Claim Missing Document
Check
Articles

Found 80 Documents
Search
Journal : Department of Naval Architecture

Studi Perancangan Fish Processing Vessel dengan Bentuk Lambung Catamaran untuk Perairan Indonesia Ilham, Rizaldy; Zakki, Ahmad Fauzan; Chrismianto, Deddy
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 7, No 4 (2019): Oktober
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1177.39 KB)

Abstract

Ketimpangan rasio antara jumlah ketersediaan ikan dengan frekuensi penangkapan pada wilayah perairan dangkal kurang dari 12 mil laut berdampak pada menurunnya hasil tangkapan nelayan. Permasalahan tersebut muncul karena hampir 95% nelayan nasional menggunakan kapal ikan yang tidak bermesin ataupun kapal bermesin dibawah 30 gross tonnage (GT), dan menggunakan alat tangkap tradisional sehingga mengurangi lingkup eksplorasi serta kuantitas hasil tangkapan. Selain itu, penanganan hasil tangkapan yang tidak mengikuti prosedur yang benar, karena tidak tersedianya fasilitas cold storage pada kapal juga memperburuk kualitas tangkapan. Karena permasalahan tersebut maka di rancang Fish Processing Vessel yang memiliki fasilitas untuk bongkar muat dan pengelolaan hasil tangkapan ikan. Fish Processing Vessel dirancang dengan panjang LPP 85,90 m, LOA 94,70 m, lebar 25,60 m, sarat 5,74 m, dan kecepatan 17 knot.  Kapal ini dirancang untuk  perairan Indonesia dan juga dianalisa olah geraknya dengan acuan nilai RMS vertical acceleratioan at FP, pitching, rolling, MSI dan MII pada tinggi gelombang 1,25 m, 1,875 m dn 2,5 m pada sudut heading 0o, 45o, 90o,135o dan 180o. Pada tinjauan stabilitas dan olah gerak pada model kapal ini telah memenuhi kriteria yang telah ditentukan.
PENGARUH PENAMBAHAN FIN PADA RUDDER UNTUK MENGURANGI HAMBATAN KEMUDI KAPAL DENGAN METODE CFD (STUDI KASUS KAPAL KRISO CONTAINER SHIP) Rumapea, Marsaut Maurit; Chrismianto, Deddy; Manik, Parlindungan
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 4, No 2 (2016): April
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (942.102 KB)

Abstract

Pemodelan pada kemudi merupakan hal yang penting dilakukan untuk menciptakan kemudi dengan  hambatan yang kecil sehingga mampu mengurangi pemakaian Horse Power dengan akibat penghematan bahan bakar. Salah satu cara yang digunakan untuk mengurangi hambatan kemudi kapal adalah penambahan fin pada kemudi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai drag yang paling kecil untuk kemudi KCS. Variasi yang digunakan yaitu perbedaan jumlah fin yang digunakan pada rudder yaitu 1-3 fin dengan panjang chord fin sebesar 36 % dari panjang chord kemudi. Peneliti menggunakan software ansys CFX dengan menggunakan metode CFD dalam mencari nilai nilai yang dibutuhkan. Berdasarkan hasil analisa didapatkan nilai drag pada kemudi tanpa menggunakan fin sebesar 1305,3 kN, nilai drag untuk kemudi dengan 1 fin sebesar 1242,8 kN, nilai drag pada kemudi dengan 2 fin sebesar 473,6 kN dan nilai drag pada kemudi dengan 3 fin sebesar 849,9 kN. Kemudi dengan nilai drag paling rendah adalah kemudi dengan menggunakan 2 fin , dimana perubahan nilai dragnya sebesar 64 % dari nilai drag kemudi tanpa menggunakan fin, sehingga dengan hasil ini, kemudi dengan menggunakan 2 fin merupakan kemudi dengan nilai drag paling optimal dengan nilai drag sebesar 473,6 kN dan mempunyai nilai rasio L/D tertinggi yaitu sebesar 8,16.
Analisa Pengaruh Perancangan Penggelaran Pipa Oleh Kapal Terhadap Estimasi Durasi Proyek Pemasangan Pipa Penyalur Bawah Laut Andriyanto, Fajar; Mulyatno, Imam Pujo; Chrismianto, Deddy
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 8, No 2 (2020): April
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (686.5 KB)

Abstract

Variabel penting estimasi durasi proyek adalah schedule dan penggunaan alat. Penyebaran kapal merupakan pengunaan kapal – kapal dalam proyek lepas pantai dan implementasi penggunaan alat. Penerapan aktivitasnya tidak terdapat pada schedule proyek pemasangan pipa penyalur bawah laut PHE38P ke PPP milik PHE WMO, sehingga berpotensi terjadi kesalahan estimasi. Survey proyek oleh Project Management Institute (PMI) menunjukkan bahwa keberhasilan proyek hanya 51% dengan penyebab kurang akuratnya waktu pengerjaan sebesar 26%. Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh penggunaan kapal pada kegiatan penggelaran pipa terhadap estimasi durasi proyek. Pemecahan masalah dengan kalkulasi kemampuan kapal, merancang jadwal proyek, membandingkan estimasi dengan aktual, dan analisa produktivitas. Hasil didapatkan bahwa dengan kemampuan kapal awal mengalami penurunan produktivitas untuk alat dan pekerja sebesar 20.51% dan 3.13% dengan peningkatan durasi 31 hari ke 39 hari dan 31 hari ke 32 hari. Dikarenakan mengalami penurunan produktivitas, maka dilakukan analisa estimasi kemampuan kapal baru untuk peningkatan produktivitas dan didapat peningkatan sebesar 10.71% pada produktivitas alat dan pekerja, dengan penurunan durasi 31 hari ke 28 hari. Hasil tersebut membuktikan jika penerapan penyebaran kapal terutama kemampuan kapal pada proyek pemasangan pipa bawah laut memberikan pengaruh berupa perubahan durasi proyek. Selain itu, hasil juga memberikan pertimbangan beberapa aktivitas kerja yang akan berisiko memperlambat proyek.
Analisa Leading Edge Protuberances pada Fully Submerged Hydrofoil Terhadap Gaya Angkat dan Hambatan Kapal KH-017 Menggunakan Metode CFD Miftah, Muhammad Azizul; Chrismianto, Deddy; Budiarto, Untung
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 8, No 4 (2020): Oktober
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gas buang hasil pembakaran mesin kapal berperan dalam pemanasan global. Konversi energi fosil menjadi energi terbarukan sudah mulai diterapkan oleh banyak negara. Solarboat adalah salah satu upaya untuk mengurangi emisi sisa pembakaran mesin kapal. Untuk memperoleh efisiensi energi yang baik, solarboat perlu dimodifikasi dengan melakukan penambahan leading edge protuberances hydrofoil. Penggunaan leading edge protuberances hydrofoil terinspirasi dari sirip paus bungkuk (Megaptera novaengliae) yang mampu bermanuver dengan baik meskipun memiliki ukuran tubuh yang besar. Penelitian ini memiliki tujuan memperoleh nilai hambatan paling kecil dan gaya angkat paling besar dari setiap variasi model leading edge protuberances hydrofoil dengan konfigurasi tandem. Metode yang digunakan untuk analisis adalah Computational Fluid Dynamics (CFD) dengan menggunakan software Tdyn 14.1.01. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hambatan total terendah terdapat pada model 8M dengan angle of attack 3° yaitu sebesar 217,01 N atau mampu mengurangi hambatan hingga 28,52% di froude number 0,737. Model 4L memiliki lift force terbesar yaitu 3008,74 N atau 75,25% lebih besar dibandingkan nilai minimum lift pada froude number 0,921.
Aplikasi Metode Time Cost Trade Off Akibat Keterlambatan Bagian Mesin Pada Proyek Pembangunan Mooring Boat Milik PT. Pertamina Trans Kontinental Angelia, Christine; Mulyatno, Imam Pujo; Chrismianto, Deddy
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 9, No 3 (2021): Juli
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hal penting dalam pengerjaan proyek adalah waktu, biaya dan mutu proyek. Hal tersebut harus terpenuhi agar proyek dapat berjalan sesuai dengan yang telah direncanakan. Namun dalam pelaksanaannya tidak menutup kemungkinan terjadi keterlambatan akibat beberapa faktor. Proyek pembangunan mooring boat 11,3 DWT  milik PT. Pertamina Trans Kontinental diambil menjadi studi kasus karena dalam proyek ini terdapat keterlambatan. Untuk menanggulangi keterlambatan dilakukan perhitungan network planning yang dilanjutkan dengan analisa Time Cost Trade Off Method. Berdasarkan data serta analisa yang telah dilakukan pada pekerjaan machinery part yang berada pada jalur lintasan kritis utama didapatkan percepatan durasi selama 5 hari sehingga total durasi pengerjaan proyek keseluruhan menjadi 180 hari dari durasi normal 185 hari. Pada bagian machinery part dilakukan analisa Time Cost Trade Off Method pada 10 pekerjaan salah satunya pekerjaan Loading Main Engine yang didapatkan produktivitas harian normal sebesar 0,5 set/hari. Dengan penambahan durasi lembur selama 4 jam didapatkan koefisien penurunan produktivitas sebesar 0,6 sehingga produktivitas setelah penambahan jam lembur menjadi 0,65 set/hari sehingga terjadi percepatan durasi pengerjaan machinery part selama 5 hari dari durasi normal 59 hari menjadi durasi yang dipercepat 54 hari. Selain itu terdapat penambahan biaya sebesar 200% atau dua kali lipat dari biaya normal akibat penambahan biaya lembur.
Analisa Stabilitas Dan Olah Gerak Kapal Ikan Tradisional Kabupaten Rembang Tipe Alat Tangkap Cantrang Dengan Variasi Alat Tangkap Bottom Longline Hendri Firman; Deddy Chrismianto; Eko Sasmito Hadi
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 5, No 4 (2017): Oktober
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1254.824 KB)

Abstract

Cantrang merupakan alat tangkap perikanan yang termasuk kedalam alat tangkap Trawls, oleh sebab itu alat tangkap cantrang mulai dilarang penggunaannya di Indonesia. Untuk didaerah Rembang sendiri mayoritas nelayan menggunakan alat tangkap cantrang sebagai alat tangkapnya, dan ini merupakan masalah yang harus diatasi agar tetap terjaganya produksi perikanan di daerah Rembang. Untuk itu perlu dilakukan analisa stabilitas dan olah gerak kapal terhadap penggantian alat tangkap guna tetap terjaganya produksi perikanan didaerah Rembang. Penelitian ini dilakukan dengan beberapa langkah meliputi survey langsung dengan nelayan daerah Rembang untuk mendapatkan beberapa data dan mengolahnya di software Rhinoceros untuk mendapatkan model. Lalu model tersebut divalidasi agar sesuai dengan kapal sebenarnya setelah itu dapat dilakukan analisa stabilitas, olah gerak kapal dan perhitungan slamming dan deck wetness. Hasil dari penelitian ini menunjukan dengan penggantian alat tangkap cantrang dengan bottom longline stabilitas kapal memiliki titik G diatas titik M disegala kondisi dan masih sesuai dengan kriteria IMO. Olah gerak kapal untuk rolling memiliki nilai sebesar 4,09 deg pada sudut 90° baik pada kecepatan 0 maupun 8 knot. Untuk pitching pada kecepatan 0 knot sebesar 1,89 deg dan pada kecepatan 8 knot sebesar 1,61 deg dengan sudut masuk 0° (Following sea).
PENGARUH JARAK RUDDER DAN PROPELLER TERHADAP KEMAMPUAN THRUST MENGGUNAKAN METODE CFD (STUDI KASUS KAPAL KRISO CONTAINER SHIP) Hugo Digitec E. Sembiring; Deddy Chrismianto; Parlindungan Manik
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 4, No 1 (2016): JANUARI
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1171.918 KB)

Abstract

Aspek penting dalam perencanaan kapal adalah perencanaan sistem propulsi dan  kemampuan olah gerak kapal. Salah satu aspek dari sistem propulsi adalah perencanaan propeller, dan untuk meningkatkan kemampuan olah gerak kapal adalah dengan mengoptimalkan kinerja rudder. Salah satu cara yang digunakan untuk meningkatkan kinerja propeller dan rudder yaitu menganalisa pengaruh variasi posisi rudder dan propeller. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai koefisien thrust terbaik untuk propeller KCS dan nilai koefisien lift dan koefisien drag pada semi-balance rudder. Variasi jarak yang digunakan berdasarkan pada diameter propeller yaitu 54%D, 59%D,65%D,71%D,76%D. Peneliti menggunakan software ansys CFX dengan menggunakan metode CFD dalam mencari nilai nilai yang dibutuhkan. Untuk mengetahui nilai yang paling optimal dari range jarak 0-76%D peneliti menggunakan metode optimasi MOGA pada software ansys workbench. Berdasarkan hasil analisa, didapatkan bahwa nilai koefisien thurst terbaik terdapat pada jarak 54%D sebesar 0.507, pada jarak 59%D sebesar 0,476, pada jarak 65%D sebesar 0,424, pada jarak 71%D sebesar 0,403 dan pada jarak 76% sebesar 0,403. Dan dari hasil Optimasi Moga maka diketahui bahwa nilai Thrust yang optimal ada pada jarak 55,1% D yaitu dengan nilai koefisien  sebesar 0,573.  Sehingga dari hasil ini, jarak yang paling baik yang direkomendasikan yang memiliki gaya dorong terbaik adalah pada jarak 55,1%D dari kemudi.
Studi Perancangan dan Analisa Olah Gerak Kapal Rumah Sakit Tipe B Untuk Tanggap Bencana di Indonesia Wahyu Fajar Gemilang; Deddy Chrismianto; Ari Wibawa Budi Santosa
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 9, No 3 (2021): Juli
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pertemuan empat lempeng besar tektonik yaitu lempeng Benua Asia, Benua Australia, lempeng Samudera Hindia dan Samudera Pasifik dan status sebagai Negara kepulauan, Menjadikan Indonesia sebagai Negara dengan kategori sangat rawan terhadap bencana alam. Proses tanggap bencana dapat dimaksimalkan dengan menggunakan kapal yang dapat mengangkut fasilitas kesehatan layaknya rumah sakit pada umumnya. Penelitian ini bertujuan untuk merancang kapal rumah sakit tipe B untuk memaksimalkan proses tanggap bencana pada perairan Indonesia. Kapal rumah sakit dirancang dengan berbagai fasilitas untuk menunjang proses tanggap bencana dengan baik serta dirancang dengan panjang LOA 134,52 m, LPP 125 m, LWL 127,79 m, lebar 21 m, sarat 5,76 m, tinggi 14 m, Cb 0,58 dan kecepatan 18 knot. Analisa stabilitas kapal ini didasarkan dengan 6 kondisi muatan serta untuk analisa olah gerak dilakukan dengan melakukan evaluasi terhadap nilai RMS vertical acceleratioan at FP, pitching, rolling, MSI dan MII pada tinggi gelombang 1 m, 1,875 m dan 3 m dengan sudut heading 45°, 90°,135°, dan 90°. Tinjauan stabilitas dan olah gerak yang diakukan pada penelitian kapal rumah sakit ini telah memenuhi kriteria-kriteria yang telah ditentukan.
ANALISA PENGARUH VARIASI HULLFORM TERHADAP HAMBATAN TOTAL KAPAL SELAM DENGAN METODE COMPUTATIONAL FLUID DYNAMIC (CFD) Ajib Wahab Purwanto; Deddy Chrismianto; Eko Sasmito Hadi
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 2, No 4 (2014): Oktober
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (884.302 KB)

Abstract

Ukuran dan bentuk hullform kapal selam memegang peranan penting dalam menentukan performa hidrodinamika kapal selam khususnya dalam hal hambatan. Hambatan merupakan faktor penting yang perlu dipertimbangkan dalam perancangan sebuah kapal. Dalam membuat kapal selam dengan kriteria senyap diperlukan bentuk hullform yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan hullform kapal selam terbaik yang mempunyai performa hidrodinamis optimal yaitu mendapatkan hambatan total yang paling kecil sehingga memenuhi kriteria sangat senyap.Penelitian dilakukan dengan cara menganalisa dan menghitung hambatan total kapal menggunakan program computer berbasis CFD. CFD (Computational Fluid Dynamic) adalah ilmu yang mempelajari cara memprediksi aliran fluida, perpindahan panas, dan reaksi kimia dengan menyelesaikan persamaan matematika/numerik dinamika fluida. Berdasarkan hasil analisa dan perhitungan menggunakan CFD dari 8 model variasi hullform kapal selam didapatkan 4 model dengan hambatan total lebih kecil dari hambatan total model aslinya, yaitu model A, model F, model G dan model H. Nilai hambatan total paling kecil pada variasi kedalaman 0 meter dan 15 meter serta pada variasi kecepatan 5 knot, 10 knot dan 15 knot yaitu terdapat pada model H. Kesimpulannya, dari 8 model tersebut didapatkan bentuk hullform terbaik yang memiliki hambatan paling kecil yaitu model H.
Analisa 2nd Generation Intact Stability Criteria fenomena Parametric Rolling pada Kapal Tanker di Wilayah Perairan Indonesia Aldino Ihsan; Deddy Chrismianto; Ari Wibawa Budi Santosa
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 10, No 1 (2022): Januari
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

IS-Code 2008 dirancang dengan data penelitian yang berumur sudah lebih dari 50 tahun. Data kecelakaan terbaru menunjukkan banyaknya kelemahan rules tersebut, diantaranya tidak dapat mendeteksi fenomena kegagalan seperti parametric rolling. 2nd Generation Intact Stability criteria (SGISc) adalah rules baru yang tengah dikembangkan oleh IMO untuk menggantikan IS-Code 2008. Pada saat penulisan, SGISc bersifat disarankan untuk digunakan, untuk memperoleh data pendukung selama proses finalisasi oleh IMO. Data penelitian yang mengaplikasikan rules ini di perairan Indonesia masih sangat minim, sedangkan untuk penelitian diluar Indonesia sudah banyak. Sehingga pada tugas akhir ini penulis bertujuan untuk menerapkan aturan baru tersebut pada kapal yang berada di perairan Indonesia, lebih tepatnya pada kapal tanker 6500 LTDW dan 17500 LTDW. Berdasarkan penelitian, kedua kapal lolos untuk level 1 dengan nilai ∆GM/GM < 0,17 untuk kedua kapal. Pada level 2, kedua kapal memenuhi kriteria dimana nilai 1st check C1 dan second check C2 < 0.06, ini terjadi pada semua kondisi permuatan. Level 2 merupakan penentu akhir dari SGISc fenomena parametric rolling. Apabila kapal memenuhi kriteria level 2 ini, maka kapal dianggap tidak rentan terhadap fenomena kegagalan parametric rolling.
Co-Authors A.F. Zakki Abi Dimas Alfian, Abi Dimas Ahmad Fauzan Zakki Ainul Fadlilah Airlangga Herbowo Ajib Wahab Purwanto Al Muhshi, Hassan Alam Fajar Ramadhany Aldino Ihsan Alfian Tri Eka Kurniawan Alfian, Wahyu Alfonso Nababan Alvianto, Jodhy Irsyad Ananda Ragil Prakarsa Andi Satriawan Lubis, Andi Satriawan Andi Trimulyono Andreas Parulian Sidabalok Andriyanto, Fajar Angelia, Christine Ari Wibawa Budi Santosa Azhabul Hayatul Fajar Bagus Prasetio Bayu Wisnu Sasongko, Bayu Wisnu Berlian Arswendo Adietya Budi Setyawan Chairul Rizaldy Citra Eka Febrian Dama Nisphal Azis Daviensya Giovancha Anabel Malingkas Dede Nugraha Sentosa HS Dewi, Intan Koamala Dian Purnama Putra Dimas Bagus Darmawan Dirga Nur Agnesa Dwi Satria Fajar Eko Sasmito Hadi Eny Fuskhah Eny Puskhah Fachrurrozi Setiawan Fahmi Fernando Yuliansyah Fajar Aldi Prasetio Fatchul Falah Azmi Febrian Wahyu Wijaya Firdhaus, Ahmad Gagah Prayogo Wibowo Gigih Niagara Gilang Bayu Pangestu Good Rindo Harno, Harno Hasan Mustofa Amirudin, Hasan Mustofa Hendra Gunawan Saputra Hendri Firman Hugo Digitec E. Sembiring I Gede Bayu Pradnya Subagia Iim Tedy Fatwa, Iim Tedy Ilham, Rizaldy Imam Pujo Mulyatno Indro Sumantri Insanu Abdilla Cendikia Abar Iqbal Habib Jefri Harumbinang Jokosiworo, Sarjito Kenna Sani Saefuddin Khoirul Ramadhan Kiryanto Kiryanto Kiryanto Kiryanto Kiryanto Kiryanto Kiryanto Kiryanto Kusuma, Muhammad Rizki Darmawan Adi Lily Muzdalifah M. Nurul Hidayat Maria Fatima Marsaut Maurit Rumapea, Marsaut Maurit Meri Nugraha Michael Enrico Miftah, Muhammad Azizul Moh Nurdin Septiantono R Moh. Hasan Sidiq Mohammad Fiqran Dzikhriansyah Setiawan Mohammad Ganesha Husada Muhammad Iqbal Muhammad Iqbal Muhammad Iqbal Muhammad Iqbal Muhammad Julnanda Serpa Muhammad Raditya Daniswara Niko Bayu Prasetyo nur khakiki Nurhali Nurhali Parlindungan Manik Parlindungan Manik Parlindungan Manik Parlindungan Manik Praditya Utomo Puskhah, Eny Puskhah, Eny Putra Bangkit Setya Budi, Putra Bangkit Setya Putra Bangkit Setyabudi, Putra Bangkit Putra, Rico Ade Putranda Firman Prayoga Rahmat Nurhadi Rausyan Fikri Regita Berlian Agustian Resha Buddy Prakoso Rizaldo, M. Fikry Rochman Ikhsan Pamuji Roni Prasetyo, Roni Sarjito Jokosisworo Sarjito Jokosiworo Sheila Ayu Kirana Prabani Sukanto Jatmiko Syahab, Husein Tindaon, Aldy Sabat Tubagus Bintang Ramadhan Tuswan Tuswan Untung Budiarto Wahif Indramana Wahyu Adi Nugraha Wahyu Fajar Gemilang Widyadhana, Bagas Dhira Wilma Amiruddin Wulan Pinkan Yusup Sobirin Zaenal Abidin