Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

Perception of Visual Impairment Towards the Aesthetic of Architectural Elements Sari, Komang Ayu Laksmi Harshinta; Hayati, Arina; Samodra, FX Teddy Badai
IPTEK Journal of Proceedings Series No 6 (2020): 6th International Seminar on Science and Technology 2020 (ISST 2020) - IN-PRESS
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23546026.y2020i6.11102

Abstract

Phenomenology in architecture is associated with perception between the subject and the space, which one of the studies includes multisensory experience. In general, contemporary architecture accentuates the visual experience, among other sensory modalities. Therefore, it is necessary to conduct research about the exploration of multisensory perception in architectural design. This study aims to explore how sensory activities or blind and visual impaired experience the spatial and the elements of architecture. This study is started by examining a brief literature review and then conducts qualitative research (in-depth interview and participant observation) to explore sensory experience and perception of blind people. The result finds from the five elements, walls and windows are the most influential elements for blind people. The existence of a wall has the potential to be a wayfinding of haptic system and has an echo effect. While the aperture opening element influences the illumination of light as well as indicators of outside space limits. The research outcome shows that people with visual impairment also acknowledge and they recognize these principles of design. They recognize contrast of temperature through the opening element, rhythm of texture through the wall, surface balance through the furniture, and hierarchy of noise through the window.
FLEKSIBILITAS DESAIN ARSITEKTUR RUANG PUBLIK SKALA RW Muhammad Nelza Mulki Iqbal; Antonio Heltra Pradana; Komang Ayu Laksmi Harshinta
Vitruvian : Jurnal Arsitektur, Bangunan dan Lingkungan Vol 11, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22441/vitruvian.2022.v11i2.007

Abstract

Kajian ruang publik kebanyakan terkait dengan aspek hijau, ramah anak, dan juga ketersediaannya terutama di wilayah perkotaan. Belum banyak kajian yang mengedepankan aspek fleksibilitas desain ruang publik di ranah arsitektural. Paper ini berupaya memberikan kontribusi terkait fleksibilitas desain arsitektur ruang publik pada skala rukun warga. Perencanaan dan Perancangan Ruang Publik Skala Rukun Warga banyak muncul pada kegiatan penelitian dan juga pengabdian masyarakat di bidang arsitektur namun belum banyak yang memberikan alternatif gagasan pengelolaan ruang yang didasarkan aspek fleksibilitas. Paper ini dihasilkan melalui metode deskriptif kualitatif dengan mengedepankan pisau bedah temporal dimension yang mencakup siklus dan manajemen waktu (time cycles and time management), kontinuitas (continuity and stability), dan perubahan lingkungan (urban enivronments change overtime) serta aspek fleksibilitas arsitektur adapt, transform, move dan interact. Hasilnya merupakan gagasan desain ruang publik fleksibel yang berada pada setting RW 05 Kelurahan Sawojajar Kota Malang. Poin penting dari gagasan desain yang dihasilkan adalah observasi terkait pentingnya peraturan terkait dan juga eksplorasi desain yang mengacu pada aspek fleksibilitas desain arsitektur ruang publik. Pembacaan ini menghasilkan tata kelola ruang publik yang terbagi menjadi dua bagian yakni area temporal sebagai area sosialisasi, parkir, dan ekonomi dan area tetap yang berwujud taman manula dan bermain anak.
AMPEL HERITAGE TOURISM AREA IN THE CONTEXT OF SUSTAINABILITY Galuh Fajarwati; Komang Ayu Laksmi Harshinta Sari; Faniah Shafira Amir Ishak
Journal of Architecture&ENVIRONMENT Vol 19, No 1 (2020)
Publisher : Department of Architecture, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2553.839 KB) | DOI: 10.12962/j2355262x.v19i1.a6838

Abstract

The rapid growth of the city of Surabaya greatly affects the physical development of urban areas, especially tourist areas. Ampel region is defined as a region of religious tourism and cultural heritage buildings by the city government by Mayors Number: 188.45 / 251 / 402.1.104 / 1996. The area has potential for tourism and the economy are high, but a blend of tourist areas, especially economic and trade area in the region is not complementary. So that the necessary processing and review of the Ampel area to harmonize trade and economic progress in the region to continue to support the function of the area of religious tourism. The method used by the descriptive approach and using the criteria of sustainable development goals, four pillars of sustainability. Urban heritage plan will be developed especially in the area of environmental Ampel Mosque and street vendors (PKL) in the area around the mosque. The basic form of the tourist areas has a broad scope, involving the regional areas, especially residential areas that will be affected negatively or positively on the system of the tourist area. However, this can improve the economy and income mainly local communities. Review and structuring this region will travel Ampel's impact on the pattern of people's lives around. Results from this research that some of the physical elements, such as infrastructure (circulation and parking), open space,
Teritori Ruang Ritual pada Pura Luhur Dwijawarsa Malang Komang Ayu Laksmi Harshinta Sari; Antariksa Antariksa; Abraham Mohammad Ridjal
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 3, No 4 (2015)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pura Luhur Dwijawarsa merupakan pura Khayangan Jagad yang tertua dan terbesar di Malang. Letaknya di gunung yang dipercayai sebagai tempat tersakral menjadikan pura ini memiliki kedudukan yang cukup tinggi. Terdapat jenis aktivitas ritual jenis kebudayaan dan keagamaan yang dilaksanakan di Pura Luhur Dwijawarsa. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi dan menganalisis pola aktivitas ritual serta teritori ruang ritual yang terbentuk pada Pura Luhur Dwijawarsa. Metode yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif guna mendeskripsikan proses terjadinya aktivitas ritual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada setiap ritual terdiri dari runtutan aktivitas yang cenderung bergerak dari ruang satu menuju ruang lainnya, sehingga hirarki aktivitas pada setiap prosesi ritual tidak selamanya berbanding lurus dengan konsep hirarki pada Pura Luhur Dwijawarsa. Teritori yang terbentuk yaitu jenis teritori primer, sekunder dan tersier. Perubahan terhadap teritori ruang dapat terlihat dari pergeseran sifat suatu ruang, hal tersebut dikarenakan faktor jenis pelaku yang terlibat serta sifat ritual tersebut.Kata kunci: aktivitas ritual, ruang ritual, teritori
DOMAIN TO DOMAIN TRANSFER SEBAGAI METODE PADA PERANCANGAN FASILITAS BAGI DISABILITAS NETRA Komang Ayu Laksmi Harshinta Sari; Jarot Wahyono
Pawon: Jurnal Arsitektur Vol 6 No 2 (2022): PAWON: Jurnal Arsitektur
Publisher : Program Studi Arsitektur Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36040/pawon.v6i2.4715

Abstract

Proses perancangan dalam arsitektur tidak luput dari pengguna yang terlibat pada bangunan atau lingkungan yang dirancang. Permasalahan arsitektur dan disabilitas tidak hanya sebatas penyelesaian teknis belaka. Keterlibatan pengguna disabilitas seharusnya bukan sekedar sebagai objek namun juga dapat membantu mengembangkan gagasan desain yang lebih kreatif. Pada penelitian ini mengembangkan persepsi disabilitas netra terhadap lingkungan alam hingga terbentuk kriteria arsitektural melalui metode domain-to domain transfer. Metode ini pada dasarnya mengacu pada prinsip dasar metode analogi pada arsitektur dimana terdiri dari sumber , transfer/proses reduksi dan target. Sumber diambil melalui kajian penelitian sebelumnya mengenai pengalaman sensori disabilitas netra terhadap ruang luar (outerspace) seperti pantai dan kebun raya. Melalui proses reduksi dihasilkan beberapa kriteria desain untuk rancangan fasilitas pelatihan bagi disabilitas netra seperti penerapan sekuens pada sirkulasi, tata masa dan zonasi, penataan lanskap, fasade bangunan dan material yang digunakan. Tentu saja kriteria elemen formal tersebut terintegrasi dengan respon pengguna disabilitas netra (sistem perseptual) yang diwujudkan dengan desain multisensori. Pada penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi pada pengembangan arsitektur yang inklusif dan desain universal.
RADIKALISME ARSITEKTUR SKALA KECIL DALAM MEMBUMIKAN DESA WISATA MANDIRI Muhammad Nelza Mulki Iqbal; Antonio Heltra Pradana; Komang Ayu Laksmi Harshinta Sari; Debby Budi Susanti
RADIAL : Jurnal Peradaban Sains, Rekayasa dan Teknologi Vol. 10 No. 2 (2022): RADIAL: JuRnal PerADaban SaIns RekAyasan dan TeknoLogi
Publisher : Universitas Bina Taruna Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37971/radial.v10i2.301

Abstract

Abstrak: Radikalisme Arsitektur Skala Kecil dalam Membumikan Desa Wisata Mandiri. Arsitektur skala kecil sejatinya banyak memiliki fungsi yang melebihi definisinya baik dari sisi skala maupun volume. Salah satu hal yang menjadikannya berbeda adalah membuatnya menjadi intervensi radikal yang mampu memberikan efek baru dan berkelanjutan bagi penggunanya. Desa menjadi sebuah obyek yang bisa dijadikan ranah baru bagi arsitektur skala kecil dalam membuat perubahan fundamental bagi kehidupan di desa. Apalagi sejak berjalannya program MBKM maka desa seharusnya bisa menjadi destinasi riset dan praksis terkait mengaplikasikan arsitektur dalam skala kecil. Desa erat dengan kemandirian dan juga mulai banyak dikembangkan sebagai destinasi wisata. Paper ini merefleksikan kegiatan pendampingan di Desa Batu Retno, Kab Malang dalam upayanya membumikan desa wisata mandiri dengan perantara arsitektur skala kecil yang radikal. Metode yang dipergunakan adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan action research dan live-in di desa yang melibatkan mahasiswa. Radikalisme yang coba dibangun diaplikasikan dalam pembuatan mekanisme wisata perminatan Sedino Baturetno serta pengaplikasian empat karakter university-civic engagement meliputi identifikasi kebutuhan (identified need), potensi perubahan (potential for change), pendekatan kolaboratif (collaborative approach), dan lokalitas (place-based). Kegiatan MBKM memberi peluang untuk menginisiasi intervensi arsitektur skala kecil di masyarakat yang berpotensi tidak hanya dari biaya juga waktu. Kata kunci: Arsitektur Skala Kecil, Desa Wisata, Localitas Partisipatif, MBKM Abstract: Radicalism Small Scale Architecture in Grounding an Independent Rural Tourism. Small-scale architecture actually has a lot of uses that go beyond its size and volume limits. One of the ways it is different is that it is a radical intervention that can give its users new and long-lasting effects. Rural area becomes an object that can be used as a new domain for small-scale architecture to make big changes. Also, since the MBKM programme has been put into place, rural areas should be able to become places for research and small-scale architectural practises. This paper reflects the research in Batu Retno, Malang Regency, which is trying to build an independent rural tourism industry through small-scale radical architectural intermediaries. Students live in the village and do action research as part of a method that is both descriptive and qualitative. The radicalism that is being built is shown in the making of Sedino Baturetno program, which was made with the help of the four features of university-civic engagement: identifying needs, the potential for change, a collaborative approach, and a place-based focus. MBKM activities give people a chance to start small architectural projects in their communities that have the potential to save both money and time. Keywords: Small Scale Architecture, Rural Tourism, Place Based, Participatory, MBKM
PENDAMPINGAN DESAIN TAMAN MANULA DAN ANAK DI RW 05 KELURAHAN SAWOJAJAR, KOTA MALANG Antonio Heltra Pradana; M. Nelza Mulki Iqbal; Komang Ayu Laksmi Harshinta Sari
Jurnal Abdimas Ilmiah Citra Bakti Vol 4 No 1 (2023)
Publisher : STKIP Citra Bakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38048/jailcb.v4i1.1475

Abstract

Ruang terbuka publik di Kawasan RW 05 Kelurahan Sawojajar Kota Malang telah lama tidak dikelola dengan maksimal. Padahal keberadaan ruang publik di kawasan permukiman saat ini tidak hanya menjadi keharusan, trend, bahkan sudah menjadi agenda global seperti yang digaungkan UN-Habitat sebagai Public Space for All. Mengacu pada penelitian dan abdimas kami sebelumnya, teridentifikasi area terbuka publik di Kawasan RW 05 Kelurahan Sawojajar adalah seluas 1550 m2 yang kemudian terbagi menjadi beberapa segmentasi. Salah satu segmentasi merupakan area hijau seluas 700 m2. Harapannya area kosong ini digunakan menjadi taman terbuka baru yang sesuai demografi dan karakter warga yang didominasi oleh usia pensiunan/ manula dan anak-anak. Harapannya kehadiran taman nantinya dapat memberikan manfaat yang optimal dan berkelanjutan terutama dalam konteks sosial dan kesehatan lintas generasi tersebut. Metode yang digunakan dalam pengabdian ini merupakan pendampingan dan pertisipasi yang mengacu pada pendekatan design thinking melalui rembug warga. Hasil dari kegiatan pengabdian ini adalah desain taman manula dan anak di RW 05 Kelurahan Sawojajar, Kota Malang yang dapat diimplementasikan.
DIRECT AND INDIRECT EXPERIENCE OF NATURE PADA KAJIAN BANGUNAN KAFE DI MALANG Komang Ayu Laksmi HS Sari; Antonio Heltra Pradana; Tittah Putri Lintang Wigati
Vitruvian : Jurnal Arsitektur, Bangunan dan Lingkungan Vol 12, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22441/vitruvian.2023.v12i2.005

Abstract

Desain dengan pendekatan unsur alami merupakan suatu hal yang umum telah dilakukan sejak pendahulu kita. Mulai dari desain yang mengikuti bentuk alam, penerapan arsitektur hijau hingga teknologi bangunan yang kini terintegrasi dengan unsur alam. Manusia membutuhkan alam dalam keberlangsungan hidupnya dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan mereka. Sehingga pada penelitian ini berbekal prinsip Biofilik sebagai teori utama. Kafe adalah salah satu tempat yang kini digemari oleh sebagian besar penduduk di Malang, hal itu dibuktikan semakin pesatnya perkembangan bangunan kafe disetiap tahunnya. Nongkrong diruang terbuka dengan suasana alam adalah satu preferensi pengunjung dalam memilih kafe. Sehingga pada penelitian ini fokus pada kajian penerapan direct and indirect experience of nature (pengalaman langsung dan tak langsung akan alam) pada ketiga kafe yang telah dipilih. Menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pengumpulan data melalui studi literature, obeservasi dan dokumentasi. Pada penelitian ini didapati direct experience of nature pada ketiga kafe dicapai dengan penerapan material kaca dan orientasi hadap bukaan guna memperoleh pencahayaan dan penghawaan alami, pengunaan elemen air, penataan lanskap ruang luar, penggunaan vegetasi pada interior dan antisipasi terhadap cuaca setempat. Sedangkan indirect experience of nature dicapai melalui penggunaan material alami pada elemen ruang, penggunaan warna cerah pada interior, adanya corak tumbuhan pada motif ubin dan bentuk fasad yang menyerupai pori-pori.
PENDAMPINGAN DESAIN TAMAN MANULA DAN ANAK DI RW 05 KELURAHAN SAWOJAJAR, KOTA MALANG Antonio Heltra Pradana; M. Nelza Mulki Iqbal; Komang Ayu Laksmi Harshinta Sari
Jurnal Abdimas Ilmiah Citra Bakti Vol. 4 No. 1 (2023)
Publisher : STKIP Citra Bakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38048/jailcb.v4i1.1475

Abstract

Ruang terbuka publik di Kawasan RW 05 Kelurahan Sawojajar Kota Malang telah lama tidak dikelola dengan maksimal. Padahal keberadaan ruang publik di kawasan permukiman saat ini tidak hanya menjadi keharusan, trend, bahkan sudah menjadi agenda global seperti yang digaungkan UN-Habitat sebagai Public Space for All. Mengacu pada penelitian dan abdimas kami sebelumnya, teridentifikasi area terbuka publik di Kawasan RW 05 Kelurahan Sawojajar adalah seluas 1550 m2 yang kemudian terbagi menjadi beberapa segmentasi. Salah satu segmentasi merupakan area hijau seluas 700 m2. Harapannya area kosong ini digunakan menjadi taman terbuka baru yang sesuai demografi dan karakter warga yang didominasi oleh usia pensiunan/ manula dan anak-anak. Harapannya kehadiran taman nantinya dapat memberikan manfaat yang optimal dan berkelanjutan terutama dalam konteks sosial dan kesehatan lintas generasi tersebut. Metode yang digunakan dalam pengabdian ini merupakan pendampingan dan pertisipasi yang mengacu pada pendekatan design thinking melalui rembug warga. Hasil dari kegiatan pengabdian ini adalah desain taman manula dan anak di RW 05 Kelurahan Sawojajar, Kota Malang yang dapat diimplementasikan.
KAJIAN KONDISI PEMUKIMAN JOYO RAHARJO RW 02 MALANG Komang Ayu Laksmi Harshinta Sari; Antonio Heltra Pradhana
Pawon: Jurnal Arsitektur Vol 8 No 1 (2024): PAWON: Jurnal Arsitektur
Publisher : Program Studi Arsitektur Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36040/pawon.v8i1.9169

Abstract

Pemukiman Joyo Raharjo, kelurahan Merjosari adalah pemukiman padat penduduk yang salah satu penyebabnya adalah semakin meningkatnya pendatang baru di Kota Malang. Lokasinya yang dekat dengan kawasan Pendidikan mempengaruhi meningkatnya usaha jasa hunian berupa kos-kosan disekitarnya. Hal tersebut berdampak pada situasi lingkungan hunian di sepanjang sungai kecil yang terdapat pada pemukiman Joyo Raharjo. Tujuan penelitian adalah mengkaji kondisi lingkungan pada Pemukiman Joyo Raharjo RW 02 terutama hunian disepanjang aliran sungai kecil dengan memperhatikan visual keadaan hunian, ketersediaan air bersih, fasilitas MCK, Pengelolaan sampah dan pengelolaan limbah cair. Metode yang digunakan yaitu metode kualitatif dengan pengambilan data melalui observasi dan wawancara. Hasil yang dicapai berupa penilaian deskriptif tentang elemen pemukiman dimana yang menjadi permasalahan utama adalah kondisi sanitasi makro maupun mikro.