Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

PEMANFAATAN LABORATORIUM SEJARAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH (Studi Kasus Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah Semester III STKIP PGRI Pontianak) Siswandi, Muhammad Syaifulloh, Basuki Wibowo,
Sosial Horizon: Jurnal Pendidikan Sosial Vol 1, No 1 (2014): Sosial Horizon: Jurnal Pendidikan Sosial
Publisher : IKIP PGRI Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (320.753 KB) | DOI: 10.31571/sosial.v1i1.148

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah; (1) Mendeskripsikan wilayah dan latar belakang sejarah Keraton Kadariyah,(2) Mendeskripsikan upaya pengembangan dan pelestarian yang dilakukan oleh  Pemerintah Kota Pontianak terhadap Kraton Kadariyah sebagai objek wisata, dan (3) Mendeskripsikan manfaat pengembangan dan pelestarian Kraton Kadariah terhadap kehidupan masyarakat di sekitarnya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian historis yang meliputi heuristik, kritik sumber, interpretasi dan historiografi. Lokasi penelitian di wilayah Kota Pontianak Kalimantan Barat dan Penelitian dilakukan pada keluarga besar keraton Kadariah Pontianak, dinas pariwisata Kota Pontianak  dan masyarakat yang tinggal disekitar keraton Kadariah. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dan studi dokumen. Hasil penelitian menunjukkan Kalimantan Barat termasuk daerah yang belum melakukan optimalisasi terhadap cagar budaya sebagai daya tarik wisata termasuk Keraton Kadariyah. Keraton Kadriyah sebagai daya tarik wisata kota pontianak memberi peran yang cukup besar bagi masyarakat yang bermukim di area keraton, terutama bagi sektor ekonomi masyarakat dengan melihat antusias pembukaan-pembukaan area perdagangan di sekitar Keraton. Upaya pemerintah kota Pontianak dalam pengembangan dan pelestarian kraton kadariyah sebagai objek wisata hanya sebatas promosi saja.Peneliti menyarankan perlunya  kesadaran akan pentingnya bangunan sejarah sebagai simbol kejayaan masa lalu yang dapat tercermin pada saat kini serta menjadi potensi pariwisata yang sangat berharga. Pemerintah daearah diharapkan membantu Pembinaan terhadap masyarakat disekitar keraton harus dilakukan oleh pemerintah, hal ini dikarenakan dalam prinsip pariwisata keramahan masyarakat pendukung sangat diperlukan. Penataan kembali bangunan pendukung juga sangat diperlukan, hal ini untuk menunjang kenyamanan para wisatawan.Kata Kunci: Pengembangan dan Pelestarian Pariwisata, Kraton Kadriyah 
OPTIMALISASI KRATON KADARIYAH DALAM PENGEMBANGAN PARIWISATA DI KOTA PONTIANAK KALIMANTAN BARAT Muhammad Syaifulloh, Basuki Wibowo,
Edukasi: Jurnal Pendidikan Vol 12, No 1 (2014): Edukasi: Jurnal Pendidikan
Publisher : LPPM IKIP PGRI Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (242.769 KB) | DOI: 10.31571/edukasi.v12i1.187

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah; (1) Mendeskripsikan wilayah dan latar belakangsejarah Keraton Kadariyah,(2) Mendeskripsikan upaya pengembangan dan pelestarian yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Pontianak terhadap Kraton Kadariyah sebagai objek wisata, dan (3) Mendeskripsikan manfaat pengembangan dan pelestarian Kraton Kadariah terhadap kehidupan masyarakat di sekitarnya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian historis yang meliputi heuristik, kritik sumber, interpretasi dan historiografi. Lokasi penelitian di wilayah Kota Pontianak Kalimantan Barat dan Penelitian dilakukan pada keluarga besar keraton Kadariah Pontianak, dinas pariwisata Kota Pontianak dan masyarakat yang tinggal disekitar keraton Kadariah. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dan studi dokumen. Hasil penelitian menunjukkan Kalimantan Barat termasuk daerah yang belum melakukan optimalisasi terhadap cagar budaya sebagai daya tarik wisata termasukKeraton Kadariyah. Keraton Kadriyah sebagai daya tarik wisata kota pontianak memberi peran yang cukup besar bagi masyarakat yang bermukim di area keraton, terutama bagi sektor ekonomi masyarakat dengan melihat antusias pembukaan-pembukaan area perdagangan di sekitar Keraton. Upaya pemerintah kota Pontianak dalam pengembangan dan pelestarian kraton kadariyah sebagai objek wisata hanya sebatas promosi saja. Peneliti menyarankan perlunya kesadaran akan pentingnya bangunan sejarah sebagai simbol kejayaan masa lalu yang dapat tercermin pada saat kini serta menjadi potensi pariwisata yang sangat berharga. Pemerintah daearah diharapkan membantu Pembinaan terhadap masyarakat disekitar keraton harus dilakukan oleh pemerintah, halini dikarenakan dalam prinsip pariwisata keramahan masyarakat pendukung sangat diperlukan. Penataan kembali bangunan pendukung juga sangat diperlukan, hal ini untuk menunjang kenyamanan para wisatawan.Kata Kunci: Pengembangan dan Pelestarian Pariwisata, Kraton Kadriyah
Optimalisasi Kraton Kadariyah dalam Pengembangan Pariwisata di Kota Pontianak Kalimantan Barat Basuki Wibowo; Muhammad Syaifulloh
Edukasi: Jurnal Pendidikan Vol 12, No 1 (2014): Edukasi: Jurnal Pendidikan
Publisher : LPPM IKIP PGRI Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31571/edukasi.v12i1.187

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah; (1) Mendeskripsikan wilayah dan latar belakangsejarah Keraton Kadariyah,(2) Mendeskripsikan upaya pengembangan dan pelestarian yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Pontianak terhadap Kraton Kadariyah sebagai objek wisata, dan (3) Mendeskripsikan manfaat pengembangan dan pelestarian Kraton Kadariah terhadap kehidupan masyarakat di sekitarnya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian historis yang meliputi heuristik, kritik sumber, interpretasi dan historiografi. Lokasi penelitian di wilayah Kota Pontianak Kalimantan Barat dan Penelitian dilakukan pada keluarga besar keraton Kadariah Pontianak, dinas pariwisata Kota Pontianak dan masyarakat yang tinggal disekitar keraton Kadariah. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dan studi dokumen. Hasil penelitian menunjukkan Kalimantan Barat termasuk daerah yang belum melakukan optimalisasi terhadap cagar budaya sebagai daya tarik wisata termasukKeraton Kadariyah. Keraton Kadriyah sebagai daya tarik wisata kota pontianak memberi peran yang cukup besar bagi masyarakat yang bermukim di area keraton, terutama bagi sektor ekonomi masyarakat dengan melihat antusias pembukaan-pembukaan area perdagangan di sekitar Keraton. Upaya pemerintah kota Pontianak dalam pengembangan dan pelestarian kraton kadariyah sebagai objek wisata hanya sebatas promosi saja. Peneliti menyarankan perlunya kesadaran akan pentingnya bangunan sejarah sebagai simbol kejayaan masa lalu yang dapat tercermin pada saat kini serta menjadi potensi pariwisata yang sangat berharga. Pemerintah daearah diharapkan membantu Pembinaan terhadap masyarakat disekitar keraton harus dilakukan oleh pemerintah, halini dikarenakan dalam prinsip pariwisata keramahan masyarakat pendukung sangat diperlukan. Penataan kembali bangunan pendukung juga sangat diperlukan, hal ini untuk menunjang kenyamanan para wisatawan.
PEMANFAATAN LABORATORIUM SEJARAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH (Studi Kasus Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah Semester III STKIP PGRI Pontianak) Muhammad Syaifulloh, Basuki Wibowo, Siswandi
Sosial Horizon: Jurnal Pendidikan Sosial Vol 1, No 1 (2014): Sosial Horizon: Jurnal Pendidikan Sosial
Publisher : IKIP PGRI Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31571/sosial.v1i1.148

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah; (1) Mendeskripsikan wilayah dan latar belakang sejarah Keraton Kadariyah,(2) Mendeskripsikan upaya pengembangan dan pelestarian yang dilakukan oleh  Pemerintah Kota Pontianak terhadap Kraton Kadariyah sebagai objek wisata, dan (3) Mendeskripsikan manfaat pengembangan dan pelestarian Kraton Kadariah terhadap kehidupan masyarakat di sekitarnya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian historis yang meliputi heuristik, kritik sumber, interpretasi dan historiografi. Lokasi penelitian di wilayah Kota Pontianak Kalimantan Barat dan Penelitian dilakukan pada keluarga besar keraton Kadariah Pontianak, dinas pariwisata Kota Pontianak  dan masyarakat yang tinggal disekitar keraton Kadariah. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dan studi dokumen. Hasil penelitian menunjukkan Kalimantan Barat termasuk daerah yang belum melakukan optimalisasi terhadap cagar budaya sebagai daya tarik wisata termasuk Keraton Kadariyah. Keraton Kadriyah sebagai daya tarik wisata kota pontianak memberi peran yang cukup besar bagi masyarakat yang bermukim di area keraton, terutama bagi sektor ekonomi masyarakat dengan melihat antusias pembukaan-pembukaan area perdagangan di sekitar Keraton. Upaya pemerintah kota Pontianak dalam pengembangan dan pelestarian kraton kadariyah sebagai objek wisata hanya sebatas promosi saja.Peneliti menyarankan perlunya  kesadaran akan pentingnya bangunan sejarah sebagai simbol kejayaan masa lalu yang dapat tercermin pada saat kini serta menjadi potensi pariwisata yang sangat berharga. Pemerintah daearah diharapkan membantu Pembinaan terhadap masyarakat disekitar keraton harus dilakukan oleh pemerintah, hal ini dikarenakan dalam prinsip pariwisata keramahan masyarakat pendukung sangat diperlukan. Penataan kembali bangunan pendukung juga sangat diperlukan, hal ini untuk menunjang kenyamanan para wisatawan.Kata Kunci: Pengembangan dan Pelestarian Pariwisata, Kraton Kadriyah 
PENGUATAN PEMAHAMAN TEKNIK PENELITIAN SEJARAH MENGGUNAKAN MEDIA FILM PADA MATA KULIAH PENGANTAR ILMU SEJARAH Teguh Agustian; Basuki Wibowo; Eka Jaya Putra Utama
Sosial Horizon: Jurnal Pendidikan Sosial Vol 8, No 1 (2021): Sosial Horizon: Jurnal Pendidikan Sosial
Publisher : IKIP PGRI Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31571/sosial.v8i1.2200

Abstract

Peranan media sebagai sarana untuk memfasilitasi belajar dan mengajar, dalam hal ini media yang akan digunakan adalah media film yang bertujuan dapat membantu penguatan pemahaman mahasiswa pendidikan sejarah terkait tentang teknik penelitian sejarah. Dengan memadukan 4 teknik penelitian sejarah heuristik, verifikasi, interpretasi dan historiografi. Media film akan lebih sangat membantu untuk mempraktekkan 4 teknik penelitian sejarah itu, karena dengan terlibat langsung dalam proses pembuatan dan penerapan, tentunya dalam pelaksanaannya akan lebih maksimal jika dilakukan dengan secara langsung. Harapan yang dihasilkan dari media film ini adalah memberikan penguatan dengan bantuan media film sebagai cara alternatif agar pemahaman dan aplikasi langsung bisa dipraktekkan oleh mahasiswa, sebelum nantinya pada tahapan lanjutan yang lebih luas, yaitu kepada penelitian sesungguhnya yang lebih pada komponen pendidikan sejarah dan ilmu sejarah yang lebih akurat.
SEJARAH LINGKUNGAN SEBAGAI PENDIDIKAN PENGURANGAN RESIKO BENCANA DI KABUPATEN KETAPANG KALIMANTAN BARAT Basuki Wibowo; Agus Dediansyah
Khazanah Pendidikan Vol 14, No 1: September 2020
Publisher : Lembaga Publikasi Ilmiah dan Penerbitan (LPIP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/jkp.v14i1.8465

Abstract

ABSTRACTThe learning of environmental history developed in Ketapang District can be utilizedas an education for natural disaster risk reduction. This study aims to determine andexplore the history of the environment and the potential contained in oral history to bemade as a disaster risk reduction education in Ketapang Regency, West Kalimantan.This study uses qualitative research methods with a form of embedded case studystrategies. Data sources used are informants, places and events, and documents. Datacollection techniques using direct observation techniques, in-depth interviews, anddocument studies. The sampling technique used is purposive sampling. Data validityuses triangulation and data analysis techniques use interactive analysis techniques. ThePotential of Environmental History as Disaster Risk Reduction Education (PPRB) inKetapang Regency, West Kalimantan is very large. Utilization of history known to thecommunity from its environment will form its own memory. Disaster Risk ReductionEducation (PPRB) is oriented to the development of a community and is active, creative,innovative, effective. Through learning the history of the environment will form thecharacter of people who have environmental concerns so that the risk of naturaldisasters due to environmental damage can be overcome and minimized.Keywords: Environmental history, Disaster Risk Reduction
PERKEBUNAN KARET DI SINTANG PADA AWAL ABAD KE-20 (KAJIAN SOSIAL EKONOMI) Eka Jaya Putra Utama; Nunik Esti Utami; Basuki Wibowo; Riska Chaya W
Khazanah Pendidikan Vol 13, No 2: Maret 2020
Publisher : Lembaga Publikasi Ilmiah dan Penerbitan (LPIP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/jkp.v13i2.6978

Abstract

ABSTRACTThis study aims to describe the process of planting and distributing rubber products inSintang, and the process of rubber trading in Sintang in the early 20th century. Researchconducted by the historical method, the data obtained using oral history in the form ofinterviews and analyzing documents. The results showed that rubber plantations inSintang were scattered in several regions, one of which was located in Nanga JetakVillage. The preparation of the sap seeds has been prepared by the Dutch Indiesbusinessman, then distributed to various regions in Sintang. Cultivation of rubber plantswas carried out by indigenous people and assisted by Javanese people who werecontacted by Dutch Indies businessmen as rubber farmers. Rubber plantations aremanaged by Dutch Indies businessmen and some Chinese. Rubber that has beenprocessed into sap is sent to the kingdom of Sintang through the Melawi River and theDutch East Indies Government in Pontianak via the Kapuas RiverKeyword: rubber plantation, Sintang, social-economic history.
TENUN SAMBAS SEBAGAI WARISAN BUDAYA TAK BENDA (WBTB) DI KABUPATEN SAMBAS, KALIMANTAN BARAT Agus Dediansyah; Muhammad Sadikin; Basuki Wibowo
ISTORIA: Jurnal Pendidikan dan Sejarah Vol 17, No 2 (2021): ISTORIA Edisi September, Vol. 17. No. 2
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/istoria.v17i2.41468

Abstract

AbstractThis study aims to see the history of Sambas weaving from the kingdom to the republic, weaving the identity of the Malay community of Sambas Regency and seeing how the efforts to preserve Sambas weaving by the community and local government of Sambas Regency. This research was conducted using the historical method which consists of the stages of source collection, source criticism, interpretation, and historiography. The results of this study indicate that the history of Sambas weaving cannot be separated from the spread of Islam in the archipelago. The development of Sambas weaving during the Sambas kingdom was so intense and experienced ups and downs during the arrival of the Dutch East Indies and Japanese troops. Weaving as the identity of the Sambas community began to develop and had a market from abroad when it was moved by the Malay community. The identity of Sambas weaving cannot be separated from the characteristics of the Malay community, both in terms of motifs and colors used. The preservation of weaving is carried out in various ways, such as registering as an intangible heritage, establishing a Sambas weaving museum to conducting training training for the younger generation. Keywords: Sambas Weaving
NILAI-NILAI EDUKATIF SYAIR GULUNG SEBAGAI UPAYA PENDIDIKAN KEBENCANAAN BERBASIS KOMUNITAS PADA MASYARAKAT MELAYU DI KABUPATEN KETAPANG KALIMANTAN BARAT Muhammad Syaifulloh; Basuki Wibowo
Refleksi Edukatika : Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol 8, No 1 (2017): Refleksi Edukatika : Jurnal Ilmiah Kependidikan (Desember 2017)
Publisher : Universitas Muria Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24176/re.v8i1.1785

Abstract

This research aims to know and describe about 1) background of Syair Gulung in Ketapang Malay society of West Kalimantan, 2) Educative values contained in Syair Gulung, 3) Potential of Syair Gulung as a community-based disaster education efforts in Ketapang Malay society. This research uses qualitative research method with form of stuck case study strategy. Sources of data used are informants, places and events, and documents. Data collection techniques used direct observation techniques, in-depth interviews, and document studies. The sampling technique used is purposive sampling. Data validity uses triangulation and data analysis techniques using interactive analysis techniques.Syair Gulung is a typical Malay cultural art. The educational values that exist in the Syair Gulung can be developed as a tool of dissemination of disaster education which recently happened such as forest fire and flood. Natural disasters that occur in the Ketapang community can not be separated from the fading and shifting values of local wisdom that developed in the community. As a preventive form for the preservation of the natural environment, it reinvents the educational values implicit in Syair Gulung contributing greatly in the effort to preserve the nature of the disaster. Educational theories of local wisdom and disaster risk education are important in helping the realization of a disaster-conscious society. Community communities are highly effective targets for awareness of the importance of disaster education.
PEMANFAATAN BENDA CAGAR BUDAYA SEBAGAI POTENSI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF BAGI MASYARAKAT SEKITAR DI KOTA PONTIANAK KALIMANTAN BARAT Muhammad Syaifullah; Basuki Wibowo
Sejarah dan Budaya : Jurnal Sejarah, Budaya, dan Pengajarannya Vol 10, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (913.7 KB)

Abstract

Abstrak: Benda cagar budaya di kota Pontianak tersebar sangat banyak dan belum teridentifikasi secara mendalam. Peninggalan itu sebagai warisan budaya dan saksi bisu budaya lokal yang pent-ing dalam membangun kesadaran sejarah dan budaya lokal menuju identitas budaya nasional. Dengan keberadaan benda cagar budaya tersebut mempunyai potensi yang besar dalam pengem-bangan pariwisata dan ekonomi kreatif. Semboyan larut tapi tidak hanyut menjadi bekal yang berguna dalam mengahadapi arus globalisasi yang semakin cepat. Peninggalan-peninggalan bu-daya lokal yang menjadi benda cagar budaya perlu untuk diteliti lebih lanjut mengingat telah terjadi percampuran dan penambahan akibat renovasi bangunan. Kesadaran lokal melalui kesadaran menjaga, merawat, melestarikan dan memanfaatkan benda cagar budaya menjadi san-gat penting bagi bangsa Indonesia. Dengan demikian seluruh elemen masyarakat harus turut andil besar dalam menjaga, merawat, melestarikan dan memanfaatkan benda cagar budaya tersebut. Benda cagar budaya yang ditemukan salah satu pihak terletak memusat sehingga dapat berpotensi menjadi basis pariwisata dan pengembangan ekonomi kreatif disekitarnya, dan di lain pihak masih menyebar secara luas sehingga “Teori Citra” dapat digunakan untuk memanfaatkannya berdasarkan letak/posisi daerah tersebut. Potensi pariwisata yang dapat dikembangkan meliputi potensi wisata budaya, wisata desa, wisata alam/air/penyususran sungai, dan wisata pendidikan dan penelitian. Pemanfaatam ekonomi kreatif dapat ditawarkan beberapa produk hasil kerajinan rakyat, souvenir dan wisata kuliner. Teori Alvin Tofler mengenai jiwa zaman “creatifity” dapat digunakan dalam rangka pengembangan masyarakat berbasis ekonomi kreatif. Pemanfaatan me-lalui ekonomi kreatif adalah salah satu alternatif dalam mengembangkan pariwisata yang berbasis budaya lokal.Kata Kunci: Benda Cagar Budaya, Budaya Lokal, Potensi Pariwisata, Ekonomi KreatifAbstract: Objects of cultural heritage in the town of Pontianak spread very much and have not been identified in depth. Heritage as cultural heritage and local culture silent witness important in building awareness of local history and culture to the national cultural identity. In the presence of objects of cultural heritage has a great potential in the development of tourism and creative economy. Motto late but do not drift into stock that is useful in facing the increasingly rapid globalization. Local cultural relics that become objects of cultural heritage need to be further investigated in light of the mixing and addition due to the renovation of the building. Local aware-ness through consciousness keep, care for, conserve and utilize objects of cultural heritage is very important for Indonesia. Thus all elements of society must contribute in maintaining, caring for, conserve and utilize the cultural heritage objects. Cultural heritage objects are found one of the parties is centered so could potentially be the basis of development of tourism and creative economy around, and on the other hand are still widely spread so that "Image Theory" can be used to exploit based on location / position of the area. Tourism potential that can be developed include the potential of cultural tourism, village tourism, nature / water / penyususran rivers, and tourist education and research. Pemanfaatam creative economy can offer some products of folk handicrafts, souvenirs and culinary tours. Alvin Tofler theory about the soul of the age "creatifity" can be used in the development of community-based creative economy. Utilization through cre-ative economy is one of the alternatives in developing local culture-based tourism.Keyword: Objects of Cultural, Local Culture, Tourism Potential, Creative Economy