Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Students’ Intuition in Solving Mathematics Problems: The Case of High Mathematics Ability and Gender Differences Nazariah Nazariah; Nailul Authary
AL-ISHLAH: Jurnal Pendidikan Vol 13, No 3 (2021): AL-ISHLAH: Jurnal Pendidikan
Publisher : STAI Hubbulwathan Duri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (566.411 KB) | DOI: 10.35445/alishlah.v13i3.1007

Abstract

Students are required to find their appropriate strategies to solve mathematics problems so that intuition is needed. Male and female students have different intuition on mathematical problem-solving. Thus, gender is influencing how to obtain mathematical knowledge. This descriptive qualitative study aimed to analize the intuition differences of male and female students who have high-level mathematical abilities at secondary school in solving mathematics problems. Data was collected through tests of mathematical problem-solving and interviews then analysed through data reduction, data presentation, and conclusion. This study found that: (1) There are differences in the characteristics of male and female intuition in mathematical problems solving, (2) The intuition of male and female in mathematical problems solving based on Polya's steps is different in re-checking the answers, (3) There are differences in intuition when students solve linear equation system problems. There are differences in intuition between male and female students with high matematical abilities in each material. Students with problem-solving abilities have affirmative intuition to understand problems, anticipatory intuition for problem-solving plans and solutions, and conclusive intuition to re-examine problems.
Pengaruh Pembelajaran Microteaching Terhadap Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) Mahasiswa Fakultas agama Islam Universitas Muhammadiyah Aceh Angkatan 2021 Nazarah Nazariah; Nasrullah Nasrullah; Cut Indah Lestari
Genta Mulia : Jurnal Ilmiah Pendidikan Vol 13, No 1 (2022): Genta Mulia : Jurnal Ilmiah Pendidikan
Publisher : STKIP Bina Bangsa Meulaboh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Pembelajaran Microteaching Terhadap Keterampilan Dasar Mengajar Mahasiswa pada saat PPL. Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan kuantitatif deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Aceh Angkatan 2021 yang telah mengikuti mata kuliah Microteaching dengan jumlah sampel sebanyak 18 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan untuk menjawab hipotesis adalah analisis regresi linier sederhana. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh antara pembelajaran microteaching terhadap praktek pengalaman lapangan sebesar 0,828.
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN MENGGUNAKAN KARTU DOMINO PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X DI SMAN 3 LHOKSUKON Nazariah Nazar
Pedagogik : Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pembelajaran Fakultas Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Aceh Vol 4, No 2, Oktober (2017)
Publisher : Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (51.453 KB) | DOI: 10.37598/pjpp.v4i2.555

Abstract

Salah satu sebab siswa kurang memahami konsep matematika karena matematika sering diperkenalkan sebagai kumpulan angka dan rumus yang bersifat abstrak. Untuk itu perlu digunakan alat peraga yang sesuai dengan materi yang dipelajari, agar dapat meminimalis karakteristik materi matematika yang abstrak. Penyebab lain siswa mengalami kesulitan dalam belajar matematika adalah proses pembelajaran matematika yang masih berlangsung satu arah dan dominannya aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran sehingga siswa kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran matematika. Akibatnya hasil belajar yang diharapkan akan kurang optimal dan kegiatan pembelajaran pun dirasakan kurang bermakna dan bermanfaat bagi siswa.Oleh karena itu, dibutuhkan suatu pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif dan kreatif dalam mengkonstruksi suatu penyelesaian masalah melalui media tertentu. Dari hal tersebut maka dilakukan penelitian tentang pembelajaran materi Trigonometri menggunakan kartu domino dengan model kooperatif tipe STAD di SMAN 3 Putra Bangsa Lhoksukon. Pembelajaran ini dilakukan lima tahap yaitu: (1) Tahap penyajian kelas, (2) Tahap diskusi kelompok dan penyajian laporan, (3) Tahap tes individual, (4) Tahap penentuan poin perkembangan individu dan kelompok, (5)Tahap pemberian penghargaan.Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hasil belajar siswa, aktivitas siswa, aktivitas guru dan respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran menggunakan kartu domino dengan model kooperatif tipe STAD. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X1 SMAN 3 Lhoksukon sebanyak 34 orang. Adapun prosedur pengumpulan data adalah melalui tes hasil belajar siswa,  observasi aktivitas siswa, observasi kemampuan guru, penyebaran angket respon siswa, dan wawancara. Sedangkan teknik analisis data, penulis menggunakan analisis deskriptif (persentase) sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Hasil penelitian yang berlangsung selama dua siklus menunjukkan bahwa kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran pada saat dilakukan pembelajaran pada materi aturan sinus dan cosinus menggunakan kartu domino dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berada pada kategori baik yaitu 89,47% dan sangat baik yaitu 96,05%, Aktivitas siswaberada pada kategori baik yaitu 88,81% dan sangat baik yaitu 96,05%, Hasil belajar memiliki ketuntasan secara klasikal adalah 85,29% dan 94,11%, dan Respon siswa terhadap penerapan pembelajaran menggunakan karu domino dengan model pembelajaran kooperatif tipe STADadalah sangat positif. Hal ini dapat disimpulkan bahwa Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD dengan Menggunakan Kartu Domino sangat bagus digunakan dalam proses belajar-mengajar.
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARANPROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI LIMAS SISWA KELAS VIII MTsN I ACEH BESAR Miftahul Jannah; Nazariah Nazariah
Pedagogik : Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pembelajaran Fakultas Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Aceh Vol 5, No 2, Oktober (2018)
Publisher : Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (130.012 KB) | DOI: 10.37598/pjpp.v5i2.587

Abstract

Matematika merupakan suatu ilmu yang diadakan atas dasar akal yang berhubungan dengan benda-benda abstrak. Namun, banyak siswa beranggapan bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit dan menakutkan. Dalam mempelajari matematika siswa hanya menghafal konsep dan kurang mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga menyebabkan hasil belajar siswa menjadi rendah. selain itu pemilihan model pembelajaran yang kurang tepat juga menjadi penyebab rendahnya hasil belajar siswa. Salah satu usaha yang dapat dilakukan guru dalam meningkatkan hasil belajar matematika yaitu dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Model PBL ini menyebabkan peserta didik dapat terlibat aktif, merangsang kemampuan berfikir, menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuhkembangkan keterampilan yang tinggi, memandirikan peserta didik dan meningkatkan kepercayaan dirinya.Yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar matematika siswa, untuk mengetahui ketuntasan belajar matematika siswa, danuntuk mengetahui respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada materi limas siswa kelas VIII MTsN I Aceh Besar. Penelitian yang dilakukan ini adalah penelitian eksperimen dengan desain yaitu One-Grup Pretest-Postted Design. Populasi dalam penelitian ini ialah seluruh siswa kelas VIIIMTsN I Aceh Besar yang terdiri dari 148 orang. Sedangkan yang menjadi sampel ialah siswa kelas VIII2 yangberjumlah 26 orang. Untuk menganalisis data, penulis menggunakan statistik uji-t. Berdasarkan hasilpengolahan data diperoleh harga  = 6,67 sedangkan = 1,71. Jadi  Maka Ho ditolak dan terjadi penerimaan terhadap Ha yaitu hasil belajar siswakelas VIII2 MTsN I AcehBesar pada materi Limas yang diajarkan  dengan  menggunakan model pembelajaran  Problem Based Learning (PBL) mengalami peningkatan. Adapun ketuntasan belajar siswa secara klasikal dari 26 siswa yaitu sebesar 92,3%. Sedangkan respon siswa terhadap pembelajaran materi limas setelah diajarkan dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)  berkategori sangat positif dengan skor rata-rata 3,01.KataKunci: Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
PENDEKATAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP KECEMASAN PADA PROSES PEMBELAJARAN Nazariah Nazar; Restu Andrian
Pedagogik : Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pembelajaran Fakultas Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Aceh Vol 5, No 2, Oktober (2018)
Publisher : Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (79.875 KB) | DOI: 10.37598/pjpp.v5i2.589

Abstract

Masyarakat menuntut individu mampu bertanggung jawab terhadap segala sesuatu yang dilakukan. Kematangan sikap dan tingkah laku sangat mempengaruhi individu dalam masyarakat. Kemandirian sangat dibutuhkan saat bersikap dalam masyarakat. Kemandirian dapat digunakan individu untuk memilih jalan hidup sehingga dapat berkembang dengan lebih baik. Di sekolah siswa dituntut untuk menyesuaikan diri dengan segala sesuatu yang ada di sana termasuk, tata tertib, kedisiplinan, kemandirian, bergaul dengan guru, bergaul dengan teman dan sebagainya. Sekolah juga menuntut untuk dapat bersikap disiplin. Dimana, sikap disiplin memerlukan suatu latihan. Melalui pembelajaran yang ditawarkan di sekolah hendaknya mampu menumbuhkan sikap kemandirian siswa. Namun demikian, pada praktinya proses pembelajaran tidak selalu berjalan lancar, banyak faktor penghambar, baik internal maupun ekternal. Salah satunya adalah kecemasan yang timbul dari dalam jiwa peserta didik sendiri. Kecemasan mampu teratasi bila proses pembelajaran dapat dikemas dengan menarik. Pembelajaran bersama teman sejawat menjadi salah satu langkah agar siswa mampu percaya diri dan mampu menghilangkan kecemasan yang timbul. Melalui pembelajaran yang menyenangkan tentu mampu menjadikan peserta didik yang bernilai.Kata Kunci: Kemandirian, Kecemasan dan Pembelajaran. 
Penalaran Aljabar: Suatu Pelevelan Berbasis Taksonomi Solo Pada Pemecahan Masalah Persamaan Linier Dua Variabel Nailul Authary; Nazariah Nazariah
Delta-Pi: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol 8, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (775.793 KB) | DOI: 10.33387/dpi.v8i2.1280

Abstract

Pengembangkan soft skill dewasa ini menjadi perhatian serius. Penalaran aljabar menjadi salah satu soft skill yang dapat dikembangkan selama pembelajaran matematika di kelas. Penelitian ini merupakan kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif. Tujuan khusus yang menjadi titik incar pada penelitian ini adalah melakukan pelevelan aljabar pada siswa dalam memecahkan masalah persamaan linier dua variabel dilakukan berbasis taksonomi SOLO (Structure of the observed Learning). Subjek Penelitian ini adalah 3 orang siswa SMP Negeri 1 Banda Aceh.  Hasil penelitian adalah Level prastruktural ditandai dengan aktivitas bernalar siswa yang berusaha mengumpulkan informasi dari yang diketahui soal. Level Unistruktural ditandai dengan aktivitas bernalar siswa yang menggunakan satu informasi dari masalah untuk menyusun strategi pemecahan masalah dan mampu menentukan suku selanjutnya dari suatu pola bilangan dan mengubah menjadi bentuk simbol yang x dan y. Level Multistruktural ditandai dengan aktivitas bernalar menggunakan lebih dari satu informasi untuk menyusun strategi pemecahan masalah dan mampu menuliskan persamaan dari masalah yang diketahui. Level Relasional ditandai dengan aktivitas bernalar siswa yang mampu memprediksi pemecahan masalah berdasarkan masalah yang dipahami dengan membuat keterkaitan dengan dua informasi dan menyelesaikan dengan metode eliminasi.Level Extended Abstract ditandai dengan aktivitas siswa yang mampu menggeneralisasi pola bilangan dan persamaan umum.
KOMUNIKASI MATEMATIKA DAN RESPON SISWA TERHADAP MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA SISWA KELAS XI SEMESTER 2 SMA MUHAMMADIYAH BANDA ACEH Nazariah Nazar
Pedagogik : Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pembelajaran Fakultas Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Aceh Vol 3, No 1, April (2016)
Publisher : Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37598/pjpp.v3i1.435

Abstract

Kegiatan pembelajaran matematika tentu tidak akan terlepas dari masalah matematika. Masalah matematika baru dikatakan masalah bila dalam penyelesaiannya siswa tidak langsung mengetahui jawabannya, tapi membutuhkan waktu untuk berpikir langkah apa yang harus ditempuh untuk menyelesaikan masalah tersebut. Dalam mengajarkan bagaimana memecahkan masalah, beberapa guru atau pendidik matematika mempunyai cara yang berbeda-beda. Berbedanya cara mengajar guru ini merupakan salah satu penyebab siswa kurang tampil dalam menyelesaikan masalah, hal tersebut disebabkan karena ada diantara guru dalam pembelajarannya kadang kala memberikan contoh-contoh bagaimana memecahkan suatu masalah matematika, tanpa memberikan kesempatan banyak pada siswa untuk berusaha menemukan sendiri penyelesaiannya. Hasil wawancara bersama guru yang mengajar mengatakan bahwasanya sampai saat ini pembelajaran yang dilaksanakan masih banyak didominasi oleh guru. Selanjutnya hasil wawancara yang dilakukan dengan beberapa siswa menyatakan bahwa mereka sulit untuk memahami materi pelajaran yang berhubungan dengan kemampuan komunikasi matematika. Maka  hal  tersebut  diduga  menyebabkan pencapaian prestasi belajar siswa (peserta didik) rendah. Untuk  mengantisipasi  masalah  ini,  guru  perlu  menerapkan  model pembelajaran  yang  dapat  membantu  siswa  dalam  belajarnya,  menumbuhkan komunikasi matematika  dan  minat  siswa  dalam  belajar. Salah satu model pembelajaran yang dapat membantu siswa memecahkan masalah  adalah  model  pembelajaran  berdasarkan  masalah  (Problem  Base  Learning). Model ini bercirikan penggunaan masalah kehidupan nyata sebagai sesuatu yang harus dipelajari siswa untuk melatih dan meningkatkan kemampuan berfikir kritis dan menyelesaikan masalah, serta mendapat pengetahuan konsep-konsep penting. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil komunikasi matematika dan respon siswa terhadap model PBL. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Sampel penelitian adalah seluruh siswa kelas XI di SMA Muhammadiyah. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa model PBL yang sudah di terapkan di kelas XI sangat membantu dalam menyelesaikan masalah matematika karena siswa `diorientasikan pada masalah, mengorganisasikan siswa untuk belajar, membantu penyelidikan siswa, mengembangkan hasil karya, dan menganalisis proses pemecahan masalah. Dari hasil respon siswa mengatakan  bahwa mereka senang dengan pembelajaran seperti ini karena dapat mengkomunikasikan ide dalam bentuk simbol matematika, dapat bertukar pikiran dalam kelompoknya dan mereka dapat menyelesaiakn masalah matematika tanpa harus guru yang selesaikan semua, tapi guru sebagai fasilitator.
WORKSHOP MODEL-MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF KEPADA GURU SEKOLAH DASAR DI BANDA ACEH Nazariah Nazariah; Muhammad Yani; Reza Fahmi
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 5, No 3 (2022): Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v5i3.1010-1017

Abstract

Proses pembelajaran perlu mempertimbangkan..aspek..kebutuhan..masa.depan. Bangsa Indonesia sangat membutuhkan generasi yang berakhlak mulia, kreatif, inovatif, kritis, cerdas dan tuntas. Model pembelajaran adalah praktik pelaksanaan pembelajaran secara sistematis yang dapat dilaksanakan untuk menanamkan karakter bangsa. “Sangat ironis jika masih terdapat tenaga pendidik yang belum dapat memahami dengan baik model-model pembelajaran interaktif yang dapat diterapkan di kelas. Workshop model-model pembelajaran interaktif perlu dicanangkan untuk meningkatkan kualitas guru dalam pembelajaran.”Tujuan pengabdian ini adalah untuk melatih guru-guru SDN 11 Banda Aceh dalam penerapan model-model pembelajaran interaktif di kelas. “Kegitan pengabdian ini dilaksanakan dengan metode pelaksanaan penelitian tindakan yang meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan evaluasi, serta refleksi program. Hasil yang diperoleh bahwa guru-guru SDN 11 Banda Aceh dapat menguasai dan menerapkan model-model pembelajaran interaktif di kelas. Workshop ini dilaksanakan melalui pemberian materi dan simulasi  langsung penerapan model pembelajaran. Kegiatan tersebut berdampak pada keterampilan mengajar guru-guru SDN 11 Banda Aceh dalam menerapkan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Kegiatan.tersebut berjalan dengan baik dan perlu dikembangkan di berbagai jenjang sekolah yang ada di Banda Aceh dalam rangka peningkatan kualitas pendidik.
PROSES BERPIKIR SISWA CLIMBER DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA BERDASARKAN GENDER Muhammad Yani; Nazariah
Jurnal Numeracy Vol 5 No 2 (2018)
Publisher : Program Studi Pendidikan Matematika, STKIP Bina Bangsa Getsempena

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (535.463 KB) | DOI: 10.46244/numeracy.v5i2.395

Abstract

A person can solve a problem well if supported by a goodability to face the obstacles too. Where is fighting power considered to have an important role in problems solving. This study aims to describe the thinking process of students in mathematical problems solvingbased on the gender. a qualitative approach with descriptive research type were used. The research subjects consisted of one male and female subject climber. Data was collected through a task-based interview method whose validity used to test data credibility by means of time triangulation. Data were analyzed using the concepts of Miles and Huberman, namely the reduction, presentation and conclusion stages. The results of the study showed that: (1) The thinking process is assimilated by the male and female subjects in understanding the problem, developing a problem solving plan, and re-examining the mathematical problem solving. Both subjects have been able to assimilate and integrate directly any newly acquired information into the scheme that is in his mind when solving a given mathematical problem. (2) The process of thinking in assimilation and accommodation is carried out by both male and female subjects in implementing the problem solving plan. But male subjects climber generally do the assimilation process of thinking and a small part do the process of thinking in accommodation, while female subjects climber do the process of assimilation and accommodation in a balanced manner. The process of thinking in accommodation occurs because the two subjects make adjustments to their scheme to fit their new information and experience in solving the given mathematical problems. Abstrak Seseorang dapat memecahkan suatu masalah dengan baik apabila didukung oleh kemampuan menghadapi rintangan yang baik juga.Disinilah daya juang dianggap memiliki peran penting dalam memecahkan masalah.Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses berpikir siswa climber dalam memecahkanmasalah matematika berdasarkangender. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptifyang subjek penelitian terdiri dari satu subjek laki-laki dan perempuanclimber.Data dikumpulkan melalui metode wawancara berbasis tugas yang keabsahannya digunakan uji kredibilitas data dengan cara triangulasi waktu. Data dianalisis dengan menggunakan konsep Miles dan Huberman, yaitu tahap reduksi, penyajian, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Proses berpikir secara asimilasi dilakukan oleh subjek laki-laki maupun perempuan climber dalam memahami masalah, menyusun rencana penyelesaian masalah, dan memeriksa kembali penyelesaian masalah matematika. Kedua subjek sudah mampu mengasimilasi dan mengintegrasikan langsung setiap informasi yang baru diperoleh ke dalam skema yang ada di dalam pikirannya ketika memecahkan masalah matematika yang diberikan. (2) Proses berpikir secara asimilasi dan akomodasi dilakukan oleh subjek laki-laki maupun perempuan climber dalam melaksanakan rencana penyelesaian masalah. Namun subjek laki-laki climber secara umum melakukan proses berpikir secara asimilasi dan sebagian kecil melakukan proses berpikir secara akomodasi, sedangkan subjek perempuan climbermelakukan proses berpikir secara asimilasi dan akomodasi secara seimbang. Proses berpikir secara akomodasi terjadi karena kedua subjek melakukan penyesuaian skema mereka agar sesuai dengan informasi dan pengalaman baru mereka dalam memecahkan masalah matematika yang diberikan. Kata kunci: Proses berpikir, climber, pemecahan masalah, gender
KARAKTERISTIK INTUISI SISWA SMK N 2 BANDA ACEH DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI KEMAMPUAN MATEMATIKA DAN PERBEDAAN GENDER Nazariah; Nailul Authary
Jurnal Numeracy Vol 5 No 2 (2018)
Publisher : Program Studi Pendidikan Matematika, STKIP Bina Bangsa Getsempena

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (351.909 KB) | DOI: 10.46244/numeracy.v5i2.401

Abstract

Students are required to find their own appropriate strategies to solve these problems, so that Intuition is needed. Male and female students have different Intuition on mathematical problems solving, so that gender is influencing how to obtain the mathematical knowledge. This study aims to know the intuition differences of students in SMAN 3 Banda Aceh between male and female students who have high-level mathematical abilities. Qualitative approaches with a destriptive research type were used. The subjects were one male student and one female student with high-level mathematical abilities. Data collection was carried out using instruments test which included tests of mathematical problem solving skills and interviews. The results showed that: 1) There are differences in the characteristics of male and female intuition in mathematical problems solving based on Polya's solution; 2) There are differences in the intuition of male and female in mathematical problems solving based on Polya's solution; 3) There are differences in intuition in various teaching materials. Abstrak Siswa dituntut untuk menemukan sendiri strategi yang sesuai untuk memecahkan masalah, sehingga dibutuhkan intuisi. Siswa laki-laki dan perempuan memiliki intuisi yang berbeda dalam menyelesaikan masalah matematika, sehingga faktor gender mempengaruhi cara memperoleh pengetahuan matematika. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan intuisi siswa SMKN 2 Banda Aceh antara perempuan dan laki-laki yang memiliki kemampuan matematika tingkat tinggi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Subjek dalam penelitian ini terdiri dari 1 orang siswa laki dan 1 siswa perempuan dengan tingkatan kemampuan matematika tinggi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen tes yang meliputi tes kemampuan pemecahan masalah matematika dan wawancara. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa: 1) Terdapat perbedaan karakteristik intuisi subjek laki-laki dan perempuan dalam menyelesaikan masalah matematika berdasarkan pemecahan Polya; 2) Terdapat perbedaan intuisi subjek laki-laki dan perempuan dalam menyelesaikan masalah matematika berdasarkan pemecahan Polya; 3) Terdapat perbedaan intuisi pada materi SPLTV. Kata kunci: Karakteristik intusi, pemecahan masalah, kemampuan matematika, gender