Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

Performance analysis of tunnel broker through open virtual private network Rendy Munadi; Danu Dwi Sanjoyo; Doan Perdana; Fidar Adjie
TELKOMNIKA (Telecommunication Computing Electronics and Control) Vol 17, No 3: June 2019
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/telkomnika.v17i3.12231

Abstract

Tunnel Broker uses automatic configuration tunneling mechanism for IPv6 clients connected to IPv4 internet. Connectivity between clients and service providers in IPv6 is urgently needed. Open VPN as a provider implemented configures it by a VPN network, so IPv6 and IPv4 public IP clients can easily connect to the server. In this research focused on the performance of tunnel broker mechanism by utilizing open VPN as access to the network. IPv6 tunnel broker is developed by installing Open VPN and providing IPv6 IPs. Implementation of public IP usage in observing the performance of tunnel broker development is done in BCN Telkom Laboratory Network. The measurement results show that TCP and UDP throughput of IPv6 is slightly higher than IPv4. The research using OpenVPN as a server Tunnel Broker for client access to the server is still rarely done, especially in the field of the network based on Internet Protocol.
Distributed gateway-based load balancing in software defined network Halimah Tussyadiah; Ridha Muldina Negara; Danu Dwi Sanjoyo
TELKOMNIKA (Telecommunication Computing Electronics and Control) Vol 18, No 5: October 2020
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/telkomnika.v18i5.14851

Abstract

To achieve an internet with high availability and reliability, needs two or more data paths so the process for sending data can be faster. Load balancing is often plays a significant role for this technique to properly utilized every gateway in the network. This research, implemented load balancing in software defined network architecture using floodlight controller. Evaluation is done by measuring QoS (delay, bit rate, packet rate, packet success rate) while sending various traffics through the network such as UDP Flow, VoIP, and DNS. Performance of load balancer is work well, because the results after load balancing is better than before. Which is the value of delay after load balancing is decreased about 30-55% compared to before load balancing, also the values of bit rate, packet rate dan packet success rate after load balancing is increased about 10-30% compared to before load balancing.
Performance analysis of software defined network using intent monitor and reroute method on ONOS controller Putri Monika; Ridha Muldina Negara; Danu Dwi Sanjoyo
Bulletin of Electrical Engineering and Informatics Vol 9, No 5: October 2020
Publisher : Institute of Advanced Engineering and Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (541.795 KB) | DOI: 10.11591/eei.v9i5.2413

Abstract

Software defined network (SDN) provides high service flexibility to optimize network configuration based on network traffic. Traffic management able to solve traffic density in SDN. However, it will misuse the network bandwidth and links. One variant of the SDN controller, namely open network operating system (ONOS), provides an intent monitor and reroute (IMR) method that can optimize traffic management based on the description of an object in the ONOS application. This method can optimize the network bandwidth and links of SDN. The IMR can monitor the network and reconfigure the network to restore network connectivity by maximizing the use of each link when transmitting data. This study examines the impact of using IMR with a custom topology on ONOS to find the best scenario by performing traffic management on a data plane consisting of switches totaling 8-12 switches. The parameters measured in this study are bandwidth usage and quality of service (QoS). The results obtained in this study are IMR able to optimize the use of each link and maximize bandwidth usage in a network when distributing data and following TIPHON standards.
ANALISIS KEADILAN MODEL PENJADWALAN YANG DIINTEGRASIKAN DENGAN HARQ PADA SISTEM LTE Danu Dwi Sanjoyo; Rendy Munadi; Ida Wahidah
TEKTRIKA Vol 1 No 1 (2016)
Publisher : Telkom University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/tektrika.v1i1.241

Abstract

Penjadwalan pada Long Term Evolution (LTE) memiliki peran dalam melayani kebutuhan bandwidth yang besar. Oleh karena itu, jaringan seluler LTE membutuhkan algoritma penjadwalan yang mampu mengakomodasi informasi keluaran dari proses HARQ untuk meningkatkan fairness. Algoritma penjadwalan dikombinasikan dengan proses HARQ untuk meningkatkan keadilan throughput yang diterima oleh pengguna. Redundancy Version (RV) yang diperoleh dari proses HARQ dikombinasikan dengan nilai prioritas layanan dan Channel Quality Information (CQI) menjadi suatu nilai metrik yang digunakan untuk menentukan prioritas paket pada proses penjadwalan. Algoritma penjadwalan diujikan pada makalah ini adalah Round Robin (RR), Maximum C/I (CI), dan Proportional Fairness (PF). Proses HARQ di penerima melakukan Error Detection (ED) dan Forward Error Correction (FEC) pada paket yang diterima. User Equipment (UE) akan mengirimkan feedback ke eNode-B yang berisi informasi apakah paket berhasil diterima dengan benar atau tidak. Integrasi masing-masing algoritma penjadwalan (RR, CI, dan PF) dengan nilai CQI, rangking paket data, dan RV dapat meningkatkan nilai fairness antarpengguna. Jain’s Fairnees Index, sebagai parameter keadilan, menunjukkan adanya peningkatan keadilan throughput.Kata kunci: LTE, penjadwalan, HARQ, Jain’s Fairness Index
Implementasi Dan Analisis Performansi Wireless Distribution System Pada Layanan Video Conference Rivaldi Fawzian; Rendy Munadi; Danu Dwi Sanjoyo
eProceedings of Engineering Vol 5, No 1 (2018): April 2018
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Teknologi jaringan nirkabel (wireless) yang berkembang saat ini sangatlah pesat dan dibutuhkan. Dengan teknologi ini kita tidak perlu untuk menyambungkan kabel Ethernet ke perangkat kita untuk dapat terhubung ke suatu jaringan ataupun internet. Kebutuhan jaringan nirkabel (wireless) dapat dipengaruhi oleh semakin pesatnya pertumbuhan perangkat-perangkat yang praktis untuk dibawa oleh suatu individu. Kebutuhan manusia yang selalu ingin update akan perkembangan dunia sosial ataupun teknologi mengharuskan suatu individu untuk selali terhubung ke suatu jaringan internet. Terlebih dalam suatu perusahaan diharuskan karyawan untuk selalu terhubung dengan jaringan perusahaan tersebut untuk urusan pekerjaan. Seiring meningkatnya pertumbuhan dan kebutuhan jaringan nirkabel (wireless) menyebabkan perluasan area jaringan nirkabel (wireless) untuk suatu layanan agar tidak terputus-putus ketika kita harus berpindah area atau tempat. Oleh sebab itu, salah satu solusi untuk memperluas jaringan wireless adalah dengan menggunakan metode wireless distribution system. Wireless distribution system adalah sistem yang memungkinkan untuk interkoneksi antar Access Point (AP) sehingga jaringan wireless terbentuk mempunyai area yang luas. Pada tugas akhir ini, penulis akan memasang wireless distribution system dalam keadaan dynamic dimana akan memudahkan dalam membuat suatu jaringan yang luas. Namun jika dipasang dalam keadaan dynamic, jaringan wireless yang terbuat akan mudah terjadi looping. Maka dari itu penulis juga akan memasukkan metode Rapid Spanning Tree Protocol untuk mencegah looping paket yang akan terkirim. Sebuah perangkat Access Point (AP) belum tentu memiliki metode wireless distribution system. Pada topologi ini juga dibutuhkan bandwidth management agar dapat memaksimalkan bandwidth yang dibentuk. Pada wireless distribution system sebuah access point yang dijadikan root AP akan terhubung ke router atau server dengan kabel Ethernet. Penulis juga akan menggunakan router mikrotik untuk bandwidth management pada jaringan wireless yang akan dibuat Pada proposal tugas akhir ini akan diimplementasikan dan dianalisa dynamic wireless distribution system pada layanan video conference. Perancangan yang dilakukan adalah memodelkan 2 client yang akan melakukan video conference dengan menggunakan 1 server. Lalu membagi traffic ke access point station lalu di kirim ke access point lain dengan menggunakan metode wireless distribution system. Kemudian akan dilakukan analisa pada layanan video conference
Analisis Performansi Protokol Routing Aodv Dan Fsr Pada Vanet (studi Kasus: Skenario Jalan Raya) Goklas Giovanni Sitompul; Ridha Muldina Negara; Danu Dwi Sanjoyo
eProceedings of Engineering Vol 5, No 1 (2018): April 2018
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

VANET merupakan pengembangan dari jaringan MANET (Mobile Ad-hoc Network), namun dengan tingkat mobilitas yang tinggi. Jaringan VANET memungkinkan kendaraan-kendaraan di jalan dapat berkomunikasi secara langsung dengan kendaraan lainnya dalam keadaan bergerak dan tanpa menggunakan infrastruktur yang tetap. Jaringan VANET diharapkan dapat meningkatkan tingkat keamanan berkendara dan mengurangi angka kecelakaan berkendara. Namun, VANET memiliki karakteristik jaringan dimana node-node jaringan tersebut bergerak dengan sangat cepat. Tugas Akhir ini bertujuan menganalisis performansi dua protokol berbasis topologi: Ad-hoc On-demand Distance Vector (AODV) dan Fisheye State Routing (FSR) pada VANET dengan studi kasus skenario jalan raya. Kedua protokol tersebut disimulasikan menggunakan Network Simulator 2 (NS-2) dengan skenario kecepatan dan kepadatan node. Kedua protokol tersebut dibandingkan dan ditinjau dari parameter packet delivery ratio, throughput, end-to-end delay, dan routing overhead. Dari tugas akhir ini diperoleh hasil bahwa kedua protokol memiliki keunggulan masing-masing. AODV unggul pada parameter packet delivery ratio dan throughput dengan rata-rata nilai 92.53% dan 7 kbps, sementara FSR 37.08% dan 2.99 kbps. Sementara FSR unggul pada parameter end-to-end delay dan routing overhead dengan nilai rata-rata 253.48 ms dan 33.89, sementara AODV 475.62 ms dan 91.15.
Analisis Kinerja Codec Layanan Voip Dan Video Call Pada Arsitektur Ip Multimedia Subsystem Rafif Taruna Ramadhan; Rendy Munadi; Danu Dwi Sanjoyo
eProceedings of Engineering Vol 5, No 2 (2018): Agustus 2018
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Pertumbuhan industri telekomunikasi yang berkembang begitu pesat, berawal dari sistem komunikasi konvensional yang dapat mengirimkan suara, kini telah berkembang hingga pengiriman pesan gambar bahkan video. Namun, masalah utama pada layanan multimedia secara real time pada jaringan berbasis packet-switched adalah tidak ada jaminan bandwidth yang tersedia ataupun delay ketika user melakukan panggilan. Selain kondisi dari trafik jaringan, salah satu yang berperan dalam kualitas layanan multimedia secara real time adalah codec, yang mana codec ini berperan dalam konversi dan kompresi sinyal input audio / video ke bentuk sinyal digital sehingga dapat ditransmisikan pada jaringan berbasis packet-switched. Pada penelitian ini akan dilakukan analisis kinerja codec pada layanan VoIP dan video call dengan audio codec G.711 dan G.729 serta video codec H.264 dan VP8, di salah satu bagian arsitektur jaringan Next Generation Network ( NGN ) yaitu IP Multimedia Subsystem ( IMS ) Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, penggunaan codec G.729 pada layanan VoIP, mampu menghasilkan kualitas layanan yang setara dengan codec G.711, namun dengan throughput yang lebih rendah hingga 65.8%. Sedangkan pada layanan Video Call, codec H264 masih memperoleh QoS yang lebih rendah dibandingkan dengan codec VP8. Meskipun tidak terpaut jauh, hanya 6.2% pada delay, 4.6% pada jitter dan 1.6% pada throughput. Selain itu, penggunaan resolusi video VGA pada layanan Video Call menghasilkan delay dan jitter yang lebih rendah dibandingkan resolusi video HVGA, dengan timbal balik peningkatan ±50% pada throughputnya. Kata kunci : Codec, G.711, G.729, H.264, VP8, IMS Abstract The growth of the telecommunications industry is growing so rapidly, start from conventional communications systems that can transmit voice, has now grown to the delivery of picture and video messaging. However, a major problem in real time multimedia services on packet-switched networks is that there is no guarantee of available bandwidth or delay that occurs when the user calls. In addition to network traffic, one that plays a role in multimedia service quality in real time is the codec, which the codec plays a role in the conversion and compression of audio / video input signals to digital signals that can be transmitted on packet-switched networks. In this research we will analyze the performance of codec in VoIP and video call service with G.711 and G.729 audio codec, H.264 and VP8 video codec, in one part of Next Generation Network (NGN) named IP Multimedia Subsystem (IMS). Based on the results of the tests, in VoIP service G.729 codec capable of producing equivalent Quality of Service to G.711 codec, but with a lower throughput up to 65.8%. While on Video Call service, H264 codec still get lower QoS than VP8 codec. Although not far adrift, only 6.2% in delay, 4.6% on jitter and 1.6% on throughput. In addition, the use of VGA video resolution in Video Call service resulted in lower delay and jitter than HVGA video resolution, with a reciprocal ± 50% increase in throughput. Keywords : Codec, G.711, G.729, H.264, VP8, IMS
Analisis Performasi Framework Codeigniter Dan Laravel Menggunakan Web Server Apache Ruli Erinton; Ridha Muldina Negara; Danu Dwi Sanjoyo
eProceedings of Engineering Vol 4, No 3 (2017): Desember, 2017
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Untuk membangun sebuah website dibutuhkan sebuah framework, yang dapat membantu pembangunan dan pengembangan website itu sendiri sehingga developer tidak perlu membangun sebuah website dari awal lagi jika ingin memperbarui fitur-fitur pada website yang sudah ada sehingga sumberdaya yang dibutuhkan tidak terlalu banyak. Saat ini terdapat lebih dari satu jenis framework yang dapat digunakan sebagai tool untuk membuat website , Untuk itu dilakukan analisis performasi anatar dua framework, yang kemudian hasil analisis dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dan masukan bagi developer untuk pemilihan framework dari sisi performasinya. Framework adalah sekumpulan fungsi, class, dan aturan-aturan. Berbeda dengan library yang sifatnya untuk tujuan tertentu saja, framework bersifat menyeluruh mengatur bagaimana kita membangun aplikasi. Framework memungkinkan kita membangun aplikasi dengan lebih cepat karena sebagai developer kita akan lebih memfokuskan pada pokok pemasalahan. aplikasi web yang menggunakan framework CodeIgniter lebih baik dari sisi perfomasinya dibandingkan dengan aplikasi web yang menggunakan framewrok Laravel. nilai time pada CodeIgniter 150,5 ms lebih rendah dibnadingkan nilai time pada Laravel 254,5 ms. Nilai error terting didapat pad Laravel 79,7. Pada parameter QoS nilai throughput tertinggi 6,227 Mbps, packet loss 0%, retransmission terendah 1, delay terendah 91,46 dengan klasifikasi sangat baik berdasarkan standar ITU-T.Kata kunci : Performasi, Analisis, Framework CodeIgniter, Framework Laravel, Web Server Apache.
Integrasi Intrusion Prevention System Dan Analisa Performansi Pada Software Defined Network Pande Putu Kika Adi Saputra; Ridha Muldina Negara Negara; Danu Dwi Sanjoyo
eProceedings of Engineering Vol 5, No 3 (2018): Desember 2018
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Software Defined Network merupakan sebuah arsitektur jaringan yang memisahkan fungsi controlling dan fungsi forwarding sebuah perangkat jaringan, intinya adalah sentralisasi jaringan. Namun konsep jaringan yang tersentralisasi memiliki kelemahan dari segi keamanan control plane. Pada Tugas Akhir ini bertujuan menerapkan dan menganalisa pengaruh mekanisme keamanan dari segi performansi menggunakan Intrusion Prevention System (IPS) yang memiliki keunggulan dengan adanya mekanisme pemblokiran paket sebagai fungsi preventif. Pada penelitian ini telah dilakukan integrasi IPS pada jaringan SDN serta melakukan pengujian dan pengukuran terhadap pengaruh yang ditimbulkan dari segi performansi jaringan. Parameter yang digunakan adalah QoS antara lain delay, jitter, throughput, serta packet loss ratio. Selain itu juga dilakukan pengujian untuk mengukur batas ketahanan IDS Snort terhadap serangan dalam jumlah banyak. Dari pengujian yang telah dilakukan, jaringan SDN yang terintegrasi IPS dilihat dari hasil pengujian performansi parameter QoS cenderung lebih stabil, karena mampu memblokir paket serangan sehingga meminimalisir terjadinya penurunan performansi akibat adanya paket serangan yang masuk ketika pengiriman paket layanan. Selain itu kemampuan IPS dalam menganalisa paket yang masuk mengalami penurunan ketika jumlah paket serangan memasuki 9.000 paket/s. Kata Kunci: Software Defined Network (SDN), Intrusion Prevention System (IPS), Snort, Performansi, Ryu Abstract Software Defined Network is a network architecture that separates the functions of controlling and forwarding function of a network device, essentially is network centralization. However, the concept of a centralized network has a weakness in terms of security control plane. In this Final Project aims to apply and analyze the influence of security mechanisms in terms of performance using Intrusion Prevention System (IPS) which has advantages in the presence of packet blocking mechanism as a preventive function. In this study integration of IPS on the SDN network has been conducted and testing and measuring the effects caused in terms of network performance. The parameters used are QoS including delay, jitter, throughput, and packet loss ratio. In addition, testing is also done to measure the limits of IDS Snort resistance to attacks in large quantities. From the tests that have been done, SDN Network integrated with IPS is able to block the attack packets sent simultaneously with the service pack of video stream and VoIP. SDN network integrated with IPS seen from the results of QoS parameter performance testing tend to be more stable, because it is able to block the attack packets to minimize the decrease in performance due to the incoming packet attacks when the delivery of service packets.. In addition, the ability of IPS in analyzing incoming packets decreased when the number of attack packets entered 9,000 packets / s. Keywords: Software Defined Network (SDN), Intrusion Prevention System (IPS), Snort, Performance, Ryu
Desain Dan Implementasi Detektor Pencemaran Air Sungai Menggunakan Wireless Sensor Network AR. Margans Tanjung; Rendy Munadi; Danu Dwi Sanjoyo
eProceedings of Engineering Vol 5, No 3 (2018): Desember 2018
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Air merupakan kebutuhan paling dasar bagi manusia dan menjadi sumber penghidupan bagi manusia. Kurangnya kesadaran manusia untuk menjaga kualitas air, menyebabkan air menjadi tercemar. Penyebab tercemarnya air adalah budaya membuang sampah dan pembuangan limbah ke sungai ataupun laut. Pencemaran air menyebabkan matinya ekosistem yang ada di air. Dampak pencemaran air contohnya keracunan dan penyakit kulit. Karena itu pemanfaatan Wireless Sensor Network (WSN) sangat dibutuhkan untuk monitoring pencemaran air. Dengan menggunakan sensor node, koordinator, dan monitoring melalui aplikasi smartphone diharapkan dapat mengatasi pencemaran air, karena dapat diketahui dengan cepat sebelum air yang terindikasi pencemaran digunakan oleh masyarakat untuk kebutuhan hidup mereka. Sehingga tidak terdapat korban ataupun kerugian yang ditimbulkan akibat air yang tercemar. Abstrack Water is the most basic need for human beings and a source of livelihood for humans. Lack of human consciousness to maintain water quality, causing water to become polluted. The cause of contaminated water is the culture of disposing of waste and disposal of waste into rivers or the sea. Water pollution causes the death of ecosystems in the water. Impact of water pollution for example poisoning and skin diseases. Therefore, the utilization of Wireless Sensor Network (WSN) is needed for monitoring water pollution. Using node sensors, coordinators, and monitoring through smartphone applications is expected to address water pollution, since it can be quickly identified before the water indicated by pollution is used by the community for their livelihood needs. So there are no casualties or losses caused by polluted water.