Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

MOTHER’S FEEDING PRACTICE IN PROVIDING NUTRITIOUS FOOD FOR CHILDREN Sri Hendrawati; Wiwi Mardiah; Rizky Maudina
Journal of Maternity Care and Reproductive Health Vol 2, No 2 (2019): Journal of Maternity Care and Reproductive Health
Publisher : Ikatan Perawat Maternitas Indonesia Provinsi Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (686.157 KB) | DOI: 10.36780/jmcrh.v2i2.53

Abstract

Improper feeding practice in children is one of the causes of nutritional problems in developing countries. This case causes 1.5 million children to die. Feeding practice is a behavior to control the types and the amount of food for children.  This study aimed to identify the mother feeding practice to children in the provision of nutrition in a PAUD at Jatinangor sub-district. This study used a descriptive quantitative approach. The population in this study were mothers who had children aged 3-6 years, respondents were chosen using total sampling technique. There were 55 respondents in this study. Data collection used a CFPQ questionnaire (Comprehensive Feeding Practice Questionnaire) to identify the mother's feeding practice. Data were analyzed using the 75 percentile value of the total score of the questionnaire. Data is presented using frequency distribution. The result showed that 39 (70.9%) mothers had poor feeding practice and 16 (29.1%) mother had good feeding practice. These results illustrate that mother feeding practice is still not appropriate in fulfilling nutrition for children. Nurses as a health worker are expected to improve mothers’ knowledge regarding how to apply good and balanced food that appropriate with children's need.Keywords: Children, feeding practice, nutritional status of children.
Pemberdayaan Guru Sekolah dalam Deteksi Dini dan Screening Tuberkulosis pada Anak Sekolah di Desa Cileles Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang Sri Hendrawati; Ikeu Nurhidayah; Ai Mardhiyah; Wiwi Mardiah; Fanny Adistie
Media Karya Kesehatan Vol 1, No 1 (2018): Media Karya Kesehatan
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (446.963 KB) | DOI: 10.24198/mkk.v1i1.17113

Abstract

Saat ini angka kejadian tuberkulosis (TB) dewasa di Indonesia meningkat. Hal ini berimplikasi terhadap peningkatan penularan tuberkulosis pada anak, karena anak merupakan kelompok usia yang sangat rawan tertular TB dan hanya akan mendapatkan tuberkulosis dari orang dewasa. Kegiatan Pengabdian pada Masyarakat (PPM) ini bertujuan untuk memberdayakan guru sekolah dalam melakukan deteksi dini dan penemuan kasus tuberkulosis pada anak sekolah. Khalayak sasaran pada kegiatan ini adalah guru Sekolah Dasar (SD) dan guru Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Desa Cileles Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang. Luaran kegiatan ini adalah modul deteksi dini tuberkulosis pada anak sekolah, yang dapat dipakai oleh guru sekolah untuk melakukan deteksi dini rutin tuberkulosis pada anak sekolah, teridentifikasinya penemuan kasus baru tuberkulosis pada anak sekolah melalui deteksi dini, dan sekolah percontohan untuk deteksi tuberkulosis pada anak. Metode kegiatan ini dilakukan dengan beberapa metode yaitu panel expert untuk pembuatan modul deteksi dini, pelatihan deteksi dini tuberkulosis, simulasi deteksi dini dan screening TB, simulasi penemuan dan pelaporan kasus tuberkulosis, dan pelaksanaan penemuan kasus TB pada anak SD di Desa Cileles Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang. Pelaksanaan kegiatan ini melibatkan mitra dari SD Negeri Cileles dan MI Al-Falah Desa Cileles Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang. Pelaksanaan kegiatan ini juga melibatkan mitra dari kader kesehatan Desa Cileles Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa rata-rata skor pengetahuan guru sekolah dan kader kesehatan sebelum dilakukan kegiatan pemberdayaan adalah 63,33 (SD = 20,90); rata-rata skor pengetahuan guru sekolah dan kader kesehatan setelah dilakukan kegiatan adalah 81,00 (SD = 12,96) dengan rata-rata peningkatan skor 17,67 (SD = 20,96); dan kemampuan psikomotor peserta 100% lulus dalam kegiatan praktikum. Hasil kegiatan ini merekomendasikan agar pelaksanaan screening TB pada anak sekolah dilakukan secara berkelanjutan untuk meningkatkan capaian deteksi dini TB pada anak sekolah.Kata kunci: Anak sekolah, deteksi dini, guru, kader kesehatan, pemberdayaan, screening, tuberkulosis
Pemberdayaan Kader Posyandu dalam Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) pada Anak Usia 0 – 6 Tahun di Desa Cileles Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang Sri Hendrawati; Ai Mardhiyah; Henny Suzana Mediani; Ikeu Nurhidayah; Wiwi Mardiah; Fanny Adistie; Nenden Nur Asriyani Maryam
Media Karya Kesehatan Vol 1, No 1 (2018): Media Karya Kesehatan
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (454.355 KB) | DOI: 10.24198/mkk.v1i1.17263

Abstract

Cakupan deteksi dini tumbuh kembang anak balita tingkat Provinsi Jawa Barat masih jauh di bawah target yang ditetapkan yaitu 90%, termasuk untuk wilayah Kabupaten Sumedang, khususnya Desa Cileles Kecamatan Jatinangor, memiliki cakupan deteksi dini tumbuh kembang anak masih rendah. Stimulasi, deteksi, dan intervensi dini tumbuh kembang (SDIDTK) yang dilakukan di Posyandu tidak lengkap, hanya penimbangan dan pengukuran tinggi badan saja. Kader posyandu belum mampu melakukan deteksi dini dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang balita secara komprehensif. Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) ini bertujuan untuk memberdayakan kader posyandu dalam melakukan SDIDTK pada anak usia 0 – 6 tahun. Khalayak sasaran pada kegiatan ini adalah kader posyandu di Desa Cileles. Luaran dari kegiatan PKM ini yaitu tersusunnya modul SDIDTK pada anak usia 0 – 6 tahun yang aplikatif dan handbook praktikum deteksi dini tumbuh kembang anak. Metode kegiatan dilakukan dengan beberapa metode yaitu panel expert untuk pembuatan modul SDIDTK dan pelatihan SDIDTK yang terdiri dari kegiatan penyuluhan, small group discussion, praktikum serta simulasi. Pelaksanaan kegiatan ini melibatkan mitra dari 5 buah posyandu di Desa Cileles yang diikuti oleh 25 kader posyandu. Evaluasi dilaksanakan dengan evaluasi kognitif dan psikomotor. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa kader posyandu sangat antusias dalam mengikuti rangkaian kegiatan PKM ini. Sejumlah 25 orang kader lulus mengikuti semua tahapan dalam kegiatan PKM ini dengan indikator terdapat peningkatan pengetahuan tentang SDIDTK dan tumbuh kembang pada anak dari nilai rata-rata pretest 41,6 (SD = 18,9) menjadi nilai rata-rata posttest 65,6 (SD = 17,6), dengan rata-rata peningkatan skor 24,0 (SD = 18,3); dan kemampuan psikomotor peserta 100% lulus dalam kegiatan praktikum. Hasil kegiatan ini merekomendasikan agar pelaksanaan pelatihan SDIDTK pada kader posyandu ini perlu dilanjutkan secara berkesinambungan untuk meningkatkan kemampuan kader dalam melakukan stimulasi tumbuh kembang, deteksi dini tumbuh kembang, dan intervensi dini tumbuh kembang.Kata kunci: Anak usia 0-6 tahun, deteksi, intervensi dini, kader posyandu, stimulasi, tumbuh kembang
PENCEGAHAN HIPERTENSI DAN PERAWATAN PASIEN STROKE DI RUMAH DI DESA CIKARAMAS DAN DESA WARGALUYU, KECAMATAN TANJUNGMEDAR KABUPATEN SUMEDANG Wiwi Mardiah
Dharmakarya Vol 4, No 2 (2015): Dharmakarya
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (245.413 KB) | DOI: 10.24198/dharmakarya.v4i2.10035

Abstract

Hipertensi merupakan penyakit yang mendapat perhatian dari semua kalangan masyarakat termasukkader dan keluarga, karena dampaknya yang membahayakan kesehatan bila tidak segera dicegahdapat jatuh pada berbagai kondisi yang berbahaya di antaranya adalah stroke. Pengabdian kepadamasyarakat ini bertujuan memberdayakan kader kesehatan dalam pencegahan hipertensi dan perawatanstroke di rumah di Desa Cikaramas dan Desa Wargaluyu Kecamatan Tanjungmedar, Kabupaten Sumedangdengan cara mengadakan penyuluhan dan pelatihan kader kesehatan di kedua desa tanggal 4 Februari 2014,dengan jumlah kader posyandu yang hadir sejumlah 11 peserta, dari 26 kader yang diundang ditambah denganmahasiswa KKNM yang hadir sejumlah 18 mahasiswa. Di Desa Cikaramas kegiatan dilaksanakan pada haridan tanggal yang berbeda dengan Desa Wargaluyu, pelatihan dihadiri oleh 19 orang kader dari 25 kaderyang diundang, ditambah dengan 18 mahasiswa Unpad. Metode yang digunakan saat pelatihan kaderuntuk aspek pengetahuan adalah pretest, ceramah serta tanya jawab dan diakhiri dengan posttest sedangkanuntuk aspek keterampilan pada pelatihan perawatan pada pasien stroke di rumah dengan memberikandemonstrasi, yang selanjutnya para kader diminta mempraktikkan beberapa tindakan yang sudahdiberikan melalui pelatihan praktik pada mahasiswa KKN yang didampingi DPL. Hasil yang didapatkanpada saat pelaksanaan pelatihan kader dari aspek pengetahuan terdapat peningkatan nilai rata-ratapretest dan para kader dapat mempraktikkan tindakan perawatan yang sederhana pada pasien stroke sepertimemandikan pasien mengeramasi dan oral higyene pada pasien stroke serta dari evaluasi pengetahuanterdapat peningkatan. Pelatihan kader kesehatan yang telah dilaksanakan hendaknya dapat dilanjutkan secaraberkesinambungan pada keluarga pasien yang dirawat di rumah dengan pendampingan petugas kesehatan.
INTERVENSI KEPERAWATAN DALAM PERAWATAN PASIEN ISPA PADA BALITA DI RUMAH DI KABUPATEN BANDUNG Wiwi Mardiah
Dharmakarya Vol 7, No 4 (2018): Desember
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (219.517 KB) | DOI: 10.24198/dharmakarya.v7i4.19766

Abstract

Penularan influenza pada Balita seringkali terjadi.Dampak yang yang paling dirasakan adalah sesak nafas, pilek, demam, kelelahan dan kelemahan sehingga balita berkurangaktifitasnya padahal proses tumbuh kembang pada balitas sangatlah penting. Jika tidak segera ditangani dengan benar dapat menyebabkan penyakit lainnya seperti Otitis media, faringitis, pneumonia dan penyakit infeksi lainnya.Virus flu sangat mudah menular, termasuk dari cipratan cairan penderita, saat berbicara.Untuk mencegah penularan, ada vaksin tiga jenis virus utama flu yang formulanya berganti tiap tahun untuk menghindari risiko virus kebal pada vaksin. Cara lain yang utama adalah menjaga daya tahan tubuh lewat perilaku hidup sehat, termasuk mengonsumsi makanan bergizi seimbang dan cukup istirahat.Tujuan PKM ini memberikan Intervensi Keperawatan Dalam Perawatan Pasien Ispa Pada Balita Di Rumah Di Kabupaten Bandung.Metode Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat melalui Partisipasi kader desa   Jayamekar, penyuluhan, pendampingan, diskusi dengan kader dan petugas kesehatan Puskesmas Jayamekar serta sosialisasi dengan mahasiswa. Metode yang di gunakan diawali dengan pendataan Pasien Balita dengan ISPA di Puskesmas Jayamekar kemudian di lakukan penyuluhan pada kader di Desa Jayamekar setelah itu dipilih beberapa kader untuk mendampingi mahasiswa untuk melakukan kunjungan pasien ke rumah pasien balita mengalami ISPA, kemudian dilanjutkan dengan pengkajian, intervensi  dan implementasi yang telah dilakukan orang tua balita dengan ISPA.Selanjutnya data di analisis berdasarkan form yang telah disiapkan saat kunjungan pasien balita dengan ISPA serta diskusi tentang pencegahan dan perawatan balita dengan orang tua pasien balita ISPA di rumah di Desa Jayamekar Kabupaten Bandung Barat.Hasil Pengabdian Pada Masyarakat ini  ditemukan sebanyak 34 balita yang mengalami ISPA pada hasil kunjungan rumah, sebagian besar Balita mengalami ISPA karena penularan dari Keluarga, Tipe keluarga yang ditemukan berpariasi, dan lingkungan tempat tinggal cukup padat. Tindakan yang dilakukan keluarga saat Balita mengalami ISPA selama sehari adalah merawatnya dirumah sebanyak 70% yang dilanjutkan intervensinya dibawa ke Puskesmas bila ISPA sudah lebih dari dua hari. Beberapa intervensi dan Implementasi saat ISPA adalah memberi ASI 80%, memberi makanan berupa jus buah buahan, bubur nasi,  mengompres jika demam, memberi obat yang se berikan oleh pihak Puskesmas. Capaian Imunisasi ISPA di desa Jayamekar 84%. Beberapa pengobatan tradisional juga di lakukan orang tua balita saat ISPA seperti mengkonsumsi jeruk nipis dan air daun saga.Simpulan dan saran, tingginya Balita yang mengalami ISPA di Desa Jayamekar karena beberapa intervensi pencegahan yang belum dilakukan para penderita ISPA terutama orangtua balita. Seharusnya menggunakan masker, tidak bersin dekat balita dan memberikan nutrisi yang bida menunjang daya tahan tubuh balita saat ISPA. Beberapa intervensi sudah sesuai dengan asuhan keperawatan tetapi masih ada yang belum di lakukan intervensi yang baik terutama untuk pencegahan ISPA. Perlu dilakukan telaahan terhadap obat tradisional yang sering digunakan untuk mengatasi batuk pilek yang merpakan bagian dari ISPA
PENCEGAHAN PENULARAN ISPA (INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT) DAN PERAWATANNYA PADA BALITA DIRUMAH DI KABUPATEN PANGANDARAN Wiwi Mardiah
Dharmakarya Vol 6, No 4 (2017): Desember
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (240.734 KB) | DOI: 10.24198/dharmakarya.v6i4.14853

Abstract

Upaya Pemberantasan dan Pencegahan Penyakit ISPA (P2ISPA) merupakan hal yang sangat penting karena penyakit ini mudah menular dan dapat menyebabkan kematian. Menurut WHO tahun 2012, sebesar 78% balita yang berkunjung ke pelayanan kesehatan adalah akibat ISPA. Hal-hal yang bisa terjadi antara lain perdarahan paru-paru, gagal napas akut (acute respiratory distress syndrome/ARDS), hingga kematian, sebelum hal ini terjadi maka diperlukan upaya pencegahan penularan ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) dan Perawatannya pada Balita di Rumah. Tujuan dari Pengabdian Kepada Masyarakat ini adalah untuk mengidentifikasi pengetahuan orang tua dan kader kesehatan tentang ISPA, mengidentifikasi kejadian ISPA  dan mengidentifikasi target capaian imunisasi pentabio di kabupaten Pangandaran. Metoda yang digunakan dalam PKM ini adalah penyuluhan dan Focus Grouf Discustion(FGD) serta pengkajian data data tentang ISPA di Puskesmas Cikambulan Pangandaran, Data dianalisis dari pre dan post tes penyuluhan,serta hasil FGD di dapatkan beberapa masalah dan penyelesaiannya. Peserta penyuluhan sebanyak 41 orang terdiri dari petugas puskesmas, kader dan orang tua balita pasien anak dengan ISPA yang berkunjung ke poli MTBS Puskesmas Pangandaran. Hasil pelaksanaan PKM yang telah lakukan berdasarkan output PKM yaitu teridenfifikasi pengetahuan petugas kesehatan puskesmas,  kader kesehatan, orangtua pasien balita tentang ISPA melalui hasil pre test rata rata 85,2 dan post test rata-rata 88,71. Hasil FGD dengan kader kesehatan dan petugas kesehatan Puskesmas Pangandaran didapatkan beberapa metode pencegahan dan perawatan balita dengan ISPA di rumah yaitu pengunaan tanaman obat tradisional digunakan secara turun temurun untuk mengatasi batuk pilek dan penurunan daya tahan tubuh, melakukan kebiasaan hidup sehat seperti selalu mencuci tangan setelah merawat pasien ISPA, mengunakan masker saat terkena ISPA serta mendeteksi gejala ISPA sejak dini. Adapun angka kejadian ISPA  pada Balita terutama yang non pneumoni setiap bulannya berpariasi dari 40-87 kasus (10,2%-52,5%) rata-rata 63 kasus per bulan. sedangkan capaian imunisasi pentabio tercapai 80-90%. Simpulan dan saran; Berdasarkan hasil PKM tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kasus ISPA terutama non pneumoni  masih tinggi sedangkan pengetahuan pencegahan penularan ISPA (Infeksi Saluran  Pernafasan Akut) perawatannya pada balita dirumah di Kabupaten Pangandaran sudah cukup baik sehingga saran yang dapat diberikan adalah mempertahankan dengan terus memeliharan kesehatan dan selalu melakukan deteksi dini ISPA pada kader kesehatan  dan orangtua balita dilakukan secara rutin.   
Perilaku Pencegahan Penularan dan Faktor-Faktor yang Melatarbelakanginya pada Pasien Tuberculosis Multidrugs Resistance (TB MDR) Iis Nurhayati; Titis Kurniawan; Wiwi Mardiah
Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 3 No. 3 (2015): Jurnal Keperawatan Padjadjaran
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (827.151 KB) | DOI: 10.24198/jkp.v3i3.118

Abstract

Tuberculosis Multidrugs Resistance (TB-MDR) merupakan masalah serius di Indonesia. Selain memiliki risiko penularan yang tinggi, TB-MDR mempunyai banyak hambatan dalam pengobatan, baik lama pengobatan, jumlah obat yang banyak, dan efek samping yang buruk. DHal ini menjadi penting mengidentifikasi perilaku pencegahan penularan pada pasien TB-MDR beserta faktor yang melatarbelakanginya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perilaku penderita TB-MDR dalam mencegah penularan beserta faktor yang melatarbelakanginya. Penelitian deskriptif korelasional ini melibatkan seluruh pasien TB-MDR yang sedang menjalani pengobatan fase intensif hingga November 2014 di Rumah Sakit Hasan Sadikin sebanyak 61 orang. Data karakteristik responden, perilaku dan faktor-faktor yang melatarbelakanginya dikumpulkan menggunakan kuesioner. Data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif dan dihubungkan satu sama lain (independent t-test, one way annova, dan Pearson Correlational test). Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari setengah responden berpendidikan SMA (54,1%), berjenis kelamin laki-laki (60,6%), tipe MDR gagal pengobatan kategori 1 & 2 (60,7%), berusia < 44 tahun (68,9%), sebagian besar menikah (75,4%) dan berpenghasilan di bawah UMR (81,9%), serta mengeluhkan efek samping berupa mual (90,1%). Lebih dari setengah responden (57,4%) melaporkan perilaku pencegahan penularan yang baik. Perilaku pencegahan penularan ditemukan berhubungan secara bermakna dengan jenis kelamin (p = 0,01), perceived benefit (p = 0,02), cues to action (p = 0,00), dan self efficacy (p = 0,006). Akan tetapi, tidak ditemukan adanya hubungan yang bermakna antara perilaku pencegahan dengan data demografi (usia, satatus pernikahan, tingkat pendidikan, dan penghasilan) maupun tipe MDR (p>0,05). Hal ini menjadi penting bagi tenaga kesehatan untuk memperkuat faktor tersebut sebagai upaya meningkatkan perilaku pencegahan transmisi/penularan TB.Kata kunci: Faktor, pencegahan penularan, TB-MDR. Prevention Behaviors and Its’ Contributing Factors among Patients with Multi-drugs Resistance Tuberculosis (MDR-TB)AbstractMulti-drugs Resistance Tuberculosis (MDR-TB) is a serious health problem in Indonesia. Beside the risk of transmission, the treatment of MDR-TB encounters some obstacles namely lengthy medication, multiple drugs and adverse side effects. Therefore, it is important to identify patients’ prevention behaviors and its contributing factors. This study was aimed to identify MDR-TB patients’ prevention behaviors and its’ contributing factors. This descriptive correlational study involved all (61 patients) of MDR-TB patients who received intensive medication until November 2014 in Dr. Hasan Sadikin Hospital. Demographic and health characteristics data, as well as behaviors and its related factors were collected using questionnaires. Data were analyzed using descriptive analyses and correlational test (independent t-test, one way ANOVA, and Pearson correlation test). The results showed that more than half of respondents were male (60.6%), MDR with failed medication type 1 & 2 (60.7%), age less than 44 years old (68.9%), mostly married (75.4%), had income less than minimum standard (81.9%), and experienced nausea as the medication’s side effect (90.1%). Additionally, more than half of respondents (57.4%) reported good prevention behaviors. These behaviors significantly related to female gender (p = 0.01), perceived benefit (p = 0.02), cues to action (p = 0.000), and self-efficacy (p = 0.006). However, there was not any significant relationship between the prevention behaviors and demographic data (age, educational level, marital status, and income) or between the behaviors and patients’ medication categories (p > 0.05). Generally, MDR-TB patients in this study performed good preventive behaviors and it was related to their perceived benefit, cues to action, and self-efficacy. Therefore, it is important for healthcare professional to empower these identified factors in order to minimize the MDR-TB transmission.Key words: Factors, MDR-TB, prevention behaviors.
Literature Review: Stress and Mother Life Quality with Thalassemia Children Major Ages 0–18 Years Inni Zakiyah; Henny Suzana Mediani; Wiwi Mardiah
Journal of Nursing Care Vol 1, No 3 (2018): Journal of Nursing Care
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1348.188 KB) | DOI: 10.24198/jnc.v1i3.18524

Abstract

Thalassemia is a blod disorder which various countries pay specific attention to, both develoing and developed countries. Children with thalassemia need long-term treatment and excessive cost. It has become a burden for the family. Mother as a caregiver for thalassemia child is often confrontedby a stressful life related to the child’s illness and the following treatment as well as other couses of stress; such as fear of loss, anxiety, frustration and sadness, and overwhelmed thinking of the child’s recovery can affect the mother’s daily activities, also the quality of life. This systematic review aimed to identify the stress and quality of life of mother with thalassemia children aged 0–18 years. Articles were collected through Google Scholar, PubMed, Proquest, Ebscho databases using the keyword Stress, Qulity of Life, Mother with Thalassemia Child including both quantitative and qualitative studies. The used articles only which were full-text, written in English, and published in 2007 until 2017. There were five articles met the criteria. The results of literature review revealed that the stress faced by the mothers especially when the children must undergo the blood transfusion for once a month. Stress was shown with psychological symptoms that can affect health. The mother’s stress was assessed using the Parental Stress Scale (PSS), and for the quality of life measured by HRQOL SF-12v2, with Likert scale, the lowest score 0 and the highest 100. Found that if the mother’ quality of life also decreased. Conclusion: mothers with thalassemia children then to experience stress, resulting in both physical and psychological impact on the mothers’ health, thus affecting the quality of life. By this literature review, expected that will be more research related to stress and quality of life of mothers with thalassemia children, thus reducing stress on mothers that affect the quality of life.
Mother’s Knowledge Toward Stunting In Toddler Moudy Muhaiminurrohima Putri; Wiwi Mardiah; Henny Yulianita
Journal of Nursing Care Vol 4, No 2 (2021): Journal of Nursing Care
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jnc.v4i2.29450

Abstract

Indonesia ranks third highest in Southeast Asia after Timor Leste and India which have stunting problems with a prevalence of 27.67%. In West Java, especially in Pangandaran Regency in 2018, the prevalence of stunting was 1.2%. Increasing maternal knowledge about stunting can reduce the incidence of stunting. This study aims to identify a description of the knowledge of mothers with toddlers about stunting in Kalipucang Village, Pangandaran Regency. This research is used descriptive-quantitative by using primary data in the form of a questionnaire about stunting knowledge. The population of this study was 346 mothers of children under five in Kalipucang Village, Pangandaran Regency. The sample used was 186 samples with accidental sampling technique. The instrument used has been tested for validity and reliability and obtained r count > r table (n = 0.632) and cronbach’s alpha value of 0.896. The results of the study were analyzed by univariate analysis and then grouped into groups of respondents with good knowledge and poor knowledge. Based on data analysis, the results showed that more than half of mothers with toddlers in Kalipucang Village, Pangandaran Regency had a low level of knowledge, as many as 95 (51.1%) respondents. So, it is hoped that health services will improve health promotion in order to increase public knowledge regarding stunting.
Hubungan Feeding Practice Ibu Dalam Pemberian Nutrisi Dengan Status Gizi Anak Wiwi Mardiah; Rizky Maudina; Sri Hendrawati
Jurnal Asuhan Ibu dan Anak Vol. 3 No. 2 (2018): Jurnal Asuhan Ibu dan Anak
Publisher : Universitas 'Aisyiyah Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (305.409 KB) | DOI: 10.33867/jaia.v3i2.85

Abstract

Negara berkembang saat ini masih mengalami permasalahan gizi, salah satunya diakibatkan karena pemberian makan (feeding practice) yang tidak tepat dan kasus tersebut menyebabkan 1,5 juta anak meninggal dunia. Tujuan penelitian yaitu menganalisis hubungan feeding practice Ibu dalam pemberian nutrisi terhadap status gizi anak di PAUD Kecamatan Jatinangor. Penelitian ini menggunakan kuesioner CFPQ untuk melihat feeding practice Ibu dan menggunakan instrumen pengukuran status gizi berdasarkan hasil nilai z-score dengan IMT. Populasi penelitian yaitu Ibu yang memiliki anak usia 3-6 tahun dan responden ditentukan dengan teknik total sampling sebanyak 55 anak. Analisis penelitian menggunakan nilai distribusi frekuensi dan uji korelasi menggunakan spearman. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 39 (70,9%) Ibu memiliki kategori buruk pada feeding practice dan 16 (29,1%) Ibu memiliki kategori baik. Hampir seluruhnya anak (96,4%) memiliki status gizi normal. Uji korelasi pada penelitian ini menujukkan nilai negatif dengan p value >0,05 yang berarti tidak ada hubungan antara feeding practice Ibu dengan status gizi anak. Hubungan antara feeding practice Ibu dengan status gizi anak tidak signifikan karena adanya faktor lain, baik secara langsung maupun tidak langsung yang lebih memengaruhi status gizi anak. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat meningkatkan edukasi ibu terkait cara menerapkan pemberian makan yang tepat dan seimbang sesuai dengan kebutuhan anak.