Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search
Journal : Jurnal Ilmiah Rekayasa Sipil

Kecepatan Runtuh Balok Beton Bertulang oleh Temperature Tinggi dalam Variasi Mutu Beton B.Army, B.Army; Amri, Syaiful; Atmaja, Jajang
Jurnal Ilmiah Rekayasa Sipil Vol 14 No 1 (2017): April 2017
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Masyarakat (P3M), Politeknik Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (555.278 KB) | DOI: 10.30630/jirs.14.1.108

Abstract

Kombinasi beban statik dan temperatur tinggi mempercepat terjadinya keruntuhan struktur beton yang sedang terbakar, kecepatan runtuh ditentukan oleh besarnya beban yang bekerja, temperatur dan durasi kebakaran serta mutu beton Specimen adalah balok beton bertulang dimensi 100x150 x1000 mm. jumlahnya 8 balok. Masing-masing balok diberi satu tulangan tarik D=12mm, tulangan tarik tersebut dibubut dibagian tengahnya sepanjang 10 cm hingga diameter 8 mm, tujuan agar memberikan konsentrasi tegangan. Pengujian specimen dibagi 2 yaitu: 2 balok diuji pada temperatur ruang untuk mendapatkan Pcr sebagai beban bagi 6 balok yang diuji pada temperatur tinggi. Untuk melihat kecepatan runtuh balok pada pengujian temperatur tinggi, digunakan tiga variasi pembebanan yaitu: 100% Pcr, 80% Pcr dan 60% Pcr, sedangkan selimut beton (concrete cover) (d’): d’=20 mm Pelaksanaan pengujian balok pada temperatur tinggi, balok dibakar dalam furnace untuk mutu 20 MPa sambil dibebani: 100%Pcr, 80%Pcr, dan 60%Pcr langsung direkam datalogger data-data lama pembebanan, perubahan suhu, defleksi Demikian juga untuk mutu beton fc=45 MPa. Hasil pengujian balok pada temperatur tinggi menunjukan bahwa: semakin besar beban Pcr yang bekerja maka kecepatan runtuh balok beton bertulang semakin tinggi. Semakin tinggi mutu beton maka kecepatan runtuhnya juga semakin tinggi. Sebanyak 2 balok beton bertulang diuji pada suhu ruang memberikan Pcr masing masing sebagai berikut: untuk mutu beton fc=20 MPa dan dengan cover beton 20cm maka Pcr= 824 kg kondisi crack, dan Pcr’=2870 MPa kondisi ultimate, Untuk mutu beton fc’=45 MPa dan dengan cover beton 20mm maka Pcr=1394 MPa kondisi crack, dan Pcr=3164 MPa kondisi ultimate
Penerapan Sistem Pengendalian Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Pelaksanaan Proyek Konstruksi di Kota Padang Atmaja, Jajang; Suardi, Enita; Natalia, Monika; Mirani, Zulfira; Alpina, Marta Popi
Jurnal Ilmiah Rekayasa Sipil Vol 15 No 2 (2018): Oktober 2018
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Masyarakat (P3M), Politeknik Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (780.713 KB) | DOI: 10.30630/jirs.15.2.125

Abstract

Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan masalah yang kompleks pada suatu proyek konstruksi. Kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja umumnya disebabkan oleh faktor manajemen, disamping faktor manusia dan teknis. Tingkat pengetahuan, pemahaman, perilaku, kesadaran, sikap dan tindakan masyarakat pekerja dalam upaya penanggulangan masalah keselamatan kerja masih sangat rendah dan belum ditempatkan sebagai suatu kebutuhan pokok bagi peningkatan kesejahteraan secara menyeluruh termasuk peningkatan produktivitas kerja. Sistem Pengendalian Keselamatan dan Kesehatan Kerja bertujuan mencegah, mengurangi, bahkan menihilkan risiko kecelakaan kerja (zero accident). Penerapan konsep ini tidak boleh dianggap sebagai upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang menghabiskan banyak biaya (cost) perusahaan, melainkan harus dianggap sebagai bentuk investasi jangka panjang yang memberi keuntungan yang berlimpah pada masa yang akan datang. Penelitian dilakukan pada proyek pembangunan Kantor Pengadilan Tinggi Negeri Kelas 1A dan Rumah sakit Hermina Padang. Responden dalam penelitian ini adalah 30 responden yaitu pekerja yang terlibat dalam proyek. Pengujian dilakuan dengan menggunakan uji validitas, uji reliabilitas, uji korelasi dan analisis deskriptif. Penelitian ini dilakukan dengan cara menyebar kuesioner dan melakukan wawancara dengan kontraktor, dari kuesioner yang disebar menggunakan variable: pekerja, Fasilitas Penunjang Keseharian Untuk Pekerja, Fasilitas Penunjang di Lokasi Proyek dan Penyebaran Informasi K3(Keselamatan dan Kesehatan Kerja ).
Identifikasi Faktor-Faktor Penyebab Change Order pada Proyek Konstruksi Jalan di Sumatera Barat Muluk, Mafriyal; Misriani, Merley; Atmaja, Jajang; Ali, Syaifullah; Monica, Mona
Jurnal Ilmiah Rekayasa Sipil Vol 15 No 2 (2018): Oktober 2018
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Masyarakat (P3M), Politeknik Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (572.625 KB) | DOI: 10.30630/jirs.15.2.126

Abstract

Change order sering terjadi pada proyek konstruksi jalan yang disebabkan oleh faktor planning dan desain, faktor kondisi alam, faktor pengaruh owner, faktor pengaruh kontraktor, dan faktor penyebab lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor penyebab change order yang dialami oleh pihak kontraktor, untuk mengetahui faktor dominan penyebab change order yang dialami oleh pihak kontraktor, dan untuk mengetahui besar pengaruh change order pada proyek konstruksi jalan di Sumatera Barat. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Penelitian ini ditujukan kepada kontraktor yang terdaftar sebagai anggota GAPENSI (Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia) yang kantornya berada di kota Padang dan pernah mngerjakan proyek jalan di Sumatera Barat. Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner kepada kontraktor yang berpengalaman dilapangan dengan kualifikasi M1,M2. Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan bantuan program komputer SPSS (Statistical ProductandServiceSolution) yaitu dengan uji validitas, reliabilitas, korelasi pearson product moment, dan analisa deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor penyebab change order yang dialami oleh kontraktor pada proyek konstruksi jalan di Sumatera Barat adalah ketidaksesuaian antara gambar dan kondisi lapangan, terjadinya longsor, percepatan waktu pelaksanaan pekerjaan karena permintaan owner agar cepat selesai, dan permasalahan pembebasan lahan. Faktor dominan yang terjadi pada proyek konstruksi jalan di Sumatera Barat adalah ketidaksesuaian antara gambar dan kondisi lapangan dengan besar pengaruhnya 88%. Hasil pengujian ini diharapkan dapat menginformasikan kepada kontraktor agar dijadikan masukan untuk meminimalisir terjadinya change order pada proyek konstruksi jalan di Sumatera Barat.
Identifikasi Faktor-Faktor Penyebab Cost Over run Pada Proyek Konstruksi Jalan di Sumatera Barat Natalia, Monika; Aguskamar, Aguskamar; Atmaja, Jajang; Muluk, Mafriyal; Fitria, Dona Ria
Jurnal Ilmiah Rekayasa Sipil Vol 16 No 1 (2019): April 2019
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Masyarakat (P3M), Politeknik Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (685.31 KB) | DOI: 10.30630/jirs.16.1.192

Abstract

Cost Over run merupakan sebuah peristiwa dimana pekerjaan yang telah diperhitungkan mengalami tambahan biaya diluar pekerjaan yang telah diperhitungkan.Peristiwa tersebut secara signifikan mempengaruhi kelangsungan proyek konstruksi sehingga menimbulkan instansi yang terkait mengalami kerugian yang besar yang dapat menyebabkan perselisihan sehingga menghambat kemajuan proyek secara keseluruhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya cost overrun, mengetahui faktor dominan dan mengetahui besar pengaruh penyebab cost overrun pada proyek konstruksi jalan di Sumatera Barat yang ditujukan kepada kontraktor jalan yang terdaftar sebagai anggota GAPENSI (Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional) di Kota Padang dengan kualifikasi M1 dan M2. Selanjutnya hasil identifikasi tersebut akan di analisis dengan program SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 21 dengan melakukan uji validitas dan reliabilitas, uji kolerasi pearson product moment dan analisa deskriptif (mean). Hasil evaluasi cost overrun pada proyek konstruksi jalan di Sumatera Barat di dapat 10 faktor yang menjadi penyebab cost overrun yaitu: Faktor Estimasi Biaya, Faktor Material, Faktor Peralatan, Faktor Tenaga Kerja, Faktor Aspek Keuangan Proyek, Faktor Waktu Pelaksanaan, Faktor Pelaksanaan dan Hubungan Kerja, Faktor Aspek Dokumen Proyek, Faktor Lingkungan Masyarakat dan Faktor Peristiwa Alam. Sedangkan faktor utama yang paling dominan berpengaruh terhadap cost overrun pada proyek konstruksi jalan di Sumatera Barat terdapat pada faktor tenaga kerja yaitu: Produktifitas/keterampilan tenaga kerja yang tidak sesuai harapan kontraktor (X4.3) dan kurangnya kedisiplinan tenaga kerja (X4.5) dengan nilai mean sebesar 4.70 dan nilai pesentase pengaruh sebesar 94% yang dapat mempengaruhi pelaksanaan proyek.
Analisa Investasi Pemilihan Hydraulic Exavator Dengan Pertimbangan Aspek Teknis Dan Ekonomis Partawijaya, Yan; Hamid, Desmon; Mukhlis, M; Atmaja, Jajang; Faris F, Muhammad
Jurnal Ilmiah Rekayasa Sipil Vol 16 No 2 (2019): Oktober 2019
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Masyarakat (P3M), Politeknik Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (750.794 KB) | DOI: 10.30630/jirs.16.2.225

Abstract

The ownership of heavy equipment is one of the most interesting business at this time, because the indonesian government is actively developing infrastructure, mining, plantation and agriculture sectore. So, it will be very profitable to do this heavy equipment business if it followed an accurate investment analysis. In this research, researchers took a case study on analyzing the selection of hydraulic excavator from 5 different brands, its Komatsu, Hitachi, Caterpillar, Kobelco and Hyundai with 3 different classes (economical, medium and high mode).This research was conducted by collecting primary data (interviews and field surveys) and secondary data (previeos research journal and literature studies) as supporting data. Data processing with reference to Permen PU no.11/PRT/M/2013. Decision making analysis is based on calculation of Nett Present Value (NPV) method, Internal Rate of Return (IRR) method and Break Event Point (BEP) method. After conducting the research, researcher concludes as follows : in the economical class, researcher recommends CAT 313D2 to be invested for the purpose of being rented or used alone. In the medium class, researcher recommends Kobelco SK 200-10 to be invested for the purpose of being rented. In the high mode class, researcher recommends Kobelco SK 330 to be invested for the pupose of being rented. The recommendation that the researcher describes are not absolute decisions to be followed and only as a consideration for investors.
Analisis Tingkat Kepuasan Pengguna Terhadap Performa Bangunan Gedung di Lingkungan Politeknik Negeri Padang Hamid, Desmon; Aktorina, Wahyu; Aguskamar, Aguskamar; Atmaja, Jajang; Fitria, Winda
Jurnal Ilmiah Rekayasa Sipil Vol 21 No 2 (2024): Oktober 2024
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Masyarakat (P3M), Politeknik Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30630/jirs.v21i2.1541

Abstract

The building performance is an innovative approach that discusses planning, design, construction methods, and the users of the building. To ensure the building functions as intended, maintenance and care are essential. An analysis of user satisfaction regarding building performance reflects users' needs and expectations. Politeknik Negeri Padang, a vocational higher education institution established for 37 years, warrants a user satisfaction analysis of its facilities to maintain comfort in its activities. This research was conducted through a questionnaire survey with 700 respondents, including staff, educators, and students. The analysis using the Suitability Level approach identified three priority indicators for improving building performance: information technology facilities, the condition of public facilities like restrooms, parking, and pantries, and the cleanliness of public toilets. Meanwhile, the Importance and Performance Analysis (IPA) highlighted four key areas for performance enhancement: availability of trash bins and cleanliness of the environment, public facilities such as pantries, toilets, and parking areas, room temperature issues, and information technology facilities like internet connectivity.