Mustovia Azahro
Program Studi Perencanaan Wilayah Dan Kota, Institut Teknologi Nasional, Bandung

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Kajian Keterikatan Tempat di Daerah Perkotaan (Studi Kasus: Kelurahan Gabahan dan Kelurahan Jabungan Semarang) Azahro, Mustovia
JURNAL PEMBANGUNAN WILAYAH & KOTA Vol 10, No 4 (2014): JPWK Vol 10 No 4 December 2014
Publisher : Magister Pembangunan Wilayah dan Kota,Undip

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1468.389 KB) | DOI: 10.14710/pwk.v10i4.8172

Abstract

Place attachment is social-phsycological effect which is formed by interpreting the place. In urban area, place attachment fades away because there are many non-natives live in urban area. Even in uban kampong which its community has close-knit interaction, attachment to place fades because non-natives have lower level of attachment to new dwelling place. However, natives ofurban kampong located in city center still have high level of attachment. Nonetheless, attachment to place of natives who live in city center is higher than natives who live in suburban. It provides an explanation that natives who live in suburban have lower level of dependence to their place. Natives wholive in city center with middle-low economy have high level of place attachment whereas with middle-high economy have lower attachment, and then natives who live in city center with middle-high economy have tendency to live in another more secure and comfortable dwelling place. Security and comfort is the most influence factor of place attachment in both natives who live in city center and suburban. This research is implemented in Kelurahan Gabahan as kampong in city center and Kelurahan Jabungan as kampong in suburban.
Challenges of Climate Change: Resilience Efforts in Rural Communities of Kaliwlingi Village based on Pengembangan Kawasan Pesisir Tangguh (PKPT) Program Mustovia Azahro; Angga Dwisapta Ardi
Jurnal Wilayah dan Lingkungan Vol 5, No 1 (2017): April 2017
Publisher : Department of Urban and Regional Planning, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (866.641 KB) | DOI: 10.14710/jwl.5.1.59-70

Abstract

Kaliwlingi Village in Brebes City has experienced climate change impacts such as tidal flood and land abrasion. The climate change causes the dynamics of the coast and sea levels dramatically and fosters the coastal communities to have adaptation strategies. This paper aims to identify how the community of Kaliwlingi Village adapts to the climate change that affects to a social economic condition of the inhabitants. The study used qualitative method by interpreting data taken from PengembanganKawasanPesisirTangguh (PKPT) program, interviews, and observations.The study highlights that PKPT program has a significant impact, especially regarding disaster mitigation. PKPT program is successful in collecting the common rules of the community to become social capital accommodated in the local institution. Furthermore, the PKPT Program is also fostering the local economy.
KAJIAN KEHIDUPAN MASYARAKAT KAMPUNG LAMA SEBAGAI POTENSI KEBERLANJUTAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN KELURAHAN GABAHAN SEMARANG Mustovia Azahro; Nany Yuliastuti
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 2, No 3 (2013): Agustus 2013
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (756.066 KB)

Abstract

Kelurahan Gabahan merupakan kelurahan paling padat di Kecamatan Semarang Tengah, kepadatan mencapai  26.544 jiwa/km2 (BPS Kota Semarang, 2011). Kepadatan bangunan yang tinggi serta minimnya ruang terbuka hijau menyebabkan penurunan kualitas lingkungan. Dalam kaitannya dengan perkembangan Kota Semarang, Kelurahan Gabahan pernah menjadi pusat Pemerintahan pada tahun 1659. Lokasinya yang berada di pusat kota mengakibatkan Kelurahan Gabahan mengalami tantangan dalam menghadapi tekanan pembangunan pusat kota. Pada akhirnya, banyak bangunan yang mengalami perubahan facade, sehingga memunculkan permasalahan mengenai terancamnya keberadaan kampung lama di pusat kota atau bahkan  hilangnya kampung lama. Namun, kehidupan masyarakat kampung lama pasti mempunyai potensi untuk mencapai keberlanjutan lingkungan permukiman dan berpengaruh dalam dalam penciptaan lingkungan kota yang berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis aspek kehidupan kampung lama di Kota Semarang sebagai potensi keberlanjutan lingkungan permukiman di Kelurahan Gabahan. Kelurahan Gabahan dipilih sebagai lokasi penelitian karena keberadaannya di pusat kota yang mengalami tekanan pembangunan tinggi serta Kelurahan Gabahan yang masih menjadi bagian dari Kawasan Pecinan serta memiliki kehidupan yang harmonis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kehidupan masyarakat di Kelurahan Gabahan yang paling potensial adalah kehidupan sosial sedangkan kehidupan ekonomi tidak sepotensial kehidupan sosial. Kehidupan masyarakat sehari-hari banyak menggunakan ruang publik berupa jalan dan tepi Kali Semarang sebagai ruang interaksi. Kehidupan masyarakat mampu menjadi potensi keberlanjutan lingkungan permukiman dimana aspek kehidupan masyarakat sebagai potensi keberlanjutan lingkungan permukiman antara lain adalah frekuensi interaksi, pendapatan, ketidakinginan pindah, rendahnya intensitas konflik, kerja bakti, mata pencaharian, tingkat keamanan, tabungan perbulan, perayaan hari besar, kesehatan lingkungan, pekerjaan sampingan, keikutsertaan organisasi, rapat rt/rw/kelurahan, asal penduduk, antusiasme warga, tingkat pendidikan, lokasi interaksi, kegiatan sosial, lama tinggal, dan alasan tinggal. Frekuensi interaksi sebagai aspek kehidupan yang paling potensial untuk mencapai keberlanjutan.
Praktik Baik Penerapan Inovasi Pengembangan Desa Kaliwlingi Brebes Mustovia Azahro; Ira Amanda Hirbasari
Seminar Nasional Hasil Riset dan Pengabdian Vol. 6 (2024): Seminar Nasional Hasil Riset dan Pengabdian (SNHRP) Ke 6 Tahun 2024
Publisher : LPPM Universitas PGRI Adi Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Desa Kaliwlingi di Kabupaten Brebes merupakan desa pesisir yang tidak terlepas dari permasalahaan rob dan abrasi dan diperparah dengan adanya perubahan iklim. Adanya bencana mendorong peningkatan kapasitas untuk memperbaiki kondisi lingkungan dan meningkatkan perekonomiannya melalui optimalisasi potensi desa dan penerapan inovasi. Upaya tersebut menghasilkan Desa Kaliwlingi yang lebih berdaya saing. Artikel ini bertujuan untuk mengidentifikasi praktik baik penerapan inovasi di Desa Kaliwlingi. Pengumpulan data menggunakan studi dokumen dimana analisis yang dilakukan adalah analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Desa Kaliwlingi berhasil menerapkan inovasi untuk pengembangan desanya khususnya inovasi di bidang pariwisata. Saat ini, desa Kaliwlingi menjadi salah satu destinasi wisata unggulan di Kabupaten Brebes. Praktik ini dapat dijadikan sebagai benchmark penerapan inovasi di desa lain dengan karakteristik serupa. Kata kunci: inovasi; desa; kapasitas; potensi desa
STRATEGI PENGEMBANGAN DESA WISATA SAWOJAJAR : EKOWISATA PULAU CEMARA Ira Amanda Hirbasari; Mustovia Azahro
Seminar Nasional Hasil Riset dan Pengabdian Vol. 6 (2024): Seminar Nasional Hasil Riset dan Pengabdian (SNHRP) Ke 6 Tahun 2024
Publisher : LPPM Universitas PGRI Adi Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Desa Sawojajar di Kabupaten Brebes memiliki potensi wisata yang perlu ditingkatkan. Pulau Cemara merupakan destinasi wisata unggulan di Desa Sawojajar. Artikel ini bertujuan untuk merumuskan strategi pengembangan Desa Sawojajar. Studi ini menggunakan teknik sampling non probability dengan quota sampling kepada responden yang menerima manfaat dan melakukan aktivitas pariwisata di Pulau Cemara. Analisis yang digunakan adalah Analisis SWOT untuk memahami persepsi dan pengalaman pelaku dan pengunjung ekowisata, serta mengukur faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pengembangan ekowisata. Hasil studi ini menunjukkan bahwa Desa Sawojajar memiliki kondisi yang sangat menguntungkan sebab memiliki potensi desa wisata yang dapat dioptimalkan. Selain itu, Desa Sawojajar juga memiliki dukungan eksternal yang baik. Kondisi Desa Sawojajar juga sesuai untuk dijadikan sebagai ekowisata. Adapun strategi pengembangan desanya menggunakan strategi S-O yaitu menerapkan konsep Energi Baru Terbarukan (EBT) yang mendukung ekonomi hijau (green economy) dan integrasi beberapa potensi wisata yang ada di Pulau Cemara serta perbaikan sarana prasarana untuk mendukung terwujudnya Kawasan Wisata Terpadu Pulau Cemara (KWTPC). Kata kunci: ekowisata, strategi pengembangan, wisata terpadu, pemberdayaan masyarakat lokal
Opportunities and Challenges in Developing Livestock Waste as Transportation Fuel Mustovia Azahro; Lana, Dayu Lingga; Negoro, Ridho Adi; Hirbasari, Ira Amanda
Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 30 No. 2 (2025): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18343/jipi.30.2.423

Abstract

In 2023, Indonesia became a top 10 carbon emitter, which is contradictory to its net zero emissions agenda. One of the causes is the use of fossil energy, and it is necessary to transition energy sustainably, especially for the transportation sector, which is the largest contributor to emissions. New renewable energy sources from livestock manure waste can be used as fuels in the transportation sector. Many livestock produce waste that needs to be utilized. Livestock manure waste is widely used as biogas for household-scale applications but is rarely utilized as a biofuel in the transportation sector. This study aimed to analyze the potential and challenges of developing biofuels from livestock waste in Brebes Regency (Indonesia). Biofuel development must be conducted at the regional level to support the acceleration of greenhouse gas emission reduction targets. This research uses data sources in the form of literature studies and interviews, the Analytical Hierarchy Process was used to formulate sustainable energy transition policies. The results of this study describe the opportunities and challenges of developing livestock manure waste as transportation fuel. The Brebes Regency Government can encourage this through policies to accelerate the energy transition. Keywords: biogas, energy transition, livestock waste, transportation fuel
Pengaruh Inovasi Gerakan Kembali Bersekolah terhadap Pembangunan Manusia Kabupaten Brebes Azahro, Mustovia; Nugraha, Muhammad Siwi
Jurnal Pembangunan Wilayah dan Kota Vol 21, No 1 (2025): JPWK Volume 21 No. 1 March 2025
Publisher : Universitas Diponegoro Publishing Group, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/pwk.v21i1.60075

Abstract

Pendidikan merupakan aspek krusial dalam pembangunan daerah. Pendidikan juga menjadi salah satu sarana bagi masyarakat untuk mengasah potensi, mengembangkan keterampilan, dan meningkatkan daya saing. Pentingnya pendidikan dalam pembangunan tercermin dalam Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dimana pendidikan menjadi salah satu komponen pengukuran selain aspek kesehatan dan standar hidup layak. Dalam 1 dekade terakhir, nilai IPM Kabupaten Brebes terutama dalam komponen pendidikan merupakan salah satu yang terendah di Jawa Tengah. Sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan capaian nilai IPM, Pemerintah Kabupaten Brebes menerapkan inovasi Gerakan Kembali Bersekolah (GKB). Penelitian ini bertujuan mengukur pengaruh inovasi GKB terhadap IPM yang biasa digunakan untuk mengidentifikasi keberhasailan pembangunan daerah. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan alat analisis menggunakan analisis Structural Equation Model (SEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa inovasi GKB berpengaruh terhadap peningkatan Angka Partisipasi Kasar (APK) secara langsung dan secara tidak langsung berpengaruh terhadap peningkatan IPM. Hal ini mengindikasikan bahwa intervensi kebijakan melalui inovasi GKB baru akan berdampak terhadap IPM ketika pemerintah dan stakeholder lainnya mampu mengawal Anak Tidak Sekolah (ATS) menuntaskan jenjang pendidikan SMP dan SMA dan mengupayakan tidak ada kasus ATS baru. Dalam kondisi ini, GKB akan berkontribusi terhadap peningkatan harapan lama sekolah dan rata-rata Lama Sekolah yang merupakan indikator penyusun IPM.