Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

PENERAPAN METODE SQ3R TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA DI MASA PANDEMI Sri Rahayuningsih; Indria Kristiawan
Paedagoria : Jurnal Kajian, Penelitian dan Pengembangan Kependidikan Vol 12, No 2 (2021): September
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/paedagoria.v12i2.4958

Abstract

Abstrak: Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan penerapan metode SQ3R terhadap pemahaman konsep matematika mahasiswa di masa pandemi covid-19. Jenis penelitian yang digunakan merupakan deskriptif kualitatif. Sumber data yang yang digunakan adalah mahasiswa prodi pendidikan matematika semester 1 tahun akademik 2020/2021 yang berjumlah 28 mahasiswa. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data hasil aktivitas mahasiswa dan hasil angket respon mahasiswa. Hasil penelitian yang meliputi hasil diskusi, hasil latihan, hasil tugas kelompok, hasil tes menunjukkan bahwa melalui penerapan metode SQ3R ≥75% mahasiswa mengalami peningkatan pemahaman konsep sistem bilangan real di masa pandemi covid-19. Hasil angket respon menunjukkan bahwa ≥75% mahasiswa sangat senang dengan penerapan metode SQ3R dalam pekuliahan secara daring. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa penerapan metode SQ3R, yaitu Survey dalam aktivitas diskusi, Questions dalam aktivitas latihan, Read dalam aktivitas tugas, Recite dalam pertemuan virtual, dan Review dalam aktivitas kuis dapat meningkatkan pemahaman konsep matematika mahasiswa di masa pandemi.Abstract: The purpose of this study is to describe the application of the SQ3R method to students' understanding of mathematical concepts during the covid-19 pandemic. The type of research used is descriptive qualitative. The data sources used are students of the 1st semester of mathematics education study program for the 2020/2021 academic year, totaling 28 students. The data collected in this study are the data from student activities and the results of student response questionnaires. The results of the study which included discussion results, practice results, group assignment results, test results showed that through the application of the SQ3R method ≥75% of students experienced an increase in understanding the concept of the real number system during the covid-19 pandemic. The results of the response questionnaire show that 75% of students were very happy with the application of the SQ3R method in online lectures. So it can be concluded that the application of the SQ3R method, namely Survey in discussion activities, Questions in practice activities, Read in task activities, Recite in virtual meetings, and Review in quiz activities can improve students' understanding of mathematical concepts during the pandemic.
PENERAPAN KEGIATAN PEER TUTOR DALAM PEMBELAJARAN DARING Dimas Singgih Sulistyo Wardani; Febi Dwi Widayanti; Sri Rahayuningsih
Paedagoria : Jurnal Kajian, Penelitian dan Pengembangan Kependidikan Vol 12, No 2 (2021): September
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/paedagoria.v12i2.4965

Abstract

Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimanakah penerapan kegiatan peer tutor dalam pembelajaran daring. Penelitian ini tergolong penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa yang mengikuti matakuliah Profesi Kependidikan. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini, yaitu: (1) Rencana penerapan kegiatan peer tutor; (2) Instrumen tes hasil belajar mahasiswa; (3) Lembar Angket. Hasil penelitian yang meliputi hasil diskusi kelompok, hasil tes, dan hasil angket. Berdasarkan hasil tes secara klasikal sebesar mahasiswa telah mencapai ketuntasan, maka dapat dikatakan bahwa mahasiswa telah memahami materi yang telah dipelajari. Hasil angket respon yang sangat positif terhadap penerapan kegiatan “Peer Tutor” dalam pembelajaran daring. Penerapan kegiatan “peer tutor” dalam pembelajaran daring terdiri dari tiga tahap, yaitu peer, tutoring dan evaluation. Penerapan kegiatan “peer tutor” dalam pembelajaran daring dapat menumbuhkan sikap percaya diri dan peduli kepada teman, serta dapat mengembangkan kemampuan pemahaman konsep mahasiswa.Abstract: The purpose of this study is to describe how peer tutor activities are implemented in online learning. This research is classified as quantitative descriptive research. This research was conducted on students who follow the education profession.Instruments used to collect data in this study, namely: (1) Plan for the application of peer tutor activities; (2) Instrument test results of student learning; (3) Angket sheet. The results of the study included the results of group discussions, test results, and questionnaire results. Based on the results of the test classically 77.8% of students have reached completion, it can be said that students have understood the material that has been studied. The results of a very positive response to the application of "Peer Tutor" activities in online learning.The application of "peer tutor" activities in online learning consists of three stages, namely peer, tutoring and evaluation. The application of "peer tutor" activities in online learning can foster a confident and caring attitude to friends, and can develop the ability to understand student concepts.
KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA Sri Rahayuningsih; Indria Kristiawan
Conference on Innovation and Application of Science and Technology (CIASTECH) CIASTECH 2018 "Inovasi IPTEKS untuk mendukung Pembangunan Berkelanjutan"
Publisher : Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (231.785 KB)

Abstract

Tujuan dari artikel ini adalah untuk mendeskripsikan hal pokok tentang kemampuan berpikir kritis siswa dalam menyelesaikan masalah matematika, karena belakangan ini banyak siswa yang merasa kesulitan dalam menyelesaikan masalah matematika dengan berbagai pengetahuan yang dimiliki sehingga mengakibatkan kemampuan berpikir kritis siswa masih rendah. Sedangkan dalam mempelajari matematika siswa dituntut untuk menggali pengetahuan dan memperlihatkan kemampuan berpikir kritisnya. Melalui pemaparan dari berpikir kritis pada artikel ini, guru hendaknya dapat mengetahui dan memahami pengertian dari berpikir kritis. dan dapat mengetahui kompetensi yang diperlukan untuk menilai kemampuan berpikir kritis siswa. Metode yang digunakan dalam artikel ini merupakan studi literasi dari beberapa jurnal dan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli yang kemudian ditarik seuatu kesimpulan. Hasil yang diperoleh dari kajian literatur dalam artikel ini adalah kemampuan proses berpikir yang dimiliki setiap individu dengan menggunakan penalaran dan akal pikiran yang logis untuk menyelesaikan masalah matematika yang dihadapi. Dengan demikian guru diharapkan dapat mengetahui kompetensi yang diperlukan untuk menilai atau mengevaluasi kemampuan berpikir kritis siswa sehingga dapat melatih dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam menyelesaikan masalah matematika.
Upaya Mengatasi Miskonsepsi Siswa pada Penjumlahan Vektor dengan Problem Based Learning Rachmasari, Sekar; Prayitno, Anton; Rahayuningsih, Sri
EQUALS: Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Vol 7 No 1 (2024): Equals: Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika
Publisher : Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muslim Maros

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46918/equals.v7i1.2131

Abstract

Miskonsepsi merupakan suatu hal yang perlu dihindari baik oleh guru maupun siswa dalam proses pembelajaran. Salah satu konsep matematika yang masih terdapat miskonsepsi oleh siswa yaitu materi penjumlahan vektor. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi miskonsepsi yang umum terjadi pada siswa dalam penjumlahan vektor dan mengevaluasi efektivitas model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dalam mengatasi miskonsepsi tersebut. Metode yang digunakan adalah Systematic Literature Review (SLR), di mana berbagai penelitian yang relevan dikumpulkan, dianalisis, dan disintesis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PBL efektif dalam mengurangi miskonsepsi dan meningkatkan pemahaman konseptual siswa terhadap penjumlahan vektor. Siswa yang belajar menggunakan PBL menunjukkan kemampuan yang lebih baik dalam mengaplikasikan konsep penjumlahan vektor dalam berbagai konteks. Penelitian ini memberikan kontribusi penting bagi pengembangan metode pengajaran yang lebih efektif dalam bidang pendidikan matematika.
PROSES KONSTRUKSI SCAFFOLDING DALAM PEMODELAN MATEMATIKA Sugiati, Iis; Prayitno, Anton; Rahayuningsih, Sri
EDU-MAT: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 12, No 1 (2024)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/edumat.v12i1.18283

Abstract

Pemodelan matematika merupakan proses merepresentasikan dan menjelaskan permasalahan pada dunia nyata ke dalam pernyataan matematis. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan proses scaffolding yang dapat diberikan kepada peserta didik guna meningkatkan strategi pembelajaran yang efektif dan fleksibel. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan pemilihan subjek menggunakan teknik Stratified Random Sampling. Subjek terdiri dari 3 peserta didik kelas X masing-masing satu peserta didik berkemampuan matematika tinggi, sedang, dan rendah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketika subjek mengalami kesulitan dalam memahami suatu masalah, bantuan yang diberikan berupa panduan melalui pertanyaan. Jika mereka mengalami kesulitan dalam menghubungkan dengan konsep sebelumnya, bantuan akan berupa arahan untuk membuat tabel dan mereview kembali materi yang sudah dipelajari (Explaining, Reviewing, And Restructuring). Sementara jika subjek menghadapi kesulitan dalam menyusun strategi, bantuan yang diberikan adalah untuk mengingat kembali rencana strategi yang telah disiapkan sebelumnya dan mengembangkan pemikiran konseptual peserta didik (Developing Conceptual Thinking).  Kata kunci: langkah pemodelan, matematika, scaffolding Abstract: Mathematical modeling is the process of representing and explaining real world problems into mathematical statements. This research aims to describe the scaffolding process that can be provided to students to improve effective and flexible learning strategies. This research is a qualitative descriptive study with subject selection using the Stratified Random Sampling technique. The subjects consisted of three 10th grade students, one student each with high, medium and low mathematics abilities. The research results show that when the subject experiences difficulty in understanding a problem, the assistance provided is in the form of guidance through questions. If they have difficulty connecting with previous concepts, assistance will be in the form of directions to make tables and review the material they have studied (Explaining, Reviewing, And Restructuring). Meanwhile, if the subject faces difficulties in developing a strategy, the assistance provided is to recall the strategy plan that has been prepared previously and develop the students' conceptual thinking (Developing Conceptual Thinking). Key words: modeling steps, mathematics, scaffolding
Pelaksanaan Perkuliahan Microteaching berbasis E-Learning Widayanti, Febi Dwi; Rahayuningsih, Sri; Suryanti, Eny Wahyu
JEMS: Jurnal Edukasi Matematika dan Sains Vol 10, No 2 (2022)
Publisher : Universitas PGRI Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25273/jems.v10i2.13357

Abstract

Pada situasi normal, perkuliahan microteaching di FKIP Universitas Wisnuwardhana, dilaksanakan di ruang laboratorium microteaching. Namun, situasi pandemi Covid-19 yang telah berlangsung kurang lebih selama dua menyebabkan perkuliahan microteaching dilakukan secara daring (e-learning). Pelaksanaan perkuliahan microteacing berbasis e-learning yang diterapkan di FKIP Universitas Wisnuwardhana menjadi suatu tantangan tersendiri, karena matakuliah microteaching identik dengan pembelajaran praktik secara langsung dan merupakan proses awal pembentukan kompetensi pendidik. Universitas Wisnuwardhana telah memiliki sebuah Learning Manajemen Sistem (LMS) berbasis daring (e-learning) untuk memfasilitasi pelaksanaan perkuliahan microteaching melalui laman http://elearning.wisnuwardhana.ac.id/. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan perkuliahan microteaching berbasis e-learning serta meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam praktik microteaching yang direkam dalam format video kemudian diunggah ke media sosial (youtube). Perkuliahan microteaching berbasis e-learning yang dilaksanakan pada mahasiswa calon guru prodi Pendidikan Matematika berjalan dengan lancar, karena Universitas Wisnuwardhana telah berupaya secara institusional dalam menyediakan fasilitas e-learning (LMS). Selain itu, pelaksanaan perkuliahan microteaching berbasis e-learning dapat meningkatkan aktivitas mahasiswa, karena mereka mampu belajar secara mandiri sesuai dengan lembar aktivitas yang disajikan. Indikator kemandirian mahasiswa terdapat pada penyelesaian tugas, dan bertanggungjawab terhadap waktu yang diberikan setiap pertemuan dalam mengumpulkan hasil pekerjaannya.
Pendampingan Pengelolaan Sampah Anorganik di Desa Jambangan Kecamatan Dampit Kabupaten Malang Sri Rahayuningsih; Febi Dwi Widayanti; Firina Lukitaningtias
Sasambo: Jurnal Abdimas (Journal of Community Service) Vol. 6 No. 4 (2024): November
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LITPAM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/sasambo.v6i4.2274

Abstract

Program pendampingan pengelolaan sampah anorganik dilaksanakan di Desa Jambangan, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang, bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan sampah yang lebih baik. Metode pelaksanaan meliputi pembentukan struktur organisasi, sosialisasi terkait bahaya dan pemilahan sampah, serta kerja sama dengan pengepul sampah. Mitra kegiatan terdiri dari remaja masjid, warga desa, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Malang, dan pengepul sampah. Hasil menunjukkan peningkatan kesadaran masyarakat dalam pemilahan sampah anorganik sebesar 45%. Pembentukan struktur organisasi meningkatkan efisiensi pengelolaan sampah, sementara kerja sama dengan pengepul memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat. Program ini berhasil memperkenalkan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle) yang berdampak pada pengurangan volume sampah.Kesimpulannya, kegiatan ini efektif menciptakan sistem pengelolaan sampah berkelanjutan yang terorganisir dan memberikan manfaat lingkungan serta ekonomi. Rekomendasi mencakup penguatan dukungan pemerintah dan LSM, serta perluasan cakupan program melalui edukasi berkelanjutan. Assistance in Inorganic Waste Management in Jambangan Village, Dampit District, Malang Regency The inorganic waste management assistance program was conducted in Jambangan Village, Dampit District, Malang Regency, aiming to raise community awareness of better waste management practices. The implementation methods included forming an organizational structure, conducting awareness campaigns on waste hazards and segregation, and collaborating with waste collectors. Program partners consisted of mosque youth, village residents, the Malang Regency Environmental Office, and waste collectors. The results showed a 45% increase in community awareness of inorganic waste segregation. The establishment of an organizational structure improved the efficiency of waste management, while collaboration with collectors provided economic benefits for the community. This program successfully introduced the 3R principles (Reduce, Reuse, Recycle), contributing to significant waste volume reduction. In conclusion, this activity effectively created a sustainable and organized waste management system, benefiting both the environment and the local economy. Recommendations include strengthening government and NGO support and expanding the program's reach through continuous education  
ANALISIS BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENGERJAKAN SOAL TURUNAN FUNGSI ALJABAR Boyi, Monika Ana; Rahayuningsih, Sri
SCIENCE : Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika dan IPA Vol. 5 No. 3 (2025)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/science.v5i3.6672

Abstract

Critical thinking skills are a fundamental competency in mathematics learning, yet many high school students experience significant difficulties in essential material such as algebraic function derivatives. This background motivated the conduct of research focused on analyzing in-depth the level of students' critical thinking skills in solving problems related to this material, as well as identifying the types of difficulties and their contributing factors. This research used a descriptive qualitative approach involving two students as case study subjects. The instruments used to collect data were test questions on algebraic function derivatives designed to measure conceptual understanding and application of principles, as well as in-depth interviews to explore students' thought processes. The main findings of this study indicate that students' critical thinking skills are still at a very low level. The most prominent difficulties are students' inability to identify basic concepts such as variables and constants, as well as their failure to apply derivative rules logically and systematically. The conclusion of this study is that low critical thinking skills are directly correlated with students' learning difficulties, which are exacerbated by weak conceptual mastery and less varied teaching methods. Therefore, this study recommends the implementation of contextual learning strategies to effectively stimulate and develop students' critical thinking skills. ABSTRAKKemampuan berpikir kritis merupakan kompetensi fundamental dalam pembelajaran matematika, namun kenyataannya banyak siswa SMA mengalami kesulitan signifikan pada materi esensial seperti turunan fungsi aljabar. Latar belakang inilah yang mendorong dilakukannya penelitian yang berfokus untuk menganalisis secara mendalam tingkat kemampuan berpikir kritis siswa dalam menyelesaikan soal-soal terkait materi tersebut, serta mengidentifikasi jenis kesulitan dan faktor penyebabnya. Langkah penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan melibatkan dua orang siswa sebagai subjek studi kasus. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah soal tes turunan fungsi aljabar yang dirancang untuk mengukur pemahaman konsep dan penerapan prinsip, serta wawancara mendalam untuk menggali proses berpikir siswa. Temuan utama dari penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa masih berada pada level yang sangat rendah. Kesulitan yang paling menonjol adalah ketidakmampuan siswa dalam mengidentifikasi konsep dasar seperti variabel dan konstanta, serta kegagalan dalam menerapkan aturan turunan secara logis dan sistematis. Kesimpulan dari studi ini adalah rendahnya kemampuan berpikir kritis berkorelasi langsung dengan kesulitan belajar siswa, yang diperparah oleh penguasaan konsep yang lemah dan metode pengajaran yang kurang variatif. Oleh karena itu, penelitian ini merekomendasikan implementasi strategi pembelajaran kontekstual untuk menstimulasi dan mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa secara efektif.
KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS V MATERI PECAHAN Kumalasari, S. Evita; Rahayuningsih, Sri
SCIENCE : Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika dan IPA Vol. 5 No. 3 (2025)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/science.v5i3.6679

Abstract

This research is motivated by students' low mathematical conceptual understanding of fractions, where many students tend to memorize procedures without understanding their essential meaning. The focus of this study is to analyze and describe in-depth the conceptual understanding abilities of fifth-grade students at SD Negeri 2 Kepanjen on fractions, based on different ability levels. As a crucial step, this study used a descriptive qualitative approach. The study subjects consisted of teachers and six students selected through purposive sampling to represent high, medium, and low ability categories. Data were collected through essay tests, interviews, and observations, then analyzed using the Miles and Huberman model. The main findings indicate clear differences in achievement across levels: high-ability students were able to meet all seven indicators of conceptual understanding, medium-ability students met five indicators, and low-ability students only achieved two indicators. In conclusion, the level of students' conceptual understanding of fractions varies significantly, underscoring the importance of learning strategies that focus on strengthening conceptual understanding in a deep and differentiated manner. ABSTRAKPenelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya pemahaman konsep matematis siswa pada materi pecahan, di mana banyak siswa cenderung menghafal prosedur tanpa memahami makna esensialnya. Fokus penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mendeskripsikan secara mendalam kemampuan pemahaman konsep siswa kelas V di SD Negeri 2 Kepanjen pada materi pecahan, berdasarkan tingkatan kemampuan yang berbeda. Sebagai langkah penting, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Subjek penelitian terdiri dari guru dan enam siswa yang dipilih melalui purposive sampling untuk mewakili kategori kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Data dikumpulkan melalui tes uraian, wawancara, dan observasi, kemudian dianalisis dengan model Miles dan Huberman. Temuan utama menunjukkan adanya perbedaan capaian yang jelas antar tingkatan: siswa berkemampuan tinggi mampu memenuhi seluruh 7 indikator pemahaman konsep, siswa berkemampuan sedang memenuhi 5 indikator, dan siswa berkemampuan rendah hanya mampu mencapai 2 indikator. Kesimpulannya, tingkat pemahaman konsep pecahan siswa sangat bervariasi, menegaskan pentingnya strategi pembelajaran yang berfokus pada penguatan pemahaman konseptual secara mendalam dan terdiferensiasi.
KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS V MATERI PECAHAN Kumalasari, S. Evita; Rahayuningsih, Sri
SCIENCE : Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika dan IPA Vol. 5 No. 3 (2025)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/science.v5i3.6679

Abstract

This research is motivated by students' low mathematical conceptual understanding of fractions, where many students tend to memorize procedures without understanding their essential meaning. The focus of this study is to analyze and describe in-depth the conceptual understanding abilities of fifth-grade students at SD Negeri 2 Kepanjen on fractions, based on different ability levels. As a crucial step, this study used a descriptive qualitative approach. The study subjects consisted of teachers and six students selected through purposive sampling to represent high, medium, and low ability categories. Data were collected through essay tests, interviews, and observations, then analyzed using the Miles and Huberman model. The main findings indicate clear differences in achievement across levels: high-ability students were able to meet all seven indicators of conceptual understanding, medium-ability students met five indicators, and low-ability students only achieved two indicators. In conclusion, the level of students' conceptual understanding of fractions varies significantly, underscoring the importance of learning strategies that focus on strengthening conceptual understanding in a deep and differentiated manner. ABSTRAKPenelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya pemahaman konsep matematis siswa pada materi pecahan, di mana banyak siswa cenderung menghafal prosedur tanpa memahami makna esensialnya. Fokus penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mendeskripsikan secara mendalam kemampuan pemahaman konsep siswa kelas V di SD Negeri 2 Kepanjen pada materi pecahan, berdasarkan tingkatan kemampuan yang berbeda. Sebagai langkah penting, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Subjek penelitian terdiri dari guru dan enam siswa yang dipilih melalui purposive sampling untuk mewakili kategori kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Data dikumpulkan melalui tes uraian, wawancara, dan observasi, kemudian dianalisis dengan model Miles dan Huberman. Temuan utama menunjukkan adanya perbedaan capaian yang jelas antar tingkatan: siswa berkemampuan tinggi mampu memenuhi seluruh 7 indikator pemahaman konsep, siswa berkemampuan sedang memenuhi 5 indikator, dan siswa berkemampuan rendah hanya mampu mencapai 2 indikator. Kesimpulannya, tingkat pemahaman konsep pecahan siswa sangat bervariasi, menegaskan pentingnya strategi pembelajaran yang berfokus pada penguatan pemahaman konseptual secara mendalam dan terdiferensiasi.