Articles
ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA KELAS XI MATERI TURUNAN SELAMA PEMBELAJARAN DARING DENGAN MENGGUNKANA GOOGLE CLASSROOM DAN WHATSAPP
Misfalla Roudlo;
Dwijanto Dwijanto
Jurnal Kajian Pembelajaran Matematika Vol 5, No 2 (2021): JURNAL KAJIAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA
Publisher : FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.17977/um076v5i22021p46-53
The 21st century is a century marked by major transformations. In this century there are many challenges and new demands that call for new breakthroughs. The ability to think critically is an ability needed to face this century. In addition, student learning independence is also needed to be developed. One of the online media that is often used by students and teachers in online learning is google classroom and whatsApp. Based on the results of research conducted on students' critical thinking skills, it was found that 6.67 percent had very high abilities, 40 percent had high abilities, 26.67 percent had moderate abilities, 0 percent had very low abilities and 7 percent of students were very independent, 73 percent independent, 20 percent quite independent, and 0 percent less independent and very less independent in learning. Based on these results, it can be concluded that students 'critical thinking skills during online learning using WhatsApp and Google Classroom derived material can be categorized as high and students' learning independence is categorized as independent.
Analisis Berpikir Kreatif Matematis Siswa Ditinjau dari Kecerdasan Majemuk
Ayu Andira Risnawati;
Dwijanto Dwijanto;
Iqbal Kharisudin
Jurnal Cendekia : Jurnal Pendidikan Matematika Vol 6 No 1 (2022): Volume 6 Nomor 1 Tahun 2022
Publisher : Mathematics Education Study Program
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31004/cendekia.v6i1.412
Kemampuan berfikir kreatif matematis merupakan salah satu kemampuan yang penting dalam pembelajaran matematika. Kemampuan berfikir kreatif matematis siswa dipengaruhi oleh kecerdasan yang dimiliki siswa. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis proses berfikir kreatif siswa ditinjau dari kecerdasan majemuk siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan subjek siswa kelas IX B MTs Nurul Muslim Jepara. Analisis data terdiri dari reduksi, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Penelitian ini mendeskripsikan proses berfikir kreatif matematis siswa ditinjau dari kecerdasan majemuk. Indikator kemampuan berfikir kreatuf matematis dalam penelitian ini adalah Kelancaran (fluency), Kelenturan (flexibility), Orisinalitas (originality) dan Elaborasi (elaboration). Hasil penelitian diperoleh (1) siswa yang memiliki kecerdasan logis matematis dan interpersonal mampu menyelesaikan semua indikator kemampuan berfikir kreatif matematis, (2) siswa yang memliki kecerdasan visual spasial, musikal, naturalis mampu menyelesaikan indikator kelancaran, kelenturan dan orisinalitas, (3) siswa yang memiliki kecerdasan verbal linguistik, kinestetik dan intrapersonal baru mampu menyelesaikan indikator kelancaran dan kelenturan saja.
Penyelesaian kesulitan belajar pemodelan matematika berbasis computational thinking dengan pendekatan gaya kognitif
Saiful Marom;
Dwijanto Dwijanto
PYTHAGORAS : Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika Vol 11, No 1 (2022): PYTHAGORAS: JURNAL PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
Publisher : UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN, BATAM, INDONESIA
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (214.022 KB)
|
DOI: 10.33373/pythagoras.v11i1.4131
Tujuan dari penelitian adalah ingin mengetahui solusi penyelesaian kesulitan belajar Pemodelan matematika berbasis computational thinking dengan pendekatan gaya kognitif. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan pendekatan kajian pustaka. Pada penelitian ini dimulai dengan mengumpulkan sumber dan referensi yang berkaitan dengan tema penelitian ini. Selanjutnya penulis melakukan pengkajian dari berbagai psutaka baik berupa buku, jurnal, monograf dan artikel yang lainnya dalam rangka ingin mengetahui pembahasan lebih detail dan mendalam mengenai bagaimana proses pemodelan yang berdasarkan pada pola pikir komputasional atau computational thinking dengan pendekatan gaya kognitif. Dari hasil penelitian yang dilaksanakan dapat diperoleh hasil atau kesimpulan yakni dalam penyelesaian kesulitan belajar pemodelan matematika berbasis computational thinking dengan pendekatan gaya kognitif adalah dengan melaksanakan proses pemetaan gaya kognitif masing-masing peserta didik. Apakah peserta didik mempunyai gaya kognitif dengan kriteria field independent atau peserta didik mempunyai gaya kognitif dengan kriteria field dependent. Selanjutnya pendidik akan membuat variasi perangkat pembelajaran model matematika. Pada proses pembelajaran dilaksanakan secara bersinergi dengan menginjeksikan keempat dimensi masing-masing cara berpikir didalam proses pembelajaran.
Analisis kemampuan berpikir divergen menggunakan problem based learning berbantuan snake & ladder games ditinjau dari math anxiety
Ghazian Nurin Izzati;
Dwijanto Dwijanto;
Adi Nur Cahyono
Delta-Pi: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol 11, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Khairun
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33387/dpi.v11i2.5114
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan berpikir divergen menggunakan problem based learning berbantuan snake ladder games ditinjau dari math anxiety. Jenis penelitian yang digunakan adalah mixed method dengan desain penelitian berupa concurrent embedded. Analisis kuantitatif digunakan untuk menguji apakah model PBL berbantuan snake ladder games mencapai ketuntasan belajar dan analisis kualitatif digunakan untuk menganalisis kemampuan berpikir divergen ditinjau dari math anxiety dengan memilih 6 subjek menggunakan purposive sampling, yakni masing-masing 2 subjek pada tingkat math anxiety tinggi, sedang dan rendah. Hasil penelitian dengan menggunakan uji t diperoleh bahwa pembelajaran dengan model PBL berbantuan snake ladder games mampu memberikan ketuntasan belajar, namun dengan meninjau math anxiety, secara umum siswa dengan dengan math anxiety tinggi dapat memenuhi indikator fluency dan originality. Indikator flexibility dan elaboration belum terpenuhi dengan baik. Siswa dengan math anxiety sedang dapat memenuhi indikator fluency, originality dan elaboration, dan siswa dengan math anxiety rendah memenuhi semua indikator meliputi fluency, flexibility, originality, dan elaboration. Siswa dengan ketiga tingkat math anxiety memenuhi aspek fluency dan originality dalam kemampuan berpikir divergen dengan baik
Tahap Berpikir Geometri Siswa SMA Berdasarkan Teori Van Hiele Ditinjau dari Perbedaan Gender
Nor Amalliyah;
Nuriana Rachmani Dewi;
Dwijanto Dwijanto
JNPM (Jurnal Nasional Pendidikan Matematika) Vol 5, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Swadaya Gunung Djati
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (785.488 KB)
|
DOI: 10.33603/jnpm.v5i2.4550
Abstrak. Geometri adalah salah satu bagian dari ilmu matematika yang mempelajari titik yang dapat membentuk garis, garis menjadi bidang yang menyusun bangun datar segi banyak untuk mengkonstruksi sebuah bangun ruang. Proses pembelajaran geometri diharapkan mampu meningkatkan ketelitian, kecermatan, pengetahuan, dan wawasan siswa dalam berpikir ilmiah khususnya pada siswa SMA. Guru perlu mengetahui tahapan berpikir geometri siswa agar dapat menentukan model pembelajaran yang tepat dan efektif. Oleh karena itu perlu diketahui tahapan berpikir geometri siswa yang ditinjau dari perbedaan gender. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan 6 siswa SMA sebagai subjek yang terdiri dari 3 siswa perempuan dan 3 siwa laki-laki. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan memberikan tes secara tertulis kepada siswa menggunakan instrumen Van Hiele Geometry Test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 6 siswa yang diteliti tahap berpikir siswa rata-rata berada pada tahap 1 (analisis). Gender berpengaruh terhadap tahap berpikir geometri siswa. Kemampuan berpikir geometri siswa perempuan berada pada level lebih tinggi dibandingkan dengan siswa laki-laki.Kata Kunci: Tahap Berpikir, Van Hiele, Gender
Students’ Mathematical Creative Thinking Skills based on Cognitive Style in Treffinger Learning with a Constructivism Approach
Maula Amalia Maghfuroh;
Rochmad Rochmad;
Dwijanto Dwijanto
Unnes Journal of Mathematics Education Research Vol 11 No 2 (2022): December 2022
Publisher : Universitas Negeri Semarang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
This study aims to describe students' mathematical creative thinking skills based on cognitive style in Treffinger learning with a constructivism approach. The research method used was qualitative research method with descriptive approach. The subjects in this study were students of class VIII A of SMP IT Insan Cendekia in Semarang city. The subjects were selected by 3 students each based on cognitive style type field independent (FI) and cognitive style type field dependent (FD). Data collection techniques used the Group Embedded Figure Test (GEFT), interview guidelines, and observation. The results of this study indicate that students' mathematical creative thinking skills with a cognitive style type field independent (FI) has been able to meet the indicators of fluency, originality and elaboration are good, while the indicators of flexibility are quite good. In terms of students’ mathematical creative thinking skills with a cognitive style type field dependent (FD) has been able to meet the indicators of fluency are good, the indicators of originality and elaboration are quite good, while the indicators of flexibility are less good.
Pengembangan Disposisi Matematis melalui Konstruksi Pemecahan Masalah pada Pembelajaran Matematika Realistik
Ratri Rahayu;
Kartono Kartono;
Dwijanto Dwijanto;
Arief Agoestanto
Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana Vol. 4 No. 1 (2021)
Publisher : Pascasarjana Universitas Negeri Semarang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Disposisi matematis memegang peranan penting dalam menunjang keberhasilan siswa untuk memecahkan masalah. Salah satu pembelajaran yang dapat menunjang pengembangan disposisi matematis dan konstruksi pemecahan masalah siswa yaitu pendekatan Pembelajaran Realistik Matematika Indonesia (PMRI). Melalui PMRI siswa dapat membangun konsep/prinsip matematika dengan kemampuannya sendiri melalui proses asimilasi dan akomodasi. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis implementasi pendekatan PMRI dalam rangka pengembangan disposisi matematis dan konstruksi pemecahan masalah berbasis teori Piaget. Jenis penelitian ini yaitu penelitian kepustakaan dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dokumentasi. Peneliti mengumpulkan informasi bersumber dari jurnal, prosiding, buku, dan literatur lainnya yang berisi mengenai teori dan data yang relevan. Teknik analisis data yang digunakan mengacu pada Miles dan Huberman yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa disposisi matematis dapat ditumbuhkan melalui tahapan PMRI antara lain: memahami masalah kontekstual, menyelesaikan masalah, membandingkan dan mendiskusikan jawaban, serta penarikan kesimpulan. Melalui penyajian masalah sehari-hari dapat membantu siswa dalam mengkonstruksi pengetahuan mereka secara lebih baik.
Pemahaman Konseptual dan Prosedural Matematis dalam Pembelajaran Kontekstual
Sri Solihah;
Kartono Kartono;
Dwijanto Dwijanto;
Scolastika Mariani
Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana Vol. 4 No. 1 (2021)
Publisher : Pascasarjana Universitas Negeri Semarang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai kemampuan konseptual matematis siswa menyelesaikan masalah kontekstual. Metode penelitian dengan pendekatan kualitatif. Data dianalisis berdasarkan enam indikator kemampuan pemahaman konsep matematis. Hasil penelitian menunjukan bahwa Hampir semua siswa cenderung tidak dapat menyatakan ulang suatu konsep yang telah dipelajari; eberapa siswa mampu menggunakan, memanfaatkan serta memilih prosedur atau operasi tertentu untuk menyelesaikan soal; Hanya siswa yang berkemampuan awal matematis rendah yang belum mampu menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis; Hampir semua siswa cenderung belum mampu mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup dari konsep yang telah dipelajari; dan Hanya siswa yang berkemampuan awal matematis tinggi yang mampu memberikan contoh atau bukan contoh dari suatu konsep; dan Hanya siswa yang berkemampuan awal matematis tinggi yang mampu mengaplikasikan konsep atau algoritma pada pemecahan masalah.
Tinjauan Pustaka Sistematis Proses Berpikir Kreatif Matematika
Lasia Agustina;
Zaenuri Zaenuri;
Isnarto Isnarto;
Dwijanto Dwijanto
Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana Vol. 4 No. 1 (2021)
Publisher : Pascasarjana Universitas Negeri Semarang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Proses berpikir kreatif matematis merupakan prasyarat dalam pembelajaran matematika yang harus dimiliki oleh siswa, baik di tingkat sekolah dasar hingga tingkat perguruan tinggi. Banyak artikel penelitian yang membahas tentang proses berpikir kreatif matematis. Oleh karena itu, perlu dilakukan tinjauan sistematis terhadap proses berpikir kreatif matematis. Tinjauan ini mensintesis temuan dari penelitian yang ada dari berbagai pendekatan yang digunakan untuk menyelidiki proses berpikir kreatif matematis antara 1998-2021. Diperoleh 23 judul dari hasil penelitian kuantitatif dan kualitatif. Metode penelitian yang dipilih dalam penelitian ini adalah metode SLR (Systematic Literature Review). Pengumpulan data dilakukan dengan mendokumentasikan dan mereview semua artikel yang berkaitan dengan proses berpikir kreatif matematis yang diterbitkan pada periode 1998-2021. Artikel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 23 artikel jurnal nasional terakreditasi dan tidak terakreditasi yang diperoleh dari database Google Scholar dan Scopus. Dalam tinjauan literatur review ini, kami mencoba menyampaikan hal-hal yang mendukung proses berpikir kreatif matematis ke tataran proses berpikir matematis, diantaranya indikator berpikir kreatif fluency, flexibility dan novelty (originality and elaboration) sedangkan tahapan proses berpikir kreatif menurut Wallas terdiri dari persiapan, inkubasi, iluminasi dan verifikasi, serta menurut Osborn terdiri dari menemukan kekeliruan, mencari fakta, menemukan masalah, menemukan ide, menemukan solusi serta penerimaan.
Kemampuan Pemahaman Matematis Ditinjau dari Motivasi Belajar
Irmawati Liliana Kusuma Dewi;
Zaenuri Zaenuri;
Dwijanto Dwijanto;
Mulyono Mulyono;
Tuti Asharianti
Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana Vol. 5 No. 1 (2022)
Publisher : Pascasarjana Universitas Negeri Semarang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Dalam memecahkan permasalahan matematis diperlukan pemahaman konsep materi yang mendalam. Pemahaman akan konsep tersebut dapat dikatakan sebagai kemampuan pemahaman matematis, dimana kemampuan ini merupakan bagian dari lima kemampuan dasar matematika. Namun dalam proses pembelajaran, pemahaman matematis dalam mempelajari suatu materi dapat dipengaruhi oleh motivasi siswa dalam belajar. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan pemahaman matematis siswa ditinjau dari motivasi belajar. Tiga siswa kelas X MIPA 1 sebagai subjek penelitian dengan tingkat motivasi belajar tinggi, tingkat motivasi sedang, dan tingkat motivasi rendah. Penelitian menggunakan instrumen tes pemahaman matematis dengan indikator 1) merepresentasikan ulang sebuah konsep, 2) mengenali contoh dan bukan contoh, 3) merepresentasikan suatu bentuk ke bentuk lain, 4) menerapkan algoritma pada pemecahan masalah, selanjutnya dilakukan wawancara tak terstruktur namun pertanyaan wawancara mengarah kepada tujuan penelitian. analisis hasil penelitian, siswa dengan motivasi belajar tinggi (ST) sudah mampu memahami dan menyelesaikan permasalahan matematis SPLTV dengan baik. Siswa dengan motivasi belajar sedang (SS) masih ada kebingungan memahami konsep PLTV dan SPLTV, namun dalam menyelesaikan permasalahan matematis SPLTV sudah tepat. Siswa dengan motivasi belajar rendah masih ada kebingungan memahami konsep PLTV dan SPLTV, dan dalam menyelesaikan permasalahan matematis SPLTV juga masih memiliki hambatan dalam operasi aljabar.. Berdasarkan hasil penelitian perlu kiranya guru memberikan apersepsi di awal pembelajaran, sehingga siswa mengetahui manfaat dari materi yang akan dipelajari sehingga tumbuh motivasi untuk dapat memahami materi.