Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Ilmu Komunikasi

Pemaknaan Kaum Perempuan Urban Terhadap Isu Pemanasan Global dan Lingkungan di Media Billy K. Sarwono
Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 8, No 2 (2010)
Publisher : Univeritas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jik.v8i2.312

Abstract

Media telah menggambarkan kecilnya partisipasi perempuan dalam mengatasi dampak pemanasan global, walaupun perempuan memiliki peran penting dalam mengurangi dampak fenomena ini. Hal yang menarik untuk di pelajari adalah bagaimana perempuan memaknai pemberitaan lingkungan. Riset ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran perempuan terhadap perubahan iklim. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan FGD dan hasilnya dianalisis dengan menggunakan paradigm konstruksionis kritis dan perspektif ekofeminisme. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada tiga kelompok khalayak perempuan, (a) mereka yang memiliki pekerjaan terkait dengan lingkungan, (b) mereka yang pekerjaannya tak terkait dengan lingkungan tetapi memiliki kepedulian untuk menjaga lingkungan, (c) mereka yang pekerjaannya tak berhbungan dengan lingkungan dan tak memiliki kepedulian terhadap dampak perubahan iklim. (2) Bagi kelompok kedua dan ketiga, melestarikan lingkungan berarti menjaga lingkungan tetap bersih dan hal ini tak terkait dengan kegiatan mengurangi dampak pemanasan global. (3) Kedua kelompok tersebut memiliki pemaknaan yang serupa dengan media: bagi mereka, perempuan adalah sosok yang bertanggungjawab atas kelestarian alam, dan proses sosialisasi terhadap ramah lingkungan dimulai dari rumah atau keluarga. Tentunya, kelompok yang pro terhadap lingkungan memiliki pemaknaan yang berbeda. Secara singkat, pemaknaan para narasumber bervariasi dan tergantung pada perspektif, karakter dan perilaku masing-masing kelompok.
Pahlawan Devisa dalam Perspektif Media Billy K. Sarwono
Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 9, No 2 (2011)
Publisher : Univeritas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jik.v9i2.3429

Abstract

Fenomena kekerasan terhadap TKW (Tenaga Kerja Wanita) terus muncul, termasuk kasus Ruyati yang dianggap fenomenal karena pemberitaan media sangat intensif. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kasus Ruyati yang dibingkai dan disuarakan oleh media melalui para narasumber perempuan. Teori yang digunakan adalah standpoint theory dan konsep feminist media. Penelitian ini menggunakan metode analisis framing Entman. Sumber data diperoleh dari pemberitaan koran Kompas, Media Indonesia, dan Republika, karena ketiganya memberitakan kasus Ruyati dan TKI lebih intensif dibandingkan dengan koran lain sejak tanggal 20 Juni sd 1 Juli 2011. Hasil penelitian menunjukkan; (1) Munculnya nada pesimis terhadap kinerja pemerintah dalam menyikapi kasus TKI; (2) Posisi perempuan sebagai narasumber jumlahnya lebih sedikit dibanding laki-laki. Secara kuantitatif, media massa belum menunjukkan pembelaan cukup berarti kepada TKW. Kaum perempuan yang biasanya menjadi korban kekerasan tidak diberi posisi berarti untuk menyuarakan kepentingannya; dan (3) Nada suara narasumber laki-laki menekankan pembenahan di bidang politik, hokum, dan ekonomi yang terkait dengan TKW, sedangkan kepedulian narasumber perempuan berfokus pada penyelamatan individu TKW seharusnya dilakukan melalui diplomasi tingkat tinggi.