Perundungan dapat mengambil berbagai bentuk, seperti pelecehan fisik, verbal, dan psikologis yang dapat membahayakan kesehatan siswa. Program ini mencakup tindakan nyata untuk menghentikan perundungan, meningkatkan kesadaran akan efeknya, dan meningkatkan ketahanan mental santri. Ada dua aktifitas utama yang dilaksanakan yaitu pendampingan pencegahan perundungan dan resiliensi korban perundungan. Pendampingan pencegahan dilakukan dengan memberikan penyuluhan oleh narasumber untuk memberikan informasi tentang perundungan, efeknya, dan cara mencegahnya. Selain itu, narasumber melakukan pendampingan resiliensi korban perundungan. Untuk mengukur sejauh mana efektifitas kegiatan pendampingan ini, kami mengambil data berupa pre- dan post-asesmen untuk santri terkait dengan pemahaman mereka tentang perundungan, efek, dan cara mencegahnya. Hasil pre asesmen pengetahuan perilaku perundungan adalah 2,88, sedangkan hasil post asesmen naik menjadi 2,94. Hal ini menunjukkan naiknya pemahaman santri terkait perilaku perundungan meskipun tidak signifikan. Terkait dengan sikap santri terhadap perundungan juga terjadi perubahan dari 1,51 turun menjadi 1,49 yang menandakan adanya perubahan sikap setelah mengikuti kegiatan ini. Selain itu, berdasarkan kegiatan follow-up diketahui bahwa siswa yang mengalami perundungan memiliki resiliensi yang lebih baik terbukti dengan tidak lagi melakukan self-harm. Kegiatan pendampingan ini diharapkan mampu menciptakan lingkungan pesantren yang aman, inklusif, dan mendukung perkembangan holistik setiap siswa. Pesantren dapat berfungsi sebagai model untuk memerangi perundungan dan menciptakan lingkungan pendidikan yang positif untuk generasi muda. Kegiatan pendampingan seperti dapat dilakukan secara berkala dalam jangka waktu panjang agar memberikan dampak yang lebih signifikan. Bullying in Islamic Boarding School Environments: Prevention and Resilience Abstract Bullying can take various forms, such as physical, verbal, and psychological abuse that can harm students' health. This program included concrete actions to stop bullying, raise awareness of its effects, and improve students' mental resilience. There are two main activities that were carried out, namely bullying prevention assistance and bullying victim resilience. Prevention assistance was carried out by providing counseling to provide information about bullying, its effects, and how to prevent it. In addition, keynote speaker provided resilience assistance for bullying victims. To measure the effectiveness of this assistance activity, we took data in the form of pre- and post-assessments for students related to their understanding of bullying, its effects, and how to prevent it. The results of the pre-assessment of bullying behavior knowledge were 2.88, while the results of the post-assessment increased to 2.94. This shows an increase in students' understanding of bullying behavior, although not significant. Regarding the attitude of students towards bullying, there was also a change from 1.51 down to 1.49, indicating a change in attitude after participating in this activity. In addition, based on follow-up activities, it is known that students who experience bullying have better resilience, as evidenced by no longer committing self-harm. This mentoring activity is expected to be able to create a safe, inclusive Islamic boarding school environment that supports the holistic development of each student. Islamic boarding schools can function as a model to combat bullying and create a positive educational environment for the younger generation. Mentoring activities such as can be carried out periodically over a long period of time to provide a more significant impact.