk. The sequence of allocation is according to the average of users’ BER on user-order allocation and the average of chunks’ BER on chunk-order allocation. The best allocation is determined by choosing one of both-order allocations which provides the smaller BER systems. The simulation results showed that the proposed algorithm can outperform the previous algorithms in term of  average BER and throughput without increase the time complexity.  
Improved Performance of Mean Greedy Algorithm for Chunk Allocation in SC-FDMA Uplink Systems using Joint-User and Chunk-Based Allocation Arfianto Fahmi; Muhamad Asvial; Dadang Gunawan
Journal of ICT Research and Applications Vol. 7 No. 1 (2013)
Publisher : LPPM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/itbj.ict.res.appl.2013.7.1.4

Abstract

In this paper, the problem of subcarrier allocation on chunk-by-chunk basis in SC-FDMA uplink systems is investigated. Improved mean enhanced greedy algorithms are proposed for performing joint-user and chunk-based allocation at each transmission time interval. Selection criteria based on spectral efficiency and fairness are also proposed to choose the final allocation at each transmission time interval. Simulation results show that when the number of users and the velocity of the users were varied, the improved algorithms that use selection criteria based on spectral efficiency and fairness could outperform the existing mean greedy algorithms that employ user-based allocation in terms of spectral efficiency and fairness. Moreover, the improved algorithms not only showed better performance but also had the same time complexity as the existing mean greedy algorithms.
Simulasi dan Analisis Transmisi Multihop Mobile WiMAX Dengan Metode Hybrid Muhamad Asvial; Taufiq Nugroho
Jurnal Elektronika dan Telekomunikasi Vol 14, No 1 (2014)
Publisher : LIPI Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14203/jet.v14.8-14

Abstract

Makalah ini membahas tentang pengembangan relay station untuk transmisi downlink Mobile WiMAX dengan menggunakan metode hybrid, yaitu metode transmisi yang menggunakan tiga buah transmisi. Ketiga transmisi tersebut yaitu dua buah transmisi yang melewati relay station terlebih dahulu baru ke receiver dan satu buah transmisi langsung dari pengirim ke penerima. Pada relay station ada dua kondisi yang berlaku, yaitu Decode and Forward (DF) dan Amplify and Forward (AF). Hasil simulasi menunjukkan bahwa ketika Relay Station dalam mode forwarding Amplify and Forward (AF) akan memperoleh BER yang kecil sehingga throughput besar dan merupakan perfomansi yang terbaik. Ketika masing-masing relay station diatur agar menggunakan mode forwarding yang berbeda, misalnya AF pada relay station 1 dan DF pada Relay Station 2 atau sebaliknya akan memperoleh hasil yang sama. Sedangkan ketika kedua relay station diatur untuk menggunakan mode forwarding Decode and Forward (DF), maka BER yang dihasilkan besar dan throughput-nya pun kecil, dan kondisi ini merupakan yang terburuk.
IMPLEMENTASI SISTEM ENERGI HIBRIDA PANEL SURYA PADA SITE-SITE TELEKOMUNIKASI DI AREA RURAL Mochamad Mardi Marta Dinata, Muhamad Asvial
BAROMETER Vol 3 No 1 (2018): Barometer
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Singaperbangsa Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1473.358 KB) | DOI: 10.35261/barometer.v3i1.1259

Abstract

Luasnya wilayah, keadaan geografis dan tidak meratanya infrastruktur di Indonesia menjadi penyebab tingginya biaya operasional menara telekomunikasi, terutama untuk energi. Teknologi hybrid energy system panel surya merupakan salah satu alternatif sumber energi yang bisa digunakan oleh operator untuk menurunkan biaya listrik pada site mereka yang berada pada area rural. Penelitian ini bertujuan untuk membangun model perhitungan untuk HES dengan panel surya sebagai sumber energi utama pada site telekomunikasi di rural area agar mencapai cost effective operation, meningkatkan reliability dan efisiensi, yang pada akhirnya dapat menurunkan harga listrik/kWh (COE). Melihat kondisi industri saat ini, efisiensi menjadi hal yang sangat penting bagi bagi operator telekomunikasi di Indonesia. Pada penelitian ini, terbukti bahwa HES dapat memberikan efisiensi pengeluaran operasional sehingga berpengaruh pada penurunan harga listrik/kWh sampai 67%.
Design of NB-IoT Based Household Light Electric Energy Monitoring System Pasaribu, Stevan Togar; Asvial, Muhamad
International Journal of Electrical, Computer, and Biomedical Engineering Vol. 2 No. 1 (2024)
Publisher : Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62146/ijecbe.v2i1.34

Abstract

Energy is a vital part of human life, especially in the digital era that requires a lot of energy. Monitoring energy use, especially electricity, is an alternative step to improve energy efficiency. This research aims to develop and implement an NB-IoT-based electrical energy monitoring. The proposed system allows users to monitor, analyze their electrical energy consumption efficiently. Then the Quality-of-Service test results at 500 m get very good results, with the results: average RSSI of -62.8 dBm, average latency of 3.0667 seconds, and PDR ratio of 100%. Quality of Service testing at 1 km gets pretty good results, with the results: average RSSI of -68.933 dBm, average-latency 3.24138 seconds, and PDR ratio of 90%. Quality of Service testing at 1.5 km gets fewer good results, especially on RSSI and PDR parameters, with the results: average RSSI of -84.80 dBm, average-latency 3.4667 seconds, and PDR ratio of 83.33%. The NB-IoT network is suitable for on-grid electricity meters in urban areas with an optimal distance of 500 to 1 km, while at more than 1.5 km it is better used for household scale.
New Nitrocellulose-Diethylene Glycol Dinitrate (NC-WITH) Propellant to Support the Development of Munition Independence in Indonesia (Case Study: PT. Pindad) Nugroho, Vicky Adhityo; Deksino, George Royke; Ruyat, Yayat; Asvial, Muhamad; Gultom, Rudi AG
JTI: Jurnal Teknik Industri Vol 10, No 1 (2024): JUNI 2024
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/jti.v10i1.24751

Abstract

PT Pindad, a prominent defense industry leader in Indonesia, is renowned for its high-quality, small-caliber munitions, contributing significantly to the achievements of the Indonesian National Army both nationally and internationally. In the face of globalization and the imperative for robust national defense capabilities, self-sufficiency in munitions production and development is crucial. PT Pindad has been at the forefront of munitions innovation, particularly in addressing challenges related to the supply of propellant materials. This study uses a Feasibility Study approach to explore the innovative use of waste paper as a raw material in producing nitrocellulose (NC) and nitroglycerine (NG). Given NG's sensitivity and volatility, diethylene glycol dinitrate (DEGDN) is proposed as an alternative component in developing an efficient and reliable NC-DEGDN propellant blend. This research supports the strategic goal of advancing Indonesia's munitions independence. Keywords: Defense Industry, Propellant Innovation, Munitions Development, Sustainable Materials
TANTANGAN PENGEMBANGAN INDUSTRI PERTAHANAN MARITIM INDONESIA DITENGAH REVOLUSI INDUSTRI 4.0 Purja, Aggria; Sulistyadi, Edy; Sudiarso, Aries; Asvial, Muhamad; AG Gultom, Rudy; Afpriyanto, Afpriyanto
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial Vol 10, No 6 (2023): NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jips.v10i6.2023.3062-3069

Abstract

Revolusi Industri 4.0 adalah suatu fenomena yang menggabungkan teknologi siber dan teknologi otomatisasi. Fokus utamanya adalah pada otomatisasi, dengan memanfaatkan teknologi seperti Internet of Things (IoT), big data, augmented reality, keamanan siber, dan kecerdasan buatan (AI). Dengan memanfaatkan teknologi informasi selama proses aplikasi, tingkat keterlibatan manusia dapat dikurangi, sehingga produktivitas dan efisiensi di tempat kerja meningkat. Salah satu aspek penting dari Revolusi Industri 4.0 adalah munculnya berbagai inovasi teknologi baru di berbagai bidang, termasuk industri pertahanan maritim di Indonesia. Revolusi ini membawa perubahan signifikan di berbagai sektor, mengubah industri, meningkatkan produktivitas, dan menciptakan peluang kerja baru. Revolusi Industri 4.0 ditandai dengan integrasi sistem fisik dan digital, memungkinkan mesin dan komputer berkomunikasi dan membuat keputusan tanpa campur tangan manusia. Di Indonesia, pengembangan Industri 4.0 sedang aktif dipromosikan oleh Kementerian Perindustrian dengan tujuan meningkatkan daya saing industri Indonesia secara global. Namun, pengembangan industri pertahanan di Indonesia masih menghadapi tantangan dalam mewujudkan sistem pertahanan yang maju, dan pemanfaatan optimal teknologi Industri 4.0 masih harus dicapai. Secara keseluruhan, Revolusi Industri 4.0 menandai era transformasi di mana otomatisasi dan kemajuan teknologi memainkan peran penting. Ini memiliki potensi untuk mengubah industri, meningkatkan produktivitas, dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Namun, juga menimbulkan tantangan dalam beradaptasi dengan perubahan dan memastikan kesiapan sumber daya manusia untuk memenuhi tuntutan revolusi tersebut.
POTENSI TEKNOLOGI BETON APUNG DALAM MENDUKUNG KEMANDIRIAN INDUSTRI PERTAHANAN NASIONAL Afpriyanto, Afpriyanto; Putra, I Nengah; Jupriyanto, Jupriyanto; Asvial, Muhamad; AG Gultom, Rudy; Azmi, Ulul; Afif Al Fayed, Muhammad
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial Vol 10, No 6 (2023): NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jips.v10i6.2023.3028-3034

Abstract

Industri pertahanan nasional memiliki peran penting dalam menjaga keamanan dan kedaulatan negara. Dalam menghadapi ketegangan geopolitik dan era globalisasi, kemandirian industri pertahanan menjadi hal yang krusial. Salah satu aspek penting dalam membangun industri pertahanan yang mandiri adalah infrastruktur yang mendukung kegiatan pertahanan, terutama di sektor maritim. Teknologi beton apung muncul sebagai inovasi konstruksi yang menarik dalam membangun infrastruktur maritim. Artikel ini bertujuan untuk mengeksplorasi potensi penggunaan teknologi beton apung dalam mendukung kemandirian industri pertahanan nasional. Dalam penelitian ini, pendekatan kualitatif digunakan dengan tinjauan literatur dan analisis konten sebagai metode utama. Hasil dan pembahasan menunjukkan bahwa beton apung memiliki karakteristik unik, seperti kekuatan struktural yang mumpuni dan kemampuan mobilitas yang tinggi. Penggunaan teknologi ini dalam bidang pertahanan dapat meliputi konstruksi pangkalan militer apung, pelabuhan dan pangkalan udara, pos pengawasan dan intai, serta pabrik atau gudang industri pertahanan. Meskipun memiliki potensi besar, implementasi teknologi beton apung dihadapkan pada tantangan seperti aspek teknis, finansial, lingkungan, dan sosial. Namun, kontribusinya dalam meningkatkan kemandirian industri pertahanan nasional sangat signifikan. Dengan penerapan teknologi beton apung, Indonesia dapat memperkuat pertahanan nasional melalui infrastruktur yang tangguh dan efisien di sektor maritim.