Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

Application of Malay Traditional Architecture Elements as Regional Identity towards Sustainable City Hidayat, Wahyu
Jurnal Ruas Vol 9, No 2 (2011)
Publisher : Jurnal Ruas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (23.916 KB)

Abstract

Development of a sustainable city is a complex process with interactions of numerous aspects such as economic, environment, and social in urban living. Architecture is a major part in creating identity or character of the city and influencing quality of life of city community. In the context of architecture and urban design, sustainable architecture can be achieved if cultural aspects and ecological aspects are synergized as two connected entities. The study aims to identify and to analyse the application of Malay traditional architecture elements in contemporary buildings design in Pekanbaru. The assessment is based on two variables which are cultural aspect that shows application of Malay traditional architecture character as regional identity and ecological aspect that reflects application of Malay traditional architecture elements to respond the climatic condition. This research use qualitative methodology to analyse form and character of the buildings in term of application of Malay traditional architecture elements, and quantitative methodology is used with descriptive analysis to analyse the level of application of Malay traditional architecture elements in different categories and analysis. The research identifies that majority of contemporary building design use Malay traditional architecture elements improperly according to the philosophy of Malay traditional culture. The application of Malay traditional architecture character tends to show regional identity in the building design compared to respond ecological considerations. This study also identifies the different result between government buildings and private buildings in the application of Malay traditional architecture elements. The findings indicate the inconsistency of government policy enforcement in building permission to preserve the identity of Malay culture for the improvement of quality of life in Pekanbaru. Keywords: Malay traditional architecture elements, regional identity, sustainable city
PUSAT REHABILITASI NARKOBA DI PEKANBARU DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR ISLAM Dede Irma Juwita; Wahyu Hidayat; Mira Dharma
Vitruvian : Jurnal Arsitektur, Bangunan dan Lingkungan Vol 10, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22441/vitruvian.2021.v10i2.001

Abstract

Narkoba merupakan salah satu masalah yang besar hingga saat ini, baik di kota-kota besar hingga kedesa-desa sekalipun. Riau adalah salah satu kota yang yang terjerat kasus narkoba. Sepanjang tahun 2019, Riau menangani kasus narkoba sebanyak 1.817 kasus dengan 2.496 sebagai tersangka (Sitinjak, 2019). Pekanbaru pun tidak luput dari kasus narkoba mengingat beberapa kasus yang telah terjadi di Pekanbaru. Korban penyalahgunaan narkoba mengalami gangguan fisik dan psikis yang dapat melukai dirinya sendiri dan orang disekitar sehingga diperlukannya wadah dalam proses pemulihan mental sekaligus moral korban penyalahgunaan narkoba. Kurangnya fasilitas yang memadai juga menjadi alasan dalam perancangan pusat rehabilitasi narkoba di Pekanbaru. Salah satu penyebab terjeratnya manusia ke dalam lingkungan narkoba adalah kurangnya iman dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, maka diperlukannya wadah pemulihan yang mampu mendekatkan diri kepada sang pencipta, maka dari itu perancangan pusat rehabilitasi narkoba di Pekanbaru menggunakan pendekatan arsitektur Islam sebagai tema dan acuan dalam perancangan. Arsitektur Islam diterapkan pada perancangan berupa prinsip arsitektur Islam yang menghubungkan manusia, tuhan dan alam ciptaan-Nya. Pengaplikasian arsitektur Islam pada bangunan rehabilitasi narkoba terdapat pada perancangan massa bangunan, interior bangunan dan lansekap serta elemen-elemen warna dan material yang digunakan pada perancangan sesuai dengan kebutuhan proses rehabilitasi.   Drugs is one of the big problems to date, both in big cities and even in villages. Riau is one of the cities caught in drug cases. Throughout 2019, Riau handled 1,817 drug cases with 2,496 as suspects (Sitinjak, 2019). Pekanbaru was not spared from drug cases given several cases that have occurred in Pekanbaru. Victims of drug abuse experience physical and psychological disorders that can injure themselves and those around them so that they need a container in the process of mental recovery as well as the morale of victims of drug abuse. Lack of adequate facilities is also a reason in the design of drug rehabilitation centers in Pekanbaru. One of the causes of human being trapped into the drug environment is the lack of faith and devotion to God Almighty, so the need for a container of recovery that is able to get closer to the creator, therefore the design of drug rehabilitation centers in Pekanbaru using the approach of Islamic architecture as a theme and reference in design. Islamic architecture is applied to the design of Islamic architectural principles that connect humans, God and nature of His creation. The application of Islamic architecture in drug rehabilitation buildings is found in the design of building masses, building interiors and landscaping as well as the color and material elements used in the design in accordance with the needs of the rehabilitation process.  
APLIKASI LANGGAM ARSITEKTUR MELAYU SEBAGAI IDENTITAS KAWASAN MENUJU KOTA BERKELANJUTAN Wahyu Hidayat
Local Wisdom : Jurnal Ilmiah Kajian Kearifan Lokal Vol 3, No 2 (2011): July 2011
Publisher : University of Merdeka Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26905/lw.v3i2.1390

Abstract

Perkembangan kota yang berkelanjutan (sustainable city) merupakan suatu proses kompleks yang melibatkan serangkaian interaksi berbagai aspek seperti ekonomi, lingkungan, dan sosial budaya dalam kehidupan komunitas kota. Aristektur merupakan salah satu bagian yang paling dominan dalam membentuk wajah dan identitas kota serta mempengaruhi kualitas hidup masyarakan kota. Dalam konteks arsitektur dan desain perkotaan, arsitektur berkelanjutan (sustainable architecture) dapat dicapai jika aspek budaya dan ekologi disinergikan sebagai dua hal yang saling melengkapi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi penerapan langgam arsitektur melayu dalamdesain bangunan kontemporer di kota Pekanbaru. Identifikasi didasarkan pada dua variable yaitu, aspek budaya yang menjelaskan penggunaan langgam arsitektur melayu sebagai identitas kota dan kawasan dan aspek ekologi yang merefleksikan penggunaan elemen arsitektur melayu dalam merespon kondisi lingkungan. Metode yang digunakan adalah kuantitatif deskriptif yang menggambarkan penggunaan langgam arsitektur melayu di kota Pekanbaru. Dari penelitian ini diketahui bahwamayoritas desain bangunan kontemporermenggunakan langgam arsitektur melayu secara tidak tepat menurut filosofinya dan lebih memprioritaskan aspek identitas daripada aspek ekologi dalam merespon kondisi lingkungan. Hasil studi juga mengidentifikasi perberbedaan antara bangunan milik pemerintah daerah dan bangunanmilik swasta dalampenggunaan langgamarsitektur melayu.
Application of Malay Traditional Architecture Elements as Regional Identity towards Sustainable City Wahyu Hidayat
RUAS (Review of Urbanism and Architectural Studies) Vol 9, No 2 (2011)
Publisher : RUAS (Review of Urbanism and Architectural Studies)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (579.208 KB) | DOI: 10.21776/ub.ruas.2011.009.02.4

Abstract

Development of a sustainable city is a complex process with interactions of numerous aspects such as economic, environment, and social in urban living. Architecture is a major part in creating identity or character of the city and influencing quality of life of city community. In the context of architecture and urban design, sustainable architecture can be achieved if cultural aspects and ecological aspects are synergized as two connected entities. The study aims to identify and to analyse the application of Malay traditional architecture elements in contemporary buildings design in Pekanbaru. The assessment is based on two variables which are cultural aspect that shows application of Malay traditional architecture character as regional identity and ecological aspect that reflects application of Malay traditional architecture elements to respond the climatic condition. This research use qualitative methodology to analyse form and character of the buildings in term of application of Malay traditional architecture elements, and quantitative methodology is used with descriptive analysis to analyse the level of application of Malay traditional architecture elements in different categories and analysis. The research identifies that majority of contemporary building design use Malay traditional architecture elements improperly according to the philosophy of Malay traditional culture. The application of Malay traditional architecture character tends to show regional identity in the building design compared to respond ecological considerations. This study also identifies the different result between government buildings and private buildings in the application of Malay traditional architecture elements. The findings indicate the inconsistency of government policy enforcement in building permission to preserve the identity of Malay culture for the improvement of quality of life in Pekanbaru.Keywords: Malay traditional architecture elements, regional identity, sustainable city
Perancangan Kawasan Masjid At-Taqwa Desa Aursati Kampar Dengan Pendekatan Arsitektur Islam Muhd Arief Al Husaini; Wahyu Hidayat; R. Lisa Suryani; Muhammad Rijal; Mashuri Mashuri
Journal of Community Engagement Research for Sustainability Vol. 1 No. 1 (2021): Juli
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (660.371 KB) | DOI: 10.31258/cers.1.1.11-18

Abstract

The mosque is an important element for Muslims both in performing worship and muamalah activities so that it is undeniably a religious center. The mosque experienced the dynamics of significant development ranging from general geometric shapes to modern architectural styles. At-Taqwa Mosque has not been maximized as a house of worship because muhrim privacy is not well achieved, does not accommodate worshippers at large events, lacks other facilities. The management cooperates in the service activities to realize the documents of the design of the Taqwa Aursati mosque area. This activity is descriptive qualitative by collecting data through observation and interview. An activity approach is a bottom-up approach that is with the smoothing of the user's interests and desires. The result of this activity is to obtain documents designing the At-Taqwa mosque area by applying the concept of Islamic architecture. The design provides facilities based on zoning i.e. transition zones, mosque zones, and educational zones. This document is useful for the committee for the development of the At-Taqwa mosque as a guide in the implementation of the construction of the mosque.
KAWASAN WISATA OLAHRAGA ISLAM DI PEKANBARU DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOMIMETIK Siti Aisyah; Wahyu Hidayat; Pedia Aldy
Jurnal Arsitektur ARCADE Vol 4, No 3 (2020): Jurnal Arsitektur ARCADE November 2020
Publisher : Prodi Arsitektur UNIVERSITAS KEBANGSAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31848/arcade.v4i3.535

Abstract

The Islamic Sports Tourism Area is quoted from a hadith which reads from Amir al-mu'minin, Umar Al-Faruq Ibn Al-Khattab, Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam said: "Teach your children to ride, swim and archery". (HR. Shahih Bukhari / Muslim). From the hadith, 3 sports can be taken clearly from the Prophet Muhammad SAW, namely horse riding, swimming and archery. These three sports will be the main function in the Islamic sports tourism area. The design method used is a field survey and documentation as well as analyzing data. The results of the design take the formation of nature in general, namely leaves. The shape of nature is in line with the theme of this design, which is biomimetic architecture. In addition to the three main functions there are also supporting functions in the form of airsoft gun, all terrain vehicles, mosques, food courts, clinics, and retail. The Islamic sports tourism area aims to accommodate community activities and is the center of activities of Islamic Sports in Pekanbaru.).
Perancangan Trade Center Tanggap Pandemi Covid-19 dengan Penerapan Prinsip Arsitektur Eco-Tech Mardi Liansyah; R.Lisa Suryani; Wahyu Hidayat
JAUR (JOURNAL OF ARCHITECTURE AND URBANISM RESEARCH) Vol 5, No 2 (2022): JAUR APRIL
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/jaur.v5i2.5693

Abstract

AbstrakDari kurun tahun 2019 dunia mengalami pandemic covid-19, virus covid-19 merucut ke Indonesia. Indonesia terkena dampak yang sangat besar dalam pertumbuhan virus covid-19 ini. Salah satunya yaitu kota Pekanbaru. Kota Pekanbaru merupakan kota yang teridikasi zona merah dalam berkurun waktu yang sangat lama sehingga menyebabkan kebudayaan itu bergeser. Contohnya seperti dulu kita mudah untuk berjabat tangan sehingga berkomunikasi bisa lebih nyaman kini bergeser menjadi bersosial distancing dengan unsur protokol kesehatan. Perilaku manusia kini menjadi berubah di karenakan pandemi virus covid-19 ini. Seperti pada pasar dimana masyarakat dulu mudah untuk berbelanja, bersentuhan atau kontak langsung dan juga tatap muka. Salah satu upaya mewujudkan kegiatan perdagangan dan jasa yang perlu dikembangkan yakni dengan merancang Trade Center. Trade center merupakan sebuah pusat bisnis perdagangan yang menyediakan fasilitas perdagangan dan jasa dengan menyatukan agen bisnis yang terlibat dalam perdagangan dan diharapkan dapat memicu perkembangan ekonomi di daerah pelayanan. Untuk memenuhi kebutuhan Trade center yang aman dan nyaman terhadap lingkungan maka di terapkannya arsitektur Eco-tech yang memiliki teknologi berwawasan lingkungan. Prancangan Trade Center tanggap pandemic covid-19  ini berfokus pada desain yang menggunakan prinsip eco-tech, peraturan dan kebijakan pemerintah juga turut andil di dalam desain pada bangunan.Kata Kunci :Protokol kesehatan, Dampak Covid-19, Trade Center, Ecotech Arsitektur.
Perancangan Pesantren Tahfidz dengan Pendekatan Energy Conscious Design di Tembilahan muhammad ibrahim; Wahyu Hidayat; Mira Dharma Susilawati
JAUR (JOURNAL OF ARCHITECTURE AND URBANISM RESEARCH) Vol 5, No 2 (2022): JAUR APRIL
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/jaur.v5i2.4896

Abstract

Perkembangan anak-anak hingga usia remaja perlu mendapat perhatian lebih terhadap lingkungan sosial sekitar, sehingga dapat menghasilkan anak bangsa yang berakhlaq dan bermoral. Kurangnya peran sosial dari orangtua dan lingkungan sekitarnya menyebabkan perkembangan psikologis anak menjadi kurang matang. Perancangan Pesantren Tahdfidz dengan menggunakan tema energy conscious design di Tembilahan ini adalah sebuah wadah hunian serta edukasi sosial agama yang bertujuan mengkaji, menghafal, dan mengaplikasikan al-qur’an sebagai tahap untuk memperbaiki dan menjaga moral dan kualitas anak bangsa yang semakin lama semakin menurun. Pesantren Tahfidz di Tembilahan ini dibuat untuk anak-anak dan  remaja tepatnya anak yang bersekolah ditingkat SD, SMP, SMA agar kelak dewasa meraka bisa menanamkan nilai-nilai islam sehingga tumbuh menjadi manusia yang berakhlak dan bermoral lebih lagi berilmu.Dalam perancangan Pesantren Tahfidz ini, penulis menerapkan prinsip Energy Conscious Design karena tema ini menjelaskan tentang pemanfaatan iklim yang ada disekitar site untuk penghematan energi pada bangunan pondok pesantren. Energy Conscious Design dalam konsep perancangannya menggunakan iklim sebagai sistem penghematan energi. Dalaam penerapannya dapat membuat ventilasi silang dan bukaan yang banyak agar ruangan di dalam bangunan dapat terasa sejuk tanpa menggunakan AC. Kemudian dapat dibuat banyak bukaan berupa jendela agar cahaya terang dapat masuk ke dalam ruangan sehingga dapat menghemat energi listrik.
PERANCANGAN PERPUSTAKAAN UMUM DI SAWAHLUNTO DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEKSTUAL rahmat wendri; Mira Dharma S; Wahyu Hidayat
JAUR (JOURNAL OF ARCHITECTURE AND URBANISM RESEARCH) Vol 4, No 2 (2021): JAUR APRIL
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/jaur.v4i2.4877

Abstract

Sawahlunto merupakan salah satu kota di provinsi Sumatera Barat yang terkenal dengan bangunan- bangunan Belandanya dan juga salah satu aset di Indonesia yang telah di tetapkan menjadi kota pusaka dan  warisan dunia oleh Unesco pada  tahun 2019. Akan tetapi kota Sawahlunto tidak memiliki   perpustakaan umum  yang layak, dikarenakan perpustakaan umum sebelumnya tidak mepunyai fasilitas-fasilitas yang memadai dan tidak dapat menampung kegiatan-kegiatan masyarakat dalam mencari informasi. Tujuan dari perancangan perpustakaan umum ini agar mampu memberikan fasilitas  dan  pelayanan  kepada  masyarakat  dan  memudahkan masyarakat  dalam mencari informasi yang mereka inginkan, serta dengan penerapan arsitektur kontekstual dapat menjaga dan memperkuat karakter kota pusaka Sawahlunto dan juga bangunan-bangunan yang ada di lingkungan sekitarnya. Metode penelitian yang digunakan berupa pengamatan, wawancara dan data literatur. Pada perancangan ini menerapkan konsep Alam Takambang jadi Guru yang didapatkan dari keterkaitan fungsi serta tema pada rancangan yang diterapkan pada gubahasan massa dan fasad bangunan.
Perancangan Pineapple Center dengan Pendekatan Arsitektur Biofilik di Kualu Nenas Rifa Novriani; Muhd Arief Al Husaini; Wahyu Hidayat
JAUR (JOURNAL OF ARCHITECTURE AND URBANISM RESEARCH) Vol 5, No 1 (2021): JAUR OKTOBER
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/jaur.v5i1.4898

Abstract

Hasil pertanian yang paling terkenal dan menjadi buah segar ungulan di Kualu Nenas yaitu Nanas. Hasil produksi usahatani nanas yang cukup melimpah di daerah Kualu Nenas ini dapat meningkatkan pendapatan petani dengan memasarkan hasil produk nanas kepada konsumen ataupun pedagang secara langsung. Kebanyakan petani nanas di daerah Kampar memasarkan nanas dalam bentuk buah segar di tepi jalan lintas Pekanbaru-Bangkinang. Pedagang yang berjualan di tepi jalan tersebut kuranglah menarik minat konsumen sehingga sedikit penjualan yang dihasilkan. Untuk memanfaatkan hasil produksi nanas yang melimpah dan menunjang hasil penjualan nanas, maka diperlukanlah Pineapple Center yang mampu menarik minat konsumen sehingga bisa meningkatkan perekonomian masyarakat setempat. Pineapple Center menjadi bangunan sebagai fasilitas komersial yang mewadahi berbagai kegiatan seperti pengolahan nanas menjadi kuliner maupun kerajinan, sebagai tempat edukasi seperti penelitian dan pelatihan pengembangan nanas, dan juga area rekreasi bagi wisatawan dan masyarakat setempat. Metode yang digunakan dalam perancangan ini yaitu metode primer berupa survei, serta berbagai sumber literatur sebagai metode sekunder. Pada perancangan arsitektur Pineapple Center ini menggunakan tema Arsitektur Biofilik dimana tema ini membuat keselarasan antara objek arsitektur dan lingkungan alam sekitarnya.