Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Implementation of double-layer loaded on octagon microstrip yagi antenna Kamelia Quzwain; Alyani Ismail; Yudiansyah Yudiansyah; Nadia Media Rizka; Aisyah Novfitri; Lia Hafiza
Bulletin of Electrical Engineering and Informatics Vol 10, No 6: December 2021
Publisher : Institute of Advanced Engineering and Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11591/eei.v10i6.3193

Abstract

A double-layer loaded on the octagon microstrip yagi antenna (OMYA) at 5.8 GHz industrial, scientific and medical (ISM) Band is investigated in this paper. The double-layer consist of two double positive (DPS) substrates. The OMYA is overlaid with a double-layer configuration were simulated, fabricated and measured. A good agreement was observed between the computed and measured results of the gain for this antenna. According to comparison results, it shows that 2.5 dB improvement of the OMYA gain can be obtained by applying the double-layer on the top of the OMYA. Meanwhile, the bandwidth of the measured OMYA with the double-layer is 14.6%. It indicates that the double-layer can be used to increase the OMYA performance in term of gain and bandwidth.
STUDI TEKNO-EKONOMI IMPLEMENTASI SPECTRUM SHARING PADA MOBILE NETWORK OPERATOR DI KOTA BANDUNG Lia Hafiza; Marcia Rizky Hamdala
Journal of Informatics and Communication Technology (JICT) Vol 4 No 1 (2022)
Publisher : PPM Institut Teknologi Telkom Telkom Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52661/j_ict.v4i1.96

Abstract

Spektrum frekuensi adalah sumber daya terbatas pada sektor telekomunikasi, oleh sebab itu penggunaan dan pengelolaannya diatur oleh Negara. Selain itu, Negara harus menjamin setiap warga negara memperoleh informasi dan dapat berkomunikasi sesuai dengan yang diatur oleh konstitusi. Dalam beberapa tahun kedepan, pendapatan sektor telekomunikasi diprediksikan akan menurun. Terdapat dua solusi dari permasalahan tersebut, pertama dengan penghematan, kedua adalah masuk ke dalam lini bisnis baru. Pada penelitian ini, kami akan membahas terkait salah satu dari solusi tersebut, yaitu menggunakan penghematan dengan cara spectrum sharing. Untuk melakukan penghematan, lebih dari 60% Mobile Network Operator (MNO) di dunia menggunakan Radio Access Network Sharing (RAN Sharing). RAN Sharing memiliki beberapa jenis teknologi, namun pada penelitian ini akan menggunakan Multi-Operator Core Network (MOCN). Keunggulan dari MOCN diantaranya adalah dapat digunakan untuk berbagi spektrum frekuensi yang menjadi solusi kelangkaan spektrum, menghemat biaya, dan mempercepat penggelaran jaringan ke daerah-daerah, serta dapat berdampak pada PDB di Indonesia. Terdapat beberapa aspek yang melingkupi penelitian yang kami lakukan, yaitu aspek teknis dan ekonomi. Pada aspek teknis, kami membatasi penelitian pada daerah perkotaan. Daerah perkotaan yang akan menjadi objek penelitian kami adalah Kota Bandung dengan menggunakan perhitungan capacity planning. Dalam aspek ekonomi, nilai perhitungan Net Present Value (NPV) dari skenario sharing dan non-sharing dipetakan dengan pendekatan game theory untuk menganalisis hasil perhitungan NPV. Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa, Multi-Operator Core Network (MOCN) kurang efektif apabila diimplementasikan pada daerah perkotaan, terkhususkan Kota Bandung. Hal ini diakibatkan, setelah menggunakan perhitungan capacity planning dan analisis game theory, cenderung tidak mendapatkan keuntungan jika spectrum sharing dilakukan antara Market Leader dengan para pesaing atau kompetitor. Keywords: Network sharing, Multi Operator Core Network, Spektrum Frekuensi, Industri Telekomunikasi
STUDI TEKNO-EKONOMI IMPLEMENTASI SPECTRUM SHARING PADA MOBILE NETWORK OPERATOR DI KOTA BANDUNG Lia Hafiza; Marcia Rizky Hamdala
Journal of Informatics and Communication Technology (JICT) Vol. 4 No. 1 (2022)
Publisher : PPM Telkom University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52661/j_ict.v4i1.96

Abstract

Spektrum frekuensi adalah sumber daya terbatas pada sektor telekomunikasi, oleh sebab itu penggunaan dan pengelolaannya diatur oleh Negara. Selain itu, Negara harus menjamin setiap warga negara memperoleh informasi dan dapat berkomunikasi sesuai dengan yang diatur oleh konstitusi. Dalam beberapa tahun kedepan, pendapatan sektor telekomunikasi diprediksikan akan menurun. Terdapat dua solusi dari permasalahan tersebut, pertama dengan penghematan, kedua adalah masuk ke dalam lini bisnis baru. Pada penelitian ini, kami akan membahas terkait salah satu dari solusi tersebut, yaitu menggunakan penghematan dengan cara spectrum sharing. Untuk melakukan penghematan, lebih dari 60% Mobile Network Operator (MNO) di dunia menggunakan Radio Access Network Sharing (RAN Sharing). RAN Sharing memiliki beberapa jenis teknologi, namun pada penelitian ini akan menggunakan Multi-Operator Core Network (MOCN). Keunggulan dari MOCN diantaranya adalah dapat digunakan untuk berbagi spektrum frekuensi yang menjadi solusi kelangkaan spektrum, menghemat biaya, dan mempercepat penggelaran jaringan ke daerah-daerah, serta dapat berdampak pada PDB di Indonesia. Terdapat beberapa aspek yang melingkupi penelitian yang kami lakukan, yaitu aspek teknis dan ekonomi. Pada aspek teknis, kami membatasi penelitian pada daerah perkotaan. Daerah perkotaan yang akan menjadi objek penelitian kami adalah Kota Bandung dengan menggunakan perhitungan capacity planning. Dalam aspek ekonomi, nilai perhitungan Net Present Value (NPV) dari skenario sharing dan non-sharing dipetakan dengan pendekatan game theory untuk menganalisis hasil perhitungan NPV. Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa, Multi-Operator Core Network (MOCN) kurang efektif apabila diimplementasikan pada daerah perkotaan, terkhususkan Kota Bandung. Hal ini diakibatkan, setelah menggunakan perhitungan capacity planning dan analisis game theory, cenderung tidak mendapatkan keuntungan jika spectrum sharing dilakukan antara Market Leader dengan para pesaing atau kompetitor. Keywords: Network sharing, Multi Operator Core Network, Spektrum Frekuensi, Industri Telekomunikasi
Studies on the Use of Spectrum Sharing for Mobile Network Operator in Indonesia Hafiza, Lia; Wahyuningrum, Reni Dyah; Yudiansyah, Yudiansyah
Journal of Informatics and Communication Technology (JICT) Vol. 5 No. 1
Publisher : PPM Telkom University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52661/j_ict.v5i1.186

Abstract

Since telecom businesses have already reached their peak level of revenue, their future is expected to get worse. To save as much money as possible, greater than sixty percent of mobile network operators (MNO) in the worldwide implemented Radio Access Network-Sharing or RAN-Sharing. Earnings before interest, taxes, depreciation, and amortization (EBITDA) pressure and the limited availability of the frequency spectrum are two factors that propel. Spectrum sharing can be one solution to reduce Capital Expenditure and Operational Expenditure operator costs, address spectrum shortages and promote development across the region in Indonesia. With different coverage of underserved areas, the number of assets in the form of BTS and license of frequency spectrum usage are owned by each operator. Research on business impacts for operators needs to be assessed to be able to determine business strategy.
Telecommunication Broadband Affordability in Indonesia Hafiza, Lia
Journal of Informatics and Communication Technology (JICT) Vol. 6 No. 1 (2024)
Publisher : PPM Telkom University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52661/jict.v6i1.284

Abstract

Access
Telecommunication Broadband Affordability in Indonesia Hafiza, Lia
Journal of Informatics and Communication Technology (JICT) Vol. 6 No. 1 (2024)
Publisher : PPM Telkom University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52661/jict.v6i1.284

Abstract

Access
Performance of LDPC Codes in Multipath OFDM System Wahyuningrum, Reni Dyah; Hafiza, Lia; Ni’amah, Khoirun; Larasati, Solichah; Udlhiya, Ida
Journal of Telecommunication Electronics and Control Engineering (JTECE) Vol 7 No 1 (2025): Journal of Telecommunication, Electronics, and Control Engineering (JTECE)
Publisher : LPPM INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM PURWOKERTO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20895/jtece.v7i1.1653

Abstract

In fifth-generation wireless networks (5G), a significant challenge arises: delivering high-speed data transmission and extensive networking services while maintaining a low bit error rate (BER). To meet the demands of 5G services, Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM) emerges as a promising technique for ensuring high-quality communication and an FFT size of 256. Moreover, several channel coding methods have been employed to enhance BER performance. Among these methods, Quasi Cyclic- Low-Density Parity Check (QC-LDPC) has become the established standard for high-speed data transmission in 5G networks. However, implementing these coding methods in conjunction with 5G standard specifications presents various complexities and challenges. In this research, we analyze QC-LDPC in multipath fading using OFDM. The performance of QC-LDPC codes at a BER of 10-3 can be achieved with an SNR of 15 dB for OFDM with QC-LDPC codes and an SNR of 20 dB for OFDM. The inclusion of QC-LDPC coding in the OFDM system significantly improves performance by reducing the required SNR for a BER of 10-3 from 20 dB (uncoded) to 15 dB (coded), a 5 dB reduction. Channel coding with QC-LDPC also enhances system efficiency by consistently decreasing the BER across various SNR values. These results confirm that QC-LDPC coding provides better reliability and performance than the uncoded OFDM system.
Analisis Perencanaan Sistem Cerdas di Kota Cerdas Yogyakarta Hamdala, Marcia Rizky; Hafiza, Lia
Jurnal Kajian Teknik Elektro Vol 10, No 1 (2025): JKTE VOL 10 NO 1 (MARET 2025)
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52447/jkte.v10i1.7748

Abstract

Untuk mewujudkan Indonesia Cerdas, tidak akan cukup jika hanya dilakukan oleh Pemerintah Pusat (Top to Down). Seluruh jajaran pemerintahan harus turut serta mewujudkan Indonesia Cerdas. Oleh karena itu, pada tahun 2015 Pemerintah Kota Yogyakarta menerbitkan masterplan e-government yang tertuang dalam Peraturan Wali Kota Yogyakarta Nomor 15 Tahun 2015 tentang e-government. Peraturan tersebut dibuat untuk menjadi acuan bagi Kota Cerdas Yogyakarta. Salah satu hasil e-government di Kota Yogyakarta adalah aplikasi Jogja Smart Service. Salah satu menu dalam aplikasi tersebut adalah menu pengaduan. Menu tersebut berisi 802 pengaduan, dan dari pengaduan tersebut dipilih pengaduan penerangan jalan umum, sampah, pemantauan udara, air cerdas, dan listrik cerdas, yang akan dikonversi menjadi sistem cerdas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengimplementasikan kota cerdas di Kota Yogyakarta dengan membutuhkan komunikasi yang menghubungkan sistem cerdas di Kota Yogyakarta. Berdasarkan kasus tersebut, akan diselesaikan dengan komunikasi jarak jauh untuk konektivitas IoT, dalam hal ini adalah Sigfox. Dengan menggunakan sigfox, konektivitas IoT dapat meng-cover 1.825.117 demand untuk Yogyakarta Smart City. Hasil coverage by signal untuk Sigfox, didapatkan rata-rata sinyal terbaik yang dihasilkan adalah -59,29 dBm dengan standar deviasi 7,7. Kemudian coverage by SNR, didapatkan rata-rata sinyal terbaik yang dihasilkan adalah -83,31 dBm dengan standar deviasi 4,2
Analisis Perancangan Jaringan 5G New Radio Dengan Frekuensi 700 MHz di Kota Bandung Rahmawati, Putri; Lia Hafiza; Muhammad Adam Nugraha
Journal of Informatics and Communication Technology (JICT) Vol. 7 No. 1 (2025)
Publisher : PPM Telkom University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini berfokus pada analisis perancangan jaringan 5G New Radio (NR) dengan frekuensi low band 700 MHz di Kota Bandung. Perencanaan jaringan dilakukan dengan pendekatan analisis coverage untuk menentukan jumlah gNodeB yang diperlukan. Perhitungan meliputi link budget, penerapan model propagasi 3GPP 38.901 UMa (Urban Macro) dengan skenario Line of Sight (LOS), cell radius, dan coverage area per gNodeB. Simulasi menggunakan perangkat lunak Atoll dilakukan untuk memverifikasi perancangan, dengan pengukuran parameter SS-RSRP dan SS-SINR sebagai indikator performa jaringan. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa untuk mencakup seluruh wilayah Kota Bandung dengan luas 167,31 km², diperlukan 30 gNodeB untuk uplink dan 10 gNodeB untuk downlink. Hasil simulasi menunjukkan nilai SS-RSRP rata-rata -97,59 dBm dengan standar deviasi 12,35 dB dan nilai SS-SINR rata-rata 14,37 dB dengan standar deviasi 8,01 dB, keduanya memenuhi standar KPI untuk implementasi jaringan 5G. Kesimpulannya, perancangan jaringan 5G NR dengan frekuensi 700 MHz di Kota Bandung terbukti efisien dan layak diimplementasikan, dengan keunggulan jangkauan yang luas dan penetrasi bangunan yang baik, sesuai dengan karakteristik kota yang memiliki kepadatan bangunan tinggi dan topografi beragam.
Analisis Perancangan Jaringan 5G New Radio Dengan Frekuensi 700 MHz di Kota Bandung Rahmawati, Putri; Lia Hafiza; Muhammad Adam Nugraha
Journal of Informatics and Communication Technology (JICT) Vol. 7 No. 1 (2025)
Publisher : PPM Telkom University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini berfokus pada analisis perancangan jaringan 5G New Radio (NR) dengan frekuensi low band 700 MHz di Kota Bandung. Perencanaan jaringan dilakukan dengan pendekatan analisis coverage untuk menentukan jumlah gNodeB yang diperlukan. Perhitungan meliputi link budget, penerapan model propagasi 3GPP 38.901 UMa (Urban Macro) dengan skenario Line of Sight (LOS), cell radius, dan coverage area per gNodeB. Simulasi menggunakan perangkat lunak Atoll dilakukan untuk memverifikasi perancangan, dengan pengukuran parameter SS-RSRP dan SS-SINR sebagai indikator performa jaringan. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa untuk mencakup seluruh wilayah Kota Bandung dengan luas 167,31 km², diperlukan 30 gNodeB untuk uplink dan 10 gNodeB untuk downlink. Hasil simulasi menunjukkan nilai SS-RSRP rata-rata -97,59 dBm dengan standar deviasi 12,35 dB dan nilai SS-SINR rata-rata 14,37 dB dengan standar deviasi 8,01 dB, keduanya memenuhi standar KPI untuk implementasi jaringan 5G. Kesimpulannya, perancangan jaringan 5G NR dengan frekuensi 700 MHz di Kota Bandung terbukti efisien dan layak diimplementasikan, dengan keunggulan jangkauan yang luas dan penetrasi bangunan yang baik, sesuai dengan karakteristik kota yang memiliki kepadatan bangunan tinggi dan topografi beragam.