Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

ANALISIS UMUR SIMPAN PMT IBU MENYUSUI COOKIES BERBASIS TEPUNG DAUN KATUK Putri, Mega Mas; Citrakesumasari; Mansur, Marini Amalia; Indriasari, Rahayu; Jafar, Nurhaedar
Jurnal Gizi Masyarakat Indonesia (The Journal of Indonesian Community Nutrition) Vol. 12 No. 2 (2023): Jurnal Gizi Masyarakat Indoneisa
Publisher : Departement of Nutrition, Faculty of Public Health, Hasanuddin University, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30597/jgmi.v12i2.28400

Abstract

Pendahuluan: Kebutuhan gizi ibu menyusui relatif lebih besar dibandingkan saat hamil, sehingga ibu menyusui membutuhkan sumber pangan yang dapat memenuhi kebutuhan gizinya, inovasi PMT berupa cookies berbasis tepung daun katuk. Tujuan: Penelitian dilakukan untuk menghitung kadar air, total cemaran mikroba (ALT) dan umur simpan cookies tepung daun katuk sebagai Pemberian Makanan Tambahan (PMT) ibu menyusui. Bahan dan Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional deskriptif dengan mengggunakan analisis laboratorium. Sampel penelitian ini adalah produk cookies berbasis tepung daun katuk dengan unit observasi yaitu produk cookies tepung daun katuk dengan formula terpilih. Data yang diperoleh akan dianalisis menggunakan ASLT (Acelerated Shelf Life Test) dengan persamaan Labuza 1992 menggunakan Microsoft Excel. Hasil: Kadar air cookies tepung daun katuk yaitu 8,16% dan jumlah cemaran mikroba (ALT) cookies tepung daun katuk yaitu 2,9 x 102 dan 3,1 x 102. Hasil perhitungan pendugaan umur simpan menunjukkan pada RH 32.9% lama penyimpanan yaitu 397 hari, RH 44,7% penyimpanan yaitu 290 hari, RH 64,9% penyimpanan yaitu 199 hari, RH 76.9% penyimpanan yaitu 167 hari dan RH 85% penyimpanan yaitu 151 hari. Kesimpulan: Jumlah kadar air dan cemaran mikroba dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, semakin tinggi RH maka umur simpan produk semakin cepat. Perhitungan umur simpan produk cookies tepung daun katuk menunjukkan dimana penyimpanan paling lama pada RH 32.9 % yaitu 397 hari sedangkan waktu penyimpanan yang cepat pada RH 85% yaitu 151 hari. Penelitian selanjutnya sebaiknya lebih memperhatikan proses pembuatan produk terutama pada saat pengeringan kacang kedelai agar dapat meminimalisir nilai kadar air produk. Kata kunci : Ibu Menyusui, PMT, Cookies Tepung Daun Katuk, Kadar Air, Cemaran Mikroba, Umur Simpan.
Pemberdayaan Kader Remaja Sebagai Health Volunteer Messenger Dalam Upaya Pencegahan Perilaku Berisiko Kesehatan di Kabupaten Pinrang yusnitasari, selvi; M, Ida Leida; Rismayanti, Rismayanti; Mansur, Marini Amalia; Ramadhani, Andi Tis'a; Damayanti, Handini; Putri, Utami Pradana
Jurnal Mandala Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 2 (2024): Jurnal Mandala Pengabdian Masyarakat
Publisher : Progran Studi Farmasi Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35311/jmpm.v5i2.491

Abstract

Kabupaten Pinrang merupakan salah satu kabupaten dengan proporsi penduduk remaja sebesar 17,3%. Besarnya proporsi penduduk remaja sebagai generasi Z berpeluang menimbulkan masalah kesehatan di masa mendatang apabila tidak dilakukan upaya pencegahan sejak awal. Berbagai permasalahan kesehatan yang umumnya ditemukan pada remaja adalah perilaku berisiko seperti perundungan, seks pranikah dan kehamilan remaja, penyalahgunaan narkoba, perilaku merokok, dan berbagai permasalan terkait dengan gizi remaja, seperti obesitas dan anemia. Salah satu isu yang menjadi perhatian di Kecamatan Batulappa, yaitu masih ditemukannya kasus pernikahan dini disebabkan oleh remaja putus sekolah dan rendahnya literasi tentang kesehatan reproduksi. Oleh karena itu, perlu pemberdayaan kader remaja yang nantinya akan berperan sebagai health volunteer messenger untuk meningkatkan literasi kesehatan remaja. Sasaran pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan adalah remaja berusia 10-19 tahun di Desa Kaseralau wilayah kerja Puskesmas Batulappa. Kegiatan pengabdian dilaksanakan dengan memberikan edukasi tentang perilaku berisiko dan pencegahannya kepada remaja, kemudian dilanjutkan dengan pelatihan kepada kader remaja dalam melakukan pengukuran status gizi. Hasil kegiatan diperoleh bahwa sebanyak 65,0% peserta berada pada kategori usia remaja awal (10-13 tahun). Hasil pengukuran indeks massa tubuh menunjukkan bahwa sebanyak 75,0% dengan status gizi normal, 17,5% diantara peserta dengan status gizi kurang. Terdapat perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah edukasi kesehatan (p=0,000). Disarankan kepada pengelola posyandu remaja dan kader remaja terlatih agar rutin melakukan edukasi dan pengukuran status gizi kepada remaja.
Hubungan antara pola pemberian makan dengan kejadian wasting pada balita usia 12-59 bulan di Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah Apiani, Afiqah Nur; Salam, Abdul; Hidayanty, Healthy; Hadju, Veni; Mansur, Marini Amalia
ARGIPA (Arsip Gizi dan Pangan) Vol 9 No 2 (2024)
Publisher : UHAMKA PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/argipa.v9i2.15322

Abstract

Wasting is still a widespread nutritional problem. Wasting refers to a state of acute malnutrition resulting from body weight that is disproportionate to body size or height. The cause of wasting is acute hunger due to lack of nutrition through feeding patterns. The aim of this research is to understand the relationship between feeding patterns and the incidence of wasting in toddlers aged 12-59 months in Banggai Regency, Central Sulawesi. The research was carried out from July to August 2023 in the working areas of the Toili I Health Center and the Sinorang Health Center. The method used is quantitative with a cross-sectional design. Samples were taken using purposive sampling with the number of subjects being 172 toddlers who had experienced wasting. Data were collected using the Child Feeding Questionnaire and anthropometric measurements (BB, TB/PB, and LiLA). The chi-square test was used in data analysis. The research results showed that 25% of toddlers experienced wasting and most mothers (62.2%) had appropriate feeding patterns. In terms of types of food, 59.3% of mothers rarely provide food sources of vitamins, and in terms of meal schedules, 62.7% of mothers rarely provide snacks and 73.8% of mothers rarely provide fruit and vegetables. This research concludes that there is a relationship between feeding patterns and the incidence of wasting in toddlers aged 12-59 months in Banggai Regency, Central Sulawesi. In subjects experiencing wasting, there were more inappropriate feeding patterns found at 33.8%. On the other hand, subjects who did not experience wasting were more likely to get the right feeding pattern by 80.4%. So it is hoped that mothers can improve various skills and knowledge that focus on responsive feeding eating.
Pendampingan SUNSAGI (Sekolah Unggul Sadar Gizi) Dalam Upaya Perbaikan Gizi Remaja Indriasari, Rahayu; Mansur, Marini Amalia; Najamuddin, Ulfah; Nasrah; Muthiah Nurul Atikah; Khairunnisa, Afifah
CARADDE: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 7 No. 3 (2025): April
Publisher : Ilin Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31960/caradde.v7i3.2786

Abstract

Program ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran tentang gizi remaja, termasuk anemia dan pencegahannya, melalui pendekatan pendampingan berbasis sekolah yang melibatkan siswa, guru, dan pengelola kantin. Pada siswa, dilakukan promosi kesehatan dan gizi melalui kegiatan edukasi berbentul talkshow. Untuk pengelola kantin, diberikan sosialisasi tentang jajanan sehat dan bergizi serta pelatihan peningkatan kapasitas. Sementara itu, guru mendapatkan pengembangan kapasitas agar mampu menyampaikan informasi gizi remaja secara efektif. Pendekatan ini diharapkan mampu menciptakan lingkungan sekolah yang mendukung pola makan sehat dan mencegah masalah gizi pada remaja. Setelah program dilaksanakan, terdapat peningkatan rerata skor pengetahuan antara sebelum dan sesudah pelatihan (D=13,82;p=0.000), penjaja kantin (D=3,24;p=0.654), dan guru (D=26,00;p=0.005). Selain itu, penjaja kantin memberikan testimoni positif terhadap pelatihan pembuatan jajanan yang diberikan dan merasa mampu mempraktekkannya untuk menyediakan alternatif jajanan sehat di kantin sekolah. Bagi para guru yang dilatih berkomitmen untuk mengintegrasikan materi gizi remaja pada pembelajaran P5 di semester berikutnya. Dapat disimpulkan bahwa program SUNSAGI meningkatkan pengetahuan dan pemahaman warga sekolah terhadap pentingnya upaya perbaikan gizi pada remaja dan meningkatkan kapasitas untuk pelaksanaan berkelanjutan.