Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Relationship between Energy Intake and Obesity Prevalence among Adolescent Girls in Aceh Barat Afwa Hayuningtyas; Wardah Iskandar; Suci Eka Putri; Safrida Safrida; Adelina Irmayani Lubis
Journal of Nutrition Science Vol 2, No 2 (2021): November, 2021
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (760.93 KB) | DOI: 10.35308/jns.v2i2.4374

Abstract

The prevalence of adolescent obesity has been shown to differ among regions, and it could be influenced by several factors including diet, environmental exposures, and lifestyle. Diet is one of crucial factors that contribute to obesity among adolescents, particularly energy intake. This study was conducted to measure the relationship between energy intake and obesity prevalence among adolescent girls in Aceh Barat Regency. This study is a descriptive analytical research with the design of cross-sectional study. The population in this study were adolescent girls in Aceh Barat Regency with the samples of 50 people. The data were obtained from a one day 24-hour recall and analyzed using Chi-Square test with a significance value (p= 0.05). The result showed that based on bivariate analysis there is a relationship between energy intake and body mass index. The analysis indicated that adolescent girls with excessive energy intake had a 6.67-fold higher risk of obesity than those with the adequate energy intake (OR: 6.67, 95% CI: 1.25-35.65).
The effect of the addition of Carboxymethyl Cellulose (CMC) on the formulation of batters on Coating Pick up and Frying Loss fried battered Tempeh Hanif Muchdatul Ayunda; Safrida Safrida; Afwa Hayuningtyas
Journal of Nutrition Science Vol 2, No 2 (2021): November, 2021
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1030.702 KB) | DOI: 10.35308/jns.v2i2.4572

Abstract

One of the fried food processed products that are often found in roadside fried sellers is tempeh. This study aims to study the effect of CMC addition on the results of coating pick-up dan frying loss of fried battered tempeh. Hydrocolloids used were carboxyl methylcellulose (CMC) and pectin with concentrations of addition to the batter as much as 0.3%, 0.5%, 1% of the overall weight of the mixture. Temperature and tempeh frying time is at a temperature of 180oC and for 6 minutes. The results showed fried battered tempeh with the addition of CMC to its batters has good quality measured from the percentage of coating pick-up samples.
Scurrula ferruginea (Jack) Danser: Therapeutic Applications and Future Opportunities Safrida Safrida; Afwa Hayuningtyas
Journal of Nutrition Science Vol 2, No 1 (2021): May, 2021
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (742.631 KB) | DOI: 10.35308/jns.v2i2.3580

Abstract

Scurrula ferruginea (Jack) Danser from Loranthaceae is one such mistletoe that grow in tropical countries and has been used as therapeutic agent for curing of diseases, such as anticancer, antihypertensive, antiviral, antimicrobial, antiasthma, anti-hyperglycemic, and analgesic. Regardless of S. ferruginea various kinds of health benefits, their available data and literature review are still limited, especially in Indonesia. The scientific studies existence in this review can promote the potency development of S.ferruginea. We suggest critical future opportunities and research directions of S.ferruginea that could improve understanding toward evidence-based medicinal herbs.
Literatur Review: Potensi Pengolahan dan Manfaat Kesehatan Jamblang (Syzygium cumini L.) Noer Octaviana Maliza; Safrida Safrida; Afwa Hayuningtyas; Hanif Muchdatul Ayunda
Jurnal Teknologi Pengolahan Pertanian Vol 4, No 2 (2022): Jurnal Teknologi Pengolahan Pertanian
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/jtpp.v4i2.6572

Abstract

Jamblang (Syzygium cumini L.) telah banyak dieksplorasi dalam dunia pangan dan farmasi di berbagai negara, karena karakteristik buah dan banyaknya manfaat kesehatan yang dimilikinya. Di Aceh, pemanfaatan tanaman jamblang masih sangat terbatas dan sebagian besar hanya dikonsumsi dalam bentuk segar, pemanfaatan lain dari tumbuhan ini belum banyak diketahui masyarakat akibat terbatasnya penelitian terkait tumbuhan ini di Indonesia. Berdasarkan hasil studi literasi yang dilakukan dalam kajian ini, di berbagai negara, jamblang telah banyak dimanfaatkan dalam pengolahan pangan dengan tujuan untuk meningkatkan nilai ekonomis, memperpanjang masa simpan, dan meningkatkan diversifikasi pangan, seperti produk jus, sirup, squash, selai, dan bubuk instan yang dimanfaatkan sebagai pewarna alami. Selain itu, telah dilakukan penelitian mengenai manfaat jamblang dalam penanganan berbagai macam penyakit, antara lain antibakteri, antikanker, antidiabetes, dan antihipertensi. Mekanisme tanaman jamblang dalam pengobatan yang telah dilaporkan, yaitu komponen bioaktif  dalam jamblang mengaktivasi  enzim-enzim katalase, glutathione peroksidase, glutathione-s-transferase dan SOD untuk menetralisir produksi radikal bebas yang  berlebih. Kajian ini diharapkan dapat menjadi salah satu acuan yang dapat digunakan untuk mengembangkan penelitian dan pemanfaatan jamblang di Aceh khususnya dan di Indonesia pada masa mendatang.
Strategi pemberdayaan perempuan melalui pengembangan usaha berbasis potensi lokal di Gampong Pulau Kayu Kecamatan Susoh Kabupaten Aceh Barat Daya Safrida; Nila Safrida
Transformasi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 18 No. 2 (2022): Transformasi Desember
Publisher : LP2M Universitas Islam Negeri Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20414/transformasi.v18i2.4948

Abstract

[Bahasa]: Kondisi kehidupan nelayan tradisional di Desa Pulau Kayu identik dengan ekonomi yang rentan dan berpendapatan rendah sehingga memerlukan upaya penguatan ekonomi melalui pemberdayaan perempuan. Program pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan memetakan kendala yang dihadapi kelompok usaha perempuan dalam memanfaatkan potensi lokal di Desa Pulau Kayu serta upaya untuk mengatasi kendala tersebut. Mitra utama pengabdian ini adalah 30 orang anggota Kelompok Usaha Perempuan “Sepakat” sebagai komunitas masyarakat pesisir.  Metode pengabdian yang digunakan berkonsep CBR (Community-Based Research). Hasil Program pengabdian ini berhasil memetakan kendala-kendala dalam pengembangan Kelompok Usaha Perempuan “Sepakat” di Desa Pulau Kayu mulai dari tidak stabilnya jumlah produksi, minimnya modal usaha, belum adanya kerjasama dan pendampingan dari pemerintah, kurangnya perhatian pemerintah dalam pemberdayaan perempuan yang berbasis potensi lokal, dan inovasi produk usaha yang terbatas. Program pengabdian mampu memecahkan kendala tersebut untuk mengoptimalkan pemanfaatan potensi lokal berbasis perempuan melalui program bantuan modal usaha, peningkatan keterlibatan pemerintah dalam kegiatan kelompok usaha perempuan dan pelaksanaan pelatihan pengolahan produk serta keuangan agar usaha kelompok perempuan “Sepakat” dapat berkembang lebih baik. Namun demikian program pengabdian kepada masyarakat ini memerlukan evaluasi dan monitoring pemerintah secara berkala agar hasil positif kegiatan ini dapat memberikan dampak yang berkelanjutan serta mampu menaikkan taraf hidup kelompok usaha perempuan “Sepakat” dan masyarakat di Desa Pulau Kayu. Kata Kunci: pemberdayaan perempuan, peningkatan ekonomi, kelompok usaha, masyarakat pesisir [English]: Traditional fishermen in Pulau Kayu Village experience vulnerable and low-income economic situations; therefore, initiatives to enhance the economy through women’s empowerment are required. This community service program aimed to identify and remove barriers preventing women's business groups from taking advantage of local resources in Pulau Kayu Village. The participants of this program were 30 members of the women's Business Group "Sepakat". The method used was CBR (Community-Based Research). The result shows that the program succeeds in identifying the challenges or impediments to the growth of women's business groups in Pulau Kayu Village, starting with the erratic production levels, the lack of business capital, the absence of government cooperation and support, the government's lack of focus on empowering women based on local potential, and the restricted innovation of business products. This community service program can solve these obstacles to optimize the utilization of women-based local potential by helping business capital, increasing government involvement in women's business group activities and conducting product processing and financial training so that the women's business group "Sepakat" can develop further. Regular evaluation and monitoring by the government are needed so that the positive results of this service program can have a sustainable impact and improve the standard of living of the "Sepakat" women's business group and the community in Pulau Kayu Village. Keywords: women's empowerment, economic  improvement, business groups, coastal society,
PERAN PEMERINTAH DALAM PEMBERDAYAAN PEREMPUAN UNTUK MENINGKATKAN EKONOMI MASYARAKAT DESA PULAU KAYU Mardhiah, Ainal; Safrida, Safrida
Dinamika Governance : Jurnal Ilmu Administrasi Negara Vol 12, No 3/Oktober (2022): Dinamika Governance: Jurnal Ilmu Administrasi Negara
Publisher : Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33005/jdg.v12i3.3259

Abstract

AbstrakPemberdayaan  masyarakat  merupakan  bagian  dari  pembangunan  ekonomi  di Indonesia.  Sebagai salah  satu  strategi  untuk  memberdayakan  masyarakat  adalah  dengan  adanya  alokasi  dana  desa  oleh pemerintah. Penelitian  ini  menggunakan  metodologi  kualitatif, dengan   metode observasi,wawancara  serta  dokumentasi.  Tujuan  dari  penelitian   ini  adalah  untuk mengetahui  dan  menganalisis Peran Pemerintah Dalam Pemberdayaan Perempuan Untuk Meningkatkan Ekonomi Masyarakat. Hasil  penelitian  ini menyatakan dengan pelatihan kepada masyarakat akan meningkatkan kemampuan masyarakat dalam program pemberdayaan perempuan serta melakukan sosialisasi kepada masyarakat desa agar mengetahui program pemberdayaan perempuan. Selesai pelatihan dan sosialisasi maka akan terus dilakukan pendampingan dan pengembangan kepada masyarakat untuk mengimplementasikan program pemberdayaan perempuan sesuai dengan tujuan pemerintah ingin meningkatkan perekonomian masyarakat melalui program pemberdayaan perempuan. Dan melalui partisipasi masyarakat agar dapat terus berjalan dan digunakan oleh Desa Pulau Kayu, Kecamatan Susoh, Kabupaten Aceh Barat Daya serta melakukan perbaikan dan pengembangan program apabila terdapat kekurangan. AbstractCommunity empowerment is part of economic development in Indonesia. As one of the strategies to empower the community is the allocation of village funds by the government. This study uses a qualitative methodology, with the method of observation, interviews and documentation. The purpose of this study was to determine and analyze the role of the government in empowering women to improve the community's economy. The results of this study state that training to the community will increase the community's ability in women's empowerment programs and conduct outreach to rural communities to find out about women's empowerment programs. After the training and socialization, assistance and development will continue to be carried out to the community to implement women's empowerment programs in accordance with the government's goal of improving the community's economy through women's empowerment programs. And through community participation so that it can continue to run and be used by Pulau Kayu Village, Susoh District, Southwest Aceh Regency and make improvements and program developments if there are deficiencies.
Implementasi Program Bangga Kencana Dalam Mewujudkan Fungsi Keluarga Sebagai Pencegahan Kekerasan Seksual Anak Nagan Raya Lilis Sartika; Safrida Safrida
Sawala : Jurnal Administrasi Negara Vol. 11 No. 1 (2023): Jurnal Sawala Administrasi Negara
Publisher : Program Studi Administrasi Negara Universitas Serang Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30656/sawala.v11i1.6355

Abstract

Maraknya kasus-kasus kekerasan seksual terhadap anak, pemerintah Kabupaten Nagan Raya hadir dalam membantu meminimalisir bencana tersebut melalui upaya perealisasian program Bangga Kencana. Tujuan penelitian ini guna mengetahui langkah implementasi program di lapangan dengan mengacu pada teori Van Horn & Van Meter. Metode yang digunakan ialah metode penelitian kualitatif dengan cara pengumpulan data melalui observasi, dokumentasi serta hasil wawancara bersama pemerintah dan masyarakat Kabupaten Nagan Raya. Hasil kajian ini menyimpulkan bahwa implementasi BANGGA KENCANA melalui pembentukan kelompok BKR, PIKR dan GenRe dijalankan dengan mengikuti pedoman dan arahan dari BKKBN meskipun masih ditemui beberapa kendala selama pelaksanaan kegiatan bersama kelompok kader yang sedang dibina untuk menjadi role model bagi masyarakat lain mengenai pentingnya kesadaran pemahaman akan fungsi keluarga dan kepekaan akan perlindungan terhadap kekerasan seksual yang dialami oleh anak
THE LIGHT OF ACEH: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN WISATA BERBASIS HALAL TOURISM DI KABUPATEN ACEH BARAT Desi Maulida; Rachmatika Lestari; Safrida Safrida; Nila Safrida; Jumbratu Rahma
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Malikussaleh (JSPM) Vol 4, No 2 (2023)
Publisher : FISIP Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jspm.v4i2.11013

Abstract

Referring to Aceh Qanun Number 8 of 2013 concerning Tourism, the implementation of Aceh tourism is based on faith and Islam or known as halal tourism. Regency/city governments are given the authority to regulate the implementation and management of tourism in their respective regions, including West Aceh district. This study aims to analyze the implementation of halal tourism policies in West Aceh district. The research method used is qualitative with a case study approach. Data collection was carried out through interviews, observation and documentation studies. There were 9 informants in this study who came from the Tourism, Youth and Sports Office of West Aceh Regency, Tourism Awareness Groups, Tourists and West Aceh Tourism Ambassadors in 2021. The results of the study show that the implementation of the halal tourism policy has been running quite optimally. Communications is carried out by building coordination with related agencies. Resources are still relatively minimal, both Human Resources and Financial Resources. Furthermore, there has been an attitude from the government in pursuing halal tourism practices. This can be seen from the provision of halal tourism facilities and infrastructure and the sanctions given to violators (Disposition). Regarding the bureaucratic structure, the policy is still guided by the Aceh Qanun Number 8 of 2013 concerning TourismMerujuk pada Qanun Aceh Nomor 8 Tahun 2013 tentang Kepariwisataan, penyelenggaraan pariwisata Aceh didasarkan pada akidah dan Islam atau dikenal dengan istilah wisata halal.  Pemerintah kabupaten/kota diberi kewenangan untuk mengatur penyelenggaraan dan pengelolaan kepariwisataan di daerahnya masing-masing termasuk kabupaten Aceh Barat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi kebijakan wisata halal di kabupaten Aceh Barat. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Informan dalam penelitian ini berjumlah 9 orang yang berasal dari Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Aceh Barat, Kelompok Sadar Wisata, Wisatawan dan Duta Wisata Aceh Barat tahun 2021. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi kebijakan wisata halal sudah berjalan dengan cukup maksimal. Communications dilakukan dengan membangun koordinasi bersama dinas-dinas terkait. Resources yang tersedia masih tergolong minim, baik itu Sumber Daya Manusia maupun Sumber Daya Finansial. Selanjutnya sudah adanya sikap dari pemerintah dalam mengupayakan praktik wisata halal. Hal tersebut terlihat dari penyediaan sarana dan prasarana wisata halal serta adanya sanksi yang diberikan kepada pelanggar (Disposition).  Terkait dengan bureaucratic structure, kebijakan masih berpedoman pada Qanun Aceh Nomor 8 Tahun 2013 tentang Kepariwisataan.
THE LIGHT OF ACEH: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN WISATA BERBASIS HALAL TOURISM DI KABUPATEN ACEH BARAT Desi Maulida; Rachmatika Lestari; Safrida Safrida; Nila Safrida; Jumbratu Rahma
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Malikussaleh (JSPM) Vol 4, No 2 (2023)
Publisher : FISIP Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jspm.v4i2.11013

Abstract

Referring to Aceh Qanun Number 8 of 2013 concerning Tourism, the implementation of Aceh tourism is based on faith and Islam or known as halal tourism. Regency/city governments are given the authority to regulate the implementation and management of tourism in their respective regions, including West Aceh district. This study aims to analyze the implementation of halal tourism policies in West Aceh district. The research method used is qualitative with a case study approach. Data collection was carried out through interviews, observation and documentation studies. There were 9 informants in this study who came from the Tourism, Youth and Sports Office of West Aceh Regency, Tourism Awareness Groups, Tourists and West Aceh Tourism Ambassadors in 2021. The results of the study show that the implementation of the halal tourism policy has been running quite optimally. Communications is carried out by building coordination with related agencies. Resources are still relatively minimal, both Human Resources and Financial Resources. Furthermore, there has been an attitude from the government in pursuing halal tourism practices. This can be seen from the provision of halal tourism facilities and infrastructure and the sanctions given to violators (Disposition). Regarding the bureaucratic structure, the policy is still guided by the Aceh Qanun Number 8 of 2013 concerning TourismMerujuk pada Qanun Aceh Nomor 8 Tahun 2013 tentang Kepariwisataan, penyelenggaraan pariwisata Aceh didasarkan pada akidah dan Islam atau dikenal dengan istilah wisata halal.  Pemerintah kabupaten/kota diberi kewenangan untuk mengatur penyelenggaraan dan pengelolaan kepariwisataan di daerahnya masing-masing termasuk kabupaten Aceh Barat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi kebijakan wisata halal di kabupaten Aceh Barat. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Informan dalam penelitian ini berjumlah 9 orang yang berasal dari Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Aceh Barat, Kelompok Sadar Wisata, Wisatawan dan Duta Wisata Aceh Barat tahun 2021. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi kebijakan wisata halal sudah berjalan dengan cukup maksimal. Communications dilakukan dengan membangun koordinasi bersama dinas-dinas terkait. Resources yang tersedia masih tergolong minim, baik itu Sumber Daya Manusia maupun Sumber Daya Finansial. Selanjutnya sudah adanya sikap dari pemerintah dalam mengupayakan praktik wisata halal. Hal tersebut terlihat dari penyediaan sarana dan prasarana wisata halal serta adanya sanksi yang diberikan kepada pelanggar (Disposition).  Terkait dengan bureaucratic structure, kebijakan masih berpedoman pada Qanun Aceh Nomor 8 Tahun 2013 tentang Kepariwisataan.
Analisis Faktor Penyebab Rendahnya Pemahaman Literasi Anak Desa Terpencil di Aceh Barat Asyifa Zahra; Safrida Safrida
Jurnal Sosialisasi: Jurnal Hasil Pemikiran, Penelitian dan Pengembangan Keilmuan Sosiologi Pendidikan Volume 10,Nomor 2 Juli 2023
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/sosialisasi.v1i2.47696

Abstract

The purpose of this research is to analyze the factors causing the low literacy understanding of children in remote villages in West Aceh. This research uses qualitative analysis with descPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor penyebab rendahnya pemahaman literasi anak di desa terpencil di Aceh Barat. Metode penelitian yang digunakan yaitu Kualitatif dengan pendekatan Case study, dengan teknik pengumpulan data purposive sampling, responden berjumlah Enam Orang dalam tahapan pengambilan informasi dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penyebab faktor rendahnya pemahamanan tentang literasi terhadap anak karena kurangnya kesadaran orang tua tentang pentingnya pendidikan, kekurangan tenaga pengajar, rendahnya kemampuan literasi, sarana dan prasarana yang kurang memadai, dan kurangnya keterlibatan masyarakat. Untuk mencapai peningkatan literasi anak yang tinggi di daerah terpencil seperti Gampong Lancong, perlu menjadi perhatian untuk pemerintah mulai dari kebijakan maupun sarana dan prasarana lebih untuk ditingkatkan lagi, karena anak-anak adalah asset negara untuk masa depan dan kemajuan negara. Jika anak-anak muda negara sudah enggan belajar maka terjajah lah pola fikir mereka. Sementara untuk pemerintah daerah setempat wajib untuk memperhatikan lagi keadaan sekolah-sekolah terpencil agar tidak terjadi lagi kedepanya anak-anak yang awam dengan literasi, salah satunya cara seperti: kebijakan setiap gampong membuat kelas belajar sore untuk anak kemudian lebih banyak lagi menyumbangkan buku-buku pelajaran untuk mereka sehingga mereka juga bias belajar dari rumah. Menciptakan setiap sekolah terpencil perpustakaan yang nyaman dan disukai anak-anak sehingga tertanam rasa ingin tahu mereka terhadap buku-buku yang terpajang didalamnya. Serta untuk setiap kampus yang ada di Aceh Barat lebih focus mengirimkan mahasiswa yang ada untuk ikut berpartisipasi dan membantu anak-anak agar semangat belajar, membaca dan mencintai dunia literasi.riptive method, which means that this descriptive approach can analyze deeper meaning related to qualitative research. The main technique used is gathering information from interviews along with additional support. Researchers use methods such as validation, reduction, and presentation of data to draw conclusions. The results of this study indicate that the factors causing the low literacy understanding of children in remote villages in West Aceh are a lack of awareness of parents, a shortage of teaching staff, low literacy skills, inadequate facilities and infrastructure, and lack of public involvement. In order to achieve a high increase in children's literacy in remote areas such as Gampong Lancong, it is necessary to pay attention to the government both from policies and facilities and infrastructure, such as: a policy for each Gampong to make afternoon teaching classes for children. In terms of facilities and infrastructure: Reading books, children's recreation building, literacy center. Assistance and attention that should be increased. College. Assign KKN students to serve in gampongs with low levels of human resources.