Articles
RESPON SISWA TERHADAP PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA MATERI ARITMETIKA SOSIAL
Mawaddah, Siti;
Authary, Nailul
Pedagogik : Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pembelajaran Fakultas Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Aceh Vol 7, No 1 (2020)
Publisher : Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Aceh
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (2071.267 KB)
|
DOI: 10.37598/pjpp.v7i1.769
Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan respon siswa terhadap penerapan model kooperatif student team achievement division (STAD) pada materi aritmetika sosial kelas VII mtss Baitul Arqam. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII MTsS Baitul Arqam, sedangkan sampel adalah sebanyak 25 orang siswa. Instrumen yang digunakan adalah angket respon siswa terhadap pembelajaran STAD. Setelah data diperoleh, selanjutnya data dianalisis menggunakan skala likert. Hasil dari analisis kemudian dikelompokkan dengan menggunakan kriteri skor rata-rata. Hasil penelitian adalah Angket respon siswa diberikan kepada siswa pada akhir pembelajaran yaitu setelah siswa menyelesaikan tes akhir (posttest), angket respon siswa bertujuan untuk mengetahui perasaan siswa, minat siswa dan pendapat siswa mengenai pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran koorperatif tipe STAD. Respon yang diberikan ternyata mendapat respon yang baik dari siswa, yaitu berkategori sangat positif. Hal ini sesuai dengan hasil angket yang menyatakan bahwa siswa senang dan bermotivasi untuk mengikuti pembelajaran matematika dengan penerapan model pembelajaran koorperatif tipe STAD.Kata Kunci: Respon Siswa, Model Pembelajaran STAD, Aritmetika Sosial
Students’ Intuition in Solving Mathematics Problems: The Case of High Mathematics Ability and Gender Differences
Nazariah Nazariah;
Nailul Authary
AL-ISHLAH: Jurnal Pendidikan Vol 13, No 3 (2021): AL-ISHLAH: Jurnal Pendidikan
Publisher : STAI Hubbulwathan Duri
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (566.411 KB)
|
DOI: 10.35445/alishlah.v13i3.1007
Students are required to find their appropriate strategies to solve mathematics problems so that intuition is needed. Male and female students have different intuition on mathematical problem-solving. Thus, gender is influencing how to obtain mathematical knowledge. This descriptive qualitative study aimed to analize the intuition differences of male and female students who have high-level mathematical abilities at secondary school in solving mathematics problems. Data was collected through tests of mathematical problem-solving and interviews then analysed through data reduction, data presentation, and conclusion. This study found that: (1) There are differences in the characteristics of male and female intuition in mathematical problems solving, (2) The intuition of male and female in mathematical problems solving based on Polya's steps is different in re-checking the answers, (3) There are differences in intuition when students solve linear equation system problems. There are differences in intuition between male and female students with high matematical abilities in each material. Students with problem-solving abilities have affirmative intuition to understand problems, anticipatory intuition for problem-solving plans and solutions, and conclusive intuition to re-examine problems.
ANALISIS PENALARAN ALJABAR YANG BERFOKUS PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI BANDA ACEH
Nailul Authari
Pedagogik : Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pembelajaran Fakultas Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Aceh Vol 3, No 1, April (2016)
Publisher : Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Aceh
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.37598/pjpp.v3i1.436
Kemampuan aljabar siswa di sekolah menengah pertama tidak hanya berfokus pada kemampuan siswa melakukan operasi aljabar. Sangat penting diperhatikan pemahaman konseptual siswa mengenai proses penalaran aljabar. Salah satu topik kajian dari penalaran aljabar adalah proses generalisasi dari aritmetika yang biasanya menggunakan huruf sebagai variabel, membuat model matematika dan penggunaan tanda sama dengan sebagai indikator dari relasi. Hasil yang diperoleh berasal dari jawaban soal pemecahan masalah dan wawancara.
Penalaran Aljabar: Suatu Pelevelan Berbasis Taksonomi Solo Pada Pemecahan Masalah Persamaan Linier Dua Variabel
Nailul Authary;
Nazariah Nazariah
Delta-Pi: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol 8, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Khairun
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (775.793 KB)
|
DOI: 10.33387/dpi.v8i2.1280
Pengembangkan soft skill dewasa ini menjadi perhatian serius. Penalaran aljabar menjadi salah satu soft skill yang dapat dikembangkan selama pembelajaran matematika di kelas. Penelitian ini merupakan kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif. Tujuan khusus yang menjadi titik incar pada penelitian ini adalah melakukan pelevelan aljabar pada siswa dalam memecahkan masalah persamaan linier dua variabel dilakukan berbasis taksonomi SOLO (Structure of the observed Learning). Subjek Penelitian ini adalah 3 orang siswa SMP Negeri 1 Banda Aceh. Hasil penelitian adalah Level prastruktural ditandai dengan aktivitas bernalar siswa yang berusaha mengumpulkan informasi dari yang diketahui soal. Level Unistruktural ditandai dengan aktivitas bernalar siswa yang menggunakan satu informasi dari masalah untuk menyusun strategi pemecahan masalah dan mampu menentukan suku selanjutnya dari suatu pola bilangan dan mengubah menjadi bentuk simbol yang x dan y. Level Multistruktural ditandai dengan aktivitas bernalar menggunakan lebih dari satu informasi untuk menyusun strategi pemecahan masalah dan mampu menuliskan persamaan dari masalah yang diketahui. Level Relasional ditandai dengan aktivitas bernalar siswa yang mampu memprediksi pemecahan masalah berdasarkan masalah yang dipahami dengan membuat keterkaitan dengan dua informasi dan menyelesaikan dengan metode eliminasi.Level Extended Abstract ditandai dengan aktivitas siswa yang mampu menggeneralisasi pola bilangan dan persamaan umum.
Math Talk: Strategi Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kemampuan Komunikasi di Kelas
Nailul Authary
MAJAMATH: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol. 1 No. 1 (2018): Vol.1 No.1 Maret 2018
Publisher : Prodi Pendidikan matematika Universitas Islam Majapahit (UNIM), Mojokerto, Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.36815/majamath.v1i1.122
Kemampuan berpikir kritis dan kemampuan komunikasi menjadi dua kemampuan penting dan mendasar untuk dimiliki peserta didik. Kemampuan ini kemudian dibutuhkan untuk mendapatkan pekerjaan setelah peserta didik selesai menempuh pendidikan formal. Sadar akan kebutuhan ini, penerapan strategi math talk pada pembelajaran matematika diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kemampuan komunikasi. Artikel ini dikaji dengan menggunakan data kualitatif dengan menggunakan metode eksplorasi. Melalui metode eksplorasi dapat mengkaji secara mendalam mengenai penggunaan strategi math talk dalam mengembangkan kemampuan komunikasi dan kemampuan berpikir kritis. Strategi math talk pada pembelajaran matematika di kelas dimulai dengan membuat kelompok atau komunitas belajar di kelas. math talk diterapkan, secara bersamaan kemampuan berpikir kritis dan dan komunikasi dikembangkan.
Aplikasi Strategi Preview, Question, Read, Reflect, Recite and Review (PQ4R) dalam Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematika dan Self-Regulated Learning
Nailul Authary
MAJAMATH: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol. 1 No. 2 (2018): Vol.1 No. 2 September 2018
Publisher : Prodi Pendidikan matematika Universitas Islam Majapahit (UNIM), Mojokerto, Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Komunikasi yang efektif sangat penting dalam pembejaran. Salah satu keuntungan komunikasi matematika yang efektif antara guru dan peserta didik serta antara peserta didik dan peserta didik adalah tercapainya tujuan pembelajaran. Pada sisi berbeda, pembelajaran tidak akan maksimal jika hanya dilaksanakan di kelas saja dengan waktu yang sangat terbatas. Kemampuan self regulated learning menjadi kemampuan lain yang dibutuhkan oleh seorang peserta didik. Untuk itu strategi preview, question, read, reflect, recite dan review (PQ4R) dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan tersebut. Keadaan ini yang menjadi titik incar dalam artikel ini. Hasil kajian diperoleh PQ4R berperan penting dalam belajar matematika. Sehingga terjadi komunikasi yang efektif antara siswa dan guru dengan saling berinteraksi dan berkomunikasi mengenai materi matematika yang sedang dipelajari.
DUNIA YANG LUAS DALAM LAYAR KECIL (SUATU ANALISIS PENGGUNAAN VIDEO GAMES PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA)
Nailul Authary
Jurnal Numeracy Vol 5 No 1 (2018)
Publisher : Program Studi Pendidikan Matematika, STKIP Bina Bangsa Getsempena
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (534.993 KB)
|
DOI: 10.46244/numeracy.v5i1.291
Video games are an integral part of the daily life of teenagers.In fact almost 97% of children play video games every day. Video games can be played by women and men regardless of socio-economic background.This is a challenge as well as a great opportunity for teachers to use video games as an instructional media. This paper has tested three similar ideas on how to make good math video games.The key to each element of each conceptual framework related to the game can be used in learning: intrinsic / extrinsic games, RETAIN models and epistemic games. Using the scheme can begin to imagine the ideal game where math is not an integral part of the storyline, the fantasy of the different types of players who actually perform mathematical activities. Take the same position to solve real problems. So that the vast world can be contained in a small screen. Abstrak Video games adalah bagian yang tidak terpisahkan dari keseharian anak umur belasan tahun. Bahkan hampir 97% anak bermain video games setiap hari. Video games dapat dimainkan oleh perempuan dan laki-laki tanpa memandang latar belakang sosial ekonomi. Hal ini menjadi tantangan sekaligus peluang besar bagi guru untuk memanfaatkan video game sebagai media pembelajaran.Makalah ini telah menguji tiga ide yang sama mengenai bagaimana membuat video game matematika yang baik. Kunci dari setiap elemen dari masing-masing kerangka konseptual yang berkaitan dengan game dapat digunakan dalam pembelajaran yaitu: intrinsik/ekstrinsik game, RETAIN model dan epistemic game. Dengan menggunakan skema tersebut dapat memulai untuk membayangkan game yang ideal dimana matematika bukan bagian yang terpisahkan dari jalan cerita, fantasi dari berbagai jenis pemain yang sebenarnya melakukan aktivitas matematis. Mengambil posisi yang sama untuk memecahkan masalah nyata. Sehingga dunia yang begitu luas dapat termuat dalam layar yang kecil. Kata kunci: Video games, pembelajaran matematika
KARAKTERISTIK INTUISI SISWA SMK N 2 BANDA ACEH DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI KEMAMPUAN MATEMATIKA DAN PERBEDAAN GENDER
Nazariah;
Nailul Authary
Jurnal Numeracy Vol 5 No 2 (2018)
Publisher : Program Studi Pendidikan Matematika, STKIP Bina Bangsa Getsempena
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (351.909 KB)
|
DOI: 10.46244/numeracy.v5i2.401
Students are required to find their own appropriate strategies to solve these problems, so that Intuition is needed. Male and female students have different Intuition on mathematical problems solving, so that gender is influencing how to obtain the mathematical knowledge. This study aims to know the intuition differences of students in SMAN 3 Banda Aceh between male and female students who have high-level mathematical abilities. Qualitative approaches with a destriptive research type were used. The subjects were one male student and one female student with high-level mathematical abilities. Data collection was carried out using instruments test which included tests of mathematical problem solving skills and interviews. The results showed that: 1) There are differences in the characteristics of male and female intuition in mathematical problems solving based on Polya's solution; 2) There are differences in the intuition of male and female in mathematical problems solving based on Polya's solution; 3) There are differences in intuition in various teaching materials. Abstrak Siswa dituntut untuk menemukan sendiri strategi yang sesuai untuk memecahkan masalah, sehingga dibutuhkan intuisi. Siswa laki-laki dan perempuan memiliki intuisi yang berbeda dalam menyelesaikan masalah matematika, sehingga faktor gender mempengaruhi cara memperoleh pengetahuan matematika. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan intuisi siswa SMKN 2 Banda Aceh antara perempuan dan laki-laki yang memiliki kemampuan matematika tingkat tinggi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Subjek dalam penelitian ini terdiri dari 1 orang siswa laki dan 1 siswa perempuan dengan tingkatan kemampuan matematika tinggi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen tes yang meliputi tes kemampuan pemecahan masalah matematika dan wawancara. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa: 1) Terdapat perbedaan karakteristik intuisi subjek laki-laki dan perempuan dalam menyelesaikan masalah matematika berdasarkan pemecahan Polya; 2) Terdapat perbedaan intuisi subjek laki-laki dan perempuan dalam menyelesaikan masalah matematika berdasarkan pemecahan Polya; 3) Terdapat perbedaan intuisi pada materi SPLTV. Kata kunci: Karakteristik intusi, pemecahan masalah, kemampuan matematika, gender
PELEVELAN PENALARAN ALJABAR SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA BERBASIS TAKSONOMI STRUCTURE OF THE OBSERVED LEARNING OUTCOME (SOLO)
Nailul Authary;
Nazariah
Jurnal Numeracy Vol 6 No 2 (2019)
Publisher : Program Studi Pendidikan Matematika, STKIP Bina Bangsa Getsempena
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (238.589 KB)
|
DOI: 10.46244/numeracy.v6i2.487
Reasoning is a competency that students must possess and being one of the goals of the education curriculum in Indonesia. this ability important to developing through algebraic reasoning. However, the ability of algebraic reasoning is not appropriate, so it is urgent to do an algebraic reasoning level. The purpose of this study is to describe the level of students' algebraic reasoning abilities in solving mathematical problems based on the SOLO taxonomy. This research is a qualitative descriptive study. Data retrieval is done by conducting tests of mathematical problems and interviews of research subjects. The subjects of this research are the students eighth grade of Secondary School in Banda Aceh. Problem solving identified and grouped according to predetermined indicators. The results of the research are the level of SOLO taxonomy of high ability students able to generalize patterns correctly and be able to reach the level of extended abstract. Medium ability students cannot generalize and only reach unistructural levels. This is indicated by the answers of students who only succeeded in guessing the relationship between numbers. Low ability students can only reach the unistructural level. Abstrak Penalaran merupakan kompetensi yang harus dimiliki siswa dan menjadi salah satu tujuan kurikulum pendidikan di Indonesia. Kebutuhan akan kemampuan ini dikembangkan melalui penalaran aljabar. Namun, kemampuan penalaran aljabar belum tepat guna, sehingga sangatlah urgen untuk dilakukan pelevelan penalaran aljabar. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan pelevelan kemampuan penalaran aljabar siswa dalam memecahkan masalah matematika berbasis pada taksonomi SOLO. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Pengambilan data dilakukan dengan melakukan tes masalah matematika dan wawancara subjek penelitian. ssubjek penelitian adalah siswa kelas VIII SMP di Banda Aceh. Penyelesaian masalah kemudian diidentifikasi dan dikelompokkan sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan. Hasil penelitian adalah level taksonomi SOLO siswa kemampuan tinggi mampu melakukan generalisasi pola dengan benar dan mampu mencapai level extended abstract. Siswa kemampuan sedang tidak dapat melakukan generalisasi dan hanya mencapai level unistruktural. Hal ini ditandai dengan jawaban siswa yang hanya berhasil menduga hubungan antara bilangan. Siswa kemampuan rendah juga hanya dapat mencapai level unistruktural. Kata Kunci: Penalaran Aljabar, Masalah Matematika, Taksonomi SOLO